Anda di halaman 1dari 33

MEMBANDINGKAN SERTA MENYUSUN

KRITIK SASTRA DAN ESAI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Guru Pengampu : Umar Setiawan, M. Pd.

Disusun Oleh :
1. Anggun Fibria Maharani
2. Haekal Khadafy
3. Indah Kurniasari
4. Irdan Hadiansyah
5. Mezyar Aulia Syarif
XII IPA 1

SMA NEGERI 1 CILIMUS


Jalan Panawuan Nomor 221, Cilimus, Kab. Kuningan - Jawa Barat (0232613076)

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca. Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa

masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, 23 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Jenis dan Manfaat............................................ 5
a. Pengertian Kritik Sastra dan Esai ................................................................... 5
b. Tujuan Kritik Sastra dan Esai ......................................................................... 7
c. Ciri-Ciri Kritik Sastra dan Esai ...................................................................... 8
d. Jenis Kritik Sastra dan Esai ............................................................................. 9
e. Manfaat Kritik Sastra dan Esai ..................................................................... 18
B. Membandingkan Kritik sastra dan esai dari aspek pengetahuan dan
pandangan penulis ...................................................................................................... 20
C. Menyusun Kritik Dan Esai Dengan Memerhatikan Aspek Pengetahuan Dan
Pandangan Penulis Baik Secara Lisan Maupun Tulis ............................................ 25
BAB III............................................................................................................................. 31
PENUTUP........................................................................................................................ 31
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika melihat sebuah keadaan atau membaca sebuah bacaan, kadang ada
keinginan untuk mengomentari hal tersebut. Keinginan untuk menyampaikan
sebuah gagasan tentang apa yang terjadi, dan berpendapat tentang isi bacaan yang
dibaca. Gagasan atau pendapat yang dikemukakan dapat dilakukan secara lisan
atau tulisan. Secara lisan, gagasan atau pendapat dapat dilakukan dengan cara
debat atau diskusi. Sedangkan, jika mengemukakan gagasan atau pendapat secara
tulisan dapat berupa kritik dan esai. Dalam mengemukakan gagasan atau pendapat
ini, tidak serta merta menyampaikan dengan suka hati saja. Pendapat harus disertai
dengan alasan yang kuat, subjektivitas, dan berimbang sehingga pendapat atau
gagasan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Agar dapat membuat atau
menyusun gagasan atau pendapat dengan alasan kuat, subjektivitas, dan
berimbang sangat penting mengetahui apa itu kritik dan esai itu sendiri dan
bagaimana cara menyusun kritik dan esai dengan baik dan benar.

Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-
sama mengungkapkan pendapat atau argumen, namun berbeda tujuan
penyampaiannya. Maka dari itu, penulis membuat makalah dengan judul
“Membandingkan Serta Menyusun Kritik Sastra Dan Esai” dengan harapan
dapat memberi gambaran mengenai perbedaan antara kritik dan esai serta dapat
memberitahu tentang bagaimana cara menyusun kritik sastra dan esai.

3
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Apa pengertian, fungsi, jenis, ciri-ciri, dan manfaat dari kritik dan Esai ?
b. Membandingkan kritik dengan esai berdasarkan pengetahuan dan sudut
pandang penulisnya.
c. Bagaimana menyusun kritik terhadap karya sastra?
d. Bagaimana menyusun pernyataan esai terhadap suatu objek atau
permasalahan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, fungsi, jenis, ciri-ciri dan


manfaat dari kritik dan esai.
b. Mengetahui perbedaan antara kritik dan esai
c. Untuk mengetahui cara menyusun kritik terhadap suatu karya.
d. Untuk mengetahui cara menyusun pernyataan esai terhadap suatu objek atau
permasalahan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Jenis dan Manfaat


a. Pengertian Kritik Sastra dan Esai
Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya
sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen. Namun, penulis kritik
dan esai haruslah melakukan analisis dan penilaian secara objektif terlebih
dahulu agar dapat dipercaya.

. Yang dimaksud dengan kritik dalam hal ini adalah kritik yang
didasarkan atas analisis yang mendalam. Karya yang dikritik biasanya berupa
karya seni, baik karya sastra, musik, lukis, buku, maupun film.

Berbeda dengan kritik yang fokusnya adalah menilai karya, esai lebih
mengarah pada ’cara pandang’ seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa;
tidak selalu terhadap karya. Pemahaman tentang kritik dan esai sering kali
rancu karena keduanya merupakan teks yang harus didasarkan pada suatu
objek untuk dinilai.

Istilah "kritik" (sastra) berawal dari bahasa Yunani crites, yang berarti
"menghakimi", sama halnya dengan kritik yang berasal dari krinein
"menghakimi"; Criterion berarti “penilaian dasar” dan Criticism berarti “hakim
kasus” (Baribin, 1993).

Pradotokusumo (2005) menjelaskan bahwa kritik sastra dapat


didefinisikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang sastra) yang
menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi teks isi sastra sebagai karya seni,
sedangkan Abrams (1981) menjelaskan bahwa kritik sastra adalah cabang ilmu
yang mempelajari perumusan, klasifikasi, penjelasan, dan evaluasi karya
sastra.

5
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997;531),
disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggpan, kadang-kadang disertai uraian
dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan
sebagainya.

Sehingga dari beberapa pendapat para ahli tersebut, penulis


menyimpulkan bahwa kritik sastra adalah menganalisis, menanggapi, dan
mengomentari baik dan buruk terhadap sesuatu hasil karya yang bersifat
objektif dengan didukung data-data penunjang beserta alasan yang logis
sebagai pertimbangan.

Mengenai esai, esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang
dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. Dalam esai unsur pemikiran
lebih menonjol dibanding dengan unsur perasaan. Esai lebih banyak
menganalisis fakta dengan pemikiran yang logis (Sumardjo dan Saini K.M,
1986:19-21).

Karena dibuat berdasarkan sudut pandang penulis, esai dapat


digolongkan sebagai teks opini. Menurut H.B Jassin, Esai adalah ulasan yang
membahas beraneka ragam, tanpa menyusun teratur namun seperti dipetik dari
berbagai jalan pikiran. Dalam esai nampak keinginan, sikap terhadap soal yang
dibahas, biasanya terhadap soal yang dibahas.

Menurut Soetomo, Esai merupakan karangan pendek tentang suatu


masalah yang kebetulan menarik perhatian guna diselidiki dan dibahas.
Pengarang mengemukakan pikirannya, pendiriannya, cita-citanya serta
sikapnya terhadap penyajian suatu persoalan.

F.X Surana berpendapat bahwa Esai adalah mengupas suatu ciptaan


mengenai suatu soal, masalah pendapat dan ideology secara panjang lebar.
Kupasan ini menurut pandangan penulisnya serta diutarakan secara tidak
teratur.

6
Sementara Aan Sugianto Mas di dalam modul idikan materi perkuliahan
“Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia” pada Fakultas Keguruan & Ilmu
Pendidikan di Universitas Kuningan, mendefinisikan Esai sebagai suatu
karangan prosa yang mengulas suatu masalah dengan sepintas lalu dengan
pikiran, pendirian,cita-cita,yang siap diutarakan oleh penulisnya secara tidak
teratur.

Menurut KBBI, Esai ialah karya tulis/ karangan berupa prosa yang
memaparkan mengenai suatu masalah dengan sudut pandang pribadi dari
penulis dengan lugas dan sepintas.

Menurut Ensiklopedi Indonesia, Esai merupakan jenis tulisan prosa yang


membahas masalah dalam bidang kesenian kebudayaan, kesusastraan,ilmu
pengetahuan serta filsafat.

Dan dari beberapa pendapat para ahli tersebut penulis berpendapat bahwa
esai adalah ulasan atau prosa yang membahas tentang beraneka ragam masalah
dalam berbagai bidang yang menarik perhatian guna diselidiki dan dibahas
dengan lugas dari sudut pandang penulis.

b. Tujuan Kritik Sastra dan Esai


a) Tujuan Kritik Sastra

Berikut ini terdapat beberapa tujuan kritik sastra, yakni sebagai


berikut:

1. Memperbaiki suatu karya sastra. Koreksi terhadap kesalahan yang


terdapat dalam suatu karya sastra, baik ragam bahasa maupun tulis
karya sastra tersebut.
2. Memberikan penilaian secara objektif, ilmiah dan terstruktur
terhadap suatu karya
3. Bertujuan akademis. Kegiatan kritik sastra yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisi.

7
4. Bertujuan komersil, motivasi seorang kritikus untuk mendapatkan
bayaran atas kegiatan kritik sastra, seperti menulis pada kolom
surat kabar.
b) Tujuan Esai
Esai bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar percaya terhadap
pendapat, pendirian, atau penilaian kita tentang suatu hal. Dengan tujuan
tersebut, pendapat yang dituangkan dalam esai hendaknya disertai dengan
data-data atau fakta yang menunjang agar pembaca yakin terhadap
pendapat penulis.
Essay tidak boleh terlepas dari data dan fakta dimana keduanya
berguna untuk mendukung argumentasi yang disampaikan. Sehingga
essay tidak memberikan kesan yang imajinatif atau fiktif. Berikut tujuan
membuat essay :
1. Meyakinkan Pembaca
2. Menerima Pendapat Penulis
3. Memberikan informasi mengenai topik yang dibicarakan

c. Ciri-Ciri Kritik Sastra dan Esai


a) Ciri-ciri Kritik Sastra
Kritik sastra memiiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Objek yang dikritik adalah sebuah karya sastra
2. Ditulis dalam bentuk prosa (paragraf) dengan struktur: pembuka, isi,
dan penutup.
3. Berisi analisis, penafsiran, dan penilaian kritikus berdasarkan teori
sastra.
4. Berisi pertimbanga baik buruk, keunggulan-kelemahan, atau benar-
salahnya sebuah karya sastra berdasarkan kriteria tertentu.
b) Ciri-ciri Esai
Esai memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berbentuk prosa yang tidak terlalu panjang dengan struktur :
pembuka, isi, dan penutup.

8
2. Bahasanya bersifat lugas dan menghndari penggunaan Bahasa dan
ungkapan figurative
3. Berisi pandangan, pendapat, atau ide-ide pribadi penulis.

d. Jenis Kritik Sastra dan Esai


a) Jenis-Jenis Kritik Sastra
1. Jenis kritik sastra berdasarkan bentuknya
Pradopo (2002: 18) mengatakan bahwa kritik sastra berdasarkan
bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu :
• Kritik Teoritis (Theoritical Criticism)
Bidang kritik sastra yang berupa prinsip-prinsip kritik
sebagai dasar pembahasan karya sastra yang konkret
(Abrams, 1981: 35-36)
• Kritik Terapan (Applied Criticism) atau kritik praktik
(Practical Criticism)
Pembicaraan karya-karya sastra dan sastrawan-sastrawannya
(Abrams, 1981:36)
2. Jenis Kritik Berdasarkan Pelaksanaanya :
Pradopo (2002: 19) mengatakan bahwa kritik sastra berdasarkan
pelaksanaannya dibagi menjadi tiga, yaitu :
• Kritik Judisial (Judical Criticism)
Kritik sasta yang berusaha menganalisis dan
menerangkan efek-efek karya sastra bedasarkan pokoknya,
organisasinya teknik, serta gayanya, dan mendasarkan
pertimbangan individual kritikus atas dasar standar-standar
umumtentang kehebatan dan keluarbiasaan sastea (Abrams,
1981: 36).
Berusaha menerangkan atau menganalisis efek-efek
karya sastra berdasarkan hakikatnya, organisasinya, teknik,
dan gayanya sehingga memperoleh standar umum tentang
kehebatan keunggulan sastra, sedangkan penilaiannya

9
berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan sebelum penilaian
itu dilakukan (Yudiono, 2009: 45).

Kritik judisial ialah kritik sastra yang berusaha


menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sasta
berdasarkan pokoknya, organisasinya, teknik dan gayanya.
Kritik Judisial mendasarkan pertimbangan-pertimbangan
individu kritikus atas dasar standar umum tentang kehebatan
dan keluarbiasaan sastra (Pradopo, 2013: 95)

• Kritik Induktif (Inductive Criticism)


Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya
sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada secara
objektif. Kritik induktif meneliti gejala-gejala sastra secara
objektif, tanpa menggunakan standar-standar yang tetap yang
berasal dari luar dirinya (Hudson, 1955: 270-271).
Kritik induktif adalah kritik sastra yang menguraikan
bagian-bagian atau unsur-unsur karya sastra berdasarkan
fenomena-fenomenanya yang ada secara objektif (Pradopo,
2013: 95)
Kritik induktif dapat dilihat pada sejumlah penelitian
karya sastra melalui skripsi dan tesis, yang mencoba
menggunakan berbagai gejala dan menyimpulkannya dalam
rumusan-rumusan tertentu (Yudiono, 2009: 47)

• Kritik Impresionistik

Kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan


kata-kata sifat-sifat yang terasa dalambagian-bagian khusus
atau dalam sebuah karya sastra dan menyatakan tanggapan-
tanggapan (impresi) kritikus yang ditimbulkan secara
langsung olehkarya sastra (Abrams, 1981: 35).

10
Kritik impresionistik oleh T.S. Eliot (1960: 3-4)
disebut juga “kritik estetik”. Dalam kritik tersebut kritikus
menunjukkan kesan-kesannya untuk mengagumkan
pembacanya, untuk menimbulkan kesan-kesan indah kepada
pembaca.
Kritik impresionistik tampak pada sejumlah artikel
kritik sastra popular di koran dan majalah yang cenderung
mengungkapkan kesan-kesan kritikus (Yudiono, 2009:47).

3. Jenis Kritik Sastra Berdasarkan Orientasi atau


Pedekatannya
Pradopo (2009: 19) mengatakan bahwa kritik sastra berdasarkan
orientasi atau pendekatannya dibagi menjadi empat, yaitu:

• Kritik Mimetik (Mimetic Criticism)

Memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek


alam (Abrams, 1979: 8), pencerminan atau penggambaran
dunia dan kehidupan. Kriteria utama yang dikenakan pada
karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran terhadap
objek yang digambarkan, atau yang hendaknya digambarkan.

Yudiono (2009: 44) mengatakan kritik sastra yang


menekankan perhatian atau analisisnya pada ketetapan atau
kesesuaian karya sastra dengan objek yang dilukisnya

Orientasi mimetik memandang karya sastra sebagai


tiruan, cerminan, ataupun representasi alam maupun
kehidupan (Pradopo, 2013: 94).

Karya sastra itu suatu tiruan aspek-aspek alam,


pencerminan dunia nyata. Yang menjadi pusat perhatian
ialah kebenaran pembayangan terhadap objek yang

11
digambarkan atau hendaknya yang digambarkan (Suyitno,
2009: 21)

• Kritik Pragmatik (Mimetic Criticism)


Kritik pragmatik bertujuan untuk mencapai efek-efek
tertentu pada pembaca (Audience) (Abrams, 1979: 14). Efek-
efektersebut misalnya kesenangan estetik, pendidikan,
ataupun tujuan-tujuan politik. Kritik sastra ini memandang
karya sastra terutama sebagai alat untuk mencapai tujuan,
sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan.
Tentu saja, ada variasi-variasidalam penelaahan dan renik-
reniknya, tetapi kecenderungan utama teori pragmatik adalah
memahami karya sastra sebagai sesuatu yang dibuat untuk
mendapatkan efek kepada pembaca yang berupa tanggapan-
tanggapan yang diperlukan (Abrams, 1981: 37).
Memandang karya sastra sebagai sarana untuk
mencapai tujuan, untuk mencapai efek tertentu pada
pembaca, misalnya kenikmatan, keindahan, pendidikan,
sosial, politik. Kecendurangan pendekatan ini ialah menilai
sejauh mana keberhasilan karya sastra itu dalam mencapai
tujuan (Suyitni,2009: 22).
Kritik sastra pragmatik berarti kritik sastra yang
menelaah manfaat karya sastra bagi masyarakat atau publik
pembaca (Yudiono, 2009: 44).
Kritik sastra pragmatik memandang karya sastra
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pada pembaca (tujuan
keindahan, jenis-jenis emosi, ataupun pendidikan). Orientasi
ini cenderung menimbang nilai berdasarkan pada berhasilnya
mencapai tujuan (Pradopo, 2013: 94).

12
• Kritik Ekspresif (Expressive Criticism)

Terutama menghubungkan karya sastra dengan


pengarang. Kritik ini mendefinisikan karya sastra dengan
pengarang. Kritik ini mendefinisikan karya sastra sebagai
curahan, ucapan, dan proyek pikiran dan perasaan pengarang
(Abrams, 1981: 37).

Orientasi ekspresif memandang karya sastra sebagai


ekspresif, luapan, ucapan perasaan sebagai hasil imajinasi
pengarang, pikiran-pikiran, dan perasaannya. Orientasi ini
cenderung menimbang karya sastra dengan keasliannya,
kesejatiannya, atau kecocokkan dengan visium atau keadaan
pikiran dan kewajiban pengarang (Pradopo, 2013: 94).

Kritik sastra itu merupakan hasil curahan pengalaman


jiwa pengarang. Yang menjadi pusat perhatian ialah jiwa
pengarang. Sebuah mana keberhasilan pengarang dalam
mengekspresikan jiwanya itu dalam wujudkarya sastranya
(Suyitno, 2009: 21).

Kritik sastra yang menelaah hubungan karya sastra


dengan dunia batin (pengalaman jiwa) pengarang (Yiduono,
2009: 44).

Memandang karya sastra sebagai ekspresis, luapan,


ucapan perasaan sebagai hasil imajinasi pengarang, pikiran-
pikiran, dan perasaan. Orientasi ini cenderung menimbang
karya sastra dengan keasliannya, kesejatiannya, atau
kecocokkan dengan visium atau keadan pikiran dan kejiwaan
pengarang (Pradopo, 2013: 94).

13
• Kritik Objektif (Objective criticism)

Menganggap karya sastra sebagai suatu yang mandiri,


bebas dari sekitarnya, bebas dari sekitarnya, bebas dari
penyair, pembaca ataupun dunia sekitarnya, seperti
kompleksitas, koherensi, keseimabangan integritas, dan
saling hubungan antara unsur-unsur pembentuknya (Abrams,
1979: 26)

Karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, otonom,


bebas dari pengaran, pembaca, dan dunia sekelilingnya.
Orientasi ini cenderung menerangkan karya sastra atas
kompleksitas, koherensi, keseimbangan, integritas, dan
saling hubungan antarunsur yang membentuk karya sastra
(Pradopo, 2013: 94)

Kritik sastra yang menelaah struktur karya sastra


dengan kemungkinan membebaskannya dari dua pengarang,
pembaca, dan situasi zamannya (Yudiono, 2009: 44)

Karya sastra itu sesuatu yang mandiri. Karya sastra itu


sesuatu keutuhan yang berdiri sendiri, tersusun dari bagian-
bagian yang salin berjalinan erat secara batiniah. Dengan
kata lai, pendekatan ini hanya memperhatikan faktor-faktor
internal karya sastra, tidak mengkaitkannya dengan faktor-
faktor eksternal (Suyitnoo, 2009: 21).

14
b) Jenis-jenis esai
1. Jenis Esai Berdasarkan Tujuan Penulisan
• Esai Cerita
Esai cerita merupakan esai yang bertujuan untuk
melukiskan, atau menghadirkan baik barang, seseorang,
maupun sesuatu lainnya agar mampu dibayangkan oleh
pembaca. Esai ini bertujuan agar pembaca seolah-olah
melihat bentuk, mendengar suara, mengecap rasa, maupun
mencium bau dari suatu barang, atau seseorang, atau sesuatu
lainnya yang dihadirkan dalam isi esai. Atau dengan kata
lain, esai cerita bertujuan untuk memberikan kesan utama
yang ingin disampaikan penulis terhadap suatu benda
maupun seseorang atau sesuatu lain kepada pembaca.
• Esai Paparan
Esai ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan
lebih rinci suatu hal kepada pembaca. Tujuan utama esai ini
untuk mengedukasi maupun memberikan informasi kepada
pembaca.
• Esai Argumentatif
Esai jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca
untuk menerima ide, pandangan, sikap, maupun kepercayaan
penulis terhadap suatu isu atau permasalahan. Esai
argumentative akan berusaha mengungkapkan kebenaran
dari suatu ide dengan motif agar nantinya pembaca pada
akhirnya akan berpihak pada penulis dan berbuat sesuatu
berdasarkan opini yang terdapat dalam esai tersebut.

15
• Esai Lukisan
Esai lukisan merupakan karangan yang isinya
menggambarkan sesuatu dengan tujuan untuk membantu
pembaca memahami hal yang ingin disampaikan.
• Esai Ajakan
Esai ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai
argumentatif, hanya saja esai jenis ini mempunyai tujuan
lebih spesifik yakni mengajak pembaca untuk mengikuti
penulis dalam melakukan suatu atau sebaliknya mengajak
pembaca untuk menghentikan melakukan suatu hal.
2. Jenis Esai Berdasarkan Tujuan Penulisan
• Esai deskriptif
Esai deskriptif merupakan esai yang mendeskripsikan
seseorang atau benda. Permasalahan atau hal yang diangkat
pada esai ini adalah sebuah benda, seperti rumah, alat
elektronik, hewan, maupun sesorang.
• Esai Tajuk
Tajuk, merupakan jenis esai yang dimuat di dalam
surat kabar yang menjadi tempat untuk menyalurkan
pendapat masyarakat guna menyatakan pandangannya
terhadap suatu peristiwa yang sedang berkembang di
lingkungan masyarakat tersebut. Esai jenis ini mengangkat
isu isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat
seperti gejolak politik, keadaan perekonomian saat ini dan
lain sebagainya. Tajuk tidak hanya memuat isu isu berat,
namun apa saja yang sedang menjadi tren saat ini di
masyarakat juga dapat menjadi pokok bahasan dalam tajuk,
misal model fashion terkini, bahkan hingga fenomena “Om
Telolet, Om” yang marak diperbincangkan akhir akhir ini.

16
• Cukilan watak
Esai jenis ini, memungkinkan seorang penulis untuk
menyisipkan cukilan (cuplikan) dari watak seseorang
terhadap isu terkait kepada pembaca. Esai ini tidak
menjabarkan secara lengkap biografi seorang tokoh,
melainkan hanya mengungkapkan sepenggal watak atau sifat
yang dimiliki seorang tokoh yang terkait dalam isu atau cerita
yang diangkat dalam esai tersebut.
• Pribadi
Esai pribadi hampir mirip dengan esai cukilan watak.
Hanya saja yang membedakan esai jenis ini dengan esai
cukilan watak ialah watak atau sifat yang dihadirkan dalam
esai merupakan sepenggal watak atau sifat dari penulis itu
sendiri. Pada esai pribadi, penulis secara frontal
mengungkapkan pendapatnya terhadap isu yang diangkat
dalam esai.
• Reflektif
Esai ini merupakan esai yang ditulis untuk
merenungkan suatu isu politik, kebijakan pemerintah, dan
lainnya yang biasanya ditulis oleh seorang
pakar/ahlinya guna menanggapi isu isu tersebut.
• Kritik
Esai kritik merupakan esai yang menilai baik atau
buruk, bermanfaat atau tidaknya, kelebihan atau kekurangan
suatu hal, baik berupa karya seni maupun karya sastra. Kritik
akan membicarakan dan menilai berbagai unsut yang
membentuk karya tersebut dan dikemas dalam sebuah esai.

17
• Artikel Penelitian
Artikel penelitian merupakan jenis esai yang berisi
tentang hasil hasil yang diperoleh dari sebuah penelitian.
Artikel jenis ini umumnya akan menambah pengetahuan baru
di bidangnya atau mencek ulang penelitian yang ada
sebelumnya dengan kondisi riil saat ini

e. Manfaat Kritik Sastra dan Esai


a) Manfaat Kritik Sastra
Sementara itu, kritik sastra juga memiliki manfaat. Manfaat kritik sastra
diuraikan menjadi tiga, yaitu (1) bagi penyair atau pengarang, (2) bagi
pembaca, (3) bagi perkembangan sastra.
• Bagi penyair atau pengarang
1. Untuk memperluas wawasan penulis, baik itu yang
berkaitan dengan bahasa, objek, atau juga tema-tema
tulisan, serta teknik bersastra.
2. Menanamkan motivasi untuk menulis.
3. Meningkatkan kualitas tulisan pada karya sastra.
• Bagi pembaca
1. Menjembatani kesenjangan antara pembaca dan karya
sastra.

2. Menumbuhkan kecintaan pembaca terhadap suatu karya


sastra.

3. Meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi suatu


karya sastra.

4. Membuka mata hati serta pikiran pembaca akan nilai-


nilai yang terdapat di dalam suatu karya sastra.

18
• Bagi perkembangan sastra
1. Mendorong laju perkembangan sastra, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.

2. Memperluas cakrawala atau permasalahan yang terdapat


di dalam karya sastra.

b) Manfaat Esai
• Bagi penyair atau pengarang
1. Berbagi dan membuka pengalaman, ide dan opini
kepada orang lain.
2. Mengembangkan gagasan-gagasan baru dari sudut
pandang yang berbeda.
3. Sebagai jembatan antara pendapat satu dengan pendapat
lain yang terjadi di masyarakat.
4. Sebagai alat ukur bagi diri sendiri tentang sejauh mana
kemampuan menulisnya.
• Bagi pembaca
1. Sebagai bahan pertimbangan oleh semua pihak dalam
mengeluarkan berbagai pendapat.
2. Sebagai penyeimbang perbedaan pendapat agar tidak
saling berbenturan.
3. Sebagai solusi baru yang mungkin dapat direalisasikan
pada bidangnya.

19
B. Membandingkan Kritik sastra dan esai dari aspek pengetahuan dan
pandangan penulis

a. Perbandingan Kritik Dan Esai Berdasarkan Pengetahuan Yang Disajikan


Berdasarkan pengetahuan (isi) yang dikaji di dalamnya, perbandingan kritik
dan esai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No. Kritik Esai


1 Objek kajian adalah karya, Objek kajian dapat berupa karya
misalnya seni musik, sastra, atau fenomena
tari, drama, film, pahat, dan
lukis.
2 Ada deskripsi karya, bila karya Tidak ada ringkasan atau sinopsis
berwujud buku deskripsinya karya.
berupa sinopsis atau novel.
3 Menyajikan data obyektif. Tidak selalu membutuhkan data.

b. Perbandingan Kritik Dan Esai Berdasarkan Pandangan Penulisnya


Dilihat dari pandangan penulisnya, perbandingan kritik dan sastra dapat
diringkas sebagai berikut.

No. Kritik Esai


1 Penilaian terhadap karya Kajian dilakukan secara
dilakukan secara objektif subjektif, menurut pendapat
disertai data dan alasan yang pribadi penulis esai.
logis.
2 Dalam memberikan penilaian Jarang atau hampir tidak pernah
seringkali menggunakan kajian mencantumkan kajian teori.
teori yang sudah mapan.

20
3 Pembahasan terhadap karya Objek atau fenomena yang dikaji
secara utuh dan menyeluruh. tidak dibahas menyeluruh, tetapi
hanya pada hal yang menarik
menurut pandangan penulisnya.
Meskipun demikian,
pembahasannya dilakukan secara
utuh.

Berikut ini contoh sebuah kritik sastra :


Cerpen "boikot" menceritakan tentang seorang warga yang memelihara
hantu di rumahnya. Awalnya warga setempat menertawakannya dan banyak yang
menentangnya dengan pemikiran gila tersebut, namun siapa sangka ternyata mereka
semua malah berubah menjadi pendukung pemilik rumah hantu tersebut. Banyak
warga yang berbondong-bondong untuk bercengkrama dan berdo'a. Ada yang
datang untuk meminta doa bahkan meminta kesehatan. Bukan hanya warga biasa
yang meminta hal seperti itu, tapi pejabat sekitar juga berbondong-bondong
melakukannya. Cerpen karya Putu Wijaya ini sangat realistis dengan kehidupan
saat ini. Seperti ceritanya, “Di tengah malam ada seorang wakil rakyat yang ingin
berdialog dengan hantu dan meminta untuk diberi petunjuk bagaimana menjaga
rakyat agar tidak terjadi kekacauan. ." Ini menggambarkan bagaimana pejabat saat
ini memanfaatkan situasi hanya untuk keuntungan mereka. Mereka akan
menghalalkan segala cara untuk mempertahankan tahta mereka.
Terlepas dari ceritanya, cerpen ini membangun plot menarik yang penuh
dengan kontra. Salah satu hal yang membuat cerpen ini menarik adalah adanya
ideologi kapitalisme magis atau irasional yang dapat membangun alur cerita yang
lebih kuat. Kontra yang diceritakan dalam cerpen ini jelas, bahwa pemilik hantu
menikmati kedatangan orang-orang tersebut, bahkan menyediakan kamar bagi
mereka yang ingin menginap. , akhirnya dia menyediakan tiket masuk. Hal ini
menimbulkan kontra bagi pembaca di era saat ini, betapa tidak realistisnya bagi

21
seseorang yang memelihara hantu tetapi mengubahnya menjadi bisnis. Subjek
hantu yang seharusnya tidak dipercaya oleh masyarakat.
Secara umum cerpen “Boikot” karya Putu Wijaya menjelaskan ideologi
yang berkembang di masyarakat, khususnya pengaruh ideologi kapitalisme sebagai
perbincangan yang dominan. Hal-hal yang abstrak dan magis seperti kepercayaan
terhadap kekuatan mistik hantu merupakan kemunduran intelektual dan moral.
Namun pada kenyataannya, ideologi masyarakat mudah tergeser oleh ideologi
mistik. Keberadaan abstrak ini dibuktikan dengan berbagai ideologi yang tumbuh
di benak masyarakat seperti humanisme dan realisme. Namun, konflik kedua
kelompok di atas dinegosiasikan dengan ideologi demokrasi. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kenyataannya ideologi kapitalisme yang begitu dominan dapat dilawan
dan dengan kearifan lokal bangsa kita yaitu diam.

22
Berikut ini contoh dari sebuah esai :

Ada warga yang memelihara hantu di rumahnya, dan menjadi bahan tertawaan
warga lainnya. Hal ini tentu saja menjadi bahan tertawaan karena merupakan hal
yang tidak wajar di era yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, khususnya sila
pertama. Namun, ternyata ada warga yang datang untuk meminta bantuan setan
dalam segala hal. Padahal, jika kita menginginkan sesuatu kita harus berusaha dan
berdoa kepada Tuhan untuk mewujudkannya, bukan meminta bantuan iblis.
Mendengar ada wakil rakyat mendatangi warga tersebut untuk meminta bantuan
setan adalah sesuatu yang sangat tidak pantas disebut wakil rakyat, namanya wakil
rakyat yang memimpin, seharusnya dia bisa mengatur. contoh bagi masyarakat
untuk meyakini keyakinan agamanya masing-masing. Secara tidak langsung juga
membuat warga yang memelihara hantu tersebut terkenal dan semakin banyak yang
mengunjunginya, bahkan ia menjadikan hantu tersebut sebagai bisnis yang
membuat masyarakat disana malas untuk mencoba ketika mereka tahu ada hantu
yang bisa membantu mereka menjadi apa saja.
Pemeliharaan Hantu adalah keberuntungan bagi beberapa pihak. Mereka
akan puas ketika apa yang mereka minta, dikabulkan. Apapun itu, seperti meminta
kesembuhan, menjadi kaya, meminta jodoh, dan sebagainya. Hal ini kemudian
menarik perhatian warga dan tidak sedikit dari mereka yang ingin melihat bahkan
mencoba berbisnis dengan hantu mujur tersebut. Dengan segala usaha, akhirnya
bisnis terkutuk ini berakhir. Hal ini merupakan hal yang baik, karena Indonesia
adalah negara yang merdeka, negara yang berideologi Pancasila. Dalam sila 1
Pancasila dijelaskan bahwa warga negara Indonesia berhak memeluk agama apapun
asalkan agama tersebut diakui oleh negara. Disebutkan dalam Pasal 1 UU PNPS
No. 1 Tahun 1965 disebutkan bahwa agama yang dianut oleh penduduk di Indonesia
adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu. Mintalah apa saja
kepada Tuhan, sesuai dengan agama yang kita yakini dan diakui terlambat. Bukan
bisnis hantu. Padahal si pemilik hantu beretika baik dengan menyumbangkan 50
juta dari hasil usahanya untuk peduli lingkungan kepada ketua Rw, tetap saja bukan
dari uang halal. Karena dosanya yang besar di akhirat.

23
Sebagai manusia, kita harus selalu berusaha dan berdoa kepada Tuhan dan
selalu percaya kepada Tuhan agar kita dapat dilaksanakan, tidak meminta bantuan
selain Tuhan atau disebut Tuhan. Di dalam Pancasila juga terkandung nilai-nilai
luhur budaya dan agama yang di dalamnya terdapat satu sila bahwa warga negara
Indonesia berhak memeluk agama apapun asalkan agama tersebut diakui oleh
negara.

24
C. Menyusun Kritik Dan Esai Dengan Memerhatikan Aspek
Pengetahuan Dan Pandangan Penulis Baik Secara Lisan Maupun
Tulis

a. Menyusun Kritik Sastra


Dalam menyusun kritik sastra ada beberapa langkah, yaitu:
1) Memilih Karya Sastra
Pilihlah salah satu judul dari cerpen, novel, puisi, atau drama yang
menurut kalian menarik dan layak untuk dikritik, terutama karya sastra
yang baru terbit atau yang sedang menjadi perhatian umum.
2) Menguasai Isi
Bacalah karya sastra tersebut dengan saksama. Jika perlu, bacalah
beberapa kali untuk menguasai isinya agar memperoleh gambaran
secara umum. Kenalilah karya tersebut lebih detail, seperti judul,
pengarang, penerbit, tahun terbit, fisik karya sastra, jumlah halaman,
dan isi ceritanya. Tandailah bagian-bagian yang menjadi perhatian kita.
3) Membuat Sinopsis
Setelah membaca, tentu kalian akan tahu isi cerita dan rangkaian cerita
yang disampaikan. Langkah yang perlu dilakukan setelah membaca
adalah membuat rekonstruksi cerita yang sangat ringkas (synopsis).
4) Menganalisis
Langkah berikutnya adalah menganalisis. Analisis dapat dilakukan
dengan cara menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra
tersebut dan bagaimana hubungan antarunsurnya. Unsur-unsur yang
diamksud adalah unsur intrinsic dan ekstrinsik, seperti tema, tokoh, dan
perwatakan, latar, alur, amanat, gaya Bahasa, tentang pengarang, dn
lain-lain.
5) Menafsir
Menafsir merupakan langkah inti sebelum menentukan baik buruknya
sebuah karya sastra. Menafsir berarti menjelaskan makna karya sastra

25
tersebut, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Kalian ungkapan apa
saja bagian-bagian yang memiliki kelebihan karya tersebut; apa saja
kekurangannya jika ada.
6) Menilai
Inilah tahap akhir dari sebuah kritik sastra. Setelah mengetahui apa saja
kelebihan dan kekurangan karya tersebut, kalian dapat menilai kualitas
karya tersebut dengan mengatakan karya ini sangat bermutu, berbobot,
bagus, menarik, cukup unik, buruk, tidak memenuhi harapan, atau tidak
bermutu. Kalian juga dapat membandingkan karya tersebut dengan
karya yang sejenis.
7) Menyimpulkan
Langka terakhir adalah membuat simpulan dengan memberi
rekomendasi berupa perimbangan-pertimbangan layak tidaknya karya
tersebut dinikmati dan menentukan sasaran pembaca yang tepat
membaca karya tersebut.

b. Prinsip penulisan kritik Sastra


Prinsip penulisan kritik
1) Penulis kritik (kritikus) harus benar-benar membaca atau mengamati
karya yang akan dikritik.
2) Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang
akan dikritisi.
3) Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis
untuk mendukung penilaian yang diberikan.
4) Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi
harus seimbang dengan kelebihannya.
5) Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk
mendukung penilaiannya.

26
c. Menyusun Esai
Berikut langkah – langkah menyusun esai
1) Menentukan Topik
Penentuan topik berarti juga menentukan jenis esaiapa yang akan
kita buat. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti
pengalaman, pengamatan, pendapat, imajinasi, berita, dan lain-lain.
Contoh:
- Teknologi
- Pendidikan
- Narkoba
- Kesehatan
- Lingkungan
- Penegakan hukum
- Lalu lintas
- Adat-istiadat
- Keluarga berencana
- Kenakalan remaja
- Pencemaran
- Kebudayaan
- Sastra
2) Membatasi Topik
Topik yang sudah dipilih tidak dapat langsung dijadikan pokok
bahasan dalam tulisan karena materinya masih sangat umum. Topik
masih harus dibatasi menjadi beberapa bagian yang lebih khusus.
Usaha membatasi topik tidak hanya mempersempit ruang lingkup
penulisan karangan, tetapi juga menentukan tujuan penulisan. Topik
yang sudah dibahas inilah yang biasa dijadikan judul esai.
3) Mengumpulkan Bahan
Bahan penulisan mencakup semua materi, informasi, dan data yang
digunakandalam penulisan. Bahan tersebut mungkin berupa definisi,
penjelasan, fakta, contoh, grafik, atau yang lainnya. Sumbernya dapat

27
kita ambil dari bahan bacaan dan pengamatan langsung (observasi).
Bahan bacaan, seperti buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi, koran,
majalah, ensiklopedia, dan internet dapat diperoleh di perpustakaan
(studi pustaka), sedangkan observasi dapat diperoleh melalui
wawancara dan angket atau kuesioner kepada narasumber dilapangan
(studi lapangan).
4) Menyusun Kerangka
Kerangka merupakan rancang bangun karangan. Kerangka dapat
digunakan sebagai acuan bagi penulis agar gagasan dapat disajikan
secara teratur dan menghindari penggarapan secara berulang.
Menyusun kerangka berarti memecahkan topik kedalam beberapa
subtopik secara sistematis dan logis. Susunannya dapat menggunakan
pola: pembuka-isi-penutup, pendahuluan - pembahasan-simpulan,
dahulu-sekarang-masa depan,permasalahan-penyebab-pemecahan, dan
lain-lain.
Berikut penjelasan sistematika: Pembuka,isi, dan penutup.
a. Pembuka
Bagian pembuka sangat penting untuk sebuah karangan. Panjangnya
1 sampai dengan 2 paragraf. Bagian pembuka merupakan pijakan untuk
pembahasan berikutnya. Tujuan utama pembuka adalah menarik dan
memusatkan perhatian pembaca terhadap topik yang dibahas. Berikut
ini unsur-unsur yang biasa dituliskan pada bagian pembuka.
- Memaparkan topik yang akan dibahas, dapat berupa definisi atau
etimologi,
- Memaparkan latar belakang atau pentingnya membahas topik
tersebut,
- Membatasi ruang lingkup topik,
- Memaparkan pandangan atau metode pembahasan, dan
- Memaparkan tujuan penulisan.

28
b. Isi
Bagian isi merupakan inti sebuah esai. Panjangnya 80-90 persen
keseluruhan karangan. Di bagian inilah penulis membahas topik yang
sebelumnya telah diperkenalkan pada bagian pembuka secara
mendalam. Tentunya, pembahasan tersebut disertai argumen,
pandangan, atau fakta-fakta yang memperkuat pendapatnya.
c. Penutup
Bagian penutup berisi dua hal, yaitu simpulan dan saran. Panjang
simpulan dan saran dapat digabung dalam 1 atau 2 paragraf. Simpulan
merupakan intisari atau penegasan ulang secara ringkas pendapat-
pendapat yang telah diuraikan. Setelah menyimpulkan, penulis dapat
mengakhiri essaynya dengan memberikan saran, ajakan, atau himbauan
kepada pembaca sesuai dengan Tujuan penulisan.
5) Mengembangkan Kerangka
Setelah kerangka tersusun dan bahan terkumpul, langkah berikutnya
adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi esai yang utuh.
Pengembangannya bergantung pada kerangka yang telah disusun
sebelumnya. Satu subtopik pada kerangka dapat dikembangkan
menjadi gagasan utama dalam satu paragraf. Pada tahap pengembangan
ini, penulis harus mampu memilih kata atau istilah yang tepat agar
gagasannya dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Setiap kata
yang dipilih harus disusun logis menjadi kalimat yang efektif dan
komunikatif. Selanjutnya, kalimat-kalimat tadi harus disusun pula
menjadi paragraf yang padu. Padu artinya setiap rangkaian kalimat
memiliki hubungan yang erat, baik kata-katanya(kohesi) maupun
maknanya (koherensi).

29
6) Mengedit/Menyunting
Tahap ini disebut juga tahap penyempurnaan esai. Penulis perlu
membaca ulang karangannya. Sangat mungkin adanya revisi di sana-
sini, seperti memperbaiki susunan kata atau kalimat, mengurangi, atau
memperluas bagian tertentu. Selain itu, perlu diperhatikan
sistematikanya, logikanya, konsistensinya, diksinya, ejaannya(tanda
baca, huruf kapital, dan penulisan) dan sebagainya.

d. Prinsip Penulisan Esai


1) Pantang menyerah dan selalu ingin tahu akan hal-hal baru
2) Selalu menyiapkan literatur penting dari berbagai sumber untuk
memperkaya isi tulisan
3) Menjaga kestabilan emosi, sehingga tulisannya mempunyai nilai rasa
yang lebih santun, lebih objektif, dan lebih enak dibaca
4) Kreatif dalam mengkombinasikan berbagai macam literatur
5) Menyajikan tulisan secara apik
6) Memilih tema yang berkaitan dengan hal-hal yang sedang berkembang
di masyarakat

30
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kritik pada pada dasarnya merupakan sebuah penilaian, penikmatan, dan

penghayatan terhadap sebuah karya. Dalam melakukan kritik hendaknya

seorang kritikus mengetahui wawasan yang luas, serta mengetahui kriteria dari

sebuah karya yang dapat dikatakan baik maupun karya yang dikatakan kurang

baik. Pada dasarnya karya merupakan sebuah hasil dari kreatifitas manusia. oleh

sebab itu kritik biasanya bersifat pandangan personal. Dalam membuat kritik

diharapkan kritikus dapat mencapai tujuan-tujuan dari kritik yang dibuatnya.

Kebebasan yang dilakukan dalam mengkritik dapat berupa menunjukkan

kelemahan sebuah karya atau dapat pula menunjukkan kelebihan yang terdapat

pada karya tersebut. Adapun esai adalah tulisan berisi opini atau pendapat

seseorang terhadap sebuah permasalahan aktual atau menarik perhatian. Tulisan

jenis esai lebih mengutamakan ketajaman analisis, interpretasi, dan refleksi

dengan kedalaman uraian disertai kekuatan argumentasi.

Untuk membuat sebuah karangan ilmiah khususnya kritik maupun esai,

kita harus memiliki pemahaman yang baik mengenai pengertian, ciri, jenis -

jenis, tujuan serta langkah penulisan yang runtut agar esai yang dibuat dapat

memiliki struktur yang baik dan benar.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia


SMA/SMK/MA kelas XII Kurikulum 2013. Edisi revisi, Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik sastra Modern. Yogyakarta: Gama Media.

Suryaman, Maman dkk. 2018. Buku Bahasa Indonesia Kelas XII. Jakarta:
PT. Gramedia.
Sobandi,. 2019. Mandiri Buku Bahasa Indonesia Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sumadiria, AS Haris. (2006). Jurnalistik Indonesia Menulis dan Feature Panduan
Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Suroso, Puji Santoso dan Pardi Suratno. 2009. Kritik Sastra. Yogyakarta:
Elmaterapublishing.

32

Anda mungkin juga menyukai