Anda di halaman 1dari 13

MARAKNYA IBU BERUSIA REMAJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Guru Pengampu : Umar Setiawan, M. Pd.

Disusun Oleh :
1. Anggun Fibria Maharani
2. Haekal Khadafy
3. Indah Kurniasari
4. Irdan Hadiansyah
5. Mezyar Aulia Syarif
XII IPA 1

SMA NEGERI 1 CILIMUS


Jalan Panawuan Nomor 221, Cilimus, Kab. Kuningan - Jawa Barat (0232613076)

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DESKRIPSI PERMASALAHAN .................................................................................... 1
AKAR PERMASALAHAN............................................................................................. 3
ALTERNATIF SOLUSI ................................................................................................... 5
HASIL PENYELESAIAN MASALAH .......................................................................... 7
RUJUKAN ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

i
DESKRIPSI PERMASALAHAN

Siti (nama samaran), seorang remaja putri usia 16 tahun, sedang mengalami
kehamilan muda. Ia tinggal di sebuah desa kecil di daerah Jawa Tengah dan baru
saja menyelesaikan pendidikan SMP. Siti belum menikah dan kehamilannya
merupakan hasil dari hubungan yang tidak sah dengan pacarnya. Keluarga Siti
sangat terkejut dan kecewa dengan kehamilan yang dialaminya, karena mereka
berharap Siti bisa melanjutkan pendidikannya dan memperoleh pekerjaan yang baik
di masa depan.

Siti merasa bingung dan takut karena tidak tahu bagaimana menghadapi
situasi ini. Ia juga khawatir dengan reaksi masyarakat terhadap kehamilannya yang
tidak sah. Siti memutuskan untuk berkonsultasi dengan bidan di puskesmas terdekat
untuk mendapatkan informasi dan dukungan.

Bidan tersebut memberikan informasi tentang perawatan prenatal dan


memberikan saran untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan di rumah sakit
terdekat. Dokter kandungan tersebut mengevaluasi kondisi kesehatan Siti dan
memberikan informasi tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi pada
kehamilan muda.

Siti dan keluarganya juga berbicara dengan konselor di puskesmas untuk


mendapatkan dukungan emosional dan informasi tentang opsi yang tersedia untuk
masa depannya. Mereka membicarakan tentang kelanjutan pendidikan Siti dan
kesempatan kerja di masa depan.

Melalui dukungan dari keluarga, bidan, dokter kandungan, dan konselor, Siti
merasa lebih siap untuk menghadapi masa depannya dengan kehamilan muda. Ia
mendapatkan perawatan parentall yang kuat dan dukungan emosional yang
dibutuhkan. Meskipun kehamilan muda masih menjadi masalah di Indonesia, tetapi

1
dengan dukungan yang tepat, remaja seperti Siti memiliki peluang untuk
membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan bayinya.

Kehamilan pada masa remaja (di bawah usia 20 tahun) dapat menjadi masalah
yang kompleks dan berdampak negatif pada kehidupan perempuan muda tersebut.
Beberapa permasalahan yang terkait dengan kehamilan pada masa remaja antara
lain:

• Risiko kesehatan, Remaja yang hamil memiliki risiko kesehatan yang lebih
tinggi, baik untuk ibu maupun bayi. Ini termasuk risiko kelahiran prematur,
berat bayi lahir rendah, dan preeklampsia pada ibu. Kehamilan pada masa
remaja juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi
dan kecemasan.
• Penurunan kualitas hidup: Kehamilan pada masa remaja seringkali berarti
perempuan muda tersebut harus berhenti sekolah atau pekerjaan, yang dapat
mengurangi peluang mereka untuk memperoleh pendidikan dan karir yang
lebih baik di masa depan.
• Rendahnya dukungan sosial, Remaja yang hamil seringkali menghadapi
stigma sosial, termasuk diskriminasi dari masyarakat dan keluarga. Ini dapat
membuat perempuan muda tersebut merasa terisolasi dan tidak didukung,
yang dapat memperburuk stres dan kecemasan.
• Rendahnya kesiapan mengasuh anak, Perempuan muda yang hamil
seringkali belum siap secara emosional, finansial, atau kognitif untuk
mengasuh anak mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan masalah dalam
memberikan perawatan dan pengasuhan yang tepat untuk anak mereka.
• Kehamilan pada masa remaja dapat menjadi permasalahan yang kompleks
dan sulit diatasi. Penting untuk memberikan dukungan yang memadai dan
akses ke layanan kesehatan dan pendidikan seksual yang tepat waktu dan
terpercaya untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan membantu
remaja yang sudah hamil dalam menghadapi permasalahan yang mereka
hadapi.

2
AKAR PERMASALAHAN
Dari kasus yang dialami Siti dapat diketahui beberapa akar permasalahan
yang menjadi penyebab kehamilan pada masa remaja. Akar permasalahan
kehamilan pada masa remaja, di antaranya:

• Kurangnya Pendidikan Seksual: Salah satu akar permasalahan kehamilan


pada masa remaja adalah kurangnya pendidikan seksual yang diberikan
pada remaja. Ketidakpahaman remaja tentang kontrasepsi, infeksi menular
seksual, dan reproduksi menyebabkan mereka tidak siap untuk menghadapi
situasi seksual yang mungkin terjadi pada mereka.
• Tekanan Teman Sebaya: Remaja seringkali terpengaruh oleh tekanan teman
sebaya untuk melakukan hubungan seksual, meskipun mereka mungkin
tidak siap atau tidak ingin melakukannya. Tekanan ini dapat meningkatkan
risiko kehamilan pada remaja.
• Lingkungan Keluarga yang Tidak Sehat: Lingkungan keluarga yang tidak
sehat, seperti keluarga yang pecah atau keluarga dengan masalah
kecanduan, dapat membuat remaja merasa tidak stabil dan tidak aman. Hal
ini dapat memicu perilaku seksual yang tidak sehat dan meningkatkan risiko
kehamilan pada remaja.
• Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Kesenjangan sosial dan ekonomi dapat
mempengaruhi remaja dalam hal akses ke informasi dan sumber daya untuk
mencegah kehamilan. Remaja yang tinggal di daerah miskin atau dengan
status sosial yang rendah mungkin tidak memiliki akses yang cukup ke
layanan kesehatan dan kontrasepsi yang aman.
• Kurangnya Dukungan Sosial: Remaja yang tidak memiliki dukungan sosial
yang memadai, seperti dukungan dari keluarga atau teman sebaya, mungkin
merasa sulit untuk mengatasi tekanan dan tantangan kehamilan pada usia
muda. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap risiko kehamilan
pada masa remaja.

3
Penting untuk menyadari dan mengatasi akar permasalahan kehamilan pada
masa remaja agar dapat mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan
memastikan kesehatan dan kebahagiaan para remaja.

4
ALTERNATIF SOLUSI

Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko yang


terjadi pada kehamilan usia remaja. Petugas kesehatan selaku edukator berperan
dalam melaksanakan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan pada klien, keluarga,
masyarakat, dan tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawatan tentang
penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi termasuk mengenai kehamilan usia remaja. Peran penyuluhan
petugas kesehatan dilaksanakan dengan proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara petugas kesehatan kepada individu yang sedang mengalami
masalah kesehatan. Selaku motivator, petugas kesehatan berkewajiban untuk
mendorong perilaku positif dalam kesehatan, dilaksanakan konsisten dan lebih
berkembang. Untuk peran fasilitator, tenaga kesehatan harus mampu menjembatani
dengan baik antara pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluarga sehingga
faktor risiko dalam tidak terpenuhinya kebutuhan keamanan dapat diatasi,
kemudian membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatan.

Semua peran petugas kesehatan dapat dilaksanakan dalam Program


Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang merupakan pelayanan kesehatan
kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan,
selera, dan kebutuhan remaja. Beberapa hal lainnya yang dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah ini, antara lain :

• Pendidikan seksual yang kuat: Memberikan pendidikan seksual yang benar


dan tepat pada remaja sangat penting untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan. Remaja harus diberi pengetahuan tentang kontrasepsi, risiko
seksual, dan bagaimana menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
• Akses ke kontrasepsi: Remaja yang aktif secara seksual harus memiliki
akses yang mudah dan terjangkau ke kontrasepsi. Kontrasepsi hormonal
seperti pil atau suntikan, kondom, dan alat kontrasepsi lainnya harus
tersedia dan mudah diakses.

5
• Dukungan sosial: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan
masyarakat juga sangat penting bagi remaja yang hamil. Remaja yang
merasa didukung dan dicintai akan lebih mampu menghadapi tantangan
yang dihadapi selama kehamilan.
• Pilihan yang adil: Remaja yang hamil harus diberi kesempatan untuk
memilih antara melahirkan anak atau menggugurkan kehamilan. Kedua
pilihan ini harus diberikan dengan cara yang adil dan bijaksana sehingga
remaja dapat membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri.
• Pendidikan dan dukungan setelah kehamilan: Setelah melahirkan, remaja
perlu mendapatkan pendidikan dan dukungan dalam merawat bayi mereka.
Kelas prenatal, dukungan kelompok, dan layanan medis yang baik dapat
membantu remaja dalam merawat bayi mereka.
• Pencegahan kehamilan pada masa depan: Setelah remaja melahirkan,
penting untuk memberikan pendidikan seksual yang terus menerus dan
akses yang mudah ke kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pada masa
depan.

Dalam mengatasi masalah kehamilan pada masa remaja, penting untuk


memiliki pendekatan yang holistik dan komprehensif yang melibatkan banyak
pihak. Keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan, dan pemerintah harus bekerja
sama untuk memberikan dukungan dan pendidikan yang diperlukan bagi remaja
agar dapat menghadapi tantangan yang dihadapi dengan baik.

6
HASIL PENYELESAIAN MASALAH

Setelah adanya beberapa solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut yakni


salah satunya dengan pemberian pendampingan pada remaja yang sudah terlanjur
mengandung anak. kesempatan kerja di masa depan.

Melalui dukungan dari keluarga, bidan, dokter kandungan, dan konselor, Siti
merasa lebih siap untuk menghadapi masa depannya dengan kehamilan muda. Ia
mendapatkan perawatan parental yang kuat dan dukungan emosional yang
dibutuhkan. Meskipun kehamilan muda masih menjadi masalah di Indonesia, tetapi
dengan dukungan yang tepat, remaja seperti Siti memiliki peluang untuk
membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan bayinya.

Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat juga sangat


penting bagi remaja yang hamil. Remaja yang merasa didukung dan dicintai akan
lebih mampu menghadapi tantangan yang dihadapi selama kehamilan. Setelah
melahirkan, remaja perlu mendapatkan pendidikan dan dukungan dalam merawat
bayi mereka. Kelas prenatal, dukungan kelompok, dan layanan medis yang baik
dapat membantu remaja dalam merawat bayi mereka.

Memberikan pendidikan seksual yang benar dan tepat pada remaja sangat
penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Remaja harus diberi
pengetahuan tentang kontrasepsi, risiko seksual, dan bagaimana menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan.

7
RUJUKAN

Kehamilan dengan definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari


spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
internasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke-40) (Sarwono,
2010:213). Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi
pada remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh
karena hubungan seksual (hubu ngan intim) dengan pacar, dengan suami,
pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi
telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland, 2004). Reproduksi sehat untuk
hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau
di atas usia tersebut maka akan dikatakan beresiko akan menyebabkan terjadinya
kematian 2-4 x lebih tinggi dari reproduksi sehat (Manuaba, 2010).

Menurut Susanti (2008), kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah


karena pertumbuhan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi,
kesulitan dalam persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu.
Alasan kehamilan pada remaja adalah:

1) Kecelakaan (hamil di luar nikah)

2) Untuk mendapatkan tunjangan kesejahteraan.

3) Ingin anak

4) Ingin berperan

5) Faktor hubungan

8
6) Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja

Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini Banyak dampak yang dapat
mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya melahirkan di usia muda
salah satunya adalah menerima kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan
dalam kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respon emosinya. Banyak wanita
merasa kaget mendapatkan dirinya hamil. Penerimaan terhadap kondisi hamil
sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara nyata. Kehamilan yang tidak
diterima, berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita dapat saja tidak suka
hamil, tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan (Susanti, 2008).

9
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, Eni. (2014). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:


Salemba Medika

Lowdermilk, Perry. 2013. Keperawatan Maternitas Edisi 8. Jakarta: PT Salemba


Emban Patria

Manuaba.(2007). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, & keluarga Berencana


untuk pendidikan Bidan. ECG: Jakarta.

10
11

Anda mungkin juga menyukai