WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata
wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Selanjutnya,
muncul kata mawas, yang berarti memandang, meninjau atau melihat.
Adapun pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat,
bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi darat, lautm
dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan.
Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat. Adanya pandangan mengenai wawasan
nusantara tentu bukan tanpa maksud dan tujuan. Penting untuk mengetahui dan memahami apa
saja tujuan serta fungsi wawasan nusantara bagi Indonesia.
Fungsi wawasan nusantara secara umum ialah berperan sebagai pedoman, motivasi, dorongan,
dan rambu-rambu dalam memastikan semua kebijaksanaan, ketentuan, tindakan, serta perbuatan.
Hal tersebut berguna untuk penyelenggaraan negara, baik di pusat, daerah atau bagi semua rakyat
Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa serta bernegara. Tak hanya itu itu, wawasan
nusantara juga berfungsi untuk membentuk dan membina persatuan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia. Berikut tujuan wawasan nusantara.
Secara umum, terdapat 4 aspek yang melatarbelakangi dan menjadi dasar dari wawasan
nusantara bangsa Indonesia. Selain keempat aspek ini, tentu saja masih banyak aspek-aspek lain,
tetapi kali ini kita akan coba meliput aspek-aspek yang paling berpengaruh terhadap wawasan
nusantara bangsa Indonesia
1. Falsafah Dasar Negara: Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tentu saja akan mempengaruhi wawasan nusantara
kita. Atau cara pandang dan pemahaman kita terhadap unsur-unsur yang ada pada suatu negara.
Secara umum, kelima sila dalam pancasila semuanya berpengaruh. Berikut ini adalah selayang
pandang mengenai kelima butir pancasila yang menjadi dasar dari wawasan nusantara.
Artinya, sudah sepantasnya negara kita dijalankan berdasarkan kelima nilai tersebut. Oleh karena
itu, tentu saja pancasila akan berperan besar dalam membentuk wawasan nusantara bangsa
Indonesia.
Aspek kewilayahan dan kekayaan alam Indonesia juga merupakan salah satu aspek yang
mendasari dan membentuk wawasan nusantara di Indonesia. Kita sama-sama mengetahui bahwa
Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Kalau kalian perhatikan, tanah Indonesia sangat
berlimpah akan batubara, besi, fosfor, timah, hingga minyak bumi.
Oleh karena itu, Indonesia tidak memiliki kelangkaan sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Bahkan, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor timah terbesar di dunia. Kita juga
salah satu negara produsen batu bara terbesar di dunia.
Indonesia juga memiliki banyak sekali sumber daya alam yang terbarukan. Panas bumi, panas
matahari, angin, sungai-sungai panjang yang dapat dibangun bendungan, hingga
keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat tinggi merupakan contoh sumber daya alam
terbarukan Indonesia.
Bentang alam yang sangat beragam di Indonesia juga turut berperan besar dalam membangun
wawasan nusantara yang sangat luas. Kita merupakan salah satu negara yang berada di ring of
fire dan dilewati oleh dua barisan pegunungan yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Saat ini, kita memiliki ratusan suku
dan budaya yang tinggal dibawah atap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seluruh budaya ini
diakomodasi oleh semboyan nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya meski berbeda-
beda tetapi tetap satu. Budaya tarian kita merupakan salah satu kekayaan budaya yang sangat
berharga. Terdapat lebih dari 300 tarian tradisional Indonesia yang masih ada dan dilestarikan
oleh masyarakat setempat.
Selain itu, lagu-lagu daerah di Indonesia juga tidak kalah banyak. Terdapat ratusan lagu daerah
yang dinyanyikan dengan menggunakan berbagai bahasa yang berbeda-beda oleh suku yang
berbeda-beda pula. Indonesia juga memiliki keanekaragaman keagamaan yang cukup tinggi.
Terdapat puluhan bahkan ratusan agama yang ada di Indonesia. Mayoritasnya adalah agama
lokal seperti jawa wiwitan ataupun kepercayaan lokal lainnya. Namun, Indonesia memiliki 6
agama besar yang diakui oleh pemerintah.
4. Aspek Sejarah
Indonesia dan wilayah nusantara memiliki sejarah yang sangat berwarna, mulai dari zaman
kerajaan-kerajaan, penjajahan bangsa Eropa, perjuangan kemerdekaan, hingga zaman pasca
kemerdekaan yaitu sekarang. Pengalaman sejarah ini memberikan pemahaman kepada
masyarakat Indonesia bahwa sangat berbahaya jika kita terpecah-pecah. Akan sangat mudah bagi
bangsa lain untuk memecah belah dan menguasai satu per satu.
Politik devide et impera yang dijalankan oleh VoC dan pemerintah kolonial Belanda masih cukup
segar di ingatan para sejarawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Kebutuhan untuk bersatu
ini merupakan salah satu dari beberapa faktor yang membentuk wawasan nusantara bangsa
Indonesia sekarang ini.
Tujuan nasional dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945
tersebut dijelaskan tujuan kemerdekaan Indonesia ialah untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Berikut macam macam tujuan wawasan
nusantara.
Tujuan wawasan nusantara Indonesia keluar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era
globalisasi yang makin mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial,
serta kerja sama dan sikap saling hormat menghormati.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Bangsa Indonesia harus
meningkatkan kepekaannya dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-
faktor penyebab timbulnya disintregasi bangsa dan terus-menerus mengupayakan dan terjaganya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan.
Hakikat masyarakat Indonesia adalah sebagai tulang punggung keberagaman sekaligus kesatuan
bangsa. Masyarakat Indonesia harus memiliki pengetahuan tentang bangsanya sendiri secara
mumpuni. Serta mampu memandang kesatuan dan keberagaman bangsa sebagai substansi
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masyarakat punya hak untuk menjadi aparatur negara yang berwenang menyelenggarakan
pemerintahan Indonesia. Cara berpikir, sikap, dan tindakan yang dilakukan sudah semestinya
berorientasi pada kepentingan bangsa dan negara. Kepentingan bangsa dan negara Indonesia
adalah keutuhan dan kesatuan NKRI.
Asas merupakan kaidah dasar yang disepakati, dipatuhi, dipelihara demi terciptanya tujuan
bersama. Jika asas wawasan nusantara tersebut diabaikan, maka tujuan kehidupan berbangsa bisa
jadi terabaikan juga.
Di sini, kita akan mengulas tentang asas wawasan nusantara, mari simak berikut ini ya, Sahabat
Dream:
Kepentingan yang sama: satu visi, satu orientasi. Asas ini akan memberikan pemahaman
kepada kita, bahwa kepentingan rakyat Indonesia harus disepakati bersama dan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan: distribusi hasil kerja keras yang proporsional. Artinya, distribusi dan redistribusi
kekayaan negara yang dibagikan harus dijalankan secara seadil-adilnya demi kemakmuran
rakyat.
Kejujuran: artinya kesesuaian antara kata-kata dan tindakan. Rakyat kecil tidak menipu rakyat
kecil lainnya, begitupun pemerintah tidak menipu rakyatnya.
Solidaritas: artinya bersimpati dan berempati dalam rangka menjaga kesatuan dan persauan
nasional. Wujud solidaritas dalam level yang tinggi dapat diwujudkan dengan cara rela
berkorban demi membela tanah air.
Kerjasama: asas ini mengandung arti bekerja bersama secara strategis demi mencapai tujuan
nasional. Kerjasama melibatkan semua golongan, meleburkan kelompok minoritas dan
mayoritas. Yang mayoritas tidak boleh menindas, harus menyayangi yang minoritas.
Kesetiaan: asas wawasan nusantara ini mengandung arti loyalitas pada kesepakatan nasional
yang dibuat sejak bangsa Indonesia berdiri. Kesetiaan ini juga bisa kita artikan sebagai loyalitas
masyarakat terhadap nilai dan ideologi negara sebagai dasar negara yaitu Pancasila.
Kedudukan wawasan nusantara semestinya berada pada landasan dasar yang menopang visi
nasional. Sehingga seharusnya tidak ada masyrakat dan pemerintah yang keblinger dalam
menjalankan roda pemerintahan negara.
Konsep Trigatra dan Pancagatra Dalam Wawasan Nusantara
1. Konsep Trigatra
Dalam konsep trigatra terdapat tiga pemahaman wawasan nusantara yaitu geografis, demografis,
dan strategis. Geografis merupakan pengetahuan tentang lokasi letak Indonesia yang ada di
antara dua benua dan dua samudera. Selain itu juga meliputi pemahaman wilayah Indonesia yang
merupakan negara kepulauan.
Sementara itu, demografis adalah pengetahuan tentang jumlah, komposisi, dan distribusi
penduduk Indonesia yang tersebar di seantero negara bahkan dunia melalui komunitas diaspora.
Sedangkan strategis, yaitu sebuah pengetahuan wawasan nusantara tentang kekayaan sumber
daya alam yang terbentang secara vertical dan horizontal, dari atmosfer sampai dasar lautan, dari
Sabang hingga Merauke.
2. Konsep Pancagatra
Dalam konsep ini terdapat lima konsep pemahaman yang perlu dimengerti dalam memahami
wawasan nusantara. Yaitu Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Ideologi adalah pengetahuan yang mendalam tentang ideologi negara Pancasila, mencakup
semua nilai, butir, makna, dan implementasinya. Politik, yaitu pengetahuan tentang relasi
kekuasaan dan kebijakan public yang dibuat oleh orang-orang yang memiliki pemangku
kebijakan.
Ekonomi merupakan pengetahuan tentang pengelolaan segala sumber daya sebagai komoditas
yang dapat dinikmati seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat. Sementara itu, sosial budaya
yaitu pengetahuan keragaman budaya serta nilainya yang membentuk kesatuan bangsa.
Yang terakhir adalah pertahanan dan keamanan, yaitu pengetahuan tentang pentingnya menjaga
keutuhan bangsa Indonesia dari ancaman dalam maupun luar, baik dari bangsa asing maupun
bangsanya sendiri.
Terkhusus untuk wawasan kewilayahan, Indonesia telah memiliki beberapa landasan hukum dan
historis yang menjadi dasar wawasan nusantara. Berikut ini adalah beberapa landasan-landasan
mengenai kewilayahan NKRI.
1. Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 mengenai negara Republik Indonesia
dari para pejuang nasional. Pada forum ini, Dr Soepomo menyatakan bahwa Indonesia
meliputi seluruh wilayah Hindia Belanda, Muh Yamin menyatakan bahwa Indonesia
meliputi pulau Sumatra, jawa, Sunda Kecil, Borneo, Celebes, Maluku-Ambon,
Semenanjung Melayu, Timor, dan Papua. Sedangkan, Ir Soekarno menambahkan bahwa
kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
2. Ordonantie (Undang-Undang Belanda) 1939 mengenai penentuan lebar laut sepanjang 3 mil
laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis pasang surut. Ketentuan ini
membuat Indonesia tidak dianggap sebagai suatu wilayah yang utuh karena dilalui oleh laut-
laut Internasional dan diluar yurisdiksi nasional.
3. Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957 yang merupakan penegasan pemerintah
Indonesia tentang perairan negara Republik Indonesia yang berisikan
o Penentuan batas laut wilayah yang menggunakan sistem penarikan garis lurus dari
titik terluar pulau-pulau republik Indonesia
o Penentuan wilayah lebar laut teritorial yang tadinya 3 mil laut menjadi 12 mil laut
o Penentuan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagai wilayah yang dikuasai oleh
negara pemanfaatan sumber daya alamnya. ZEE ini memiliki luas sekitar 200 mil
laut dari garis pangkal wilayah laut Indonesia
Pada akhirnya, fungsi utama dari wawasan nusantara adalah untuk menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia demi menjaga kedaulatan negara dan mencapai tujuan negara.
Kita sudah banyak membahas mengenai wawasan nusantara, sekarang, saatnya kita coba untuk
membahas implementasi dari wawasan nusantara ini dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa poin penting yang harus menjadi pertimbangan kita dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehari-hari.
1. Kehidupan Politik
Dari segi politik, terdapat beberapa poin penting yang harus kita sadari untuk mewujudkan peran
kita yang optimal dalam kancah perpolitikan dalam negri dan geopolitik regional.
2. Perekonomian Nasional
Dalam mengembangkan perekonomian nasional, ada beberapa poin penting yang harus disadari
oleh masyarakat Indonesia dan pembuat kebijakan yaitu.
1. Wilayah Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi. Mulai dari potensi
geostrategis kita yang sangat menguntungkan, wilayah lautan yang luas, hutan-hutan
yang besar, hasil tambang dan minyak yang kaya, serta keanekaragaman hayati yang
sangat besar. Oleh karena itu, implementasi kebijakan ekonomi harus memperhatikan
hal-hal seperti ini.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila seperti keadilan sosial dan penyamarataan pembangunan antar wilayah. Oleh
karena itu, pengembangan wilayah dan pengembangan perekonomian regional harus
memperhatikan nilai-nilai ini.
3. Pembangunan perekonomian Indonesia harus melibatkan partisipasi aktif dari rakyat
Indonesia. Artinya, pengembangan perekonomian harus terkait dengan hajat orang-orang
dan melibatkan mereka, tidak boleh murni teknokratis dan diatur oleh pemerintah pusat.
Salah satu contohnya adalah dengan memanfaatkan otonomi daerah untuk meningkatkan
partisipasi pembangunan di daerah-daerah. Selain itu, pengembangan perekonomian ini
juga harus mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat, tidak boleh hanya masyarakat-
masyarakat tertentu saja.
Dalam menjalankan kehidupan sosial dan budaya sehari-hari masyarakat Indonesia, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini juga pada dasarnya
akan menjadi pedoman bagi pemerintah untuk menjalankan dan mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Dalam mewujudkan pertahanan dan keamanan negara yang baik, tentu saja harus memperhatikan
aspek wawasan nusantara yang berhubungan. Berikut ini adalah poin-poin penting wawasan
nusantara yang harus disadari dalam pengembangan kebijakan pertahanan dan keamanan.