Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

“MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHN DALAM KEMAPUAN BERBICARA ”

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA :

Grasella Ras Maria Br Damanik (2203311016)

Linda Ayu Kartika (2203311021)

Siti Hadijah (2203311025)

Adi Natal (22033111007)

MATA KULIAH : Linguistik Mikro

DOSEN PENGAMPU : Dra. Inayah Hanum Lubis, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA,SASTRA INDONESIA DAN DAERAH


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
berkuasaatas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya jugalah maka
TugasRekayasa Ide mata kuliah “ Linguistik Mikro ” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Tugas Rekayasa Ide ini. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna.
Olehsebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demisempurnanya tugas ini.kami berharap semoga tugas ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan bisamemberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
mencurahkan rahmat dankarunia-Nya kepada kita semua.

Medan, 11 Desember 2020

Penulis
DAFTAR  ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR  ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1.......................................................................................................................... Latar Belakang


1.2..............................................................................................................................Tujuan TRI
1.3.............................................................................................................................Manfaat TRI
.
1.4.......................................................................................................................Fokus permasalahn
..................................................................................................................................... 

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN....................................

2.1 Permasalahan Umum ...................................................................................................


2.2 Identifikasi Permasalahan ............................................................................................

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN.............................................................................

BAB IV PENUTUP................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Fonemik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa


denganmemperhatikan apakah bunyi tesebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau
tidak.Sebagai mana diketahui bahwa fonemik sacara fungsional dipertentangkan dengan fonetik,
karenafonemik mengkhususkan perhatianya pada makna yang ditimbulkan oleh sebuah bunyi
bahasaketika dituturkan sedangkan fonetik hanya memfokuskan bagaimana bunyi bahasa
dapatdituturkan secara benar baik dari segi cara maupun dari segi tempat artikulasinya.Dibidang
fonemik kita akan mempelajari tentang perbedaan makna yang ditimbulkan oleh perbedaan cara
penuturan dalam suatu bunyi bahasa. Hal ini sangat penting karena dalam pembelajaran bahasa
khususnya bahasa Indonesia kita akan dihadapkan pada berbagai masalah bunyi-bunyi bahasa
yang secara sepintas sama akan tetapi sangat berbeda dari segi makna yangditimbulkannya.

B. Tujuan TRI

Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks fonem dalam fonologi
BahasaIndonesia.Setelah kita dengan teliti mencari tahu permasalahannya, kita mencari solusi
yang tepatuntuk mengatasi permasalahan tersebut.

C. Manfaat TRI

Untuk menambah wawasan tentang fonem dalam kajian fonologi Bahasa Indonesia1
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUMA.URAIAN PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini penulis
mengajukanuraian permasalahan sehingga menarik untuk diteliti sebagai berikut:1. Bagaimana
cara merealisasikan fonem-fonem Bahasa Indonesia?

B.SUBJEK PENELITIAN

Subjek Penelitian adalah masyarakat secara umum dalam kehidupan sehari-hari.

C.ASSESMENT DATA

Penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode diskriptif, yang berupakata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka. (Lexy J.Moleong, 2008:11).Penelitian kualitatif
inimempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama menggambarkan dan mengungkap (to describe
andexplore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain)
BAB III

METODE PELAKSANAANA.METODE PEMECAHAN MASALAH

Ada beberapa metode metode yang dilakukan dalam pemecahan masalah ini yang
dimulai dari :

Secara umum fonem dapat berada pada posisi awal kata, di tengah kata, maupun di akhir
kata.Secara khusus satu per satu, ada fonem yang dapat berada pada ketiga posisi itu, tetapi ada
pulayang tidak dapat. Hanya berada pada posisi awal saja, atau posisi akhir saja. Fonem vokal
selaludapat menduduki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai
puncakkenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan mungkin dapat menduduki
awal danakhir, tetapi mungkin juga hanya menduduki posisi pada awal. Berikut distribusi fonem
satu persatu.

Fonem Vokal1.

1. Vokal /a/, dapat menduduki semua posisi. Contoh: ambil, taat, dan harga.

2. Vokal /i/, dapat menduduki semua posisi. Contoh: indah, amin, dan tani.

3. Vokal /e/, dapat menduduki semua posisi. Contoh: enak, karet, dan sate.

4. Vokal /∂/, dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir.Contoh: [∂Mas],
[l∂mbut], [kod∂].

5. Vokal /u/, dapat menduduki semua posisi. Contoh: udan, sambut, lagu.

6. Vokal /o/, dapat menduduki semua posisi. Contoh: oleh, belok, dan bakso.

Fonem Diftong1.

 Diftong /aw/ dapat menduduki posisi awal dan posisi akhir, Seperti pada kata aula [awla]
dan pulau [pulaw].
 Diftong /ay/ hanya menduduki posisi akhir, seperti pada kata [pantay] dan [landay].
 Diftong /oy/ hanya menduduki posisi akhir, seperti pada kata [s∂koy] dan [ amboy].
 Diftong /∂y/ juga hanya menduduki posisi akhir, seperti pada contoh: [surv∂y].

Fonem Konsonan
1.Konsonan /b/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir. Seperti tampak
padakata bambu, timbul, dan sebab. Namun, pada posisi akhir sebagai koda posisinya
mendua,maksudnya dapat sebagai fonem /b/ , dan dapat pula sebagai fonem /p/. Di sini, fonem
/b/ itukehilangan kontasnya dengan fonem /p/. Fonem yang seperti ini lazim disebut dengan
namaarkifonem. Keduanya /b/ dn /p/ dianggap sebagai anggota dari arkifonem/B/ (ket:
arkifonemdilambangkan dengan huruff kapital).

2. Konsonan /p/ dapat menduduki semua posisi awal, tengah, dan akhir, seperti tampak
padacontoh: pikat, lipat, dan tutup.

3. Konsonan /m/ dapat menduduki semua posisi. Seperti tampak pada contoh: makan, aman,
dandalam.

4. Konsonan semivokal /w/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti tampak
padacontoh: waris, dan awam.Pada posisi akhir semivokal /w/ merupakan bagian dari diftong
/aw/, yang secaraortografi dilambangkan dengan huruf <u> . Misalnya [pulaw] <pulau>, dan
[danaw] - <danau>.Sebagai luncuran atau bunyi pelancar, bunyi [w] dalam ortografi tidak diberi
lambang apa-apa.Contoh: [duwa] - <dua>; dan [kuwe] - <kue>.

5. Konsonan /f/ dapat menduduki semua posisi, seperti tampak pada contoh: fitnah, sifat,
danaktif. Perlu dijelaskan dalam bahasa indonesia, konsonan labiodental tak bersuara /f/ dan
konsonanlabiodental bersuara /v/ tidak memiliki pasangan minimal. Maka konsonan /f/ dan
konsonan /v/dalam bahasa indonesia hanya diperbedakan secara ortografis. Kata-kata yang
dalam bahasaasingnya dilambangkan dengan <f> akan ditulis dengan huruf <f> dan yang
dilambangkan denganhuruf /v/ akan ditulis dengan huruf /v/. Jadi, fakultas ditulis dengan <f>
sedangkan vitamin ditulisdengan huruf <v>.

6. Konsonan /d/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: dari, adat, dan abad.Namun, pada
posisiakhir fonem /d/ lazim dilafalkan sebagai bunyi [t]. Jadi, fonem /d/ di sini adalah anggota
dariarkifonem /D/.

7. Konsonan /t/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: tari, hati, dan karet.

8. Konsonan /n/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: nasi, tanah, dan tuan.

9. Konsonan /l/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: lari, balai dan bakal.

10. Konsonan /r/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: raja, urat, dan lebar.

11. Konsonan /z/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: zakat, lazim dan aziz. Namun, pada
posisi akhir fonem /z/ ini kehilangan statusnya sebagai fonem /z/; dia menjadi anggota
dariarkifonem /Z/, karena lazim diucapkan sebagai /s/.

12. Konsonan / ñ / dapat menduduki posisi awal, dan posisi tengah, seperti tampak pada contoh:
[ñali] dan [bañak], tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.
13. Konsonan /j/ dapat menduduki posisi awal, dan posisi tengah, seperti tampak pada contoh:
jalan, dan ajal, tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.

14. Konsonan /c/ dapat menduduki posisi awal, dan posisi tengah, seperti tampak pada
contoh:copet dan kecil, tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.

15. Konsonan /∫/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: [∫arat] dieja < syarat >, [i∫arat] dieja<
isyarat >, dan [ara∫] dieja < arasy >.

16. Konsonan /s/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: salut, pasar, dan baris.

17. Konsonan /g/ dapat menduduki posisi awal, dan posisi tengah seperti contoh: gadis dan
agar.Juga dapat menduduki posisi akhir pada sejumlah kata; tetapi secara ortografis
selaludilambangkan dengan huruf < k >. Contoh: < gubuk > dilafalkan [gubug], < grobak >
dilafalkan[grobag], dan < gudek > dilafalkan [gudeg].

18. Konsonan /k/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: kata, akan, dan anak.

19. Konsonan /?/ dapat menduduki posisi tengah, dan posisi akhir, secara otografis
kehadirannyadilambangkan dengan huruf < k >, contoh: nikmat [ni?mat] dan bapak [bapa?].
secara fonetisfonem ini selalu muncul di muka silabel yang tidak punya onset, seperti ikan [i?
kan] dan [ta?at].

20. Konsonan / ŋ / dapat menduduki semua posisi. contoh: ŋaŋa, aŋan, dan benaŋ.

21. Konsonan /x/ dapat menduduki semua posisi.Contoh: [xitan] dieja < khitan >, [axir] dieja <
akhir >, dan [tarix] dieja< tarikh >.

22. Konsonan /h/ dapat menduduki semua posisi. Contoh: hamil, mahir dan sudah. Pada
beberapakata yang bukan unsusr serapan fonem [h] ini pada posisi awal sering ditanggalkan
sepertihidup=idup; hisap=isap; dan hembus=embus

B.LANGKAH YANG DITEMPUH

Langkah yang ditempuh atau dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah :

1.Melakukan observasi atau pengamatan terhadap cara berbahasa dalam masyaratkan


secaraumum.
2.Mengumpulkan data data yang didapatkan selama penelitian baik berupa hasil gambar
maupunhasil data dari wawancara tersebut.

4.Melakukan Analisis Data sebagai hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat ditarik
kesimpulandari penelitian tersebut.

C.DATA YANG DIKUMPULKAN

Dalam Masyarakat pada umumnya sudah dapat merealisasikan dengan baik suatu fonemtapi
masih ada saja yang kurang memahaminya sehingga di makalah ini saya memberi penjelasan
kembali mengenai cara merealisasikan fonem dengan baik dalam Bahasa Indonesia.
BAB IV

PEMBAHASANA.PENYELESAIAN MASALAH

Fonem terdiri atas vocal,konsonan,dll.Jadi disini saya menjelaskan cara merealisasikan


fonemvocal yaitu:

1. Fonem /i/Mempunyai dua macam realisasi, yaitu pertama direalisasikan sebagai bunyi [i]
apabila berada pada silabel terbuka atau silabel tak berkoda seperti pada kata <kini> dan
<sapi>. Kedua,direalisasikan sebagai bunyi [I] apabila berada pada silabel tertutup atau
silabel berkoda seperti pada kata <batik> dan <irik>.
2. Fonem /e/Mempunyai dua macam realisasi. Pertama, direlisasikan sebagai bunyi [e]
apabila berada pada
1. silabel terbuka, seperti pada kata <sate> dan <berabe>. Kedua, direalisasikan sebagai
bunyi [ɛ]
2. apabila berada pada silabel tertutup, seperti pada kata <monyet> dan <ember>.
3. Fonem /a/Secara umum fonem /a/ direalisasikan sebagai bunyi [a], baik pada posisi awal
kata, tengah kata,maupun akhir kata seperti pada kata <apa>, <padam>, dan <dua>.
4. Fonem /ә/Secara umum direalisasikan sebagai bunyi [∂] seperti pada kata <kera> dan
<Maret>.
5. Fonem /u/Mempunyai dua macam realisasi. Pertama, dilafalkan sebagai bunyi [u] apabila
berada pada silabelterbuka seperti pada kata <susu> dan <tunggu>. Kedua direalisasikan
sebagai bunyi [U] apabila berada pada silabel tertutup seperti pada kata <kasur> dan
<tangguh>.
6. Fonem /o/Mempunyai dua macam realisasi. Pertama direalisasikan sebagai bunyi [o]
apabila berada padasilabel terbuka, seperti pada kata <toko> dan <oto>. Kedua
direalisasikan sebagai bunyi []apabila berada pada silabel tertutup, seperti pada kata
<tokoh> dan <besok>.Lafal fonem konsonan1.

1. Fonem /b/
Memiliki dua realisasi. Pertama direalisasikan sebagai bunyi [b] apabila
berada pada awal silabel, baik silabel terbuka maupun silabel tertutup yang
bukan ditutup oleh fonem konsonan /b/.Misalnya pada kata <bagus> dan
<bantal>. Kedua, direalisasikan sebagai bunyi [b] atau [p] apabila berposisi
sebagai koda pada sebuah silabel. Misalnya pada kata <sebab> dan <Sabtu>.
2. Fonem /p/Direalisasikan sebagai bunyi [p] baik sebagai onset pada sebuah silabel
maupun sebagai koda.Misalnya <papan> dan <sampul>.
3. Fonem /n/Direalisasikan sebagai bunyi [n] seperti pada kata <nanas> dan <iman>.
4. Fonem /w/Direalisasikan sebagai bunyi [w], seperti pada kata <waris> dan <bawal>.
5. Fonem /f/Direalisasikan sebagai bunyi [f] seperti pada kata <kafe> dan <aktif>.
6. Fonem /d/Mempunyai dua macam realisasi. Pertama direalisasikan sebagai bunyi [d]
apabila berposisisebagai sebuah onset pada sebuah silabel. Misalnya pada kata
<daging> dan <hadis>. Keduadirealisasikan sebagai bunyi [t] dan [d] bila berposisi
sebagai sebuah koda pada sebuah silabel.Seperti <abad> dilafalkan [babat] dan
<jilid> dilafalkan [jilit].
7. Fonem /t/Direalisasikan sebagai bunyi [t], seperti pada kata <titi> dan <rebut>.
8. Fonem /n/Direalisasikan sebagai bunyi [n], baik sebagai onset maupun sebagai koda
pada sebuah silabel.Misalnya <nama> dan <asin>.
9. Fonem /l/Direalisasikan sebagai bunyi [ ] baik sebagai onset maupun sebagai koda
pada sebuah silabel,misalnya <lari. Dan <batal>.
10. Fonem /r/Direalisasikan sebagai bunyi [r] baik sebagai onset maupun sebagai koda
pada sebuah silabel,misalnya <ribut>, <karet>, dan <kabar>.
11. Fonem /z/Direalisasikan sebagai bunyi [z] bila sebagai onset pada sebuah silabel.
Misalnya <zaman> dan<zamzam>. Bila sebagai koda dilafalkan sebagai bunyi [z]
atau [s] misalnya pada kata <Aziz>dilafalkan [Aziz] atau [Azis].
12. Fonem /s/Direalisasikan sebagai bunyi [s] baik sebagai onset maupun sebagai koda
pada sebuahsilabel.Misalnya pada <sakit>, <pesan>, dan <kamus>.
13. Fonem /ʃ/Direalisasikan sebagai bunyi [ʃ] baik sebagai onsaet maupun sebagai
koda.Misalnya <syarat> dan<syahbandar>.
14. Fonem /ñ/Fonem nasal ini direalisasikan sebagai bunyi [ñ] misalnya pada kata
<nyani> dan <banyak>.
15. Fonem /j/Direalisasikan sebagai bunyi [j] seperti pada kata <jalan> dan <ajal>.Fonem
/j/ tidak pernah berposisi sebagai koda.
16. Fonem /c/Direalisasikan sebagai bunyi [c] seperti pada kata <cari> dan
<cacar>.Fonem ini tidak pernah berposisi sebagai koda.
17. Fonem /y/Direalisasikan sebagai bunyi [y] seperti pada kata <yatim> dan
<yayasan>.Fonem ini tidak pernah berposisi sebagai koda.
18. Fonem /g/Mempunyai dua macam realisasi.Pertama direalisasikan sebagai bunyi [g]
apabila berposisisebagai onset.Misalnya pada kata <gajah> dan <gagal>.Kedua
direalisasikan sebagai bunyi [g]atau [k] apabila berposisi sebagai koda.Misalnya
<gudeg> menjadi [gudek] dan <grobag> menjadi[grobak].
19. Fonem /k/Memiliki tiga macam realisasi.Pertama direalisasikan sebagai bunyi [k]
apabila berposisi sebagaionset, misalnya pada kata <kabar> dan <bakar>. Kedua
direalisasikan sebagai bunyi [?] apabila berposisi sebagai koda, misalnya <bapak>
[bapa?] dan <rakyat> [ra?yat].
20. Fonem /ᶇ/Direalisasikan sebagai bunyi [ᶇ] baik berposisi sebagai onset maupun
sebagai koda.Misalnya<nganga> [ᶇaᶇa] dan <angina> [aᶇin].
21. Fonem /x/Direalisasikan sebagai bunyi [x] baik berposisi sebagai koda maupun
sebagai onset.Misalnya<khas> [xas], <akhir> [axir], dan <tarikh> [tarix].
22. Fonem /h/Direalisasikan sebagai bunyi [h] baik berposisi sebagai onset maupun
sebagai koda.Misalnya<hari>, <sehat> dan <lebih>.23. Fonem /?/Direalisasikan
sebagai bunyi [?] yang muncul pada: pertama, silabel pertama dari sebuah kata yang
berupa fonem vocal. Misalnya <akan> [?akan], <isap> [?isap], dan <udang> [?
udang]. kedua diantara dua buah silabel, di mana nuklus silabel pertama dan kedua
berupa fonem vokal yang sama.Misalnya <taat> [ta?at] dan <dan> [a?an].

B.KEKUATAN

Dengan adanya pemahaman tentang fonem akan lebih dapat memahami bagaimana
caramerealisasikan fonem dengan baik.

C.KELEMAHAN

Kelemahannya ialah tidak disertai dengan adanya contoh dalam penjelasan.Sebab jika
penjelasanmateri ini disertai contoh maka akan lebih memahami dalam hal tersebut.
BAB V

PENUTUPA.

A. KESIMPULAN

Kajian fonetik adalah bunyi bahasa atau fon, sedangkan objek kajian fonemik
adalahfonem. Memang banyak versi mengenai definisi atau konsep fonem. namun, intinya
adalah suatukesatuan bunyi terkecil yang dapat membedakan makna kata. Kalau kita ingin
mengetahui sebuah bunyi adalah fonem atau bukan, kita harus mencari yang disebut pasangan
minimal atau minimal pair, yaitu dua buah bentuk yang bunyinya mirip dan hanya sedikit
berbeda. Misalnya, pasangankata paku dan baku. Kedua kata ini mirip sekali, masing-masing
terdiri dari empat buah bunyi.Kata paku terdiri dari [p], [a], [k], dan [u]. Sedangkan kata baku
terdiri dari bunyi [b], [a], [k], [u].Jadi, pada pasangan paku dan baku terdapat tiga buah bunyi
yang sama, yaitu bunyi kedua, ketiga,dan keempat. Yang berbeda hanya bunyi yang pertama,
yaitu bunyi [p], [a], [k], [u].

B. SARAN

Sebaiknya masyarakat harus lebih memahami arti pentingya fonem.Karna dalam berbahasa
pastikita memperhatikan fonem bunyi bahasa tersebut.

C.REFERENSI

https://rudijunti20.blogspot.com/2016/12/makalah-fonemik.html

http://abdullohaja.blogspot.com/2012/12/fonologi-bahasa-indonesia.html

https://nerims.wordpress.com/2013/11/11/definisi-morfologi-fonetik-fonemik-fonem-morfologi-
sintaksis-semantik/

Anda mungkin juga menyukai