Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASAS-ASAS PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun Oleh:
1. Annisa Fitri Pertiwi
2. Nikmatul Hidayah Lubis
3. Putriani
Dosen Pengampu : Dr. Tamin Ritonga, M.Pd

PROGRAM STUDI: KUR. DASAR MENENGAH


FAKULTAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul ”Asas-asas Kurikulum” sebagai salah satu tugas
kelompok mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan begitu banyak
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada siapa saja yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala
bentuk belajar mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Namun makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
saya mengharap kritik dan sarannya yang akan menjadikan makalah ini lebih baik.

Padangsidimpuan, September 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum........................................................................................ 3
B. Asas-Asas Kurikulum...................................................................... 4
1. Asas Religius.............................................................................. 5
2. Asas Filosofis............................................................................. 5
3. Asas Psikologi............................................................................ 9
4. Asas Sosiologis (Sosial Budaya)................................................ 10
5. Asas Organisatoris..................................................................... 10
6. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknoogi....................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mengapa kurikulum berkembang ? marilah kita lihat berbagai dasar yang
menyebabkan kurikulum berkembang. Mengapa kurikulum sekolah Indonesia
selalu berubah dalam kurun waktu yang singkat ? jawabannya secara singkat
dapat dipaparkan sebagai berikut :
Kurikulum didasari atas :
1. Asas religius yang berkaitan dengan nilai-nilai ilahiyah
2. Asas filosofis bangsa sendiri yaitu filsafat Pancasila.
3. Asas psikologi anak Indonesia sendiri
4. Asas sosiologis atau keadaan bangsa Indonesia sendiri
5. Asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan
pelajaran yang disajikan.
6. Asas perkembangan IPTEK di dunia
Dengan Asas religius ini diharapkan peserta didik mampu memiliki
keimanan yang kuat dan mempunyai ajaran agama yang kuat pula.
Filsafat Pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia masih merupakan
bahan yang ideal. Artinya sasarannya masih perlu juklak dan juknis yang mudah
dimengerti oleh bangsa Indonesia. Selam tujuan itu masih abstrak bagi yang akan
mencapai sudah barang tentu sulit untuk menghayati. Pendidikan Pancasila di
sekolah sebagian besar masih bersifat pengajaran yang sifatnya kognitif yang
hanya untuk konsumsi otak saja. Padahal harapan kita pendidikan Pancasila akan
menjiwai yang kemudian akan membentuk watak kepribadian bangsa.
Perkembangan psikologis anak Indonesia belum banyak diteliti oleh
bangsa Indonesia sendiri secara tuntas. Hal ini disebabkan banyaknya suku bangsa
Indonesia yang satu dengan yang lain mempunyai berbagai ciri khas. Pada
dasarnya psikologis anak inilah yang nantinya akan dijadikan dasar-dasar
pembelajaran sesuai yang diaharapkan oleh kurikuum yang berlaku.

1
2

Kurikulum hendaknya memperhatikan keadaan lingkungan, baik


lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik. Di Indonesia lingkungan fisik
ditandai bahwa warga Indonesia terdiri atas berbagai keadaan baik yang daerah
urban, rural, semi urban maupun semi rural yang tersebar di beribu-ribu pulau.
Sedangkan linkungan non fisik berupa berbagai macam suku, ras, bahasa, agama,
disamping berbagai lapangan hidup yang sangant heterogen. Seberapa sulit bagi
penyusun kurikulum untuk mengadaptasi lingkungan setempat yang bermacam-
macam. Oleh karena itu agar kurikulum berdasar keadaan sekitar, lahirlah
kurikulum muatan lokal yang dasarnya pada keadaan lingkungan setempat.
Asas Organisatoris berkenaan dengan masalah dalam bentuk bagaimana
bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang
terpisah-pisah atau diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan,
misalnya dalam bentuk bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain.
Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di Indonesia
secara jujur diakui masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara maju
yang lainnya. Oleh karena itu, bahan-bahan yang berupa IPTEKS yang
dicantumkan dalam kurikulum di Indonesia masih selalu dikejar.
Demikianlah gambaran umum enam dasar kurikulum yang harus dijadikan
landasan untuk mengembangkan kurikulum, selanjutnya akan dibahas lebih lanjut
dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kurikulum?
2. Apa saja asas-asas kurikulum?
3. Bagaimana penjelasan tentang asas-asas kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kurikulum.
2. Mengetahui asas-asas kurikulum.
3. Mengetahui penjelasan mengenai asas-asas kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum
Istilah kurikulum sangat identik dalm dunia pendidikan kurang lebih satu
abad yang lalu. Istilah kurikulum belumada dalam kamus Webster tahun 1812,
baru timbul untuk pertama kalinya dalam kamus sekitar tahun 1856 M
Istilah kurikulum untuk pertama kalinya dipergunakan dalam bidang
olahraga. Secara etimologis “curriculum” yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
“curir” yang bermakna “pelari” dan “curere” yang bermakna “tempat berpacu”.
Jadi istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno mengandung arti sebagai jarak
yang harus dicapai/ditempuh oleh pelari dari garis awal sampai garis akhir.
Pada sekitar tahun 1855, istilah kurikulum baru dipakai dalam bidang
pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi.
Dalam kamus Webster, kurikulum diartikaan dalam dua macam, yaitu:
a. Sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari murid di sekolah atau di
Perguruan Tinggi untuk memperoleh Ijazah.
b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan.
Sedangkan dalam bidang klasik, kurikulum disebut sebagai
rencana pembelajaran di suatu lembaga pendidikan. Pelajaran-pelajaran
serta materi pa yang harus ditempuh di sekolah itulah yang disebut dengan
kurikulum.
Namun, apabila ditelusuri lebih jauh, kurikulum mempunyai
banyak arti, yaitu: 1) sebagai rencana dalam sebagai kegiatan atau proses
pembelajaran, 2) sebagai rencana belajar untuk murid, 3) sebagai
pengaaman belajar yang diperoleh oleh murid dari sekolah.
Berdasarkan pengertian diatas, kurikulum dapat diartikan sebagai
suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu
sekolah yang

3
4

harus dilaksanakan setiap tahunnya. Pengertian kurikulum seperti uraian diatas


termasuk pengertian menurut pandangan lama, sempit, kuno atau tradisional.
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang seirama dengan
perkembangan zaman dan perkembangan berbagai hal yang harus dipikul
dan menjadi tugas dari lembaga pendidikan.
Sedangkan dalam pandangan modern, definisi kurikulum lebih
dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam
proses pendidikan.
Dalam pandangan kebijakan pendidikan Nasional, pengertian
kurikulm dapat dilihat pada Undang-undang No. 20 tahun 2003
(SISDIKNAS) pasal 1 ayat 9, yang berbunyai “seperangkat rencana dan
pngaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. Asas-Asas Kurikulum
Mengembangkan kurikulum bukan suatu yang mudah dan
sederhana, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Dalam
pengembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Apapun jenis
kurikulumnya, pasti memerlukan asas-asas yang harus dipegang sebagai
pedoman. Asas-asas tersebut cukup kompleksdan sering kali terdapat hal-
hal yang bertentangan sehingga perlu diseleksi terlebih dahulu.
Perkembangan kurikulum didasari atas beberapa asas, antara lain
sebagai berikut:
1. Asas Religius
2. Asas Filosofis
3. Asas Psikologis
4. Asas Sosiologis
5. Asas Organisatoris
6. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
5

Asas-asas kurikulum tersebut untuk lebih rinci dan jelasnya akan


dijabarkan pada bagian berikut ini:

1. Asas Religius
Menurut pendapat Muhammad At-Thoumy As-Syaibany (1979
M), salah satu asas kurikulum adalah Religius/Agama. Kurikulum yang
akan dikembangkan dan diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah.
Diharapkan dengan adanya dasart ini kurikulum dapat membimbing
peserta didik dalam membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran
agama, berakhlaqul karimah serta melengkapinya dengan ilmu
pengetahuan yang kelak bermanfaat di dunia dan akhirat.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Sesungguhnya
Aku (Allah) telah meninggalkan untuk kamu, yang jikan kamu bertegang
teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu
kitabullah dan sunnah Nabi”. (HR. Hakim).
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokrasi seta bertanggung jawab.
Untuk mengembangkan diri pesrta didik yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia, maka
pastinya memerlukan asumsi-asumsi religius. Asas Religius merupakan
asumsi-asumsi religius yang bersumber dan berpedoman pada ajaran
agama, yang dijadian titik tolak dan berpikir tentang melakuakan
pengembangan dan implementasi kurikulum. Asas Religius merupakan
prinsip yang ditetapkan yang berdasarkan nilai-nilai Ilahi yang tertuang
dalam kitab suci yang berisi nilai-nilai kebenaran yang universal, abadi
dan bersifat futuristik.
2. Asas Filosofis
6

Falsafah dalam arti sebenarnya adalah cinta akan kebenaran, yang


merupakan rangkaian dari dua makna, yaitu philein (cinta) dan shopia
(kebajikan). Sedangkan dalam pandangan modern, filsafat diartikan
sebagai keilmuan yang berusaha memahami semua hal yang muncul dari
keseluruhan lingkup pengalaman manusia.

Asas filosofis dalam penyusunan kurikuum berarti bahwa dalam


menyusun kurikuum hendaknya berdasar serta terarah pada falsafah yang
dianut. Dalam hal ini, prinsip-prinsip ajaran filsafat yang dianut oleh suatu
bangsa seperti halnya pancasila, kapitalism, sosialism, fasism, komunism,
dan lain sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafat dalam arti produk
atau sebagai pandangan hidup dan falsafah dalam arti praktis.
Asas filosofis berhubungan dengan filsafat dan tujuan pendidikan
berkenaan dengan siste nilai. Yang dimaksud dengan sistem nilai disini
merupakan pandangan seseorang tentang sesuatu terutama berkenaan
dengan arti kehidupan. Pandangan ini lahir dari suatu kajian masalah,
norma-norma agama dan sosial yang dianut. Perbedaan pandangan dapat
mengakibatkan timbulnya perbedaan dan pedidikan yang diberikan kepada
siswa.
Dalam hal pengembangn kurikulum, filsafah menjawab hal-hal
yang mendasar bagi pengembangan kurikulum, antara lain kemana peserta
didik akan dibawa atau diarahkan? Apa hakikat pengetahuan yang akan
diajarkan kepada peserta didik? Dan bagaimana pendidikan harus
dijalankan atau dilaksanakan?.
Demikian mendasarnya pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh filsafat yang menandakan kedudukannya yang begitu mendasardalam
hal pendidikan filsafat memiliki empat fungsi antara lain:
a. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan
b. Filsafat dapat menentukan isi atau materi pembelajaran yang akan
diberikan dan dipelajari.
c. Filsafat dapat menentukam strategi atau cara pencapaian tujuan.
7

d. Filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan sesuatu proses


pendidikan.
Pandangan hidup bangsa Indonesia adlah Pancasila. Dengan
demikian segal kegiatan yang dilakukan baik oleh lembaga maupun oleh
perorangan harapannya tidak bertentangan dengan asas pancasila yang
menjadi falsafat bangsa, termasuk dalam kegiatan penyusunan kurikulum.
Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia, yang menjadi
pedoman adalah filsafat pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan
dijadikan dasar dan arah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.
Filsafat pendidikan Indonesia adalah Pancasila. Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan
pendidikan adalah suatau yang dicita-citakan yang memakan waktu sangat
panjang untuk merealisasikannya. Oleh karena itu tujuan pendidikan
dibagi kadalam tiga tahapan, yaitu:
a. Dalam jangka panjang yaitu tujuan pendidikan Nasional.
b. Tujuan jngka menengah yaitu tujusn institusional.
c. Tujuan jangka pendek yaitu tujuan instruksional.
Para pengembang kurikulum harus mempunyai fisafat yang jelas
tentang apa yang akan dijunjung tinggi. Filsafat yang kabur atau semu
akan menimbulkan kurikulum yang tidak menentu arahnya. Terdapat
berbagai aliran filsafat, masing-masing dengan dasar tersendiri. Berikut ini
adalah aliran-aliran utama dalam filsafat:
a. Aliran Perennialisme
Aliran ini bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual
peserta didik melalui pengetahuan yang “abadi, universal, dan absolut”
atau “perennial” yang ditemukan dan diciptakan oleh para pemikir unggul
sepanjang masa, yang dihimpun dalam “The Great Books” atau “Buku
Agung”. Ebenaran dalam buku tersebut bertahan dan berpegang teguh
terhadap segala perubahan zaman.
8

Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri atas beberapa


subjek atau mata pelajaran yang terpisahsebagai disiplin ilmu dengan
menlak penggabungan seperti IPA dan IPS.
b. Aliran Idealisme
Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari “Atas”
dari dunia supranatural dari Tuhan. Boleh dikatakan hampir semua agama
menganut filsafat idealisme. Filsafat ini umumnya di terapkan di sekolah
yang berorientasi religius. Semua peserta didik di haruskan mengikuti
pelajaran agama, menghadiri khotbah dan membaca kitab suci. Biasanya
disiplin ini termasuk ketat.
c. Aliran Realisme
Filsafat realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui
pengamatan dan penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam.
Sekolah yang beraliran realisme mengutamakan pengetahuan yang sudah
mutlak sebagai hasil penelitian ilmiah yang dituangkan secara sistematis
dalam berbagai macam disiplin ilmu atau mata pelajaran. Maka
pelaksanaannya disekolah akan di mulai dengan teori-teori dan prinsip-
prinsip yang fundamental, kemudian dilanjut praktik dan aplikasinya.
d. Aliran Pragmatisme
Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atau utiliarianisme
dan beranggapan bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdasarkan
pengalamannya. Dalam pandangan aliran ini, tugas guru bukan mengajar
dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan memberi kesempatan
kepada anak untuk melalukan berbagai kegiatan guna memecahkan
masalah, atas dasar kepercayaan bahwa belajar itu hanya dapat dilakukan
oleh anak sendiri. Dalam perencanaan kurikulum, orang tua dan
masyarakat sering dilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber
pendidikan formal dengan sumber sosial, poloitik dan ekonomi, guna
memperbaiki ekonomi kondisi hidup manusia.
e. Aliran Eksistensialisme
9

Pandangan filsafat aliran ini mengutamakan individu sebagai


faktor dalam menentukan apa yang baik dan benar. Sekolah yang
berdasarkan aliran ini, mendidik anak didiknya agar ia menentukan pilihan
dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Peserta didik
bebas berpikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggung
jawab.
Oleh karena itu, kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat
pendidikan, karena filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-
cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, akan
dibawa kemana pendidikan peserta didik. Pancasila sebagai filsafat bangsa
Indonesia merupakan sistem nilai yang menjadi pedoman hidup bangsa,
karena itu merupakan tujuan dan arah dari segala usaha sadar berbagai
jenjang atau tingkatan dan jenis satuan pendidikan adalah
mengembangkan dan membina manusia yang pancasialis.
Dengan demikian, isi kurikulum yang dibuat haruslah memuat dan mencerminkan
nilai-nilai pancasila. Pancasila harus menjadi bingkai bagi pengembangan empat
domain tujuan pendidikan meliputi kognisi, afeksi, konasi dan psikomotor.
3. Asas Psikologi

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang


berkaitan dengan setiap proses perubahan perilaku peserta didik. Dengan
adanya kurikulum diharapkan mampu mengembangkan perilaku baru,
yaitu berupa kemampuan atau kompetensi actual dan potensial dari setiap
diri peserta didik, serta kemampuan dan keterampilan-keterampilan baru
yang dimiliki dapat dikembangkan.
Psikologi merupakan salah satu asas kurikulum yang perlu
dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum. Hal tersebut
dikarenakan kedudukan kurikulum dalam proses pendidikan memegang
peranan yang sentral. Asas psikologis berkaitan dengan perilaku manusia.
Sehubungan dengan pengembangan kurikulum serta pembelajaran
perilaku manusia. Menjadi landasan yang berkaitan erat dengan psikologi
belajar dan psikologi perkembangan anak.
10

Kontribusi Psikologi terhadap kurikulum memiliki dua bentuk.


Pertama, tipe konseptual dan informasi yang akan membangun dalam
perencanaan pendidikan, yang kedua, berisi tentang berbagai metodologi
yang dapat diadaptasi untuk penelitian pendidikan.
4. Asas Sosiologis (Sosial Budaya)
Asas sosial budaya berkatan dengan penyampaian kebudayaan
proses sosialisasi individu, dan rekonstruksi masyarakat. Bentuk-bentuk
kebudayaan mana yang patut disampaikan dan kearah mana proses
sosialisasi tersebut ingin direkonstruksi sesuai dengan tuntunan
masyarakat.
Masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus
dikenal dan diwujudan oleh pesreta didik dalam bentuk perilakunya.
Karena peserta didik pada saatnya aan hidup membaur dengan masyarakat,
maka masyarakat harus dijadikan suatu faktor yang harus dipertimbangkan
dlam pembinaan dan pengembangan kurikulum.
Asas sosial budaya digunakan dalam mengembangkan kurikulum
bai tingat nasional maupun bagi guru-guru dalam melakuan
pengembangan kurikulum, bahkan dalam menghadapi proses
pembelajaran di kelas.
5. Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi dan pendekatan dalam
kurikulum. Studi tentang kurikulum sering kali mempertanyakan tentang
jenis organisasi ataupun pendekatan apa yang dipergunakan dalam
pembahasan dan dalam penyusunan kurikulum. Dilihat dari organisasinya,
ada tiga tipe bentu kurikulum, antara lain:
a. Kurikulum Subject Matter atau Sepparated Subject.
Organisasi ini bertitik tolak pada mata pelajaran atau disebut juga
pendekatan mta pelajaran, seperti geografi, sejarah, ekonomi, kimia,
biologi, dan lain sebagainya. Setiap mata pelajarn masing-masing
berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu dan terlepas satu sama lain.
11

Itulah sebabnya pola kurikulumnya merupakan kurikulum yang


terpisah-pisah.
b. kurikulumKorelasi
Yang dimaksud kurikulum korelasi adalah menghubungkan mata
pelajaran yang sejenis atau mata pelajaran yang memiliki kesamaan
ciri-ciri menjadi satu bidang studi (broard field). Contoh mata pelajarn
Biologi, Kimia, Fisika, Astronomi dipadukan atau dikorelasikan
menjadi bidang studi IPA.
c. Kurikulum Integrasi (Terpadu)
Dalam bentuk kurikulum ini, tidak mengenal mata pelajaran atau
bidang studi, artinya mata pelajaran dan semua bidang studi
terintegrasikan dlam bentuk masalah atau unit. Batas-bats antara semua
mata pelajaran dan bidang studi tidaklah kelihatan. Jadi semua mata
pelajaran telah menjadi satu kesatuan yang utuh.
6. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kurikulum tidak boleh meninggalakan kemajuan teknologi
pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan memicu
naiknya tingkat efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar yang
selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam memilih bahan materi
pembelajaran dan cara penyampaiannya.
Perkembangan dalam bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi teah sukses mengubah
tatanan kehidupan manusia. Maka dari itu, urikulum seharusnya dapat
mengakomodasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia.
Maka penting dalam kegiatan pembelajaran, pendidik
membutuhkan dukungan dari penggunaan teknologi, seperti televisi,
komputer, internet, dsb. Penggunaan alat dan media tersebut sangat
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan. Mengingat
hal tersebut pendidikan merupakan upaya menyiapkan peserta didik dalam
menghadapi masa depan dan arus perubahan masyarakat yang semakin
12

pesat dan termasuk didalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan tenologi.


Maka ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk dalam asas kurikulum
karena secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum
yang didalamnya mencakup isi kurikulum, penggunaan strategi, metode
dan media pembelajaran serta penggunaan sistem evaluasi. Dan secara
tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta
didiknya agar mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Istilah kurikulum untuk pertama kalinya dipergunakan dalam bidang
olahraga. Secara etimologis “curriculum” yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
“curir” yang bermakna “pelari” dan “curere” yang bermakna “tempat berpacu”.
Jadi istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno mengandung arti sebagai jarak
yang harus dicapai/ditempuh oleh pelari dari garis awal sampai garis akhir.
Sedangkan dalam bidang pendidikan, kurikulum dapat diartikan sebagai suatu
bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang
harus dilaksanakan setiap tahunnya.
Mengembangkan kurikulum bukan suatu yang mudah dan sederhana,
karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Dalam pengembangan kurikulum,
banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mengambil
keputusan.
Perkembangan kurikulum didasari atas beberapa asas, antara lain sebagai
berikut:
a. Asas Religius
b. Asas Filosofis
c. Asas Psikologis
d. Asas Sosiologis
e. Asas Organisatoris
f. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan
orang yang mendengarkannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, maka dari itu kamu akan menerima
kritikan-kritikan atau saran-saran para pembaca maupun pendengar demi
kesempurnaan makalah kami ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2004 Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka


Cipta.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT.
Rosda Karya.
Idi, Abdullah. Tt. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.
Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Nasution, S. 2011. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai