Anda di halaman 1dari 18

GAYA BELAJAR DAN MULTIPLE INTELLIGENCES

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu: Ai Rohayani, M.Pd.I.

Disusun oleh:
Dian Nihayah

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (4A)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KOTA SUKABUMI

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih, Jl. Begeg No.74, Cikondang, Kec. Citamiang,
Kota Sukabumi, Jawa Barat 43161

2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Strategi Belajar Mengajar dengan judul Gaya Belajar dan
Multiple Intelligences.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

17 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

1. Gaya Belajar.........................................................................................3
A. Pengertian Gaya Belajar.................................................................3
B. Macam-macam Gaya Belajar.........................................................3
C. Ciri-ciri Gaya Belajar.....................................................................5
2. Multiple Intelligences...........................................................................6
A. Pengertian Multiple Intelligences......................................................6
B. Jenis Kecerdasan Berdasarkan Teori Multiple Intelligences.............7
C. Ciri-ciri Multiple Intelligences..........................................................10
3. Hubungan Gaya Belajar dan Multiple Intelligences.............................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................13

A. Simpulan...............................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan komponen yang paling penting adalah adanya
peserta didik. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dan guru hadir sebagai tenaga
pendidik yang memungkinkan tumbuh kembangnya kemampuan peserta didik.
Idealnya pendidikan yang diberikan pendidik terhadap peserta didik dapat
membantu menuju kedewasaannya namun fakta di lapangan banyak faktor yang
memengaruhi perkembangan peserta didik. Salah satu faktornya ialah karena
perbedaan individual peserta didik dalam menyerap proses pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran sudah pasti terdapat kurikulum, pengajar, pembelajaran
dan peserta didik semua komponen tersebut bertujuan untuk kelangsungan masa
depan peserta, oleh sebab itu pendidik dituntut memakai berbagai model
pembelajaran yang memudahkan peserta didik. Sedangkan kecerdasan merupakan
salah satu faktor utama yang menentukan sukses dan gagalnya peserta didik. Ada
banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan
pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu
kecerdasan hingga puncak.( Howard Gardner : 2003  ).

Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Gaya Belajar?

2. Bagiamana Macam-macam Gaya Belajar?

3. Bagaimana Ciri-ciri dari Gaya Belajar?

4. Apa Pengertian dari Multiple Intelligences?

5. Bagaimana Jenis Kecerdasan Berdasarkan Teori Multiple Intelligences?

1
2

6. Bagaimana Ciri-ciri Multiple Intelligences?

7. Apa Hubungan Gaya Belajar dan Multiple Intelligences?

Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian dari Gaya Belajar

2.Untuk mengetahui macam-macam Gaya Belajar

3.Untuk mengetahui ciri-ciri Gaya Belajar

4.Untuk mengetahui pengertian dari Multiple Intelligences

5.Untuk mengetahui Jenis Kecerdasan Berdasarkan Teori Multiple Intelligences

6.Untuk mengetahui Ciri-ciri Multiple Intelligences

7.Untuk mengetahui Hubungan Gaya Belajar dan Multiple Intelligences


3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Gaya Belajar
A. Pengertian Gaya Belajar

Menurut slameto, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan


seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. (Slameto : 2010 ; hl. 2).

Menurut Adi w. Gunawan, tipe gaya belajar adalah cara yang lebih kita
sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu
informasi. (Adi W. Gunawan, 20003). Sedangkan menurut Bobbi Depoter dan
Mike Henarcki "gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia
menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.” (Bobbi De Porter
dan Mike Henarcki : 2005 ; hl. 139)

Gaya belajar adalah variasi cara yang dimiliki seseorang untuk


mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Pada dasarnya, gaya belajar adalah
metode yang terbaik memungkinkan dalam mengumpulkan dan menggunakan
pengetahuan secara spesifik. Kebanyakan ahli setuju bahwa ada 3 macam dasar
gaya belajar. Setiap individu memungkinkan untuk memiliki satu macam gaya
belajar atau dapat memiliki kombinasi dari gaya belajar yang berbeda
(Mohammad Thobroni dan Arif Mustofa Thobroni : 2011 ; hl. 110)

B. Macam macam Gaya Belajar

Menurut Bobbi DePorter & Mike Henarcki secara umum gaya belajar
manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya
belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.

1. Gaya belajar visual

4
Menurut Bobby DePorter & Mike Henarcki yang dikutip oleh sukadi,
berdasarkan arti katanya, gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara
melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini
terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya belajar ini, mata
adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus
(rangsangan) belajar.

Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata
sangat memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan
seseorang untuk memperoleh informasi seperti melihat gambar, diagram, peta,
poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan
dan huruf. (Nini Subini : 2012 ; hl. 118)

2. Gaya belajar Auditori

Gaya belajar Auditori adalah gaya belajar dengan cara mendengar.


Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera
pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah
belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera
pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan
pada kemampuannya untuk belajar. (Sukadi, Progressive Learning, Learning by
Spirit ; hl. 98) Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya, untuk
mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah,
radio, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalu nada
(nyanyian/lagu). (Nini Subini : 2012 ; hl. 119).

3. Gaya belajar kinestetik

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak,


bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera
perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah
menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan.
Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila indera perasanya telah

5
merasakan benda yang halus. (Sukadi, Progressive Learning, Learning by Spirit ;
hl. 100)

Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan,
gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau penglihatan.
(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono : 2008 ; hml. 85) Selain itu, belajar secara
kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung.
(Nini Subini : 2012 ; hl. 119)

C. Ciri-ciri gaya belajar

1. Ciri-ciri orang yang memiliki tipe gaya belajar visual:

a. Rapi dan teratur

b. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

c. Teliti terhadap detail

d. Mementingkan penampilan, baik dalam pakaian maupun presentasi

e. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran
mereka

f. Mengingat dengan asosiasi visual

g. Pembaca cepat dan tekun

h. Lebih suka membaca daripada dibacakan, dan sebagainya.

2. Ciri-ciri orang yang memiliki tipe gaya belajar Auditorial:

a. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca

b. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

c. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara

d. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita

e. Biasanya pembicara yang fasih

6
f. Lebih suka musik daripada seni

g. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada


yang dilihat

h. Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

i. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

3. Ciri-ciri orang yang memiliki tipe gaya belajar Kinestetik:

a. Selalu berorientasi dengan fisik dan banyak bergerak

b. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

c. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

d. Banyak menggunakan isyarat tubuh

e. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama

f. Memungkinkan tulisannya jelek

g. Ingin melakukan segala sesuatu

h. Menyukai permainan yang menyibukkan.

2. Multiple Intelligences

A. Pengertian Multiple Intelligences

Thomas Armstrong memberikan pengertian bahwa kecerdasan itu


kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari
pengalaman masa lalu seseorang. (Thomas Armstrong : 2002 ; hl.2) lain halnya
dengan Howard Gardner yang mengatakan bahwa kecerdasan adalah potensi
biopsikologi yang artinya semua makhluk yang bersangkutan mempunyai potensi
untuk menggunakan sekumpulan bakat yang dimiliki oleh jenis makhluk itu.
(Howard Gardner : 2003 ; hl. 63) Suparno mengutip pendapat Gardner,
kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan

7
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam jam dan dalam
situasi yang nyata.

Gardner juga memperkenalkan konsep mengenai sekolah yang berpusat


pada individual dan menerima pandangan multidimensi dari kecerdasan. dia
menggunakan label "multiple" atau majemuk Karena luasnya makna kecerdasan
yang tidak hanya terbatas pada angka-angka IQ saja, sehingga memungkinkan
ranah kecerdasan terus berkembang. . (Nasution : 1998 ; hlm. 95).

Jadi kesuksesan seseorang tidak hanya dapat diukur dari IQ yang tinggi,
Tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan persoalan yang dihadapi dengan
kemampuan atau kecerdasan yang dimilikinya dan dapat menerapkan kecerdasan
tersebut untuk menghasilkan sesuatu dalam situasi yang nyata.

B. Jenis Kecerdasan Berdasarkan Teori Multiple Intelligences


Gardner hanya mematenkan 8 kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh
manusia. Adapun kecerdasan kecerdasan tersebut antara lain adalah:

1. Kecerdasan Linguistik (Linguistik Intelligence)


Kecerdasan linguistik: Linguistic Intelegence yaitu kemampuan dalam
menggunakan dan mengolah kata secara efektif baik dalam bentuk tulisan
(misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan) ataupun lisan (misalnya
pendongeng, penyiar berita, orator atau politisi). (Thomas Amstrong : 2004 ;
h1.15). Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa
secara umum. Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik cenderung peka
terhadap makna kata (semantik), aturan kata (sintaksis), ungkapan kata maupun
fungsi bahasa (pragmatik

2) Kecerdasan Logis-Matematis (Logical-Mathematical Intelligence)


Kecerdasan Logis-Matematis (Logical-Mathematical Intelligence) yaitu
kemampuan untuk menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika,
akuntan pajak atau ahli statistik) dan melakukan penalaran yang benar (misalnya
ilmuan, pemrogram komputer atau ahli logika). Kecerdasan ini digunakan oleh
ilmuwan ketika menciptakan hipotesis dan mengujinya dengan data eksperimen.

8
Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kepekaan pada pola logika untuk
menganalisa kasus atau permasalahan, dan melakukan perhitungan matematis.
(Thomas Amstrong : 2002 ; hl. 20)

3) Kecerdasan Spasial (Visual-Spatial Intelligence)

Kecerdasan spasial disebut juga kecerdasan visual yaitu kemampuan


untuk memahami konsep ruang, posisi, letak dan bentuk-bentuk tiga dimensi
kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh dekorator interior, arsitek dan seniman.
Adapun indikatornya adalah suka menggambarkan ide-ide atau membuat sket
untuk membantu memecahkan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar
serta mudah melihat berbagai objek, senang membangun, senang membongkar
pasang, bekerja dengan bahan-bahan seni seperti, kertas, cat, spidol, senang
menonton film atau video, menggambar segalanya dengan sangat detail dan
realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajari dalam bentuk gambar-gambar.

4) Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
(Bodily-Kinestehetic Intelligence) Kemampuan manusia untuk
menggerakkan alat-alat tubuh dengan fungsinya, bahkan mampu mengolah
gerakan tubuh yang menarik, merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh
kecerdasan gerak tubuh. Kecerdasan gerak tubuh ini dibutuhkan manusia dalam
kegiatan sehari-hari, baik untuk berolahraga, bekerja, santai, dan lain-lain. Secara
khusus mereka yang berprofesi sebagai atlet, penari, pemain akrobat, ahli bedah,
dan sebagainya, adalah orang-orang yang mampu mengembangkan gerak tubuh
secara optimal menjadi suatu gerakan yang dinamis dan bisa dinikmati. (Sri
Widayati dan Utami Widijati : 2008 ; hl.170-171). Kecerdasan kinestetik juga
diartikan sebagai keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau
mengubah sesuatu menjadi karya (misalnya perajin, pematung, ahli mekanik,
dokter bedah).

5) Kecerdasan Musical (Musical Intelligence)


Kecerdasan Musical (Musical Intelligence) yaitu kemampuan untuk
mengenali, mengolah dan membentuk hal-hal baru yang berkaitan dengan nada-

9
nada, baik yang bersifat alami atau buatan manusia atau kemampuan menangani
bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (misalnya penikmat musik),
membedakan (misalnya kritikus musik), mengubah (misalnya komposer) dan
mengekspresikan (misalnya penyanyi) (Adi W. Gunawan : 2006 ; hl.235).
Sedangkan menurut Prasetyo dan Andriyani Musical Intelligence adalah kapasitas
seseorang untuk mengenal suara dan menyusun komposisi irama dan nada.
(Justinus Reza Prasetyo dan Yeny Andriani : 2009 ; hl.2) Penyanyi, pencipta lagu,
pemusik, komposer, guru vokal atau musik, dan sebagainya merupakan orang-
orang yang memiliki kecerdasan musical.

6) Kecerdasan Antarpribadi (Interpersonal Intelligence)


Kecerdasan antarpribadi (Interpersonal Intelligence) yaitu kemampuan
untuk menjalin interaksi sosial dan memelihara hubungan sosial tersebut atau
kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta
perasaan orang lain. Pengajar, politikus, pebisnis, marketing communication,
rohaniwan, perawat, dan terapis adalah orang-orang yang secara khusus memiliki
kecerdasan interpersonal. (Sri Widayati dan Utami Widijati : 2008 ; hl. 187-189).

7) Kecerdasan Intrapribadi (Intrapersonal Intelligence)


Kecerdasan intrapribadi (Intrapersonal Intelligence) yaitu kemampuan
untuk memahami keinginan, minat hasrat dan harapan yang ada pada diri atau
kemampuan memahami diri sendiri atau bertindak berdasarkan pemahaman
tersebut. Beberapa individu yang memiliki kecerdasan semacam ini adalah ahli
ilmu agama, ahli psikologi dan filsafat. Sedangkan menurut Prasetyo dan
Andriyani kecerdasan intrapribadi adalah kapasitas untuk memahami dan menilai
motivasi dan perasaan diri sendiri. (Justinus Reza Prasetyo dan Yeny Andriani :
2009 ; hl. 80) Pelatih, pengajar, penulis, peneliti, konselor, psikolog, rohaniwan,
dan entrepreneur adalah orang-orang yang secara khusus memiliki kecerdasan
intrapersonal.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

10
Kecerdasan Naturalis/Naturalist Intelligence yaitu keahlian mengenali
dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Tokoh pada
intelegensi ini misalnya adalah Charles Darwin. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
pada fenomena alam misalnya gunung-gunung, awan dan bagi mereka yang
dibesarkan di lingkungan perkotaan mempunyai kemampuan membedakan benda
tak hidup seperti mobil, sepatu karet. Menurut Prasetyo dan Andriyani,
kecerdasan naturalis adalah kapasitas untuk mengenali dan mengelompokkan fitur
tertentu di lingkungan fisik sekitarnya, seperti binatang, tumbuhan dan kondisi
cuaca. (Justinus Reza Prasetyo dan Yeny Andriani : 2009 ; hl. 85)

C. Ciri-ciri Multiple Intelligences


1) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan verbal/ linguistik:
a) Berkomunikasi lisan dan tulis
b) Mengarang cerita
c) Diskusi & mengikuti debat suatu masalah
d) Belajar bahasa asing
e) Membaca dengan pemahaman tinggi
f) Mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat dll.
2) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan logika/ matematika:
a) Menghitung, menganalisis hitungan
b) Menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c) Memprediksi
d) Bereksperimen
e) Mencari jalan keluar yang logis
f) Menemukan adanya pola
g) Induksi dan deduksi
3) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan visual/ spasial:
a) Arsitektur bangunan
b) Membuat dan membaca chart, peta
c) Koordinasi warna

11
d) Membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
e) Menciptakan dan interpretasi grafik
f) Dapat membayangkan secara detil benda-benda
g) Melukis, membuat sketsa
4) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan kinestetik:
a) Mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b) Kuat dan terampil dalam motorik halus
c) Koordinasi tangan dan mata
d) Motorik kasar dan daya tahan
e) Mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
f) Membuat gerak-gerik yang anggun
g) Pandai menggunakan bahasa tubuh
5) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan musikal:
a) Menyusun/mengarang melodi dan lirik
b) Mudah mengenal ritme
c) Belajar dan mengingat dengan irama, lirik
d) Menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
e) Memainkan instrumen musik
f) Mampu membaca musik (not balok, dll)
g) Memahami struktur musik
6) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal:
a) Mengasuh dan mendidik orang lain
b) Berkomunikasi dan berinteraksi
c) Beremphati dan bersimpati
d) Memimpin dan mengorganisasikan kelompok
e) Menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
f) Menghormati pendapat dan hak orang lain
g) Melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang

12
h) Sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
7) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal:
a) Mengontrol perasaan
b) Mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
c) Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
d) Memotivasi diri
e) Mematok tujuan diri yang realistis
f) Memahami konflik dan motivasi diri
8) Ciri-ciri mereka yang memiliki kecerdasan naturalis:
a) Menyukai tumbuhan dan hewan
b) Mengklasifikasi flora dan fauna
c) Mengoleksi flora dan fauna
d) Menemukan dan mengidentifikasikan pola dalam alam
e) Menjaga lingkungan
f) Mengenali berbagai spesies
g) Memahami ketergantungan lingkungan
h) Melatih dan menjinakkan hewan

3. Hubungan Gaya Belajar dan Multiple Intelligences


Multiple Intelligences berguna untuk melihat kecenderungan kecerdasan
seseorang dan gaya belajar masuk untuk membuat cara dan pola bagaimana
sebuah informasi dapat dengan baik dan sukses diterima seseorang. Menurut
penelitianpun gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang
dimiliki oleh siswa tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Gaya belajar adalah variasi cara yang dimiliki seseorang untuk
mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Pada dasarnya, gaya belajar
adalah metode yang terbaik memungkinkan dalam mengumpulkan dan
menggunakan pengetahuan secara spesifik. Kebanyakan ahli setuju bahwa ada
3 macam dasar gaya belajar (Visual, auditorial dan kinestetik) gaya belajar
visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan
sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Gaya
belajar auditorial adalah dengan cara mendengar. Gaya belajar kinestetik
adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Multiple
Intelligences, Gardner menggunakan label "multiple" atau majemuk Karena
luasnya makna kecerdasan yang tidak hanya terbatas pada angka-angka IQ
saja, multiple intelligences diantaranya (Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan
Logis-Matematis, Kecerdasan Spasial, Kecerdasan Kinestetik-Jasmani,
Kecerdasan Musical, Kecerdasan Antarpribadi, Kecerdasan Intrapribadi
(Intrapersonal Intelligence, Kecerdasan Naturalis) Adapun semua macam-
macam tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda.

B. SARAN

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman mau memberikan


kritik dan saran konstruktif kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulis makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna untuk penulis dan khususnya untuk para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo S. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008.
Amstrong, Thomas. Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak. Belajar
dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. 2002.
Anonim, Seven Kinds of Smarts: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya.
Jakarta: Gramedia. 2002.
DePorter, Bobbi, dan Mike Henarcki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. 2005
Eka, Emir. Hubungan Gaya Belajar dengan Multiple Intelligences Siswa
Berprestasi Kelas IV dan V SD/MI di Kota Malang. Skripsi UIN
Maulana Malik Ibrahim. 2016
Gunawan, Adi W., Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006
Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk dalam Teori dan
Praktek, Artikel, 2003
https://putripusparamadhani.wordpress.com/2017/12/14/materi-4-gaya-belajar-
dan-multiple-intelligence/ diakses pada tanggal 20 April 2021.
Nasution. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars. 1998.
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak (Yogjakarta: Javalitera,
2012)
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 2010
Sukadi, Progressive Learning, Learning by Spirit (Bandung: MQS Publishing)
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. 2011.
Widayati, Sri dan Utami Widijati. Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan
Majemuk Anak. Yogyakarta: Luna Publisher. 2008

15

Anda mungkin juga menyukai