Disusun Oleh :
1. Anggun Fibria Maharani
2. Haekal Khadafy
3. Indah Kurniasari
4. Irdan Hadiansyah
5. Mezyar Aulia Syarif
XII IPA 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DESKRIPSI PERMASALAHAN .................................................................................... 1
AKAR PERMASALAHAN............................................................................................. 3
ALTERNATIF SOLUSI ................................................................................................... 5
HASIL PENYELESAIAN MASALAH .......................................................................... 7
RUJUKAN ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10
i
DESKRIPSI PERMASALAHAN
Siti (nama samaran), seorang remaja putri usia 16 tahun, sedang mengalami
kehamilan muda. Ia tinggal di sebuah desa kecil di daerah Jawa Tengah dan baru
saja menyelesaikan pendidikan SMP. Siti belum menikah dan kehamilannya
merupakan hasil dari hubungan yang tidak sah dengan pacarnya. Keluarga Siti
sangat terkejut dan kecewa dengan kehamilan yang dialaminya, karena mereka
berharap Siti bisa melanjutkan pendidikannya dan memperoleh pekerjaan yang baik
di masa depan.
Siti merasa bingung dan takut karena tidak tahu bagaimana menghadapi
situasi ini. Ia juga khawatir dengan reaksi masyarakat terhadap kehamilannya yang
tidak sah. Siti memutuskan untuk berkonsultasi dengan bidan di puskesmas terdekat
untuk mendapatkan informasi dan dukungan.
Melalui dukungan dari keluarga, bidan, dokter kandungan, dan konselor, Siti
merasa lebih siap untuk menghadapi masa depannya dengan kehamilan muda. Ia
mendapatkan perawatan parentall yang kuat dan dukungan emosional yang
dibutuhkan. Meskipun kehamilan muda masih menjadi masalah di Indonesia, tetapi
1
dengan dukungan yang tepat, remaja seperti Siti memiliki peluang untuk
membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan bayinya.
Kehamilan pada masa remaja (di bawah usia 20 tahun) dapat menjadi masalah
yang kompleks dan berdampak negatif pada kehidupan perempuan muda tersebut.
Beberapa permasalahan yang terkait dengan kehamilan pada masa remaja antara
lain:
• Risiko kesehatan, Remaja yang hamil memiliki risiko kesehatan yang lebih
tinggi, baik untuk ibu maupun bayi. Ini termasuk risiko kelahiran prematur,
berat bayi lahir rendah, dan preeklampsia pada ibu. Kehamilan pada masa
remaja juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi
dan kecemasan.
• Penurunan kualitas hidup: Kehamilan pada masa remaja seringkali berarti
perempuan muda tersebut harus berhenti sekolah atau pekerjaan, yang dapat
mengurangi peluang mereka untuk memperoleh pendidikan dan karir yang
lebih baik di masa depan.
• Rendahnya dukungan sosial, Remaja yang hamil seringkali menghadapi
stigma sosial, termasuk diskriminasi dari masyarakat dan keluarga. Ini dapat
membuat perempuan muda tersebut merasa terisolasi dan tidak didukung,
yang dapat memperburuk stres dan kecemasan.
• Rendahnya kesiapan mengasuh anak, Perempuan muda yang hamil
seringkali belum siap secara emosional, finansial, atau kognitif untuk
mengasuh anak mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan masalah dalam
memberikan perawatan dan pengasuhan yang tepat untuk anak mereka.
• Kehamilan pada masa remaja dapat menjadi permasalahan yang kompleks
dan sulit diatasi. Penting untuk memberikan dukungan yang memadai dan
akses ke layanan kesehatan dan pendidikan seksual yang tepat waktu dan
terpercaya untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan membantu
remaja yang sudah hamil dalam menghadapi permasalahan yang mereka
hadapi.
2
AKAR PERMASALAHAN
Dari kasus yang dialami Siti dapat diketahui beberapa akar permasalahan
yang menjadi penyebab kehamilan pada masa remaja. Akar permasalahan
kehamilan pada masa remaja, di antaranya:
3
Penting untuk menyadari dan mengatasi akar permasalahan kehamilan pada
masa remaja agar dapat mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan
memastikan kesehatan dan kebahagiaan para remaja.
4
ALTERNATIF SOLUSI
5
• Dukungan sosial: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan
masyarakat juga sangat penting bagi remaja yang hamil. Remaja yang
merasa didukung dan dicintai akan lebih mampu menghadapi tantangan
yang dihadapi selama kehamilan.
• Pilihan yang adil: Remaja yang hamil harus diberi kesempatan untuk
memilih antara melahirkan anak atau menggugurkan kehamilan. Kedua
pilihan ini harus diberikan dengan cara yang adil dan bijaksana sehingga
remaja dapat membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri.
• Pendidikan dan dukungan setelah kehamilan: Setelah melahirkan, remaja
perlu mendapatkan pendidikan dan dukungan dalam merawat bayi mereka.
Kelas prenatal, dukungan kelompok, dan layanan medis yang baik dapat
membantu remaja dalam merawat bayi mereka.
• Pencegahan kehamilan pada masa depan: Setelah remaja melahirkan,
penting untuk memberikan pendidikan seksual yang terus menerus dan
akses yang mudah ke kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pada masa
depan.
6
HASIL PENYELESAIAN MASALAH
Melalui dukungan dari keluarga, bidan, dokter kandungan, dan konselor, Siti
merasa lebih siap untuk menghadapi masa depannya dengan kehamilan muda. Ia
mendapatkan perawatan parental yang kuat dan dukungan emosional yang
dibutuhkan. Meskipun kehamilan muda masih menjadi masalah di Indonesia, tetapi
dengan dukungan yang tepat, remaja seperti Siti memiliki peluang untuk
membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan bayinya.
Memberikan pendidikan seksual yang benar dan tepat pada remaja sangat
penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Remaja harus diberi
pengetahuan tentang kontrasepsi, risiko seksual, dan bagaimana menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan.
7
RUJUKAN
3) Ingin anak
4) Ingin berperan
5) Faktor hubungan
8
6) Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja
Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini Banyak dampak yang dapat
mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya melahirkan di usia muda
salah satunya adalah menerima kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan
dalam kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respon emosinya. Banyak wanita
merasa kaget mendapatkan dirinya hamil. Penerimaan terhadap kondisi hamil
sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara nyata. Kehamilan yang tidak
diterima, berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita dapat saja tidak suka
hamil, tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan (Susanti, 2008).
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11