Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JURNAL REVIEW

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:

Dwi Septi Anjas Wulan, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 : Shaerleen Naviry Br Kembaren (4223311010)

: Petra A.B Sinaga (4223311002)

: Jhonatan Manalu (4223311020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga
penyusunan dan penulisan makalah ini dapat selesai dengan lancar dan tepat waktu. Terima
kasihsaya ucapkan kepada ibu Dwi Septi Anjas Wulan, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah psikologi pendidikan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah critical jurnal review ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah psikologi pendidikan Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk mengembangkan budaya membaca, kemampuan berpikir sistematis dan kritis terhadap
masa hadapan, kemampuan mengekspresikan pendapat dalam memandang suatu jurnal yang
akan direview, kemampuan berfikir logis, kemampuan menulis karya ilmiah, dan kemampuan
menyampaikan, menggunakan dan mengaplikasikan ilmu mereview untuk menjadi suatu sistem
yang terdapat dalam pengembangan keilmuannya

Kami selaku penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada ibu dosen pengampu
mata kuliah psikologi pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam
penyusunan makalah ini serta saya penyusun juga menyadari masih ada kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini dan masih jauh dari kesempurnaan,.Saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah pengetahuan juga
diterapkan nya segala sistematis yang baik yang terdapat didalam susunan materi ini,juga saya
harapkan saran yang membangaun dari para pembaca. kiranya demikian yang dapat kami
sampaikan kami ucapkan terimakasih dan maaf akan kekurangan juga kesalahan kami.

Medan, 23 Maret 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................

1.2 Tujuan ..........................................................................................................

1.3 Manfaat ........................................................................................................

1.4 Identitas Jurnal Utama ................................................................................

1.5 Identitas Jurnal Pembanding ......................................................................

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL............................................................................

2.1 Ringkasan Jurnal Utama .............................................................................

2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding ...................................................................

BAB III PEMBAHASAAN ...........................................................................................

3.1 kelebihan dan kekurangan Jurnal Utama ..................................................

3.2 kelebihan dan kekurangan Jurnal Pembanding.........................................

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................

4.2 Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi diartikan sebagai studi ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dan tingkah
laku manusia. Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan pengaruh dalam
kegiatan pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan
memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku anak didik. Keadaan sistem pembelajaran,
cara mengajar, dan anak didik di setiap daerah tidaklah sama.
Kebiasaan anak didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan
terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan muncul untuk memberikan perbaikan pada
dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar, layanan konseling
dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas anak didik yang lebih baik.
pada dasarnya, psikologi itu menyentuh banyak bidang kehidupan dan organisme, baik
manusia maupun hewan. Namun, meskipun demikian, secara lebih spesifik psikologi sering
dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Psikologi beserta sub-sub ilmunya, pada
dasarnya mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. Misalnya hubungan psikologi
dengan sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu komunikasi, biologi, ilmu alam, filsafat, dan
ilmu pendidikan. Hubungan ini biasanya bersifat timbal balik.
Salah satu contohnya adalah hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan, sehingga
lahirlah namanya psikologi pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
memanusiakan manusia. Artinya, ditujukan untuk membentuk sikap dan mental peserta didik
ke arah yang lebih baik. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003,
bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pskologi sangat diperlukan dalam mengembangkan
potensi diri peserta didik.
1.2 Tujuan

1. Mengetahui tentang isi jurnal yang telah diresensi

2. Mengetahui hal-hal yang mencakup tentang Konsep Psikologi Pendidikan

3. Menyelesakan tugas critical jurnal riview


4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pada jurnal yang diresensi
5. Memahami lebih dalam pengertian dan teori mengenai psikologi pendidikan
6. Menambah wawasan mengenai psikologi pendidikan dari meresensi jurnal.

1.3 Manfaat

1. Bisa memahami lebih dalam konsep psikologi pendidikan


2. Mampu menerapkan psikologi pendidikan kelak dilapangan pekerjaan dan
masyarakaat
3. Menjadi paham aktif mengenai penting nya psikologi pendidikan dalam
kehidupan
4. Dapat mengasah kemampuan merivew jurnal untuk kedepannya
5. Mengerti mengenai mater jurnal dan biisa membahas kelebihan dan kekurangan
jurnal tersebut
6. Memberikan wawasan baru dan ilmu bermanfaat untuk memahami psikologi
pendidikan

1.4 Identitas Jurnal Utama

Judul Artikel Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar

Nama Jurnal Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling

Edisi terbit -
Pengarang artikel Muhammad icshan, S.pd. I, M. Ag
Penerbit Muhammad icshan
Tahun terbit 2016
Nomor ISSN/ISSUE 2460-4917/ Vol 2, No 1 (2016)
Alamat situs https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=jurna
l+konsep+psikologi+pendidikan&oq=#d=gs_qabs&t=16798322756
17&u=%23p%3D9Of_JCFZ_ZgJ

1.5 Identitas Jurnal Pembimbing

Judul Artikel Hakekat Dan Konsep Dasar Psikologi Pendidikan, Belajar Dan
PembelajaranSerta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Nama Jurnal Jurnal Al-Taujih:Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islam

Edisi terbit -
Pengarang artikel Rasel Tas’adi
Penerbit UIN Imam Bonjol Padang
Tahun terbit 2019
Nomor ISSN/ ISSUE -/ Vol 5, No 1 (2019)
Alamat situs https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hake
kat+dan+konsep+dasar+psikologi+pemdidikan+dan+pembelajaran
&btnG=#d=gs_qabs&t=1679832879689&u=%23p%3DrH6fDYpIg
qkJ
BAB II

Ringkasan Isi Jurnal

2.1 Ringkasan Isi Jurnal Utama

A. Pendahuluan

Manusia sebagai komunitas yang memiliki akal dan jiwa dapat menerima ilmu dari
proses interaksi yang dilakukan dengan lingkungannya. Dari ilmu yang diperoleh, manusia dapat
mengajari dirinya dan juga dapat mengajarkannya kepada orang lain. Banyak kita temukan
orang-orang yang bisa mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain karena mereka
pada awalnya belajar dari orang yang mengajarkan mereka. Artinya mereka diajarkan ilmu
bagaimana mengajar yang baik. Namun tidak sedikit pula orang-orang yang mampu mengajar
orang lain tanpa belajar ilmu mengajar dari guru mereka. Hal ini karena pada mereka terdapat
seni mengajar yang telah dimiliki tanpa proses belajar.

Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari psikologi dan merupakan ilmu
pengetahuann yang berbicara tentang tingkah laku manusia dalam proses belajar-mengajar
memiliki hubungan yang erat dengan ilmu mengajar. Di mana dalam proses mengajar, para
pendidik dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang materi yang diajarkan, dan
juga menguasai berbagai metode dalam penyampaian agar apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan mudah dipahami oleh anak didik. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ilmu jiwa
pendidikan (psikologi pendidikan) juga merupakan suatu tuntutan bagi orang-orang yang
bergelut dalam dunia pendidikan.

B. Pembahasan

A) Pengertian Psikologi dan Pendidikan

1. Psikologi

Kata psikologi berasal dari bahasa inggris psychology yang dalam istilah lama disebut ilmu
jiwa. Kata pychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani),
yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiyah psikologi
memang berarti ilmu jiwa.
Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuan dan para filosof sebagaimana disebutkan
oleh Reber untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku
aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang paling modern. Namun ternyata
tidak cocok, lantaran menurut para ilmuan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu
yang berada diluar kaidah keilmuan dan etika falsafi. Kaidah saintifik dan patokan etika filosofis
ini tak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi.

Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879 M, psikologi memiliki akar-
akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga kini (sekarang) masih tampak
pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan
terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat, psikologi berperan serta
dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan
pengetahuan.Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam
defenisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti:

1) Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life);
2) Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind);
3) Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior); dan lain- lain
defenisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefenisikannya.

2. Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran
“kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini awalnya
berasal dari bahasa Yuanani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang
berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan
dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan.

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas, pendidikan ialah
seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan prilaku- prilaku manusia, juga
proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.

B) Psikologi Pendidikan dan Mengajar

1. Psikologi Pendidikan

Ada banyak defenisi yang diutarakan para ahli terkait psikologi pendidikan, bahkan psikologi
pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu sendiri. Di
antara salah seorang ahli yang menganggap psikologi pendidikan sebagai subdisiplin psikologi
terapan adalah Arthur S. Reber (1988, seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College,
University of New York City). Dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah
subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna
dalam hal-hal sebagai berikut: (1) Penerapan prinsip- prinsip belajar dalam kelas, (2)
Pengembangan dan pembaharuan kurikulum, (3) Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan,
(4)Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif, (5) Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi (atau boleh juga disebut
subdisiplin psikologi) yang menyelidiki masalah-masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. lalu, hasil-hasil penyelidikan ini dirumuskan ke dalam bentuk konsep, teori, dan
metode yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
proses belajar-mengajar. Alhasil, psikologi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman
praktis, disamping sebagai kajian teoritis.

2. Mengajar

Istilah mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau
sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
Mengajar adalah sebagai kegiatan guru. Disamping itu, mengajar adalah menyampaikan
pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya
sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan. Sebagai konsekuensi pengertian
semacam ini dapat membuat suatu kecendrungan anak menjadipasif, karena hanya menerima
informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Guru menyampaikan pengetahuan,
agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru.

Pengertian secara luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses
belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk
berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa
sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmanimaupun rohani, baik fisik
maupun mental. Pengertian mengajar seperti ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok
dalam mengajar itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif
dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan
masalah. Guru dalam hal ini adalah membimbing. Dalam membimbing dan menyediakan
kondisi yang kondusif, itu sudang barang tentu guru tidak dapat mengabaikan faktor atau
komponen-komponen yang laindalam lingkungan proses belajar-mengajar, termasuk misalnya
bagaimana dirinya sendiri, keadaan siswa, alat-alat peraga atau media, metode dan sumber-
sumber belajar lainnya.

Konsep mengajar ini memberikan indikator bahwa pengajarannya lebih bersifat pupil
centered. Raka Joni sebagaimana disebutkan oleh Sardiman A.M, memberikan batasan
mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan
belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

Pengertian belajar ini cukup luas, mencakup pula upaya guru mendorong siswa agar
belajar, menata ruang dan tempat duduk siswa, mengelompokkan siswa, menciptakan berbagai
kegiatan kelompok, memberikan berbagai bentuk tugas, membantu siswa-siswa yang lambat,
memberikan pengayaan kepada siswa yang pandai, dan lain-lain. Kegiatan belajar-mengajar,
memang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan
belajar karena guru mengajar, atau guru mengajar agar siswa belajar.Biggs (1991), seorang pakar
psikologi, membagi konsep mengajar menjadi tigamacam pengertian, yaitu sebagai berikut:

a. Pengertian kuantitatif
b. Pengertian institusional
c. Pengertian kualitatif

C) Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar

Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan mengenai
pendidikan, hal ini karena keeratan hubungan antara keduanya. Sebagian orang menganggap
mengajar hanya sebagian dari upaya pendidikan. mengajar hanya dianggap sebagai salah satu
alat atau cara dalam menyelenggarakan pendidikan, bukan pendidikan itu sendiri. Konotasinya
jelas, karena mengajar hanya salah satu cara mendidik maka pendidikan pun dapat berlangsung
tanpa pengajaran. Anggapan ini muncul karena adanya asumsi tradisional yang menyatakan
bahwa mengajar itu merupakan kegiatan seorang guru yang hanya menumbuhkembangkan ranah
cipta murid-muridnya, sedangkan ranah rasa dan karsa mereka terlupakan.

Adapun pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu itu diilhami oleh teori
perkembangan klasik yang disebut empirisme yang dipelopori oleh John Locke (1632- 1704).
Menurut teori ini, pembawaan dan bakat yang diturunkan oleh orang tua tidak berpengaruh apa-
apa terhadap perkembangan kehidupan seseorang, sebab pada dasarnya setiap manusia pasti lahir
dalam keadaan kosong. Hendak menjadi apa manusia itu kelak setelah dewasa, bergantung pada
lingkungan dan pengalamannya, terutama pengalaman dan lingkungan belajarnya. Aliran
pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu dapat menimbulkan konotasi bahwa
seseorang yang dikehendaki menjadi guru, misalnya oleh orang tuanya sendiri, akan dapat
menjadi guru yang baik asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan.

pengertian metode mengajar itu adalah suatu cara tertentu yang tepat dan serasi untuk
menyajikan suatu materi pelajaran, sehingga tercapai tujuan pelajaran tersebut, baik tujuan
jangka pendek (tujuan khusus) maupun tujuan jangka panjang (tujuan umum); dimana murid-
murid dapat merasa mudah menerima atau mengerti pelajaran tersebut sehingga tidak terlalu
memusingkan (memberati) fikiran mereka, dan murid-murid menerima pelajaran tersebut
dengan rasa lega, senang, optimis dan penuh minat; tentunya kegiatan guru dalam hal ini adalah
berdasarkan prinsip-prinsip ilmu jiwa, pendidikan, sosiologi dan sebagainya.
Bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya
melekat dalam metode mengajar. Namun, berbeda dari strategi mengajar, metode mengajar tidak
langsung berhubungan dengan hasil belajar yang dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan
strategi, metode pada umumnya kurang berorientasi pada tujuan karena metode dianggap konsep
yang lebih luas daripada strategi. Gagasan ini tidak berarti mengurangi signifikansi metode
mengajar, lantaran strategi mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar.
Dalam menggunakan metode ceramah misalnya, strategi guru untuk mendapatkan perhatian para
siswa mungkin berupa penyampaian kisah lucu atau kisah sedih yang sekaligus merupakan
contoh yang berfungsi sebagai pelengkap uraian topik yang sedang ia sajikan (sampaikan).

Ada banyak metode mengajar mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern.
Namun ada empat macam metode mengajar yang dominan dalam arti sering digunakan secara
luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan formal. Tiga dari empat
metode mengajar tersebut bersifat khas dan mandiri, sedangkan yang lainnya merupakan
kombinasi antara satu metode dengan metode lainnya. Metode campuran ini –sebut saja
“metode plus”-bersifat terbuka artinya setiap guru yang profesional dan kreatif dapat
memodifikasi atau merekayasa campuran metode tersebut sesuai dengan kebutuhan., yaitu:

1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Ceramah Plus

2.2 Ringkasan Isi Jurnal Pembanding

A. Pendahuluan

Berbicara psikologi pendidikan tidak terlepas dari psikologi, karena psikologi pendidikan
merupakan bagian dari psiko- logi dan merupakan salah satu disiplin ilmu. Psikologi berasal dari
bahasa Ing- gris, yaitu “psychology “, yang berakar pada dua kata dari bahasa Yunani yaitu
Psyche berarti jiwa, dan “ logos ” yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti “ilmu
jiwa “ (Nyayu Khodijah, 2014). Psikologi terbagi dua macam yaitu psikologi umum dan
psikologi khusus. Psikologi umum adalah ilmu yang membahas tentang aktifitas jiwa pada
umumnya yang normal, dewasa dan beradab. Sedangkan Psikologi khusus merupakan ilmu yang
membahas tentang aktifitas manusia berdasarkan kekhu- susannya. Psikologi khusus ini akan
terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Diantara yang ter- masuk
dalam psikologi khusus ini adalah psikologi pendidikan.

Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi khusus yang mem- bahas penerapan
prinsip dan metode psikologi untuk mengkaji perkembangan, belajar, motivasi, pembelajaran,
penilaian, dan isu-isu terkait lainnya yang mem- pengaruhi interaksi belajar mengajar. Banyak
pengertian psikologi pendidikan yang dikemukakan oleh ahli diantaranya.

1. Barlow dalam Nyayu Khodijah (2014) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai


sebuah penge- tahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian
sumber-sumber untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses
belajar mengajar secara lebih efektif.
2. Syah (1999), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
menyelidiki masa- lah psikologis yang terjadi dalamdunia pendidikan. Sedangkan me-
nurut ensiklopedia amerika, Pe-ngertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang ter- libat dengan penemuan penemuan dan
menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam
pendidikan.
3. Santrock (2007) menyatakan psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang
mengkhuuskan diri pada cara memahami penga- jaran dan pem-belajaran dalam
lingkungan pendidikan.
4. Menurut Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang
proses-proses dan faktor-faktor yang berhu- bungan de-ngan pendidikan ma- nusia.
5. Suarna (2014) mengemukakankarakteristik yang terkandung dalam pengertian psikologi
pen- didikan yaitu: Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang memiliki
lingkup kajian khusus, yaitu kajian psikologi dalam konteks pendidikan, Psikologi
pendidikan adalah imple-menttasi teori, model dan pendekatan psikologi dalam bidang
pendidikan, Psikologi pendidikan mengkaji masalah-maslah psikologis yang muncul
dalam pelaksanaan pem- belajaran, yang dijadikan acuan dalam upaya menciptakan
iklimpem-belajaran yang kondusif.
6. Thalib (2010) mengemukakan bahwa psikologi pendidikan adalah disiplin vital atau hal
penting yang mem-berikan kontribusi terhadap pendidikan dalam memahami mak- na
pembelajaran, peserta didik, proses belajar, strategi pembe- lajaran, dan strategi
assessment pembelajaran.

B. PEMBAHASAAN

Psikologi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan psikologi yang memberi sumbangsih


terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran, pengembangan kurikulum,
proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling merupakan beberapa kegiatan
utama dalam pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah
agar tujuan pendidikan dapattercapai secara sempurna dan tepat guna.(Roudlege, 1974)

Psikologi pendidikan sangat pedulidengan proses pembelajaran dan pene- rapan metoda serta
teori-teori psikologi dalam proses pendidikan. Pembelajaran yang dimaksud merupakan proses
edukatif yang melibatkan pendidik dan pesertadidik sebagai pelaku utamanya. Pendidik berperan
sebagai fasilitator terjadinya perkembangan peserta didik dan peserta didik merupaka subjek
pembelajaran yang sedang mengembangkan dirinya. Dalam interaksi antara pendidik dan peserta
didik terjadi saling mempengaruhi, terutama pengaruh pendidik terhadap perkembangan peserta
didik. Dalam kerangka pendidikan ini, pendidik berupaya memilih metode pembelajaran yang
tepat, yakni yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Psikologi pendidikan menjadi sesuatu yang mesti dipelajari bagi calon pendidik, dan
berkaitan dengan kondisi pendidikan sebelumnya. Selama ini pen- didikan tidak memperhatikan
kondisipeserta didik, tidak memperhatikan minat dan bakat peserta didik. Pendidik seolahsebagai
penguasa dan menganggap peserta didik adalah ibarat botol kosong yang akan diisi air, akhirnya
yang terjadi adalah pendidikan hanya dalam bentuk transfer knowledge atau pendidik
menganggap peserta didik dari sudut pandang beha- viroistik saja. Dengan adanya psikologi
pendidikan diharapkan akan lahir pen- didikan yang humanistis yang memahami peserta didik
sesuai dengan keber- adaannya.
Psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi para penye- lenggara
pendidikan dalam mencapaitujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan


berpikir dan bertindak dalam mengelola proses belajar-mengajar. Se- tidak-tidaknya ada 10
macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologis, yaitu: Seleksi
penerimanaan siswa baru, Perencanaan pendidikan, Penyusunan kurikulum, pene- litian
kependidikan, Administrasi pen- didikan, Pemilihan materi pelajaran, Interaksi belajar mengajar,
Pelayananbimbingan dan konseling, dan Pengukurandan evaluasi.

Psikologi pendidikan adalah sub disiplin psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang bersifat praktis yang berguna dalam (1) penerapan prinsip-prinsip belajar
dalam kelas; (2) pengembangan dan pembaha- ruan kurikulum; (3) ujian dan evaluasi bakat
dan kemampuan; (4) sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pen- dayagunaan ranah
kognitif; dan (5) penyelenggaraan pendidikan melaluiaktivitas keguruan.

Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar karena aktivitas
belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai mencapai umur
tua.

Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan
lingkungannya dan meng- hasilkan perubahan-perubahan dalam pe- ngetahuan, pemahaman,
ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman,
latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang baru atau hanya penyempurnaan
terhadap hal-hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang
masih tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan kesadaran individu atau
tidak, sebagaimana di- ungkapkan oleh Winkel bahwa,” Proses belajar dapat berlangsung dengan
disertai kesadaran dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.”

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua
perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar
memiliki ciri- ciri perwujudan yang khas (Syah, 1999)antara lain:

a. Perubahan Intensional
b. Perubahan Positif dan Aktif
c. Perubahan efektif dan fungsional

maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja,
disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang
positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Adapun perubahan yang terjadisebagai hasil belajar menurut Prayitno (2008) adalah: dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bias, dari tidak mau menjadi mau dan dari
tidak biasa menjadi terbiasa Menurut Dimyati (2005:30), prinsip-prinsip belajar adalah:
1. Perhatian dan motivasi
2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan penguatan
7. Perbedaan individu

Proses pembelajaran merupakan ke- giatan yang dijalani oleh peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan di satu sisi, dan di lain sisi merupakan kegiatan yang diupayakan
oleh pendidik agar kegiatan tersebut berlangsung untuk sebesar-besarnya bermanfaat bagi pen-
capaian tujuan pendidikan oleh peserta didik (Prayitno, 1998).
Sedangkan menurut Santrock (2008), “Pembelajaran (learning) dapat dide- finisikan
sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang
diperoleh melalui penga- laman”. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan agar terjadi proses belajar pada diri peserta
didik.
Dalam praktiknya di lapangan, pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan
berpegang pada ideologi pem- belajaran. Adapun ideology pembelajaran tersebut adalah yang
oleh Prayitno disebut dengan singkatan lima-I yaitu: Iman dan taqwa, Inisiatif, Industrius,
Individual, dan Interaksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar


1. Faktor Internal Siswa.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
a. Fisiologis.
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:
Pertama, keadaan tonus jasmani. Kedua, keadaan fungsi jasmani/ fisiologis.
b. Psikologis.
Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama me-
pengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan
bakat.
2. Faktor Eksternal Siswa
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa
faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
a. Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman- teman sekelas dapat
memengaruhiproses belajar seorang siswa.
b. Lingkungan sosial masyarakat.
c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat me-mengaruhi kegiatan belajar.
a. Lingkungan Non-Sosial
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dan tenang.
b. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolong- kan dua macam.
c. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor Pendekatan Belajar: Surface,Reproduktif, conserving, exten- ding, deep dan
achieving.Namun sebagian buku yang lain memaparkan factor-faktor yang mem- pengaruhi
proses hasil belajar dengan cara berbeda.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi factorfisiologis dan
faktor psikologis.
2. Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eks- ternal juga dapat
memengaruhi prosesbelajar siswa. dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternalyang mempengaruhi belajar dapat di- golongkan menjadi dua golongan, yaitu factor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mem- pengaruhi proses
belajar adalah kecerdas- an peserta didik, motivasi , minat, sikap dan bakat.
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksikan rangsangan atau menye- suaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, ke- cerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga
organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak me-
rupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar
peserta didik, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Se- makin tinggi inteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan, yang tujuannya mengembangkan
dan meningkatkan keefisiensian di dalam pendidikan.Psikologi pendidikan meletakkan dasar
interaksi manusiawi dalam proses pembelajaran yang menjadi dasar bagi upaya optimalisasi
potensi peserta didik. Guru tidak melihat peserta didik sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang
memiliki keunikkan, potensi, peluang, harapan, masalah, kekuatan, kelemahan, kemampuan
untuk aktualisasi diri, dan masa depan.
BAB III

PEMBAHASAAN

A. JURNAL UTAMA
 Kelebihan
Jurnal utama ini memiliki kelebihan diantaranya ialah,materi yg tersamapaikan
padat dan menggunakan bahasa atau kata kata sederhana,kajian materi yg tersedia
cukup baik dan banyak terdapat teori-teori baru pada materi nya,serta
menjelaskan secara detail hal yg ingin dibahas di dalam jurnal tersebut.
Dan dari jurnal utama ini memiliki penjelasaan materi yang cukup amat berkaitan
dari satu penjelasaan kepenjelasaan selanjutnya.
Jurnal ini juga mdalam pengimplementasian topik sangat bak dan tidak membuat
bingung.
 Kekurangan
Materi yg tersedia memang cukup amat padat, tapi terlalu berisikan materi yang
amat mendalam sehingga bagi pembaca mungkin kerap bosan,karna menjelaskan
terlalu detail yang mana hal ini menjadi salah satu dari kelemahaan jurnal utama

B. JURNAL PEMBANDING
 Kelebihan
Pada jurnal pendamping penjelasaan yang diberi cukup akurat dan terdapat
banyak sumber yang dimuat sehingga menguatkan materi yang telah tersedia pada
jurnal ini,dan cukup terstruktur penulisaan yang terdapat pada jurnal nya.
 Kekurangan
Materi yang tersedia memang terdapat dari banyak symber namun hal-hal yang
dibahas ialah mengenai hal=hal itu saja.kurang pariasi yang diberi dalam materi
sehingga terkesaan membuat pembaca menjadi bosaan karna membaca materi dan
penjelasaan mengenai suatu hal yang sama hanya beda sedikit saja.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Psikologi Pendidikan adalah cabang psikologi kusus yang mempelajari tentangperilaku


manusia di dalam dunia pen- didikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan
faktor-faktoryang berhubungan dengan pendidikan, yang tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan keefisiensian di dalam pendidikan.
psikologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkahlaku
manusia yang berlangsung dalam proses belajar-mengajar
mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar
Mengajar mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang
kemudian dapat mengembangkan dengan pengembangan pengetahuan itu pelajar mengalami
perubahan tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan berproses melalui metode tertentu,
sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai
Psikologi pendidikan meletakkandasar interaksi manusiawi dalam proses pembelajaran
yang menjadi dasar bagi upaya optimalisasi potensi peserta didik. Guru tidak melihat peserta
didik sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang memilikikeunikkan, potensi, peluang, harapan,
masalah, kekuatan, kelemahan, kemam- puan untuk aktualisasi diri, dan masa depan.
.

4.2 SARAN

Kepada para pembaca makalah kiranya dapat mampu memahami betul mengenai
konsepan dasar pisikologi baik dalam lingkup pendidikan ,lingkup Keluarga, masyarakat dan
lain sebagainya Kita harus paham betul mengenai pemikiran pemikiran membangun yang sama
sama menjaga pisikologi seseorang karna seperti yang diketahui pisikologi itu melekat dasar
pada manusia baik dalam interasksi manusiawi seperti yang telah dipaparkan.

Kami juga penulis menyarankan agar pbaca bisa memberi saran saran dan juga kritikan
membangun bagi kami untuk kedapan nya karna kami sadar bahwa hasil makalah kami jauh dari
kata sempurna maka kami menyarankan agar diberikan kritikan membangun bagi kami
kedepannya tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

Daftar pustaka

Ichsan.2016.Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar. Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan


Konseling. ISSN 2460-4917. Vol 2, No 1 (2016)

Tas'adi.2019. Hakekat Dan Konsep Dasar Psikologi Pendidikan, Belajar Dan Pembelajaran Serta
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Al-Taujih:Bingkai Bimbingan Dan Konseling
Islam. Vol 5, No 1 (2019)

Anda mungkin juga menyukai