Anda di halaman 1dari 2

MOTIVASI DALAM BELAJAR

1. Pengertian motivasi

Motivasi menurut Luthans (1992) berasal dari kata latin movere, artinya “bergerak”. Motivasi
merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya kekurang psikologis atau kebutuhan yang
menimbulkan suatu dorongan dengan maksud mencapai suatu tujuan atau insentif. Pengertian proses
motivasi ini dapat difahami melalui hubungan antara kebutuhan, dorongan dan insentif (tujuan).

2. Fungsi motivasi

A. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Motivasi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam
rangka belajar.

B. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan
yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

C. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yangmempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan
mana perbuatan yang diabaikan.

3. Teori-teori motivasi

A. Motivasi Menurut Pandangan Behavioral

Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan
motivasi siswa. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku
siswa. Dengan pengertian bahwa motivasi menurut pandangan teori behavioral adalah suatu perubahan
di dalam perilaku sebagai hasil pengalaman dengan lingkungan. Meningkatnya perilaku penguatan, akan
dapat meningkatkan motivasi. Secara umum, pujian terhadap hasil tugas siswa, hasil skor yang tinggi,
dan nilai yang bagus adalah penguat yang umum terjadi di kelas.

B. Motivasi Menurut Pandangan Humanistic

Motivasi menurut pandangan humanistic adalah usaha individu untuk memaksimalkan seluruh
potensinya sebagai manusia. Setiap individu memiliki needs (kebutuhan, dorongan intrinsic dan
ekstrinsic factor), yang pemunculannya sangat terkait dengan kepentingan individu. Setiap kebutuhan
dalam tata tingkat harus dipuaskan menurut tingkatannya. Ketika kebutuhan telah terpuaskan, maka
kebutuhan berhenti memotivasi perilaku, dan kebutuhan berikutnya dalam hirarki selanjutnya akan
mulai memotivasi perilaku.

C. Motivasi Menurut Pandangan Cognitive

Behaviorisme memberikan pengetahuan mengenai tingkah laku, meski jawaban yang benar menjadi
penguat. Tetapi di dalam behaviorisme ia tidak mempertimbangkan keyakinan dan harapan. Kita belajar
teori kognitif dari motivasi karena menunjukkan pentingnya aspek-aspek perilaku motivasi yang tidak
dapat diterangkan oleh pandangan behaviorism dan humanistic. Teori kognitif dari motivasi terfokus
pada keyakinan, harapan dan kebutuhan siswa untuk kenyamanan, kemungkinan memprediksi dan
memahami.

4. Upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

 Memberi angka yang tinggi atau bagus. dalam hal ini sebagai simbol dari nilai belajar. Banyak
siswa yang justru ingin mencapai nilai yang baik maka dari itu yang dikejar adalah memperoleh
nilai bagus dalam ujian sekolah, ulangan harian dan nilai raport. Angka angka baik itu dapat
memotivasi siswa agar semakin giat belajar.
 Hadiah juga dapat menjadikan motivasi siswa karena dimana siswa itu tertarik akan berlomba-
lomba mendapatkan hadiah itu,contohnya seorang guru memberikan pertanyaan dan siapa yang
bisa menjawab akan mendapatkan hadiah .
 Kompetinsi pesaing individu maupun kelompok, dapat menjadikan sarana motivasi. Karena jika
ada persaingan antar siswa akan menjadi bersemangat dalam belajar dan bersaing mendapatkan
nilai bagus.
 Memberikan Pujian, jika siswa menyelesaikan soal dan jawabannya memuaskan. Cara ini juga
dapat memotivasi siswa agar siswa menjadi giat dan terus belajar dan mendapatkan nilai bagus
lagi.
Jadi dapat disimpulkan ke empat itu ada keterkaitan untuk mengembangkan motivasi belajar
siswa.

Anda mungkin juga menyukai