SKOR NILAI
OLEH
MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan cinta kasihnya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Menulis Kreatif Sastra ini yang berjudul “Critical Book Report”. Kami sebagai penulis sangat berterima kasih kepada Ibu Dosen ROSMAWATY
HARAHAP sebagai dosen yang bersangkutan dalam penyelesaian tugas ini dan sebagai dosen yang sudah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga tugas
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyelesaian tugas ini oleh karena ini kami sebagai penulis dan
yang paling bersangkutan meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Dan kami juga sangat berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun sehingga dapat kami jadikan sebagai motivasi dan tambahan pengetahuan bagi diri kami sendiri maupun bagi orang banyak.
Akhir kata dari kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga hasil kerja kami ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawsan
dan pengetahuan bagi orang lain terutama bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.……………………………………………………………………………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………………….83
B. Saran ………………………………………………………………………………………………………………………………………………...83
PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang perencanaan, oleh karena itu, penulis membuat critical book review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang matakuliah Menulis Kreatif Sastra.
Selain untuk mememenuhi tugas mata kuliah Menulis Kreatif Sastra, manfaat yang dapat diambil dari critical book review ini adalah diperolehnya
informasi-informasi yang tersedia serta memberikan pemahaman bagi mahasiswa mengenai sistematika pembuatan critical book review dan mahasiswa akan
mudah menentukan pilihan terhadap sebuah buku yang akan menjadi bahan bacaan dan rujukan dalam penyusunan tugas sesuai dengan kebutuhannya serta untuk
dapat menambah wawasan tidak hanya dari satu sumber tapi biasa dari berbagai sumber buku yang dapat di pahami dan serta di terapkan.
D. Identitas Buku
Buku Utama
Buku Pembanding
Paragraf 3 BAB II Pada paragraf Paragraf ini Penggunaan Tidak terdapat Pembicaraan
Masih banyak MANUSIA HERO ini tidak memiliki Bahasa yang kekurangan tentang
penggolongan lainnya (Obyek Penciptaan Karya memberikan kekurangan sederhana pada paragraph hubungan
dorongan yang Sastra) uraian tentang karena bahasa ini sastra dan
menyebabkan seseorang Paragraf 1 dorongan yang digunakan masyarakat
menjadi seorang Heroisme manusia dalam seseorang sudah baik dan tidak mungkin
sastrawan. Ia merasa ada sastra bukannya tanpa intrik. menjadi cukup mudah menafikan
sesuatu dalam dirinya Ada sumber yang melahirkan sastrawan dimengerti dan pengarangnya.
yang memaksanya untuk persoalan yang dihadapi pejelasannya Justru dalam
menulis . Sejak kecil manusia. Sumber persoalan itu pun sudah cukup konteks
Pertanyaannya bukan dapat bersal dari dirinya baik pembicaraan
hanya pertanyaan yang sendiri, karena manusia itu, eksistensi
bersifat ilmu pengetahuan memiliki nafsu, ambisi, pengarang
saja, tetapi pada keinginan, harapan, cita-cita, semakin
pertanyaan yang sifatnya kebutuhan, dan sebagainya. penting. Di
lebih hakiki. Sumber persoalan dapat juga satu pihak
berasal dari orang lain, karena pengarang
faktor yang sama. Sumber merupakan
persoalan tersebut juga bisa penghasil
berasal dari sebuah karya sastra.
kolektivitas, yaitu masyarakat Kualitas karya
dan sistem sosiokulturalnya. sastra
ditentukan oleh
proses
pergulatan
kesadaran yang
utuh dari
pengarangnya.
Di lain pihak,
pengaruh
masyarakat
terhadap karya
sastra melalui
proses
internalisasi
dan asimilasi
dalam diri
sastrawan.
Sangat tidak
masuk akal
jika
pembicaraan
tentang
hubungan
sastra dan
masyarakat
tidak berangkat
dari
pengarangnya.
BAB 2 : Paragraf 2 Penjelasannya Bahasanya agak Pengertian Terdapat kata Salah satu
BEKAL BERPROSES
Pembicaraan tentang hubungan cukup baik sulit dicerna suatu istilah yang rancu sastrawan yang
KREATIF SASTRA
A.Imajinasi Dan sastra dan masyarakat tidak dijelaskan sehingga susah mensyaratkan
Kepekaan mungkin menafikan secara di mengerti. bekal imajinasi
Paragraf 1 pengarangnya. Justru dalam terperinci adalah Budi
Salah satu sastrawan yang
konteks pembicaraan itu, Darma. Imajin
mensyaratkan bekal
eksistensi pengarang semakin asi adalah
imajinasi adalah Budi
penting. Di satu pihak salah satu
Darma. Imajinasi adalah
pengarang merupakan modal
salah satu modal
penghasil karya sastra. Kualitas kepengarangan
kepengarangan Budi
karya sastra ditentukan oleh Budi
Darma. Tanpa imajinasi,
proses pergulatan kesadaran Darma. Tanpa
mungkin ia akan menjadi
yang utuh dari pengarangnya. imajinasi, mun
orang biasa. Bahkan, Di lain pihak, pengaruh gkin ia akan
imajinasinya sering masyarakat terhadap karya menjadi orang
menyiksa, menakutkan, sastra melalui proses biasa. Dia ikuti
dan nampak mengada-ada internalisasi dan asimilasi terus pesawat
tetapi memang ada dalam diri sastrawan. Sangat terbang
(Darma, 1982:125). tidak masuk akal jika itu, sampai
pembicaraan tentang hubungan akhirnya
sastra dan masyarakat tidak hilang, mungki
berangkat dari pengarangnya. n menabrak
sebuah gunung
yang sangat
jauh dari
pandangannya
. Akan
tetapi, sebagai
sastrawan yang
dikaruniai
imajinasi yang
menakutkan, B
udi Darma
tidak bisa
menulis
mengenai
kehidupan
yang
manis. Soeman
to
menyebutkan
bahwa
kepenyairan
Sapardi
menempatkan
kata sebagai
taruhan
utama. Dengan
insting dan
persepsi ini dia
tidak hanya
melihat
bayang-bayang
hidup yang
tercermin
dalam tindakan
manusia, akan
tetapi hakikat
hidup
sendiri. Ia
dapat melihat
segala sesuatu
yang
menggerakkan
manusia dan
segala sesuatu
yang
berkelebat di
sekitar takdir
manusia . Dar
manto Jatman
sangat tertarik
dengan studi
teologi, karena
ia ingin
memahami
hidup, dan
kelak hal
tersebut sangat
mempengaruhi
sajak-sajaknya.
Paragraf 2 Paragraf 3 Penjelasannya Bahasaanya Bahasa buku Efek jarak
Bekal utama Sapardi
Berbeda pula dengan manusia disertai dengan berbelit belit yang direview (spasi)
Djoko Damono menulis
hero ciptaan Pramudya Ananta pendapat para menggunakan menunjukkan
adalah kepiawaiannya
Toer dalam novel Arok Dedes. ahli kata kata yang bahwa jarak
memainkan kata.
Arok adalah manusia hero sangat jelas antara kata
Soemanto (2005:192) yang ambisius, licik, dan sehingga dengan kata
menyebutkan bahwa pintar. Ia tahu apa yang mesti pembaca tidak tersusun
kepenyairan Sapardi dilakukan ketika kekuasaan mudah rapi
menempatkan kata sebagai tidak berpihak pada kelas mengerti isi
taruhan utama. Kata itu, bawah. Ia meleburkan diri buku
hadir dalam karya sebagai dalam kekuasaan untuk
pembawa pesan atau memperoleh kekuasaan. Arok
pentunjuk (signifier, tidak ingin terjebak pada
secara semiotik). Setelah regimitasi yang dibangun
itu, barulah makna dan kekuasaan.
menjadi suatu ungkapan.
B. INSTING, OTAK, Paragraf 4 Obyek ilmu Bahasa yang Materi yang Tidak disertakan
DAN PERSEPSI Arok hanyalah manusia rekaan sastra dalam digunakan terkandung contoh dalam
Paragraf 1 yang hero. Ia tak pernah ada paragraf terlalu berbelit- didalamnya menciptakan
Sebagai sastrawan Budi
dalam realitas. Meskipun Arok diberikan belit tersusun secara puisi tersebut
Darma harus mempunyai
yang lain benar-benar ada penjelaan yang sistematis
otak di samping insting
dalam sejarah, tapi Arok dalam baik disertai
dan persepsi
Pramudya adalah manusia dengan kutipan
kepengarangan. Dengan
fiksional. Keduanya berbeda. para ahli
insting dan persepsi ini dia
Tak nyata dan nyata; fiksional
tidak hanya melihat
dan realitas. Kalau Arok
bayang-bayang hidup yang
fiksional begitu nyata dan
tercermin dalam tindakan
pintar, karena manusia hero
manusia, akan tetapi
yang satu ini diciptakan dengan
hakikat hidup sendiri. Ia
berlandaskan pada
dapat melihat segala intelektualitas seorang
sesuatu yang Pramudya Ananta Toer.
menggerakkan manusia Dengan begitu, manusia hero
dan segala sesuatu yang Arok tak bisa dipahami hanya
berkelebat di sekitar takdir sebagai manusia biasa yang
manusia (Darma, 1984: 2- penuh ambius dan nafsu
3). Darmanto Jatman kekuasaan.
sangat tertarik dengan
studi teologi, karena ia
ingin memahami hidup,
dan kelak hal tersebut
sangat mempengaruhi
sajak-sajaknya.
C. KEJUJURAN Paragraf 5 Memberikan Bahasanya sulit Materi disusun Terdapat kata
DALAM Itulah realitas fiksi manusia penjelasan dimengerti secara yang rancu
MENULIS
hero sebagai obyek yang uraian yang sistematis
Paragraf 1 diungkapkan pengarang dalam baik.
Dengan demikian, apa
karya sastranya. Persoalan ini
yang tertulis nanti
semakin penting dipahami di
langsung maupun tidak
dalam konteks penciptaan
langsung akan merupakan
karya sastra. Oleh karena
cermin
itulah, penulis pemula perlu
keterusterangannya. Kalau
memahami persoalan itu. Acap
dia berhasil, maka
kali karya sastra yang beredar
pembaca akan merasa
di pasaran tidak memberikan
ditelanjangi oleh pencerahan apa-apa, selain
keterusterangan ini. Dia menghibur. Itu terjadi lantaran
akan menyaksikan penulisnya kurang memiliki
berkelebatnya sekian pretensi untuk menghadirkan
banyak orang-orang aneh, manusia hero bagi
yang tidak lain adalah pembacanya. Karya sastra
pantulan keanehan semacam itu akan dinilai
pembaca sendiri. pembacanya sebagai karya
Kebahagiaan dalam sastra penglipur lara.
berterus terang inilah yang
tidak akan Budi Darma
peroleh andaikata ia bukan
sastrawan. Akan tetapi
justru kebahagiaan ini
pulalah yang
menyebabkan dia
menderita
D.INTUISI, BAKAT, BAB III Obyek ilmu Tidak ada Kata yang Pada kalimat ini Problema
DAN KERJA KERAS KONFLIK (Titik
sastra dalam karena sudah tersusun sudah Tidak ada hidup yang
Kemenarikan Karya Sastra)
Paragraf 1 paragraf dijelaskan secara runtut disertakan besar memiliki
Tanpa intuisi yang Paragraf 1
diberikan dengan baik sehingga contoh pengertian, ia
tajam, sastrawan akan Ada beberapa syarat yang
penjelaan yang mudah untuk menyangkut
terjebak oleh pekerjaan harus dipenuhi untuk menuju
baik disertai dipahami. suatu
teknis. Sastrawan yang ke suatu konflik yang menarik,
dengan kutipan perjuangan
demikian kurang kompleks, dan penuh
menguasai «grand para ahli yang tidak
design» kehidupan . Budi ketegangan psikologis, baik hanya
Darma yakin, banyak yang berlangsung dalam cerita bertujuan
penulis Indonesia yang maupun dalam diri pembaca. untuk dirinya
belum bekerja keras.
Jika kembali kepada sendiri, tetapi
Pemusatan pikiran dan
pembicaraan terdahulu, juga orang
hasrat mereka sering
beberapa syarat tersebut dapat banyak.
terganggu oleh banyak
dikatakan, adanya problema Adanya
persoalan, yang
kelihatannya di depan
hidup yang besar menghadang kompleksitas
Paragraf 2 Paragraf 2 Pada paragraf Tidak disertakan Bahasa yang Tidak ada
Bekal yang dimiliki B.
. Ada beberapa syarat yang ini contoh dari digunakan kelemahan
Soelarto dalam menulis
harus dipenuhi untuk menuju memberikan karya sastrawan sederhana dan dalam paragraf
adalah imajinasi dan
ke suatu konflik yang menarik, uraian tentang tersebut mudah ini
intuisi. Imajinasi kompleks, dan penuh pentingnya mungkin jika dimengerti
memegang peranan ketegangan psikologis, baik intuisi dan diberikan akan
penting, karena yang berlangsung dalam cerita imajinasi lebih baik
imajinasilah yang maupun dalam diri pembaca.
memungkinkan B. Jika kembali kepada
Soelarto menulis pembicaraan terdahulu,
pembukaan cerpen, beberapa syarat tersebut dapat
mengolah pokok persoalan dikatakan, adanya problema
cerita, dan menentukan hidup yang besar menghadang
titik akhir cerita. Selain manusia hero untuk
itu, dari imajinasi dapat menyelesaikannya.Problema
membantunya untuk hidup yang besar memiliki
mengembangkan inspirasi pengertian, ia menyangkut
menjadi bentuk suatu suatu perjuangan yang tidak
cerita, betapa pun hanya bertujuan untuk dirinya
sederhananya suatu cerita sendiri, tetapi juga orang
banyak. Adanya kompleksitas
permasalahan yang sambung
menyambung sehingga
himpitan yang dirasakan tokoh
berasal dari berbagai sudut.
E. INTELEKTUALITAS Paragraf 3 Kelebihan dari Kelemahan Materi disusun Tidak ada
DAN HIDUP BAIK Fakta imajinatif dalam drama buku ini dalam paragraf secara runtut kelemahan
Paragraf 1 Kapai-Kapai dan fakta obyektif menjelaskan ini adalah topik dalam paragraf
Seniman yang baik pada
di mana karya sastra itu dengan detail yang ingin di ini
hakikatnya adalah diciptakan, memiliki benang tentang bahasa tidak
intelektual yang merah yang menghubungkan bagaimana terlalu
baik. Mereka selalu keduanya. Pemahaman menjadi menyeluruh
mencari, belajar, dan
terhadap hal itu akan semakin seorang untuk dibahas.
berkembang. Mereka
tampak jika pemahaman seniman yang
selalu dalam keadaan
terhadap substansi tematis, baik
menyerap. Begitu terlibat
dipahami dalam konteks
dalam proses
kreatif, mereka menyeleksi
peristiwa sosial budaya yang
Sastrawan yang baik Problema hidup yang besar baik sastrawan diceritakan,
menulis dan pecinta sastra. pengarang dituntut memiliki sosial atas, dan
a. Sastrawan Tipe BAB V materi yang Pada bab ini Menggunakan Pada paragraf kilatan-kilatan
KERANGKA PENULISAN
Terpusat- dibahas dicerita kan Bahasa yang ini tidak terdapat emotif dan
Terpencar (Membangun Aliran Cerita disampaikan lebih kepada inti baku kelemahan artistik dalam
yang Menarik)
Paragraph 1 berdasarkan dari pada judul bentuk kata,
Dalam memilih bahan- Paragraf 1 sastrawan tipe yang telah frase, atau
Fungsi kerangka jelas
bahan karangan, terpusat ditetapkan kalimat, tanpa
memberikan pedoman
pengarang tidak dapat terpencar berpretensi
bagaimana seharunya cerita
dilepaskan dari hal-hal menceritakan
yang sedang ditulis itu runtut
yang telah diperhatikan suatu urutan
dan jelas. Runtut dalam
dan niat untuk cerita yang
pengertian ini adalah, terdapat
diperhatikan. Sebagian beralur.
tahapan alur yang utuh
pengarang yang dalam Bahkan dalam
sehingga pembaca memahami
mencari bahan-bahan bentuk puisi
dari awal sampai akhir sebagai
karangannya, secara balada, yang
sebuah aliran cerita yang
sengaja dan terpusat cenderung
kronologis dan bersebab-
melakukan perhatian memiliki
akibat. Sedangkan jelas
terhadap hal-hal yang ada cerita, genre
memiliki pengertian logis atau
di sekitarnya, tanpa ini tetap
masuk akal apa yang
memperhatikan apakah mengutamakan
diceritakan. Meskipun tahapan
nanti hal-hal yang imaji-imaji dan
alur dibolak-balik,
diperhatikan tersebut sarana puitik
sebagaimana dalam jenis alur
berguna bagi karangannya yang mampu
sorot balik, tetapi masih dapat
atau tidak. membangun
dikembalikan ke dalam urutan
suasana emotif
yang runtut (konvensional).
dan pengalam
Pembolak-balikan tahapan alur
imajinatif
hanya sebuah penataan
peristiwa yang diceritakan penyairnya.
sesuai dengan kreativitas
pengarangnya.
b. Sastrawan Tipe Paragraf 2 materi yang Pada bab ini Adanya contoh Penggunaan
dicerita kan lebih
Visual Kerangka penulisan hanya dibahas puisi yang Bahasa yang
kepada inti dari
Paragraph 1 diperuntukkan genre prosa dan disampaikan membuat bertele-tele
pada judul yang
Dalam bahaya dengan drama, sedangkan genre puisi berdasarkan pembaca lebih
telah ditetapkan
bahan-bahan karangannya, tidak membutuhkannya. sastrawan tipe dapat mengerti
pengarang tidak dapat Tulisan bergenre puisi visual
melepaskan diri dari menampung kilatan-kilatan
penglihatan objek atau emotif dan artistik dalam
dunia sekitarnya maupun bentuk kata, frase, atau
dirinya sendiri. Bahkan kalimat, tanpa berpretensi
sebagian besar bahan menceritakan suatu urutan
karangan banyak cerita yang beralur. Bahkan
didapatkan pengarang dari dalam bentuk puisi balada,
aspek melihat. yang cenderung memiliki
cerita, genre ini tetap
mengutamakan imaji-imaji dan
sarana puitik yang mampu
membangun suasana emotif
dan pengalam imajinatif
penyairnya.
c. Sastrawan Tipe Paragraf 3 materi yang Pada bab ini Penjabaran Tidak disertakan
dicerita kan lebih
Auditif Bagi penulis pemula, sekali dibahas materi sudah pendapat para
kepada inti dari
Paragraph 1 waktu perlu belajar dari karya disampaikan sangat jelas ahli
pada judul yang
Dalam penulis yang sudah mapan; berdasarkan
telah ditetapkan
hubungannya dengan membacanya, mengurainya sastrawan tipe
ide/tema karangannya, menjadi sebuah kerangka visual
pengarang tidak dapat penulisan. Dengan belajar dari
melepaskan diri dari karya orang lain, dapat diserap
pendengaran di sekitar bagaimana membangun alur
dirinya. Ide cerpen cerita yang logis dan jelas,
"Robohnya Surau Kami" sehingga pembaca tertarik.
muncul ketika A.A. Navis Penulis pemula tersebut dapat
mendengar cerita Pak M. mengambil karya sastra yang
Syafei kepada boss-nya telah banyak dibicarakan para
tentang orang Indonesia kritikus atau ahli sastra.
yang masuk neraka karena Banyaknya pembicaraan
malasnya. Ide cerpen tentang suatu karya
"Pemburu dan Serigala" menunjukkan pengakuan atas
muncul setelah A.A. Navis kualitas karya tersebut. Salah
mendengar cerita Dahlan satu contoh, cerpen karya.
Jambek tentang keadaan
Soekarno yang dirongrong
olch serigala di sekitarnya.
d. Sastrawan Tipe BAB VI Penjabaran Pada paragraf Penjabaran Pada paragraf BAB VI
Taktil BAGAIMANA PUISI ITU materi sudah ini tidak terdapat materi sudah ini tidak terdapat BAGAIMAN
Paragraph 1 TERCIPTA sangat jelas kekurangan sangat jelas kekurangan A PUISI ITU
Dalam hubungannya Paragraf 1 TERCIPTA?
dengan ide/tema Menulis itu tidak ribet. Orang Secara umum
karangannya, pengarang menulis hanya butuh bolpein puisi dapat
tidak dapat melepaskan didefinisikan
diri dari kemampuannya sebagai sebuah
untuk meraba, baik serara karya sastra
aktif maupun pasif. Hanya yang berbentuk
saja di dalam karya sastra, rangkaian kata
kesan rabaan ini jarang yang indah.
dimanfaatkan oleh Puisi ditulis
sastrawan atau sulit bukan semata-
dimanfaatkan. mata untuk
mengungkapka
n suatu
perilaku,
peristiwa, atau
suatu ruang
dan waktu.
Tetapi makna
di balik itu
semua yang
diungkapkan
dalam puisi.
Pemahaman
terhadapnya
sebatas suatu
rangkaian
kejadian yang
secara empiris
dilihat atau
didengar.
Tetapi bukan
fakta empiris
itu yang
esensial bagi
seorang
penyair. Fakta
itu hanyalah
ide dan
inspirasi yang
mendorong
penyair untuk
mencipta
sebuah puisi.
Paragraf 2 materi yang Pada bab ini Penjabaran Pada paragraf
e. Sastrawan Tipe
Menulis itu kebiasaan. Orang dibahas dicerita kan materi sudah ini tidak terdapat
Gustatif bisa karena biasa. Jadi, disampaikan lebih kepada inti sangat jelas kekurangan
Paragraph 1 biasakan menulis. Bisa apa saja berdasarkan dari pada judul
Dalam dan tentang apa saja. Menulis sastrawan tipe yang telah
hubungannya dengan itu ibarat mengasah pedang, taktil ditetapkan
ide/tema karangannya, semakin lama di asah, semakin
pengarang tidak bisa tajam juga.
melepaskan diri dari
kemampuannya untuk
membau. Hanya saja di
dalam karya sastra, baik
puisi, prosa fiksi, maupun
drama, kesan ini jarang
dimanfaatkan oleh
sastrawan, atau memang
sulit dimanfaatkan.
Sepanjang pengamatan
penulis, jarang karya sastra
yang mengangkat tema
atau mengambil ide dari
pembauan.
f. Sastrawan Tipe Paragraf 3 materi yang Pada bab ini Penjabaran Pada paragraf
dicerita kan
Olfaktoris Proses menulis itu juga ibarat dibahas materi sudah ini tidak terdapat
lebih kepada inti
Paragraph 1 mata air yang mengalir ke disampaikan sangat jelas kekurangan
dari pada judul
Sebenarnya sungai. Biarlah ia mengalir berdasarkan
banyak rasa yang dapat menjadi sungai dan bermuara sastrawan tipe yang telah
dikecap, tetapi indra ke samudra lepas. Percayalah, olfaktoris ditetapkan
pengecap terutama hanya orang-orang, ikan-ikan, batu-
peka terhadap empat batu, bahkan kotoran sekalipun
macam rasa pokok, yaitu: memanfaatkannya untuk
(1) manis, (2) asam, (3) sebuah perjalanan hidupnya.
asin, dan (4) pahit. Janganlah ditutupi mata air itu.
Masing-masing bagian
lidah mempunyai
ketajaman yang berbeda
terhadap keempat macam
rasa tersebut. Dalam
hubungannya dengan
ide/tema karangannya,
pengarang tidak bisa
melepaskan diri dari
kemampuannya untuk
mengecap.
g. Sastrawan dengan 1.6.1. BERBAGAI MODEL materi yang Pada bab ini Penjabaran Pada paragraf
Fantasi Spontan- PENCIPTAAN PUISI dibahas dicerita kan materi sudah ini tidak terdapat
Disadari Paragraf 1 disampaikan lebih kepada inti sangat jelas kekurangan
Paragraph 1 Membaca puisi sesungguhnya berdasarkan dari pada judul
Dalam bertujuan memahami dan sastrawan tipe yang telah
hubungannya dengan cara menikmati puisi itu. fantasi spontan ditetapkan
membuat karya sastra, Memahami puisi merupakan di sadari
kebanyakan sastrawan usaha untuk menangkap makna
mengarang dengan fantasi dan artinya. Sedangkan
disadari. Sastrawan menikmati puisi lebih
dengan sadar mencampur mengarah pada menangkap
hasil tanggapan dan kedalaman perasaan, sikap,
perhatian, dan nada, dan gaya yang muncul
pengamatnnya terhadap ketika membaca puisi
lingkungannya dengan
fantasinya. Cerpen "Orang
Dari Luar Negeri" karya
A.A Navis timbul dari
gabungan- gabungan
peristiwa kecil; ketika
seorang anak muda
kembali dari Amerika, lalu
tidak puas dengan keadaan
di tanah airnya sendiri,
sehingga dia mengomel ke
sana ke mari
h. Sastrawan dengan Paragraf 2 materi yang Pada bab ini Penjabaran Pada paragraf
Ingatan Masa Puisi memang cukup pendek dibahas dicerita kan materi sudah ini tidak terdapat
Lalu dan Masa untuk bisa menampung sebuah disampaikan lebih kepada inti sangat jelas kekurangan
pengertian. Ia sekedar berdasarkan dari pada judul
Kini menangkap kilatan momen- sastrawan tipe yang telah
Paragraph 1 momen puitik yang muncul ingatan masa ditetapkan
Dalam hubungannya dalam diri penyairnya. Puisi lalu dan masa
dengan karangannya, berkecenderungan tidak kini
pengarang tidak bisa lepas berbicara apa-apa, kecuali
dari proses mengingat. perasaan yang dicitrakan
Sampai sekarang belum melalui Bahasa
ada penelitian yang
mendalam tentang sifat
ingatan yang dimiliki oleh
sastrawan. Apakah mereka
mempunyai ingatan cepat,
setia, teguh dan siap atau
sebaliknya. Dalam
kerjanya, seorang
wartawan, sejarawan, akan
mengingat sesuatu harus
sama dengan yang
diterimanya.
i. Sastrawan Paragraf 3 materi yang Pada bab ini Penggunaan Tidak disertakan
Pemikir Ada model puisi yang tidak dibahas dicerita kan kata kata yang contoh kata kata
Paragraph 1 mementingkan bahasa. Ia lebih disampaikan lebih kepada inti sangat mudah yang dimaksud
Dalam mementingkan pesan yang berdasarkan dari pada judul dimegerti dalam paragraf
hubungannya dengan ingin disampaikan penyairnya sastrawan tipe yang telah ini
karya sastranya, sastrawan kepada pembacanya. Kata-kata pemikir ditetapkan
tidak bisa melepaskan diri yang dipilih sebagaimana kata-
dari proses berpikir. kata yang sering dijumpai
Memang sastrawan dalam dalam bahasa sehari-hari.
proses kreatifnya, ada Puisipuisi Chairil Anwar
yang mendasarkan diri misalnya, tidak
pada pikiran, ada juga mempersoalkan kata-kata yang
yang mendasarkan diri dipakai, tetapi pesan dan
pada perasaan. Sastrawan makna yang diungkapkan
yang mendasarkan diri begitu kuat membangun
pada pikiran, dalam kualitasnya.
menciptakan karya
sastranya akan dapat
mengontrol diri, dapat
menentukan tema, plot,
penokohan, setting, gaya
bahasa dan sebagainya.
j. Sastrawan Perasa Paragraf 4 materi yang Pada bab ini Materi yang Dilihat dari
dicerita kan
Paragraph 1 Ada tigal hal yang harus dibahas direview sudah aspek tata tulis,
lebih kepada inti
Perasaan adalah gejala diperhatikan di dalam disampaikan sangat jelas dan penggunaan
dari pada judul
psikis yang bersifat menciptakan puisi. Pertama, berdasarkan font paragraph
yang telah
subjektif yang umumnya kek ayaan perbendaharaan sastrawan tipe yang direview
ditetapkan
berhubungan dengan kata, simbol, imaji, dan frasa efek jarak
gejala-gejala mengenal, metafora. Hal ini dapat (spasi)
dan dialami dalam kualitas diperoleh apabila seseorang menunjukkan
senang atau tidak senang sering membaca puisi bahwa jarak
dalam berbagai taraf. antara kata
Berlainan dengan berpikir, dengan kata
perasaaan bersifat tidak tersusun
subjektif dan dipengaruhi rapi
oleh keadaan diri
seseorang. Rasa enak,
indah, menyenangkan bagi
tiap orang bisa berbeda.
Perasaan umumnya
bersangkutan dengan
fungsi mengenal.
k. Sastrawan Paragraf 5 materi yang Pada bab ini Disertakan Tidak terdapat
dicerita kan
Ekstrover dan Kedua, kepekaan emosi, dibahas contoh yang kekurangan
lebih kepada inti
Introver pikiran, dan perasaan terhadap disampaikan jelas dalam paragraf
dari pada judul
paragraph 1 semua hal yang ada di berdasarkan ini
yang telah
Ekstrover dan Introver lingkungan sekitar. Kepekaan sastrawan tipe
ditetapkan
adalah dua jenis emosi, pikiran, dan perasaan ekstrover dan
kepribadian manusia ini akan memunculkan introver
berdasarkan ilmu kedalaman penghayatan dan
psikologi. Dua jenis perenungan terhadap apa yang
kepribadian ini ingin disampaikan dalam puisi
menggolongkan manusia yang diciptakannya.
menjadi dua bagian yang
saling bertolak belakang
dilihat dari tujuan
sosialnya. Tipe-tipe
sastrawan juga
dikategorikan menjadi dua
bagian, yakni sastrawan
bertipe ekstrover dan
sastrawan bertipe introver.
Dua tipe kepribadian ini
cukup berperan dalam
menentukan arah karya
sastra yang dihasilkan
masing-masing sastrawan.
BAB 4 Paragraf 6 materi yang Pada bab ini Materi disusun Pada paragraf Pada bab ini
dicerita kan
KEGIATAN Ketiga, keseringan di dalam dibahas secara ini terdapat kata penulis
lebih kepada inti
SASTRAWAN TERKAIT menciptakan puisi. Pikiran dan disampaikan sistematis yang mungkin menjelaskan
dari pada judul
PROSES KREATIF perasaan sebagai sumber berdasarkan sulit untuk beberapa
yang telah
SEBELUM MENULIS penulisan puisi sesunggungnya menulis karya dimengerti bagi kegiatan yang
ditetapkan
KARYA SASTRA merupakan suatu proses sastra pembaca pemula dilakukan
Paragraph 1 kesadaran. Ia bersifat dinamis; sebelum
Ada beberapa kegiatan senantiasa bergerak dan menulis karya
yang dilakukan berjalan dalam diri seseorang sastra,
sastrawan sebelum pembahasan
menulis karya sastra. yang disam
Kegiatan yang dilakukan aikan sudah
bisa berupa kegiatan yang cukup baik dan
sudah lama berlangsung sangat jelas,
sebelum proses dia sehingga
menulis: kegiatan pembaca akan
menjelang dia menulis. lebih mudah
Sebelum menulis pada untuk
umumnya sastrawan memahami dan
berjalan-jalan, membaca, mengerti
mendengarkan, dan disetiap
memperoleh pengalaman. pembahasanny
a.
a. Berjalan-jalan Paragraf 7 materi yang Pada bab ini Materi disusun Pada paragraf
dicerita kan
Paragraph 1 Keterpaduan ketiga hal di atas dibahas secara ini terdapat kata
lebih kepada inti
Sastrawan banyak akan membangun kualitas disampaikan sistematis yang mungkin
dari pada judul
mendapatkan ide setelah puisi. Teknik menulis puisi berdasarkan sulit untuk
yang telah
berjalan-jalan. Berjalan- berkisar pada hal-hal di atas. sastrawan dimengerti bagi
ditetapkan
jalan karena ia mudah Namun demikian, terlepas dari mendapatkan pembaca pemula
mendapatkan ide dengan itu semua, menulis puisi mesti ide setelah
bepergian. Banyak berangkat dari kegairahan berjalan-jalan
sastrawan yang bersastra.
menemukan ide saat
mereka jalan-jalan.
Mereka menemukan ide
dan menulis dalam bahasa
Indonesia. Pada suatu hari,
setelah berjalan-jalan ke
beberapa tempat penting
meraka langsung masuk
kamar berdiam selama
beberapa detik melihat
keluar jendela. Ingatan
meraka kembali kesebuah
pemandangan yang telah
mereka lihat saat keluar
berjalan-jalan dan seakan-
akan meraka mengambil
sebuah kertas dan bolpoin,
mereka menulis tentang
apa yang telah mereka
lihat.
b. Membaca 1.6.2. DARI PERISTIWA, materi yang Pada bab ini Materi disusun Pada paragraf
Paragraph 1 IMAJINASI, KE PUISI dibahas dicerita kan secara ini terdapat kata
Bekal menjadi Paragraf 1 disampaikan lebih kepada inti sistematis yang mungkin
pengarang adalah banyak Puisi ditulis bukan semata- berdasarkan dari pada judul sulit untuk
membaca. Biasanya setiap mata untuk mengungkapkan bekal menjadi yang telah dimengerti bagi
pengarang atau suatu perilaku, peristiwa, atau pengarang ditetapkan pembaca pemula
sastrawan memiliki suatu ruang dan waktu. Suatu banyak
riwayat hidup semasa kecil peristiwa yang terjadi dalam membaca
yang gemar membaca. realitas hanyalah sebuah fakta.
Banyak sastrawan Pemahaman terhadapnya
Indonesia yang suka sebatas suatu rangkaian
membaca sebelum mereka kejadian yang secara empiris
menjadi sastrawan, banyak dilihat atau didengar.
pengalaman-pengalaman
yang mereka alami saat
mereka menjadi pelajar.
c. Mendengarkan Paragraf 2 materi yang Pada bab ini Materi disusun Pada paragraf
dicerita kan
Paragraph 1 Bagi penyair, biarlah peristiwa dibahas secara ini terdapat kata
lebih kepada inti
Kegiatan ketiga yang bisa sebagai sebuah fakta menjadi disampaikan sistematis yang mungkin
dari pada judul
dilakukan bagian dari sejarah. Bukan berdasarkan sulit untuk
yang telah
sastrawan sebelum tugas seorang sastrawan untuk sastrawan dimengerti bagi
ditetapkan
mengarang adalah melaporkan dan mencatatnya, mendapatkan pembaca pemula
mendengarkan. melainkan sejarawan atau mendengarkan
Mendengarkan bukan hal seorang jurnalis. Makna apa
yang mudah bagi dibalik peristiwa, adalah hal
sastrawan atau bagi yang terpenting.
kitapun, dalam
mendengarakan sastrawan
harus belajar menjadi
pendengar yang baik.
Pendengar yang baik
bukan hanya
mendengarkan orang saat
berbicara, tetapi pendengar
yang baik harus bisa
memberi saran atau
komentar dan mengerti
apa yang sedang
dibicarakan. Menjadi
pendengar yang baik juga
harus belajar untuk
berbicara dan bukan
menjadi pendengar yang
baik saja.
Saat Menulis Karya Paragraf 3 materi yang Pada bab ini Materi disusun Pada paragraf
Sastra Banyak peristiwa dalam dibahas dicerita kan secara ini terdapat kata
a. Menulis Cepat dan sejarah hidup manusia disampaikan lebih kepada inti sistematis yang mungkin
Lambat terlupakan begitu saja. Ketika berdasarkan dari pada judul sulit untuk
Paragraph 1 ia menengok ke sejarah sastrawan yang telah dimengerti bagi
Selain sastrawan perajin hidupnya itu, tidak sekedar cepat dan tepat ditetapkan pembaca pemula
dan sastrawan kesurupan, rentetan peristiwa demi
ada sastrawan yang peristiwa telah terjadi dalam
mengarang cepat dan hidupnya, tetapi ada
lambat. Banyak sastrawan pencerahan di sana. Chairil
yang dalam karirnya Anwar mengungkapkan hal itu
sebagai sastrawan hanya ke dalam puisinya berjudul
menghasilkan beberapa Selamat Tinggal (1959).
karya sastra. Sastrawan
seperti ini bisa
dimasukkan atau
digolongkan sebagai
sastrawan yang lambat dan
kurang berkarya. Biasanya
sastrawan seperti ini
berkarya sambil sibuk
bekerja dan menganggap
sebagai pekerjaan yang
lebih mengahasilkan uang.
b. Menulis Produktif dan Paragraf 4 materi yang Pada bab ini Disertakan Pada paragraf
dicerita kan lebih
Tidak Produktif Penyair didorong oleh suatu dibahas contoh citra ini terdapat kata
kepada inti dari
Paragraph 1 peristiwa yang terjadi dalam disampaikan audio yang yang mungkin
pada judul yang
Menulis ada yang realita, baik realitas di luar berdasarkan dimaksud sulit untuk
telah ditetapkan
produktif dan ada dirinya yang diamatinya, sastrawan dimengerti bagi
yang kurang atau bahkan maupun realitas dalam sejarah produktif dan pembaca pemula
tidak produktif. Siswanto hidupnya yang telah tidak produktif
(2008: 39) menyatakan dialaminya. Taufiq Ismail
bahwa, sastrawan yang bukan ingin mencatat sebuah
produktif itu, Akan tetapi, peritiwa penembakan para
di sisi lain ada sastrawan mahasiswa di tahun 60-an
yang mempunyai sedikit ketika berdemonstrasi
karya. Ada seorang menentang tirani orde lama.
sastrawan yang hanya Rendra bukan ingin
mempunyai satu melaporkan suatu realitas yang
cerpen atau puisi yang terjadi di lingkungannya ketika
berhasil dimuat di majalah ia mengamati terjadinya
yang diakui standar ketidakadilan dalam
kesastraannya. masyarakat. Dan Chairil
Anwar bukan ingin
mengungkapkan tentang
kejelekan dan kekurangan
dirinya.
4.3 Setelah Menulis Paragraf 5 materi yang Pada bab ini Pemaparan Pada paragraf
Karya Sastra jika dalam sejarah, suatu dibahas dicerita kan materi sangat ini terdapat kata
Paragraph 1 peristiwa yang ditulis oleh disampaikan lebih kepada inti detail yang mungkin
A. Merevisi Hasil banyak orang, akan berdasarkan dari pada judul sulit untuk
menulis menghasilkan laporan yang revisi yang telah dimengerti bagi
Kegiatan yang dilakukuan sama. Seorang penulis sejarah ditetapkan pembaca pemula
sastrawan setelah menulis harus melaporkan fakta demi
karya sastranya adalah fakta itu sendiri. Jika terdapat
merevisi. Revisi berupa perbedaan di antara mereka,
mengetik kembali karya hanya satu yang diakui
sastra yang telah sastrawan kebenarannya.
buat sebelumnya. Ahmad
Tohari, dalam menulis
cerpen maupun novelnya,
hampir selalu melakukan
koreksi atau bahkan tulis
ulang. Buku pertamanya
trilogi Ronggeng Dukuh
Paruk misalnya, dia tulis
ulang sampai tiga kali. Hal
tersebut dia lakukan untuk
mencapai tingkat
keterwakilan setinggi
mungkin.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan
1. Dari Aspek Isi Buku
Isi atau informasi yang disampaikan pada buku ini sudah cukup jelas, setiap pembahasan materinya dikupas secara detail. Isi dari buku ini sangat
bermanfaat dan dapat membantu pembaca memahami mengenai cara menulis karya sastra .
B. Kekurangan
1. Dari Aspek Isi buku
Pada buku ini ada beberapa bab yang dibahas hanya sebagian(tidak menyeluruh) dari materi saja, sehingga pembaca agak kesulitan untuk memahaminya,
dan kurang adanya dituliskan contoh penulisan karya sastra dari tokoh sastrawan sehingga pembaca tidak mendapatkan informasi mengenai contoh
penulisan karya sastra.
A. Kelebihan
1. Pembahasan dalam buku ini cukup bertahap, pembahasan dari satu bab ke bab selanjutnya selalu berkaitan satu sama lain sehingga mudah dimengerti dan
pemahaman pembaca lebih terstruktur.
2. Cukup lengkap untuk dijadikan referensi buku mahasiswa khususnya pada mata kuliah Menulis Kreatif Sastra, sehingga pembaca tidak terbatas dari satu
kalangan saja.
3. Pengertian suatu istilah dijelaskan secara terperinci sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti apa maksud dari istilah tersebut.
4. Materi-materi dari bab satu hingga bab sepuluh menyajikan dengan beberapa contoh sastra. Hal ini tentunya membuat pembaca dapat memahami sebuah
materi lebih dari satu sisi.
5. Pembahasan dipaparkan secara runtut dan sistematis
B. Kekurangan
1. Materi-materi dari bab satu hingga bab sepuluh tidak menyajikan perbandingan pendapat dari beberapa ahli. Hal ini tentunya membuat pembaca lebih sulit
memahami sebuah materi lebih dari satu sisi.
2. Bentuk yang simple dan warna cover yang polos
3. Warna sampul yang begitu polos dan desain buku yang tidak terlalu menarik
4. Di beberapa halaman ada materi yang dijelaskan menggunakan kata yang bertele-tele dan berputar-putar sehingga membuat pembaca bosan dan ingin
langsung melewatkan halaman tersebut
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kreatif menulis sastra mencangkup Tiga unsur penting: kreativitas, pencarian ide, pengendapan, penulisan, editing dan revisi. Kreativitas bisa
mengacu pada pengertian hasil yang baru, berbeda dengan yang pernah ada. Penulis karya sastra harus mempunyai bekal kemampuan bahasa yang
memadai. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa dapat dilakukan dengan cara; 1) mengembangkan kosakata, 2) mengembangkan penguasaan kaidah
bahasa, dan 3) mengembangkan pengetahuan makna. Kemampuan seorang penulis tentang seluk beluk karya sastra akan mempermudah penulisan karya
sastra, baik puisi, prosa (cerpen, novel, roman), maupun drama. Untuk meningkatkan kemampuan sastra seseorang dapat dilakukan dengan cara: 1)
meningkatkan kemampuan apresiasi terhadap suatu karya sastra, 2) mengikuti kegiatan bersastra, 3) melakukan kritik karya sastra, 4) meningkatkan
pengetahuan sastra, dan 5) menulis sastra.
B. SARAN
Sebaiknya kedua buku ini dimiliki mahasiswa agar dapat menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan
yang lebih baik lagi. Karena cakupan dari buku ini sangat luas dan mendalam. Semoga dengan penulisan CBR ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai
modal dalam mempelajari sastra.
DAFTAR PUSTAKA