Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMBANDINGKAN KRITIK SASTRA DAN ESAI


D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 4
1. FARID
2. SINDI
3. WIDIN
4. KARMILA

SMA AL-FIQRI TELAGA


TAHUN AJARAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat,
hidayah serta inayah-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan Makalah ini Semoga makalah ini dapat bermanfaat  dan
Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa  meridhoinya, amin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
Pendahuluan...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Membandingkan Kritik Sastra Dan Esai...............................................................................................2
1. Pengertian Kritik Dan Esai Sastra.........................................................................................................2
2. Syarat-Syarat Kritik Sastra....................................................................................................................2
3. Ciri-Ciri Esai..........................................................................................................................................2
4. Ciri-Ciri Kritik........................................................................................................................................3
B. Contoh esai sastra...............................................................................................................................4
C. CONTOH SOAL ESAI.............................................................................................................................6
D. CONTOH SOAL KRITIK..........................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Menulis adalah suatu kegiatan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dari para
mahasiswa, khususnya saat perkuliahan. Baik dalam menulis laporan praktikum, makalah,
tugas akhir, kritik, esai dan sebagainya, mahasiswa dituntut untuk menuliskannya dengan baik
dan benar. Namun pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa memiliki pemahaman yang
baik akan hal tersebut.

Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat
karya ilmiah mahasiswa salah satunya yang berupa kritik dan esai. Kebanyakan strukturnya
kurang teratur dan pembahasannya tidak terpaku pada satu topik. Selain itu, biasanya
mahasiswa tidak menyertakan fakta-fakta yang mendukung opini mereka dalam esai tersebut.
Hal-hal inilah yang masih luput dari pembuatan esai di kalangan para mahasiswa.

Oleh karena itu, untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan


mahasiswa dalam kegiatan menulis karya ilmiah khususnya esai, diperlukan pembahasan lebih
dalam mengenai esai, baik dari segi ciri, bentuk, kiat serta langkah penulisannya.
Permasalahan–permasalahan tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah
Bahasa Indonesia yang berjudul “Kritik dan Esai” ini.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas rumusan masalah dalam makalah ini ialah tentang bagaimana
membandingkan kritik sastra dan esay?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui tentang tentang bagaimana
membandingkan kritik sastra dan esay

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Membandingkan Kritik Sastra Dan Esai

1. Pengertian Kritik Dan Esai Sastra


 Kritik sastra merupakan pertimbangan baik dan buruknya karya sastra secara
objektif. Kritik sastra mirip resensi. Akan tetapi, kritik sastra lebih ilmiah
daripada resensi. Kritik sastra dapat menilai isi, bentuk, atau peristiwa yang
terdapat dalam karya sastra. Kritik sastra dapat mengkritik
cerpen,novel,drama atau puisi.

 Esai adalah karangan yang membahas suatu masalah secara sepintas dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Dalam esai, penulis membahas suatu
objek yang aktual menggunakan sudut pandang pribadi. Esai berisi pendapat
atau pandangan pribadi penulis terhadap suatu objek. Esai berupaya
meyakinkan penbaca untuk menerima pendapat atau pandangan. Objek esai
boleh berupa masalah kecil sampai masalah besar, seperti masalah
ekonomi, kebudayaan, sosial keamanan, karya sastra,atau politik.

2. Syarat-Syarat Kritik Sastra


 Kritikan diupayakan dapat membangun dan menaikkan taraf kehidupan sastra.
 Kritikan harus bersifat objektif tanpa prasangka dan secara jujur dapat
mengatakan yang baik itu baik dan yang kurang itu kurang.
 Kritikan harus mampu memperbaiki cara berpikir, cara hidup, dan cara bekerja
para sastrawan sebab memberi pengaruh terhadap hasil karyanya.
 Kritikan harus disesuaikan dengan lingkup kebudayaan dan tata nilai yang
berlaku, serta memiliki rasa cinta dan tanggung jawab yang mendalam terhadap
pembinaan kebudayaan dan tata nilai yang benar.
 Kritikan dapat membimbing pembaca berpikir kritis dan dapat menaikkan
kemampuan apresiasi masyarakat terhadap sastra.

2
3. Ciri-Ciri Esai
 Berbentuk prosa,artinya dalam bentuk komunikasi biasa serta menghindarkan
penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
 Singkat, artinya esai dapat dibaca dengan santai dalam waktu kurang dari dua
jam.
 Memiliki gaya pembeda, artinya seorang penulis esai yang baik akan membawa
diri dan gaya yang khas sehingga membedakan tulisannya dengan gaya penulis
lain.
 Selalu tidak utuh artinya penulis memilih segi-segi penting dan menarik dari
objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk
disampaikan kepada para pembaca.
 Memenuhi keutuhan penulis, artinya walaupun esai merupakan tulisan yang
tidak utuh, tetapi harus memiliki kesatuan dan syarat-syarat penulisan. Syarat-
syarat tersebut mulai dari pendahuluan, pengembangan, sampai ke pengakhiran.
Di dalamnya terdapat koherensi dan simpulan yang logis. Penulis harus
mengungkapkan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang-awang.
 Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, artinya ciri personal
membedakan esai. Ciri personal dalam penilisan esai adalah pengungkapan
penulis sendiri tentang kediriannya, pandangan, sikap, pikiran, dan dugaan
kepada pembaca.

4. Ciri-Ciri Kritik
 Bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain.
 Menunjukkan kelebihan dan kekurangan.
 Memberi saran perbaikan.
 Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca atau apresiator atau apresian
dengan karya sastra bersangkutan.

Perbandingan kritik dengan esai berdasarkan pengetahuan dan sudut pandang penulisannya.

No. Kritik Esai


1. Objek kajian berupa karya, seperti Objek kajian dapat berupa karya dan fenomena.
seni
musik,tari,film,lukis,puisi,drama,novel
dan cerpen.
2. Terdapat deskripsi karya, misalnya Tidak ada deskripsi ringkasan atau sinopsis
krya berwujud buku deskripsinya karya.
dapat berupa sinopsis.

3. Data yang dihasilkan bersifat objektif. Tidak selalu membutuhkan data.

3
Berdasarkan pandangan penulisnya,perbandingan kritik esai sebagai berikut.

No. Kritik Esai


1. Penilaian terhadap karya dilakukan Kajian dilakukan secara subjektif berdasarkan
secara objektif disertai data dan alasan pendapat penulis esai.
yang logis.

2. Penilaian sering menggunakan kajian Jarang atau hampir tidak pernah


teori yang sudah mapan. mencantumkan kajian teori.

3. Pembahasan terhadap karya secara Objek atau fenomena yang dikaji tidak dibahas
utuh dan menyeluruh. menyeluruh tetapi hanya pada aspek yang
menarik menurut pandangan penulisnya.
Namun pembahasannyadilakukan secara
utuh.

B. Contoh esai sastra


 Pentingnya Sastra bagi Generasi Muda
Oleh Edy Firmansyah

Sejatinya sastra merupakan unsur yang amat penting yang mampu memberikan wajah
manusiawi, unsur-unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, harmoni, irama,
proporsi, dan sublimasi dalam setiap gerak kehidupan manusia dalam menciptakan
kebudayaan. Apabila hal tersebut tercabut dari akar kehidupan manusia, menusia tidak lebih
dari sekadar hewan berakal. 

Untuk itulah sastra harus ada dan selalu harus diberadakan. Sayangnya, untuk kita, bangsa
Indonesia, sastra dan kesenian nyatanya kian terpinggirkan dari kehidupan berbangsa.
Padahal, kita adalah bangsa yang berbudaya.

Dalam dunia pendidikan sastra dianggap hafalan belaka. Siswa mengenal novel-novel sastra
seperti Sengsara Membawa Nikmat, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan sebagainya hanya
karena mereka ”terpaksa” atau mungkin ”dipaksa” menghafal beberapa sinopsis dari beberapa
karya yang benar-benar singkat yang ada dalam buku pelajaran, yang mereka khawatirkan
muncul ketika ujian.

Akibatnya bagi siswa, sastra hanyalah aktivitas menghafal, mencatat, ujian, dan selesai.
Metodenya hampir sama dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi. Sehingga, minat
terhadap dunia sastra benar-benar tidak terlintas di benak kebanyakan generasi kita. 

Fenomena semacam itu semakin parah melanda generasi muda di daerah-daerah, terutama
daerah pedalaman. Walaupun begitu, tidak bisa dipungkiri, itu juga melanda generasi muda di

4
perkotaan.

Beberapa waktu lalu penulis sempat berbincang-bincang dengan seorang guru bahasa
Indonesia sebuah sekolah favorit di Pamekasan, Madura, di sebuah warung kopi sebelah
rumah. Iseng-iseng, penulis bertanya tentang perkembangan sastra siswasiswinya.

Dan jawabannya sungguh mengejutkan, ”Yah, menurut saya, yang terpenting bagi mereka
adalah mampu menjawab soal-soal UAN yang berkenaan dengan sastra. Sebab, malu rasanya
jika nilai bahasa Indonesia jeblok.” Sangat ironis jawaban seperti itu.

Selang beberapa waktu kemudian, setelah pembicaraan saya dengan guru bahasa Indonesia
itu, terjadi peristiwa yang mengejutkan di Pamekasan. Ada tawuran antarpelajar atau tepatnya
tawuran antarkelas yang dilakukan oleh beberapa siswa dari sekolah terfavorit di Pamekasan. 

Namun, entah karena apa, peristiwa ini tidak diekspos oleh media massa, koran lokal sekalipun.
Padahal, dalam tawuran itu dua orang siswa harus dirawat intensif di RSUD Pamekasan. Tentu
saja, terjadinya tawuran tersebut, kesalahan tidak bisa dilimpahkan sepenuhnya kepada siswa. 

Sekolah pun mestinya memiliki tanggung jawab penuh untuk merefleksi diri mengapa tawuran
antarpelajar sering terjadi akhir-akhir ini. Sebab, ada kemungkinan kesalahan dalam mendidik
dan memberikan metode pendidikan. Dan salah satunya jelas karena kurangnya pengayaan
terhadap sastra.

Sastra adalah vitamin batin, kerja otak kanan yang membuat halus sikap hidup insani yang jika
benar-benar dimatangkan, akan mampu menumbuhkan sikap yang lebih santun dan beradab.

Tentu akan lain ceritanya jika sekolah lebih mengembangkan sastra kepada siswasiswinya.
Ambil contoh kecil, misalnya pengembangan berpuisi. 

Selain keseimbangan olah jiwa, kepekaan terhadap lingkungan yang memiliki unsur-unsur
keindahan, siswa akan semakin mengerti tentang hakikat dan nilai-nilai kemanusiaan. 

Jiwa kemanusiaan semakin tebal, maka jiwa-jiwa kekerasan yang ada dalam diri manusia akan
tenggelam dengan sendirinya. Sebab, jarang sekali puisi dan kekerasan tampil dalam tubuh
kalimat
yang sama.

Terkait dengan itu, beberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa ternyata
berpuisi sebagai salah satu bagian dari sastra selain mampu memanajemen stress, yang
notabene pemicu dari lahirnya tindak kekerasan, juga memberikan efek relaksasi serta
mencegah penyakit jantung dan gangguan pernapasan (Hendrawan Nadesul, Kompas,
23/07/04).

Maka, tidak bisa lagi kita mengelak dengan mengatakan bahwa sastra hanyalah permainan
kata-kata. Kata-kata yang dibolak-balik, diakrobatkan, diliuk-liukan di udara imajinasi agar
terkesan wah, indah, dan bersahaja bagi siapa saja yang membacanya.

Sebab, ternyata dari hasil penelitian di atas, sastra mampu menduduki posisi sebagai terapi
alternatif terhadap beberapa penyakit. Sehingga, menjadi wajar bahwa penulis di sini sangat
menekankan untuk sekolahsekolah terus-menerus memberikan waktu yang lebih banyak pada
siswanya untuk melatih imajinasi melalui karya-karya sastra baik itu puisi, cerpen, teater,

5
maupun drama.

Sebab, selain untuk memupuk minat terhadap sastra dan mengembangkan imajinasinya
sebagai
penunjang pengetahuan yang lainnya, diharapkan juga nantinya mampu melahirkan para
budayawan dan sastrawan terkenal sebagai pengganti ”pendekar” sastra pilih tanding yang
tidak produktif lagi karena usia dan satu per satu telah meninggalkan kita. 

Sebut saja Hamid Jabbar, Mochtar Lubis, dan Pramudya Ananta Toer. Caranya adalah sekolah
harus membuka lowongan pekerjaan untuk seniman-seniman profesional yang cenderung
urakan di mata masyarakat untuk menjadi guru bahasa dan sastra Indonesia sebagai pengganti
dari guru bahasa Indonesia lulusan universitas yang selalu terikat dengan kurikulum sehingga
kebanyakan dari mereka tidak mampu mengembangkan minat sastra pada siswa-siswinya. 

Bisa juga dengan memberikan waktu khusus untuk para seniman, sastrawan muda berbakat
untuk memberikan pelajaran sastra.

Nah, kalau tidak segera digagas mulai sekarang, kapan lagi kita akan mampu melestarikan
kesastraan kita yang besar dan unik itu, serta siapa yang akan menggantikan generasi tua?

C. CONTOH SOAL ESAI


1. Siapa yang tidak ingin bekerja orang tua ingin membiayai anaknya sekolah
sampai tingkat tinggi,bahkan kalau mamp,hingga bertitel profesor doktor.
Tujuannya agar dapat bekerja dan mencari nafkah.akan tetatpi,jika si anak
sekolahnya gagal,orang tua pasti marah dan kecewa.Bukankah orang tua rela
membiayai pendidikan agar anaknya hidup bahagia?

Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai tersebut adalah…


A.Para orang tua menginginkan anak mereka bersekolah agar mudah mendapatkan
Pekerjaan.
B.Orang tua pasti marah dan kecewa jika anaknya gagal sekolah.
C.Setiap orang tua pasti ingin anaknya bersekolah dan bertitel.
D.Orang tua rela membiayai pendidikan anaknya agar mencapai gelar yang tinggi.
E.Salah satu upaya untuk mencapai kebahagiaan dengan bersekolah dan bekerja.

D. CONTOH SOAL KRITIK

1.Pemerintah ingin tetap konsekuen menyesuaikan harga bahan bakar


minyak(BBM).
Bila harga BBM di tingkat internasional menurun,pemerintah baru akan
mengambil

6
Kebijakan menurunkan harga BBM bersubsisdi di dalam negeri sesuai tingkat
yang
Wajar.langkah ini ditempuh untuk meringankan beban masyarakat.

Kritik terhadap isi paragraf tersebut adalah…


A.Sudah kewajiban pemerintah untuk menurunkan harga.
B.Pemerintah harus konsekuen menurunkan harga.
C.Pemerintah tak perlumenunggu untuk menurunkan harga.
D.Sudah sewajarnya pemerintah menurunkan harga.
E.Pemerintah harus cepat mengambil tindakan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk membuat sebuah karangan ilmiah khususnya kritik maupun esai, kita harus
memiliki pemahaman yang baik mengenai pengertian, ciri, bentuk–bentuk, kebahasaan,
kiat serta langkah penulisan yang runtut agar esai yang dibuat dapat memiliki struktur
yang baik dan benar.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat membuat esai dengn
baik dan benar. Selain itu, saran dan kritik dari para pembaca juga sangat dibutuhkan
demi perkembangan bahasan makalah ini selanjutnya

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=425327186&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D

Anda mungkin juga menyukai