Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“PERBEDAAN INDIVIDU DALAM BELAJAR”

Disusun Oleh :

1. Habib Anwar Nasution (20053034)

2. Rani Sepriasa (20053052)


 
3. Nur Aisya Muliani (20053049)

4. Nadya Wiguna Shafira (20053045)

Dosen Pengampu : Rahmi Dwi Febriani, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat, nikmat
serta kasih dan sayang nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
Psikologi Pendidikan ini dengan materi berjudul “Perbedaan Individu Dalam Belajar”
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini. Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui bagaimana
“Perbedaan Individu Dalam Belajar”.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan pembaca
tentang peranan bakat dalam proses belajar. Kami menyadari di dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan maupun materi yang kami muat di
dalamnya. Untuk itu kritik dan saran kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah kami
kedepannya.

Padang, 7 Desember 2020

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................4
1. Gaya Belajar..................................................................................................................................4
2.  Kepribadian dan Tempramen........................................................................................................6
3. Sosio-Ekonomi dan Budaya...........................................................................................................8
4.  Pendekatan Pembelajaran Sesuai dengan Perbedaan Individu......................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbedaan kemampuan individual diantara anak didik merupakan hal yang tidak
mungkin dihindari , karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia kecuali
perbedaan itu sendiri. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan
mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut.
Setiap orang, apakah ia seorang anak atau seorang dewasa, dan apakah ia berada
didalam satu kelompok atau seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukkan
kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan.Sifat individual adalah
sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan,berkaitan dengan perbedaan individual
perseorangan.
Di lingkungan pendidikan,ditemukan perbedaan individual anak didik cukup
banyak,yang semuanya merupakan ciri kepribadian anak didik sebagai individu. Hal yang
terpenting dalam hal ini adalah perbedaan individual anak didik terebut harus disikapi oleh
guru secara bijaksana. Artinya,guru harus mengupayakan semaksimal mungkin agar setiap
siswa mencapai tujuan belajar meski dengan perbedaan yang ada. Dari uraian diatas makalah
ini akan membahas tentang perbedaan kemampuan individu dalam Belajar.

B. Rumusan Masalah

 Pengertian dan Jenis Gaya Belajar ?


 Apakah pengertian dari Kepribadian dan Tempramen ?
 Apakah yang dimaksud dengan Sosio-ekonomi Budaya ?
 Pengertian dan cara Pendekatan Pembelajaran sesuai dengan perbedaan individu ?

C. Tujuan Penelitian

 Untuk Mengatahui Pengertian dan Jenis Gaya Belajar.


 Untuk Mengatahui Pengertian Kepribadian dan Tempramen.
 Untuk Mengatahui Apa yang dimaksud dengan Sosio-ekonomi Budaya.
 Untuk Mengatahui Pengertian dan cara Pendekatan Pembelajaran sesuai dengan
perbedaan individu.
BAB II PEMBAHASAN

1. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara yang dipakai dan lebih disukai sehingga menjadi kebiasaan
dalam proses belajar, yaitu bagaimana menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang
diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif. aya belajar merupakan sebuah pendekatan
yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh
masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit
dan baru melalui persepsi yang berbeda.
Pengetahuan tentang gaya belajar penting untuk diketahui guru, orang tua, dan siswa,
karena pengetahuan tentang gaya belajar dapat digunakan untuk membantu memaksimalkan
proses pembelajaran agar hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.

Berikut definisi dan pengertian gaya belajar dari beberapa sumber buku:

 Menurut Gunawan (2006), gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam
melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi. 
 Menurut Samples (2002), gaya belajar adalah kebiasaan yang mencerminkan cara
memperlakukan pengalaman dan informasi yang kita peroleh. 
 Menurut Nasution (2000), gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan
oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,
berfikir dan memecahkan soal. 
 Menurut Sukadi (2008), gaya belajar adalah kombinasi antara cara seseorang dalam
menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan
yang didapat. 
 Menurut DePorter dan Hernacki (2013), gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

 Jenis-jenis Gaya Belajar 

Menurut Witkin dkk, terdapat dua jenis gaya belajar yaitu Gaya Belajar Field
Dependence dan Gaya Belajar Field Independence (Ghufron dan Risnawita, 2012).
Penjelasan kedua gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut:

A. Gaya Belajar Field Dependence


Gaya Belajar Field Dependence adalah ketika individu mempersepsikan diri dikuasai
oleh lingkungan. Contoh sederhana individu yang mempunyai Gaya Belajar Field
Dependence adalah ketika individu tersebut naik bus dan ingin membaca buku, individu
dengan gaya ini akan merasa terganggu dan kurang konsentrasi dengan suasana berisik dan
gaduh dalam bus tersebut.
b. Gaya Belajar Field Independence 
Gaya Belajar Field Independence adalah apabila individu mempersepsikan diri bahwa
bahwa sebagian besar perilaku tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Contoh sederhana individu
yang mempunyai Gaya Belajar Field Independence adalah ketika individu tersebut naik bus
dan ingin membaca buku , individu dengan gaya ini bisa berkonsentrasi dalam dan tidak
merasa terganggu dengan suasana bus yang berisik dan gaduh.

Sedangkan menurut David Kolb, terdapat empat jenis gaya belajar yaitu (Ghufron dan
Risnawita, 2012):

1. Gaya Diverger. Gaya Belajar Diverger merupakan kombinasi dari perasaan dan
pengamatan. Individu dengan tipe diverger unggul dalam melihat situasi konkret dari
banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap situasi adalah
mengamati dan bukan bertindak, termasuk perilaku orang lain diskusi dan sebagainya.
Individu seperti menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-
ide (brainstorming), mempelajari hal-hal baru, biasanya juga menyukai isu budaya.
Ingin segera mengalami suatu pengalaman, misalnya memecahkan suatu persoalan,
dan tidak takut untuk mencoba.
2. Gaya Assimilator. Gaya Belajar Assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan
mengamati. Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami
berbagai sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai berbagai sumber, dan
dipandang dari berbagai berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang
logis, singkat dan jelas. 
3. Gaya Konverger. Gaya Belajar Konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan
berbuat. Individu dengan tipe konverger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari
berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
4. Gaya Akomodator. Gaya Belajar Akomodator merupakan kombinasi dari perasaan
dan tindakan. Individu dengan tipe akomodator memiliki kemampuan belajar yang
baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat
rencana dan melibatkan dirinya dalam pengalaman baru dan menantang. 

Menurut Deporter dan Hinercki (2013), gaya belajar umumnya terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu:

1. Gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat). Seseorang yang memiliki gaya
belajar visual cenderung belajar melalui hubungan visual (penglihatan). Dengan
demikian dalam belajar visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau
media yang bisa dilihat atau mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. 
2. Gaya belajar auditorial (belajar dengan cara mendengar). Gaya belajar auditorial
ini cenderung menggunakan pendengaran/audio sebagai sarana mencapai
keberhasilan dalam belajar. Gaya belajar auditori yang bersifat eksternal adalah
dengan mengeluarkan suara atau ada suara. Gaya auditori yang bersifat internal
adalah memerlukan suasana yang hening-hening sebelum mempelajari sesuatu.
Setelah itu diperlukan perenungan beberapa saat terhadap materi apa saja yang telah
dikuasai dan yang belum. 
3. Gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Gaya belajar ini belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkan
informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan dengan bidang objek sangat disukai karena
mereka dapat mengalami sesuatu dengan diri sendiri. Gaya belajar jenis ini bersifat
eksternal adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran,
berjalan dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat internal menekankan pada
kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal.

2. Kepribadian dan Tempramen

Kata kepribadian berasal dari bahasa inggris yaitu personality diambil dari bahasa
Yunani yaitu proposan atau persona yang berarti topeng yang biasa dipakai dalam teather.
Para pelaku theater bertingkah laku seperti topeng yang dipakainya, seolah topeng itu
mewakili cirri kepribadiaannya. Jadi konsep awal pengertian kepribadian adalah tingkah laku
yang ditampakkan di lingkungan sosial kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat
ditangkap oleh lingkungan (Suryabrata, 1998:28).
Santrock (2010:158) menyatakan, kepribadian atau personalitas adalah pemikiran,
emosi, dan perilaku tertentu yang menjadi cirri dari seseorang dalam menghadapi dunianya.
Alfiani (dalam blogspot) mengutip pendapat Atkinson yang menyatakan kepribadian sebagai
pola perilaku dan cara berpikir yang khas yang menentukan penyesuaian diri seorang
terhadap lingkungan.  Kepribadian seseorang dapat kita tinjau melalui dua model yaitu model
big five dan model brigg-myers.

a.       Model Big Five


Merupakan model yang diajukan oleh Lewis Goldberg. Yang terdiri dari model kepribadian
lima dimensi.

a)      Extrovesion
Orang tipe ini menikmati keberadaannya bersama orang lain, penuh energi, serta mengalami
emosi positive.
b)      Agreeableness
Merupakan individu yang penuh perhatian, bersahabat, dermawan, suka menolong, dan mau
menyesuaikan keinginannya dengan orang lain.
c)      Conscientiousness
Individu ini selalu menghindari kesalahan dan mencapai kesuksesan tingkat tinggi melalui
perencanaan yang penuh tujuan dan gigih.
d)      Neoriticism (stabilitas emosional)
Individu yang Neoriticism tinggi memiliki reaksi emosi negatif, sedangkan orang yang
Neoriticism rendah cenderung tidak mudah terganggu, kurang reaktif secara emosi, tenang,
serta bebas dari emosi negative yang menetap.
e)      Openness to ekperience
Individu ini cenderung terbuka secara intelektual, selalu ingin tahu, memiliki apresiasi
terhadap seni serta sensitive terhadap kecantikan.
b.       Model Brigg-Myers
Dikemukakan oleh Isabel Brigg Myers dan Katharine C. model ini meliputi empat dimensi
yaitu:

a)      Extraversion (E) versus Introversion (I)


Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan abstraksi. Mereka selalu
ingin memahami dunia dan meupakan pemikir reflektif serta konsentrator. Sementara orang
yang extrovert, menemukan energy pada orang dan benda benda. Mereka memilih
berinteraksi dengan orang lain dan berorientasi pada tindakan.
b)      Sensing (S) versus Intution (N)
Orang sensing berorientasi pada detail, menginginkan fakta dan mempercayainya. Orang-
orang yang intuitif mencari pola dan hbungan diantara fakta-fakta yang diperoleh.
c)      Thingking (T) vercus Feeling (F)
Individu yang thingking menghargai kebebasan, mereka membuat keputusan dengan
mempertimbangkan criteria objektif dan logika dari situasi. Individu yang Feeling
menghargai harmoni, mereka memusatkan pada nilai-nilaidan kebutuhan-kebtuham
kemanusiaan pada saat membuat keputusan atau penilaian.
d)      Judging (J) dan Perceptive (P)
Orang yang judging cenderung tegas, penuh rencana, mengatur diri. Mereka fokus untuk
menyelesaikan tugas hanya ingin mengetahui esensi, dan bertindak cepat. Orang-orang
perceptive selalu ingin tahu, dapat menyesuaikan diri, dan spontan.

3. Sosio-Ekonomi dan Budaya

Budaya merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat juga
didefinisikan sebagai adat istiadat. Adanya nilai-nilai dalam masyarakat memberitahu pada
angotanya tentang apa yang baik dan atau penting dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut
terjabarkan dalam suatu norma-norma. Norma masing-masing masyarakat berbeda, maka
perilaku yang muncul dari anggota masing-masing masyarakat berbeda satu dengan yang
lainnya.Individu-individu yang status sosial ekonominya rendah, sering kali mempunyai
tingkat pendidikan dan kekuatan yang rendah untuk mempengaruhi institusi masyarakat dan
sumber ekonomi yang lebih sedikit.

a.  Dampak budaya terhadap pembelajaran


Setiap siswa berasal dari ruang lingkup budaya yang berbeda, hal ini jelas berpengaruh
terhadap pelaksanaan pendidikan. Banyak aspek budaya mempunyai andil bagi identitas dan
konsep diri pelajaran dan mempengaruhi nilai, sikap dan harapan, hubungan sosial,
penggunaan bahasa dan perilaku lain para pelajar. Hal ini mewajibkan lingkungan pendidikan
agar mampu merangkum semua siswa dari berbagai budaya dan kebiasaan agar di didik
secara efektif dan efisien.
b. Pengaruh status sosial ekonomi terhadap pencapaian siswa
Status sosio-ekonomi yang didasarkan pada penghasilan perkerjaan, pendidikan dan gengsi
sosial sangat mempengaruhi sikap pelajar terhadap sekolah, pngetahuan, kesiapan beajar dan
pencapaian akademis. Siswa yang berasal dari keluarga yang berpendidikan rendah
mengalami tekanan yang mempunyai andil bagi praktik pengasuhan anak, pola komunikasi
dan harapan yang rendah yang mungkin akan kurang menguntungkan anak-anak ketika
mereka memasuki sekolah.

4. Pendekatan Pembelajaran Sesuai dengan Perbedaan Individu

Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan


perorangan siswa sedemikian rupa sehingga dengan penerapan pendekatan individual
memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar
pemikiran dari pendekatan individual ini adanya perlakuan terhadap perbedaan individual
masing-masing siswa. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun
kebutuhan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai
orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebagai makhluk sosial anak mempunyai
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan
guru dan orang tuanya.
Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa belajar.
Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antar guru dan siswa, yang
bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang
harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar.
Untuk mencapai hal ini Djamarah (2005:165) menjelaskan guru harus melakukan hal
berikut ini:
1.      Mendengarkan secara empati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan
membuat hubungan saling percaya.
2.      Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan nonverbal.
3.      Membantu anak didik tampa harus mendominasi/mengambil alih tugas
4.      Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya
dengan penuh perhatian.
5.      Menangani anak didik dengan member rasa aman, penuh pengertian, bantuan dan
mungkin member beberapa alternative pemecahan.

 Cara-Cara Pendekatan pendekatan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar individu

Berikut ini beberapa cara pendekatan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar individu
(Hamalik, 2008:187).

a.       Gaya Visual
1)      Gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta
2)      Gunakan warna untuk memperjelas hal-hal penting
3)      Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi
4)      Gunakan multimedia
5)      Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

b.      Gaya Auditori
1)      Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi
2)      Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3)      Gunakan musik
4)      Diskusikan ide dengan anak secara verbal
5)      Biarkan anak merekam materi

c.       Gaya Kinestik
1)      Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
2)      Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
3)      Izinkan anak untuk mengunyah permenkaret pada saat belajar
4)      Gunakan warna terang untuk memperjelas hal-hal penting dalam bacaan
5)      Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada berbagai macam gaya belajar, yang paling sering dipakai adalah pembagian
berdasarkan tiga belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Sedangkan
kepribadian merupakan pola perilaku dan cara berpikir seseorang yang khas dalam
menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
 Seorang Guru yang mampu memahami perbedaan  gaya belajar dan kepribadian
siswanya akan mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dan
bermakna meskipun dengan siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat tentang “PERBEDAAN INDIVIDU DALAM


BELAJAR” untuk kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan terutama dari
ibu dosen dan teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA

 Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi


Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.

 Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

 Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:


Bumi Aksara.

 Ghufron, M.N. dan Risnawita, R. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana.

 Suryabrata, Sumadi. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai