Anda di halaman 1dari 27

Critical Journal Review

MK. Profesi Kependidikan


Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia

Skor Nilai :

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di Sekolah Menengah
Pertama di Kabupaten Koibatek

(The Role of Guidance and Counseling in Enhancing Student Discipline in Secondary Schools in
Koibatek District)

Nama : Grasella Ras Maria Br Damanik

Kelas : Reguler D

Nim : 2203311016

Dosen Pengampu : Dr. Nurlaila, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-nya kita masih diberi kesehatan pada hari ini dan saya dapat menyelesaikan tugas
critical journal review dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan yaitu critical journal review. Dan saya
berharap tugas ini dapat diterima dengan baik oleh dosen mata kuliah Profesi Kependidikan

Dengan kerendahan hati, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan tugas dan makalah makalah yang akan saya buat berikutnya . Dan saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca .

Lubuk Pakam, 16 Maret 2021

Grasella Ras Maria Br Damanik


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................

Daftar Isi ................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan .................................................................................................................

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR ...................................................................................


B. Tujuan Penulisan CJR ...............................................................................................
C. Manfaat CJR ..............................................................................................................
D. Identitas Jurnal ...........................................................................................................

Bab II Pembahasan ................................................................................................................

A. Review Jurnal Utama ................................................................................................


B. Review Jurnal Pembanding 1 ....................................................................................
C. Review Jurnal Pembanding 2 ....................................................................................

Bab III Penutup .....................................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

Daftar Pustaka .......................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Kritikal jurnal adalah hasil kritik tentang suatu topik materi yang pada umumnya ada
diperkuliahan terhadap jurnal yang berbeda. Penulisan kritikal jurnal  ini pada dasarnya
adalah membandingkan atau menganalisis satu atau lebih jurnal yang saling berhubungan
yang akan dijadikan sumber referensi. Setiap jurnal yang dibuat oleh penulis tertentu
pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing – masing. Kelebihan dan kelemahan
tersebut dapat diketahui dengan memahami dan menganalisis masing – masing  isi jurnal
tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR


Mengkritik Jurnal (CriticalJournalReview) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, dan menjadi bahan pertimbangan.

C. Manfaat CJR
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah jurnal
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.

D. Identitas Jurnal
Jurnal utama
1. Judul : Peran Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di
Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Koibatek
2. Nama jurnal : Journal of education and practice
3. Tahun terbit : 2016
4. Pengarang : Victor Kipkemboi Salgong, Dr. Owen Ngumi, PhD, Dr. Kimani Chege,
PhD
5. Penerbit : Egerton University
6. Kota terbit :-
7. ISSN : 2222-1735 (paper), 2222-288X (online)
8. Vol/No : 7(13)
9. Alamat situs : https://eric.ed.gov/?id=EJ1102862

Jurnal Pembanding 1
 Judul : Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
 Nama jurnal : Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)
 Tahun terbit : 2018
 Pengarang : Afiatin Nisa
 Penerbit : Universitas Indraprasta PGRI
 Kota terbit :-
 ISSN : E-ISSN : 2355-8539 , P-ISSN : 2089-9955
 Vol/No : 05 (1)
 Alamat situs :
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/2508/2009

Jurnal pembanding 2
 Judul : PERAN GURU KELAS DALAM PELAYANAN BIMBINGAN
KONSELING SEBAGAI MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK
 Nama jurnal :Jurnal Ilmiah PSYCHE
 Tahun terbit : 2019
 Pengarang : Mareta Septi Ningrum, Lia Mareza, Agung Nugroho
 Penerbit : Universitas Bina Darma,Palembang
 Kota terbit : Palembang
 ISSN : P-ISSN ; 0216-3985 E-ISSN ; 2655-8505
 Vol/No : 13 (2)
 Alamat situs : http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalpsyche/article/view/704
BAB II
PEMBAHASAN

A. Review Jurnal Utama

1 Judul The Role of Guidance and Counseling in Enhancing Student Discipline in


Secondary Schools in Koibatek District
2 Jurnal Journal of education and practice
3 Download https://eric.ed.gov/?id=EJ1102862

4 Volume dan Halaman 7 (142-151)


5 Tahun 2016
6 Penulis Victor Kipkemboi Salgong, Dr. Owen Ngumi, PhD, Dr. Kimani Chege, PhD

7 Reviewer Grasella Ras Maria Br Damanik (2203311016)


8 Tanggal 16 Maret 2021
9 Abstrak Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan disiplin siswa di sekolah menengah di
Kabupaten Koibatek. Penelitian ini dipandu oleh teori kepribadian Alfred
Adler (1998), dan teori humanistik model pembelajaran sosial Albert
Bandura (1995). Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei
deskriptif. Populasi penelitian adalah 2624 siswa di 23 sekolah, 23
kepala sekolah, 23 guru pembimbing dan 227 guru. Dari jumlah tersebut
digunakan purposive sampling untuk memilih 8 sekolah, 8 kepala
sekolah dan 8 konselor sekolah. Simple random sampling dan stratified
Random sampling digunakan untuk memilih 24 guru dan 262 siswa.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah angket dan jadwal wawancara. Koefisien reliabilitas
penelitian 0,81. Analisis data menggunakan statistik deskriptif seperti
frekuensi, persentase, skor rata-rata, tabel ringkasan, dan program Paket
Statistik untuk Ilmu Sosial (SPSS) versi 16. Temuan menunjukkan bahwa
guru menggunakan interaksi dinamis dari pendekatan kelompok
siswa. Selain itu, fasilitas komputer tidak memadai dalam bimbingan dan
konseling. Dari hasil temuan, bimbingan dan konseling telah
meningkatkan kedisiplinan dan prestasi akademik. Ada cukup bukti bahwa
kurangnya bimbingan dan konseling kepada siswa menyebabkan
ketidakdisiplinan di sekolah. Namun, kurangnya kerangka hukum dan
kebijakan, kurangnya konselor guru yang terlatih dan terlalu banyak
beban kerja bagi guru sehingga menyulitkan bimbingan dan konseling untuk
berhasil dalam mendorong disiplin siswa. Ada kebutuhan untuk
merangkul dialog dalam penyelesaian konflik.
-Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling
dalam meningkatkan disiplin siswa di sekolah menengah di
Kabupaten Koibatek.
-Subjek Penelitian Ada pun subjek yang digunkan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
sekolah menengah negri di kecamatan koibaltek dimana sebanyak 2624
siswa dari 23 sekolah, dengan 23
kepala sekolah yang berbeda serta, 23 guru pembimbing dan 227 guru dari
23 sekolah .
-Assesment Data Penelitian ini mengadopsi desain survei deskriptif. Metode ini sesuai untuk
memperoleh informasi faktual dan sikap. Penelitian ini berusaha untuk
mendapatkan informasi deskriptif dan dilaporkan sendiri dari guru, siswa,
konselor sekolah dan kepala sekolah. Kemudiam data mentah yang
diperoleh kemudian diperiksa dan diorganisir oleh peneliti. Data tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. (Frekuensi dan
persentase) Data disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan bagan. Paket
statistik ilmu sosial (SPSS) juga digunakan untuk menganalisis data.
-Kata Kunci Bimbingan dan Konseling, Disiplin Siswa, Murid, Konselor, Guru
10 Pendahuluan Bimbingan dan konseling adalah elemen penting dalam manajemen disiplin
orang di semua masyarakat bahkan masyarakat yang paling primitif tumbuh
dari kebutuhan untuk membimbing pola perilaku individu untuk kepentingan
kelompok. Masyarakat sendiri tidak dapat berfungsi tanpa latihan disiplin.
Penggunaan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan disiplin harus
terus dipraktikkan agar masyarakat bekerja secara harmonis untuk mencapai
tujuan bersama. Hendrikz (1986) menekankan bahwa guru dan administrasi
sekolah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa menjadi
dewasa secara stabil di sepanjang garis pribadinya. Siswa adalah aset tak
ternilai dan elemen terpenting dalam pendidikan.
Hal ini mutlak diperlukan untuk mengarahkan siswa untuk menunjukkan
sikap dan perilaku yang dapat diterima di dalam dan di luar sekolah.
Peningkatan pesat pendaftaran siswa di sebagian besar negara Afrika sejak
pencapaian kemerdekaan politik, ditambah dengan sumber daya yang tidak
memadai untuk mengatasi permintaan yang terus meningkat akan
penyediaan pendidikan, telah membuat manajemen sekolah menjadi usaha
yang jauh lebih kompleks dan sulit daripada beberapa dekade yang lalu.
Meyer (1991) menyatakan bahwa masalah disiplin di sekolah dan institusi
mungkin merupakan satu-satunya penyebab terbesar perhatian pendidik
secara global. Disiplin secara konsisten diidentifikasi sebagai masalah
sekolah yang serius dalam jajak pendapat publik Meyer (1991) dan beberapa
penulis percaya bahwa disiplin sekolah di Amerika Serikat tidak banyak
berubah sejak (Rue & Byarr, 1992).
Ketidakdisiplinan siswa telah menjangkiti sekolah yang menyebabkan
serangkaian kerusuhan, perusakan properti sekolah, vandalisme, pelecehan
seksual, pembunuhan dan penyalahgunaan narkoba. Menurut Agenga dan
Simatwa (2011) di sekolah menengah Colobine di Colorado dua siswa
bersenjata berat membunuh dua belas siswa, satu guru dan melukai serius
hampir dua lusin siswa lainnya sebelum bunuh diri, dalam pembantaian
Sharpeville tahun 1960 yang mempengaruhi siswa di Afrika Selatan. Di
Nigeria, 1990 sekolah mengalami begitu banyak konflik sehingga tentara
dikerahkan ke sekolah untuk membantu mengendalikan perilaku siswa. Di
Kenya kasus ketidakdisiplinan sedang meningkat mulai dari kerusuhan
sekolah, penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual kehamilan, bullying,
perilaku agresif malas dan pola asuh yang tidak layak. Secara tradisional,
skorsing, pengusiran dan hukuman fisik secara populer digunakan untuk
menahan ketidakdisiplinan.
Kabupaten Koibatek pun tak ketinggalan punya andil tersendiri dalam kasus
ketidakdisiplinan. Sumber dari dinas pendidikan kabupaten (2010)
menunjukkan bahwa dari tahun 2007-2010 lebih dari 10 sekolah mengalami
kasus ketidakdisiplinan yang besar. Pertemuan diadakan pada tanggal 20 th,
Juli 2010 untuk semua kepala sekolah dan anggota BOG oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten untuk mencari solusi atas tren tersebut. Pertemuan
diakhiri dengan saran agar digunakan bimbingan dan konseling di antara
alternatif lain dalam mengandung ketidakdisiplinan. Meskipun rekomendasi
oleh Komite Nasional untuk Tujuan dan Kebijakan Pendidikan (1976)
tentang penggunaan bimbingan dan konseling untuk menangani kasus
ketidakdisiplinan di sekolah menengah masih kurang. Di Koibatek; SMA
Baringo dan SMA Poror tahun 2009, hampir bersamaan
-Latar Belakang Selama periode pertengahan Juni 2008 hingga akhir Juli 2008, media Kenya
penuh dengan liputan ketidakdisiplinan di sekolah menengah negeri, siswa
Dan Teori
mengamuk Siele (5 April th 2008). Koran standar Afrika Timur, berbagai
penyebab konflik disorot seperti penyalahgunaan narkoba, kesewenang-
wenangan administrasi, ujian pura-pura, dan ketidakdisiplinan di sekolah
menengah. Atas latar belakang itulah maka peneliti bermaksud untuk
mengetahui peran bimbingan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa di Kecamatan Koibatek.
11 Metode Penelitian Penelitian ini mengadopsi desain survei deskriptif. Metode ini sesuai untuk
memperoleh informasi faktual dan sikap.
- Teknik Pengumpulan Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan jadwal
Data wawancara. Kemudian Data yang terkumpul dianalisis.
- Langkah Penelitian Penelitian ini di mulai dari pemngambilan data mentah dari sekolah
menengah negeri di Koibatek dengan menggunakan metode pengisian
kuisioner. Adapun Populasi penelitian adalah seluruh siswa sekolah
menengah negeri di Kecamatan Koibatek Kabupaten Baringo. Populasi yang
dapat dijangkau adalah siswa tiga dan empat. Ada 2624 siswa dari kelas tiga
dan empat yang diambil dari 23 Sekolah Menengah Pertama. Ada empat
sekolah laki-laki dan enam sekolah perempuan, tiga sekolah berasrama
campuran dan sekolah campuran sepuluh hari. Kemudian penelitian ini juga
mengambil data dari , 23 kepala sekolah dan 23 konselor sekolah dan 227
guru menggunakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara.
Kuesioner yang di lakukan oleh penelitian ini memiliki item terbuka dan
tertutup. Dalam studi tersebut, item dianggap reliabel jika menghasilkan
koefisien reliabilitas 0,70 dan diatasnya. Kemudian data mentah yang
diperoleh akan di analisis menggunakan statistik deskriptif. (Frekuensi dan
persentase) Data disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan bagan. Paket
statistik ilmu sosial (SPSS) juga digunakan untuk menganalisis data
- Hasil Penelitian Hasil di peroleh dari penelitian ini disajikan untuk masing-masing tema
yang diambil dari tujuan dan diinterpretasikan serta didiskusikan. Data
disajikan dengan tema dan sub tema berikut. Dari tabel 1, dari 237
responden, 48,9% (116) responden berusia antara 18-19 tahun, 44,6% (106)
responden berusia antara 16-17 tahun dan 6,5% (15) responden berusia
antara 14-15 tahun. Dari hasil penelitian, sebagian besar mahasiswa berada
pada usia remaja prima, mereka lebih banyak mengalami kasus
ketidakdisiplinan sehingga keterlibatan mereka dalam belajar justru menjadi
penting. Ndichu (2005) mengemukakan
bahwa untuk mendapatkan informasi yang relevan mengenai kedisiplinan
siswa, adalah bijaksana untuk secara aktif melibatkan siswa yang lebih
terpengaruh. Terkait gender, mayoritas 56. 5% (134) responden adalah
perempuan sedangkan 43,5% (103) adalah laki-laki. Selanjutnya 47,8%
(113) siswa adalah dari tiga siswa, 45,7% (108) dari empat siswa dan 6,5%
(15) dari dua siswa. Mengenai frekuensi pencarian bimbingan dan konseling,
mayoritas 77,2% (183) responden selalu mencari bimbingan dan konseling,
13% (31) responden terkadang mencari bimbingan dan konseling sedangkan
9,8% (23) responden tidak pernah mencari bimbingan dan konseling.
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian  Dengan menggunakan metode penelitian desain survei
deskriptif, maka sesuai untuk memperoleh informasi aktual dan
sikap.
 Penggunaan metode ini dapat mengetahui dengan jelas
masalah-masalah apa yang dihadapi oleh siswa dan guru.
 dengan menggunakan pendekatan terbukti bahwa guru tidak
menghormati dan memahami siswanya Dan cenderung memaksakan
sesuatu kepada siswa.
 serta tidak ada nya ruang konseling atau sistem online untuk
memberikan konseling individu dan kelompok.
 Dengan menggunakan metode penelitian ini data yang
diperoleh di pastikan 97 % benar dikarenakan data langsung di a,mbil
dari ke dua belah pihak. Dari guru dan juga siswa.
-Kelamahan Penelitian  pada tabel pendekatan penulisannya tidak sesuai dengan
keterangan kunci yang ada ditampilkan
 pada pengertian bagian judul seharusnya membahas siswa
tetapi tertulis mahasiswa
 penelitian ini menggunakan banyak sampel namun sedikit
waktu penelitianya sehingga kemungkinan akan terjadi kesilapan
dalam menyusun data
13 Kesimpulan Ada cukup bukti bahwa kurangnya bimbingan dan konseling kepada siswa
menyebabkan ketidakdisiplinan di sekolah. Demikian pula, setiap kali siswa
kurang terlibat dalam pengambilan keputusan, mereka kemungkinan besar
akan bereaksi negatif dengan terlibat dalam kasus ketidakdisiplinan. Lebih
lanjut, ketika administrasi membebankan sesuatu kepada siswa daripada
berfokus pada dialog, siswa menjadi tidak disiplin. Terbukti dari temuan
tersebut, siswa terlibat dalam perilaku tidak ramah karena takut merasa tidak
mampu, tidak aman dan sosialisasi yang buruk. Kecurangan selama ujian
juga terbukti di antara para siswa dan dalam banyak kasus; siswa
menyebabkan kekacauan sehingga mereka dapat menemukan alasan
mengapa mereka berkinerja buruk.
Status bimbingan dan konseling juga telah ditetapkan di sekolah-sekolah di
kabupaten Koibatek. Terutama, kurangnya bimbingan dan konseling telah
berkontribusi pada kasus ketidakdisiplinan. Selanjutnya bimbingan dan
konseling tidak hanya untuk siswa yang menyimpang dari norma tetapi
untuk semua siswa. Selain itu, kurangnya fasilitas yang dibutuhkan untuk
membina siswa agar menjadi anggota yang berfungsi dalam masyarakat yang
terus berubah. Temuan studi telah menunjukkan bahwa bimbingan dan
konseling memainkan peran kunci dalam meningkatkan disiplin siswa. Justru
bimbingan dan konseling membantu siswa untuk membuat keputusan yang
realistis dan mengatasi kekurangan kepribadian. Ini membantu siswa belajar
menghadapi kesulitan dan berpikir kritis tentang kehidupan dan masa depan
mereka. Selain itu, meningkatkan kesadaran diri dan membawa perubahan
perilaku bagi siswa nakal. Juga terbukti bahwa kurangnya materi bimbingan
dan konseling serta ruang pribadi telah menjadi penghalang untuk bimbingan
dan konseling yang efektif. Selain itu, kurangnya kerangka hukum dan
kebijakan, kurangnya konselor guru yang terlatih dan terlalu banyak beban
kerja bagi guru sehingga menyulitkan bimbingan dan konseling untuk
berhasil dalam mendorong kedisiplinan siswa.
14 Saran Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa pendekatan yang diterapkan tidak
efektif dalam meningkatkan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,
para guru perlu menggunakan pendekatan konseling kelompok kecil dan
memahami serta menghormati masyarakat yang diciptakan oleh siswa.
Sistem online juga harus digunakan untuk memberikan konseling individu
dan kelompok. Selain itu, intervensi yang berfokus pada siswa harus
dilaksanakan untuk meningkatkan bimbingan dan konseling. Ada juga
kebutuhan untuk merangkul dialog dalam penyelesaian konflik. Hal ini dapat
ditingkatkan dengan membangun hubungan yang kuat antara siswa,
konselor, guru dan pengurus sehingga mereka bebas bersuara tanpa
mempedulikan pengaruh kedua belah pihak.
Saran yang dapat di beri pada penelitian ini adalah jika mengambil ruang
sampel yang cukup besar maka pengambilan wakytu penelitian harus di
ambil palingtidah ¼ dari jumlah ruang sampel
15 Referensi Agenda dan W. Simatwa (2011). Pengelolaan Disiplin Siswa di Sekolah
Menengah. Tesis yang Tidak Dipublikasikan,
Universitas Maseno.
Ajowi, EM dan W. Simatwa (2010). Peran Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Menengah. Tesis, Maseno
Universitas.
Bishop, S (2003) Perkembangan Dukungan Sebaya di Sekolah Menengah.
Pelayanan Pastoral dalam Pendidikan 21 (2),
27-34
Biswalo, O (1987). Landasan dari Konteks Afrika yang Beragam Bimbingan
dan Konseling. Dar Salaam: Dar Salaam
University Press
Birichi, N dan Rukunga L (2002). Bimbingan dan konseling. Nairobi:
Penerbit Longhorn. Borg, R. Gand Gall, (1993).
Riset Pendidikan. New York: Longman.
Chianu, E. (2007). Hukuman Badan di Sekolah Dasar dan Menengah. Asaba:
Penerbit Ensell terbatas
Buku.
CozlyPC (2003). Metode dalam Penelitian Perilaku (8 th ED). Madrid:
McGraw Hill Engelks dan Vandergoot (1982). Pengantar
konseling. Boston: Perusahaan Houghton Miffin. Feltham, C dan Horton I
(2006). Buku Pegangan Konseling dan Psikoterapi. London: Publikasi
SAGE.
Frankael dan Warren (2008). Bagaimana Merancang Penelitian dalam
Pendidikan. Boston: McGraw Hill
GOK (1976). Laporan Tujuan dan Kebijakan Komite Nasional Pendidikan.
Nairobi: Pemerintah
Pencetak
GOK (2001). The Child Act Cap 586 Laws of Kenya. Pencetak Pemerintah
Nairobi. Gronlund, (1985). Pengukuran dan Evaluasi dalam
Pengajaran, (5 th Ed). New York: Penerbitan Macmillan
Perusahaan.
Hendrikz E (1986). Pengantar Psikologi Pendidikan. London: Macmillan.
Kasomo, D (2007). Metode penelitian. Eldoret: Zapf Chancery
Publishers Kamau (19 Sept 2011 th). Administrasi Sekolah Inferno. Daily
Nation. Nairobi: Nation Media Limited. Kipkoech (2001 April 5 th).
Kerusuhan
Sekolah, Standar Afrika Timur. Nairobi: Standard Group Limited Kothari
(2003). Metodologi Penelitian. Metode dan teknik. New Delhi: Vishwa
Parakashan. Krombohz JD (1965) Behavioral Counseling. Rasional dan
Jurnal Bimbingan Personil Riset. 4 (4) 383 -
384.
Ndu. A (2004) Peran Mengelola ketidakdisiplinan di antara Pemuda di
Nigeria - Jurnal Konseling 2 (1)
45 - 51
Makinde O. (1984). Dasar Bimbingan dan Konseling. London. Macmillan
Education Limited Mangal SK (2007). Esensi Psikologi
Pendidikan. New Delhi: Prentice Hall of India Private Ltd.
Mapp dan Robinson (1989). Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di sekolah Botswana: SEBUAH
laporan konsultasi. Gaborone: Kementerian Pendidikan. Botswana.
Meyer TM (1991). Dinamika Komunikasi Manusia: Pendekatan
laboratorium 6 th Edisi. Singapura:

B. Review Jurnal Pembanding 1


1. Judul Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
2. jurnal Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)
3. Download http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/2508/
2009
4. Volume dan Halaman 5 (1), 01-08
5. Tahun 2018
6. Penulis Afiatin Nisa
7. Reviewer Grasella Ras Maria Br Damanik (2203311016)
8. Tanggal 16 Maret 2021
9. Abstrak Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
pada siswa di SMK Nurul Hikmah Bekasi. Metode penelitian yang digunakan
peneliti adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu dengan
cara menyebar angket, observasi, dan wawancara dengan apa adanya dari
suatu gejala akan fenomena yang ada ketika penelitian dilakukan data dan
sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling dan
siswa SMK Nurul Hikmah Bekasi. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, obervasi dan dokumentasi.
Data hasil survey dan observasi setelah dilakukan cek dan recek keabsahan
datanya kemudian dideskripsikan apa adanya. Setelah peneliti menganalisa,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran guru bimbingan dan konseling
dalam memberikan layanan untuk menumbuhkan minat untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi pada siswa di SMK Nurul Hikmah dilakukan secara
maksimal.
-Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
pada siswa di SMK Nurul Hikmah Bekasi.
-subjek Penelitian Penelitian ini mengambil sampel 40 siswa SMK Nurul Hikmah Bekasi yang
terdiri dari 20 siswa pada kelas XII jurusan TKJ dan 20 siswa pada kelas XII
jurusan AP.
-Assesment Data Penelitian ni menggunakan metode wawancara tak terstruktur dan kuisioner
dalam pengambilan data. Yang kemudian disajikan dalam bentuk presen yang
di susun pada sebuah tabel.
-Kata Kunci :Perguruan tinggi; bimbingan; konseling
10 Pendahuluan Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
. kehidupan manusia. Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan. Bagi
individu dan masyarakat, pendidikan adalah aset yang tak ternilai. Pendidikan
tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas
yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun lebih
dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk
mencapai tujuan dan cita-cita setiap individu. Secara filosofis dan historis
pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor
dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik bagi individu sendiri
maupun maasyarakat pada umumnya.
Pendidikan secara tradisional dilihat sebagai hubungan pedagogik antara guru
dan pelajar. Guru selalu yang memutuskan apa yang pelajar perlu tahu, dan
memang bagaimana pengetahuan dan keterampilan harus diajarkan kepada
pelajar. Kurang lebih dalam tiga puluh tahun terakhir ini telah terjadi cukup
revolusi dalam dunia pendidikan melalui penelitian dari proses belajar
tersebut. Pendidikan sudah dapat diberikan pada masa kanak-kanak hingga
sampai pada masa dewasa. Jenjang pendidikan dimulai dari pendidikan
sekolah dasar sampai dengan pendidikan ke perguruan tinggi.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan
pendidikan tersebut menunjukkan karakter pribadi siswa yang diharapkan
terbentuk melalui pendidikan. Klausul undang-undang ini memberikan
implikasi imperatif terhadap semua penyelenggaraan pendidikan, baik formal,
maupun nonformal agar senantiasa mengorientasikan untuk membangun
karakter siswa yang mempunyai cita-cita dan tujuan dalam berprestasi.
Prayitno dan Amti mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan
dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno &
Amti, 2009). Sedangkan Crow dan Crow (dalam Daryanto dan Farid)
mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diperlukan seseorang,
laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan
terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantunya, mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri membuat keputusan sendiri dan menanggung
bebannya sendiri (Daryanto & Farid, 2015).
-Latar Belakang dan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
Teori penelitian ini adalah untuk menganalisis Peran Guru Bimbingan dan
Konseling dalam Meningkatkan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan
Tinggi pada Siswa di SMK Nurul Hikmah Bekasi.
bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta
masyarakat (Wardati & Jauhar, 2011). Gantina Komalasari dkk menegaskan
bahwa bimbingan dapat dimaknai sebagai proses bantuan yang memiliki
tujuan membantu individu membuat keputusan penting dalam hidupnya yang
biasanya terjadi pada sering pendidikan atau persekolahan. Bimbingan lebih
bersifat pencegahan yaitu bantuan yang dilakukan untuk membantu individu
dalam beradaptasi dan mencapai proses perkembangannya baik secara
pribadi, intelektual, sosial, emosi dan karirnya(Gantina, Komalasari, &
Wahyuni, 2011). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, kepada orang lain yang
memerlukannya. Kata “membantu” berarti dalam bimbingan tidak ada
paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu ke arah
tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama
sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang
dibimbingnya. Yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu
sendiri. Proses bimbingan pada umumnya berbeda dengan proses konseling,
Wardati dan Jauhar menyatakan bahwa:
“konseling merupakan salah satu teknik pelayanan bimbingan secara
keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara individual atau
face to face relationship”(Wardati & Jauhar, 2011). Selanjutnya Daryanto dan
Farid menyatakan bahwa: “konseling itu merupakan bantuan yang diberikan
seorang konselor kepada seorang klien agar klien tersebut bisa menyesuaikan
diri baik dirinya sendiri maupun ketika ia berada didekat
lingkungannya”(Daryanto & Farid, 2015). Berbeda dengan Bernard &
Fullmer (dalam Prayitno dan Amti, 2004: 93-103) mendefinisikan konseling
sebagai pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan
kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu
dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal
tersebut”(Prayitno & Amti, 2009). Gladding (dalam Gantina Komalasari,
2011: 16), menegaskan bahwa :“Konseling memiliki perbedaan yang
signifikan dengan psikoterapi. Gladding mengutip definisi konseling yang
dikemukakan oleh The American Counseling Association (ACA): konseling
merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip kesehatan mental, psikologi, atau
perkembangan karir, tetapi juga patologi”(Gantina et al., 2011). Berbeda
dengan bimbingan, terminologi konseling lebih menekankan pada pelayanan
profesional yang lebih khusus. Hal ini terlihat dari definisi yang dikemukakan
oleh Prayitno bahwa: “konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien”(Prayitno
& Amti, 2009). Dapat dipahami bahwa konseling merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan yang khusus diberikan seseorang secara terkemuka
untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi. Sehubungan dengan itu,
maka guru bimbingan dan konseling yang menangani layanan konseling perlu
memiliki persyaratan tertentu yang lebih banyak dari pada guru lainnya agar
mampu mendekati berbagai masalah yang dihadapi siswa sekaligus
membantu mencarikan alternatif pemecahannya. Berdasarkan uraian-uraian
yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dan konseling adalah kegiatan yang melalui proses berkesinambungan secara
terus menerus dan sistematis yang dilaksanakan oleh seorang konselor untuk
membantu konseli sehingga konseli dapat mandiri dalam mengambil
keputusan secara efektif dan produktif.
11 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara
. takterstruktur dan pengisian kuisioner
-Teknik Pengumpulan Teknik Pengumpulan data yaang digunakan dalam penelitian ini adalah
Data dengan cara mengngumpulkan data berdasarkan pengisian kuisioner dan juga
wawancara tak terstruktur kepada siswa dan juga kepalasekolah yang
kemudian di analisis dan disajikan dalam bentuk tabel
-Langkah Penelitian Langkah yang pertama tama di lakukan dalam penelitian ini adalah memilih
40 siswa SMK yang di rasa mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang
akan di ajukan, kemudian para peneliti membagikan kuisioner yang akan di
jawab oleh setiap siswa kemudian setelah membagikan kuisioner dilanjutkan
dengan mewawancarai setiap siswa dengan cara wawancara tak tersetruktur,
dimana setiap siswa yang akan diwawancarai dengan pertanyaan pertanyaan
yang berbeda. Setelah itu dilanjutkan dengan menganalisis data yang
didapkan dari hasil kuisioner dan wawancara, keudian disajikan dalam bentuk
tabel dengan data berpersen.
-Hasil Penelitian Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SMK Nurul Hikmah Bekasi
guru bimbingan dan konseling sudah melaksanakan tugas dan perannya
sebagai guru bimbingan dan konseling yang terdiri dari program harian,
mingguan dan bulanan. Salah satu program hariannya guru bimbingan
konseling antara lain mengkontrol kehadiran siswa, kedisiplinan
siswa, dan tata tertib lainnya sebelum jam masuk sekolah. Selanjutnya guru
bimbingan konseling mengkontrol kelas yang sekiranya guru mata pelajaran
tidak hadir untuk dapat dimanfaatkan layanan informasi terkait dengan
motivasi siswa untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pada
program mingguan, guru bimbingan konseling memberikan layanan
individual maupun kelompok guna menumbuhkan minat siswa untuk dapat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sedangkan program bulanannya
adalah mengevaluasi dan memberikan layanan bagi siswa yang mengalami
kasus maupun pelanggaran tata tertib sekolah dan mengevalusi program yang
diberikan secara khusus kepada siswa kelas XII mengenai layanan untuk
meningkatkan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Serta
memberikan layanan konseling bagi siswa yang mengalami prestasi rendah di
mata pelajaran tertentu guna mencari tahu penyebab prestasi siswa yang
rendah ataupun dibawah kurikulum yang berlaku. Hasil observasi siswa SMK
Nurul Hikmah Bekasi, siswa sudah mendapatkan layanan dan bimbingan
konseling dari guru bimbingan dan konseling secara maksimal. Bagi siswa
yang mengalami kasus maupun pelanggaran tata tertib, selalu di berikan
layanan konseling dan sanksi jika dilakukan berulang kali. Bagi siswa yang
mengalami kasus, dapat datang langsung ke guru bimbingan dan konseling
untuk melakukan proses konseling guna mendapatkan arahan dan solusi.
Sejauh ini kasus yang dihadapi siswa masih dapat ditangani oleh guru
bimbingan dan konseling secara efektif dan efesien. Bagi siswa kelas XII
mendapatkan layanan bimbingan dan konseling mengenai melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Kegiatan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan
bahwa perilaku setiap siswa terlihat baik, hubungan antara guru bimbingan
dan konseling terjalin dengan baik, dan beberapa siswa juga berinteraksi lebih
aktif dengan guru bimbingan dan konseling, serta sarana dan prasarana yang
dimiiki oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Hikmah Bekasi
sudah tertata dengan baik. Kondisi sarana dan prasarana sekolah sudah
memadai seperti adanya, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang bimbingan
dan konseling yang memadai dalam melayani proses konseling, ruang kelas
siswa, perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Siswa, laboratorium teknik
komputer jaringan, laboratorium English Conversation, aula sekolah untuk
sarana bimbingan kelompok, ekstrakulikuler, dan lapangan yang luas dan
adanya fasilitas olahraga. Pada saat observasi dilakukan, diperoleh informasi
terkait dengan kondisi SMK Nurul Hikmah Bekasi yang dapat dikategorikan
“baik” dalam mendukung kegiatan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah, dimana pada kondisi ini terdapat suasana hubungan
serta komunikasi antara guru bimbingan dan konseling dengan guru lainnya
yang tergolong baik.
Berdasarkan hasil interpretasi data yang telah diinterpretasikan, terlihat
interpretasi kategori Sangat Baik 0%, kategori Baik 50%, kategori Cukup
46,7%, kategori Kurang Baik 3,3%, dan kategori Sangat Kurang Baik 0%.
Dari data tersebut, maka dapat diinterpretasikan peran guru bimbingan
konseling dalam meningkatkan minat siswa melanjutkkan studi ke perguruan
tinggi dalam kategori Baik.
12. Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian  Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini terbilag
cukup efektif dikarenakan mengambil data langsung dari para siswa
 Penelitian ini memiliki penjelasan teori yang baik dan
terperinci.
 Pemaparan hasil penelitian ini menggunakan tabel yang
mempermudah pembaca untuk memahami hasil dari penelitian
 Penelitian ini juga menggunakan sistem wawancara tak
tersetruktur sehingga setiap siswa akan menkjawab sesui dengan apa
yang ada di benaknya tanpa meniru jawaban dari teman temanya.
 Penelitian ini juga memaparkan hasil dari kuisioner yang di
bagikan
-Kelemahan Penelitian  Jurnal ini tidak menjelaskan secara teperinci peroses
pengu,mpulan data yang dilakukan
 Penelitian ini juga kurang efektif dikarenakan hanya
mengambil 2 kelas sebagai ruang sampel
 Jurnal ini juga tidak menyantumkan hasil penelitian dari
wawancara
13. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMK Nurul
Hikmah yang diperoleh melalui angket, wawancara, dan observasi di SMK
Nurul Hikmah Bekasi menyatakan bahwa, dari hasil angket yang telah
peneliti sebarkan kepada siswa XII TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dan
siswa kelas XII AP (Akademi Perkantoran) bahwa guru bimbingan dan
konseling memberikan pemahaman tujuan melanjutkan studi ke perguruan
tinggi, guru bimbingan dan konseling memberikan layanan konseling untuk
membantu siswa memilih jurusan ke perguruan tinggi, serta guru bimbingan
dan konseling juga berperan memotivasi dan meningkatkan minat siswa
dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil wawancara
yang telah peneliti lakukan dengan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa,
kepala sekolah memantau penyusunan program layanan bimbingan dan
knseling dan mengevaluasi khususnya program bimbingan dan konseling
untuk siswa kelas XII terkait minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru
bimbingan dan konseling, disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling
telah memberikan motivasi mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan.
Program layanan bimbingan dan konseling telah diberikan kepada siswa kelas
XII terkait motivasi dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dari
hasil observasi di sekolah dapat disimpulakan bahwa, kondisi sarana dan
prasarana di sekolah cukup memadai, kondisi lingkungan di sekolah cukup
nyaman, rapi dan bersih. Sarana dan prasarana ruang guru bimbingan dan
konseling dapat menunjang proses bimbingan dan konseling secara kondusif.
Sarana dan prasarana di sekolah memberikan dampak proses belajar mengajar
secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka
peneliti menarik satu simpulan bahwa “Peran Guru Bimbingan dan Konseling
dalam Meningkatkan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada
Siswa di SMK Nurul Hikmah Bekasi”, dalam kategori Baik.
14. Saran Dengan adanya “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan
Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa di SMK Nurul
Hikmah Bekasi”, seharusnya para siswa menggunakan kesempatan ini untuk
semakin bersemangat untuk masuk keperguruan tinggi. Saran yang dapat di
berikan untu penelitian ini adalah ketika membuat suatu penelitian hendaknya
di jelaskan secara terperinci bagaimana langkah langkah dalam melakukan
penelitian.
15. Referensi Daryanto, & Farid, M. (2015). Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media.
Djamarah, Syaiful, B., & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Gantina, Komalasari, & Wahyuni, E. (2011). Teori Teknik Konseling.
Jakarta: Indeks.Gunarsa.
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Prayitno, & Amti, E. (2009). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. bandung:
Remaja Rosdakarya.
Usman, U. (2017). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Wardati, &
Jauhar, M. (2011). Implementasi Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

C. Review Jurnal Pembanding 2


10.Judul PERAN GURU KELAS DALAM PELAYANAN BIMBINGAN
KONSELING SEBAGAI MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK
11.jurnal Jurnal Ilmiah PSYCH
12.Download http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalpsyche/article/view/704
13.Volume dan Halaman 13 (2) , 98-107
14.Tahun 2019
15.Penulis Mareta Septi Ningrum, Lia Mareza, Agung Nugroho
16.Reviewer Grasella Ras Maria Br Damanik (2203311016)
17.Tanggal 17, Mret 2021
18.Abstrak Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru kelas dalam
memberikan layanan bimbingan konseling kepada peserta didik, sehingga
peserta didik di SD Negeri Wiradadi mempunyai motivasi berprestasi dalam
perlombaan. Berdasarkan observasi peneliti di SDN Wiradadi bahwa SDN
Wiradadi mempunyai beberapa piagam dan piala perlombaan, seperti pada
empat tahun sebelumnya dimulai dari tahun 2016-2019. Kejuaraan dalam
perlombaan tingkat Kecamatan Sokaraja yang didapatkan sekolah pada
tahun 2016/2017 terdapat 13 piala perlombaan. Pada tahun 2017/2018
terdapat 8 piala perlombaan. Pada tahun 2018/2019 terdapat 13 piala
perlombaan. Sekolah sering mendapatkan kejuaraan untuk bersaing dengan
sekolah lain. Kejuaraan tersebut diperoleh peserta didik yang mewakili
sekolah untuk mengikuti perlombaan, selain itu penelitian dilakukan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi peserta didik supaya dapat
berprestasi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilaksanakan dengan 10 responden yaitu Kepala Sekolah, 3
guru kelas dan 6 peserta didik. Hasi penelitian menunjukkan bahwa pesera
didik di SD Negeri Wiradadi sudah mempunyai motivasi berprestasi yang
tinggi. Perolehan kejuaraan pada peserta didik mendapatkan dukungan serta
bimbingan dari seorang guru. Peran guru dalam membentuk peserta didik
supaya menjadi berprestasi menggunakan layanan bimbingan konseling.
Guru mempunyai cara, pendekatan serta strategi kepada peserta didik dalam
melaksanakan layanan bimbingan konseling tersebut untuk membentuk
peserta didik supaya mempunyai motivasi berprestasi tinggi. Faktor yang
dapat mempengaruhi supaya peserta didik menjadi berprestasi yaitu faktor
status sosial ekonomi, praktik pengasuhan dari orangtua, sistem pendidikan,
kecakapan diri dan ekspetasi guru.
-Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru kelas dalam
memberikan layanan bimbingan konseling kepada peserta didik, sehingga
peserta didik di SD Negeri Wiradadi mempunyai motivasi berprestasi dalam
perl
-subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan 10 responden yaitu Kepala Sekolah, 3
guru kelas dan 6 peserta didik.
-Assesment Data
-Kata Kunci Peran guru, Layanan Bimbingan Konseling, Motivasi Berprestasi dan Faktor
yang mempengaruhi Motivasi Berpresta
10 Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
. kehidupan manusia. Setiap bentuk aspek kehidupan manusia baik pribadi,
keluarga, kelompok maupun dalam bangsa dan negara banyak ditentukan
oleh kemajuan pendidikan. Pendidikan dapat membantu manusia
mengangkat harkat dan martabatnya dibandingkan dengan manusia yang
tidak berpendidikan. Pendidikan bagi manusia merupakan sistem dan cara
untuk meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang. Pendidikan pada
masa sekarang ini merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi
setiap perubahan yang terjadi dan mampu untuk mencapai tujuan
pendidikan. Upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan, pemerintah
mendirikan lembaga pendidikan formal, yakni sekolah. Tenaga pendidik di
sekolah yaitu guru diwajibkan membentuk kepribadian dan karakter peserta
didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Tujuan pendidikan
nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 (2003)
-Latar Belakang dan Teori Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 (2003) yang menyatakan :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggungjawab” Guru sebagai seorang pendidik yang baik mempunyai
peran untuk memotivasi peserta didik untuk lebih maju dan berkembang
dalam berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik.
Motivasiberprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Pentingnya
motivasi berprestasi dalam diri setiap peserta didik biasanya sangat
berpengaruh bagi keberhasilannya dalam mencapai suatu tujuan
akademiknya. Adapun menurut Oktasari (2017) menjelaskan motivasi
berprestasi merupakan daya penggerak peserta didik dalam upaya untuk
memenuhi atau meraih suatu standar keunggulan tertentu dengan tujuan
mencapai kesuksesan. Standar prestasi pada peserta didik dapat dilihat dari
berbagai macam kegiatan yang telah dilakukan oleh peserta didik dan hasil
yang diperoleh peserta didik dari kegiatan tersebut
11 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskripsi
. kualitatif.
-Teknik Pengumpulan Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
Data dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan 10 responden yaitu Kepala
Sekolah, 3 guru kelas dan 6 peserta didik.
-Langkah Penelitian Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi dari berbagai sumber
yang memuat hal hal tentang sekolah tersebut kemudian dilanjutkan dengan
mewawancarai 10 responden yang terdiri dari 1 kepala sekolah 3 guru dan 6
siswa dan dilanjutkan dengan pengambilan dokumentasi. Setelah itu data
yang terkumpul di analisis dan di sajikan bentuk penjelasan mengguakan
narasi.
-Hasil Penelitian Berdasarkan wawancara dengan partisipan menjelaskan bahwa sebagai guru
yang mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mempunyai peran yang
ganda selain mendidik dan membimbing peserta didik harus memberikan
perhatian kepada peserta didik. peran guru sebagi pelaksana bimbingan
konseling berperan juga untuk menasehati peserta didik, memberi teguran,
memberi pujian, memberi hukuman, serta memberikan contoh yang baik
sebagai fasilitator bagi peserta
Berdasarkan pendapat dari beberapa partisipan menyatakan bahwa strategi
untuk menumbuhkan motivasi berprestasi peserta didik dengan cara
membangun kedekatan dengan peserta didik, jangan ada pembatas antara
guru dengan peserta didik supaya saat peserta didik sudah mulai merasa
dekat dengan guru, mereka akan otomatis curhat kepada guru mengenai
kehidupannya
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, guru menjelaskan bahwa tahapan
yang dilakukan dalam pelayanan bimbingan konseling guru melihat dulu
karakteristik setiap peserta didiknya. Karakteristik tiap peserta didik
berbeda-beda, ada yang pemalpendiam, serta ada juga yang hiperaktif atau
yang lambat dalam berfikir. Setelah memahami karakteristik tiap peserta
didiknya, guru melakukan pendekatan pada peserta didik supaya dalam
memberikan bimbingan, peserta didik tidak malu dan mau untuk bercerita.
12. Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian  Penelitian ini menggunakan metode penelitan dengan
beberapa metode yaitu obserfasi,dan juga wawancara sehingga
penelitian ini akan membuktikan secara langsung hasil obserfasi
mereka melalui wawancara
 Penelitian ini menyajikan hasil penelitian secara terperinci
dan juga ndi jelaskan sedemikian rupa sehingga membuat para
pembaca mampu memahami setiap hasil dari penelitian ini.
-Kelemahan Penelitian  Sama seperti jurnal pembanding 1 jurnal ini tidak
memaparkan bagai mana peroses penelitian yang dilakuan
 Penelitian ini juga memaparkan hasil dari penelitianya hanya
dengan narasi penjelasan tanpa persentase angka atau pun tabel
 Penelitian ini terlalu sedikit dalam mengambil ruang sampel
 Penelitiuan ini juga tidak mencantumkan beebrapa tempat
atau situs web. Yang mereka gunakan untuk mengobservasi
13. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran guru kelas
dalam pelayanan bimbingan konseling sebagai motivasi berprestasi peserta
didik di SD Negeri Wiradadi sudah terlaksana. Hal ini dapat peneliti lihat
bahwa dalam setiap pembelajaran berlangsung, guru kelas selalu
memberikan bimbingan atau motivasi kepada peserta didik di sela-sela
proses pembelajaran. Bimbingan konseling yang dilakukan oleh guru kelas
yaitu dengan cara memberi nasehat, memberi motivasi serta suport kepada
peserta didik supaya peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam setiap
belajarnya sehingga dapat berprestasi. Guru kelas juga mempunyai buku
bimbingan dan penyuluhan untuk setiap kelasnya. Buku bimbingan tersebut
untuk mencatat perilaku peserta didik setiap harinya jika terjadi
permasalahan akan dicatat di buku bimbing
14. Saran Seharusnya penelitian ini menggunakan lebih dari 10 responden agar data
yang di peroleh lebih maksimal dan akurat. Serta baiknya juka hasil
penelitian ini di jabarkan dan di sajikan secara narasi yang didampingi
dengan tabel agar memper mudah para pembaca dalam memahami hasil
penelitian.
15. Referensi Awan, R. U. N., Noureen, G., & Naz, A. (2011). A Study of Relationship
between Achievement Motivation, Self Concept and Achievement in
English and Mathematics at Secondary Level. Journal International
Education Studies, 4, (3), 72-79.
Creswell, J. W. (2013). Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Oktasari, M. (2017). Perceptions around teacher’s social support with
student achievement motivation. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1, 145-
150, ISSN 2580-2046.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human Development
(Psikologi Perkembangan). Jakarta: Prenada Media Group.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. (2003). Jakarta:
Pusat Dokumentasi Depdiknas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pada jurnal pertama membahas mengenai peran bimbingan dan konseling di kabupaten
koibatek dan dikabupaten ini mengalami ketidakdisiplinan yang besar. Lebih buruk lagi
sebagian besar kepala bimbingan dan konseling tidak dilatih disana dan tidak efektif
dalam menjalankan perannya. Jika bimbingan dan konseling ditawarkan dengan baik,
maka ketidakdisiplinan tidak akan terjadi.
 Pada pembanding satu membahas tentang peran seorang Peran Guru Bimbingan dan
Konseling Dalam Meningkatkan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi di SMK
Nurul Hikmah Bekasi dimana didapati hasil bahwasanya pada sekolah tersebut
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMK Nurul Hikmah yang
diperoleh melalui angket, wawancara, dan observasi di SMK Nurul Hikmah Bekasi
menyatakan bahwa, dari hasil angket yang telah peneliti sebarkan kepada siswa XII TKJ
(Teknik Komputer dan Jaringan) dan siswa kelas XII AP (Akademi Perkantoran) bahwa
guru bimbingan dan konseling memberikan pemahaman tujuan melanjutkan studi ke
perguruan tinggi, guru bimbingan dan konseling memberikan layanan konseling untuk
membantu siswa memilih jurusan ke perguruan tinggi, serta guru bimbingan dan
konseling juga berperan memotivasi dan meningkatkan minat siswa dalam melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
 Pada jurnal pembanding 2 membahas mengenai peran guru kelas dalam pelayanan
bimbingan konseling sebagai motivasi berprestasi peserta didik pada sebuah sekolah
dasar negeri Wiradadi Berdasarkan wawancara dengan partisipan menjelaskan bahwa
sebagai guru yang mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mempunyai peran yang
ganda selain mendidik dan membimbing peserta didik harus memberikan perhatian
kepada peserta didik. peran guru sebagi pelaksana bimbingan konseling berperan juga
untuk menasehati peserta didik, memberi teguran, memberi pujian, memberi hukuman,
serta memberikan contoh yang baik sebagai fasilitator bagi peserta
B. Saran
Dari ketiga jurnal sudah memberikan pembahasan dan memaparkan hasil penelitian
dengan baik. Jika jurnal sudah lengkap dan baik maka harus dipertahankan, sedangkan
beebrapa jurnal yang belum memaparkan denganjelas langkah langkah yang dilakuan
selama penelitian hendaknya di paparkan agar mempermudah para pembaca. Kemudian
bagi jurnal yang memaparkan hasil penelitianya menggunakan penjelasan berupa narasi
atau hanya dengan tabel saja biknya dilengkapi agar hasil di paparkan melalui penjelasan
narasi dan juga tabel.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Lia. Daharnis. Hariko, Rezki. 2019. Peran Konselor dalam Meningkatkan Disiplin
Siswa : Tinjauan Berdasarkan Persepsi Siswa. Jurnal konseling andi matappa. 3 (1). 15-22.

Nisa, Afiatin. 2018. Peran guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jurnal bimbingan dan konseling. 05(1). 1-8.

Septi Ningrum, Ningrum. Mareza, Lia. Nugroho, Agung. 2019. Peran guru kelas dalam
pelayanan bimbingan konseling sebagai motivasi berprestasi peserta didik. Jurnal ilmiah
psyche. 13(2). 98-107

Anda mungkin juga menyukai