Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA JAWA


PADA ANAK USIA DINI
Dosen Pengampu :
Ruswandi, S.Pd, SH, MA

Disusun Oleh :

1. Miftakul Riska NPM : 2621230783


2. Nur Anita Ikayanti NPM : 2621230765
3. Diah Marlina Hesti NPM : 2621230739
4. Nurul Hayati NPM : 2621230766
5. Putri Aprilia A.P NPM : 2621230778
6. Riyanti NPM : 2621230799

KELAS RPL H
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IVET
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya. Solawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW atas suri tauladan
untuk kehidupan ini.

ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Hakikat Pembelajaran Bahasa Jawa............................ 3
B. Pembelajaran Bahasa Jawa pada AUD ......................................... 6
C. Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Jawa................................
D. Bentuk Unggah Ungguh Bahasa Jawa........................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahasa berperan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana

komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu

menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

masyarakat lain. Masuknya nilai budaya luar dapat mengancam hilangnya

nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.

Pembelajaran bahasa Jawa memerlukan rencana pembelajaran yang sesuai

dengan daerah dan kondisi sekolah. Setiap daerah memiliki karakteristik

sehingga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Jawa harus sesuai

dengan hal tersebut agar tujuan pembelajaran bahasa Jawa bisa tercapai secara

maksimal. Tujuan pembelajaran bahasa Jawa adalah meningkatkan

keterampilan berbahasa siswa baik dalam lisan maupun tulisan sesuai dengan

unggah-ungguh basa. Keterampilan berbahasa Jawa yang diajarkan di sekolah

meliputi empat aspek kebahasaan, menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis.

Pendidikan pra sekolah merupakan wahana berlangsungnya proses

sosialisasi pada anak. Pendidikan pra sekolah bagi anak usia 4-6 tahun

berfungsi membantu pertumbuhan perkembangan jasmani dan rohani anak di

luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Pada tahap ini

anak telah memiliki penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis,

imitasi (tidak langsung), serta bayangan dalam mental. Pada masa ini berpikir

1
anak sangat egosentris, belum mampu mengambil perspektif orang lain,

melainkan perspektifnya sendiri. Cara berpikirnya sangat memusat dan

mengabaikan yang lain. Selain itu anak pra sekolah telah mampu

mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat

orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara, antara

lain dengan bertanya, melakukan dialog dan bernyanyi.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang mungkin

muncul adalah sebagai berikut.

1. Apa arti dari hakikat Bahasa jawa ?

2. Apa hakikat pembelajaran Bahasa jawa pada Anak Usia Dini ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah mendeskripsikan arti dan

tujuan dari hakikat pembelajaran Bahasa jawa pada anak usia dini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKIKAT PEMBELAJARAN

Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi yang

ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakin bertambah dengan banyaknya

pengalaman yang didapat. Belajar merupakan proses dimana manusia mencari

pengalaman untuk terus bertahan hidup.

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik

dengan pendidik dan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan

belajar tersebut. Menurut aliran behavioristik dalam Hamdani mengatakan

bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang

diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Selanjutnya

menurut Gagne, dkk dalam Warsita mengatakan bahwa pembelajaran

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta

didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajar peserta didik yang bersifat internal

2. Komponen-komponen proses pembelajaran adalah:

a. Tujuan

Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari

pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran

yang tidak mempunyai tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh

3
seorang guru sebelum kegiatan pembelajaran yang tertera dalam

rencana pembelajaran yang dirumuskan melalui tujuan pembelajaran

khusus.

b. Bahan Pembelajaran

Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam

kegiatan pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program

pembelajaran tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar

harus memiliki dan menguasai materi pelajaran yang akan

disampaikan kepada peserta didik.

c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik

Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat

menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh

komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain,

tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka

komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam

proses pencapaian tujuan.

d. Media Pembelajaran

Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.

Media pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi

pembelajaran.

Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran terdiri dari

beberapa jenis yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

4
Menurut Asyhar (2012:44) menjelaskan bahwa pada dasarnya media

dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media

audio, media audio visual dan multimedia.

e. Evaluasi

Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam

proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi

guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui

evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai

komponen sistem pembelajaran.

3. Hasil belajar

Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12-13)

menyebutkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan

hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut

yaitu:

a. Faktor internal:

merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuabelajarnya. Faktor internal ini meliputi:

kecerdasan, minat dan perhatian,motivasi belajar, ketekunan, sikap,

kebiasaan belajar serta kondisi fisik dankesehatan.

b. Faktor eksternal:

5
merupakanfaktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan  di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil  belajar

merupakan  perubahan perilaku  siswa  sebagai  akibat  dari 

proses belajar  yang dipengaruhi oleh faktor dalam dirinya maupun dari

luar. Perubahan perilaku pada siswa haruslah bersifat menyeluruh

menyangkut semua aspek

B. PEMBELAJARAN BAHASA JAWA PADA AUD

1. Pelestarian dan pengembangan Bahasa Jawa

Pelestarian bahasa daerah dijamin dalam penjelasan UUD 1945

Bab XV Pasal 36, yakni bahasa daerah dihormati dan dipelihara oleh

Negara. Tetapi dalam pelaksanaannya nasib bahasa Daerah terabaikan

karena Pemerintah lebih memperhatikan pembinaan Bahasa Indonesia

daripada Bahasa Daerah. Bahkan akhir-akhir ini pemerintah mendorong

dibukanya program Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI), yang

kelak guru-gurunya harus menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa

Inggris.

Pengembangan Bahasa Jawa didasarkan pada beberapa hal sebagai

berikut :

 Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi sebagian besar penduduk

jawa

 Bahasa Jawa memperkokoh jati diri dan kepribadian orang dewasa

6
 Bahasa, sastra dan budaya jawa merupakan warisan budaya

leluhur.

 Bahasa, sastra dan budaya jawa dikembangkan untuk mendukung

life skil

2. Standar kompetensi Bahasa jawa pada AUD

Dalam pembelajaran anak usia dini arah pembelajaranya diarahkan

kepada pencapaian kompetensi sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Dalam hal ini tingkatan dan pertumbuhan dan

perkembangan anak di bagi dalam kelompok umur sebagai acuan normatif

tingkat normal.

Kompetensi Inti 1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang

dianutnya. 2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,

teman, guru, dan tetangganya. 3) Memahami pengetahuan faktual dengan

cara mengamati dan mencoba (mendengar, melihat, membaca) serta

menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. 4) Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

7
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar 3.7 Mengenal dan memahami semua bentuk

aksara legena.

Standar kompetensi lulusan PAUD dalam berbahasa jawa adalah

sebagai berikut :

a. Mampu bermain dengan menggunakan Bahasa jawa

b. Mampu mengenal dan mengucapkan kosakata bahasa jawa sederhana

yang berkaitan dengan lingkungan kehidupan dirinya.

3. Bahasa pengembangan Bahasa jawa di PAUD

Mencangkup empat keterampilan berbahasa secara sederhana yaitu :

a. Menyimak (ngerungoake)

b. Berbicara (ngomong)

c. Membaca (moco)

d. Menulis (nulis)

Keempat aspek tersebut tidak dapat terpisah antara satu aspek dengan

aspek lainnya, dalam pembelajaran hanya penekanannya lebih difokuskan

pada salah satu aspek, artinya pada pembelajaran mendengarkan siswa

tidak hanya dituntut mendengarkan saja akan tetapi siswa juga harus dapat

berbicara, menulis dan mengapresiasikannya dalam bentuk sastra. Di

bawah ini beberapa contoh model pembelajaran yang dapat diajarkan

kepada siswa, dalam mengemas aspek- aspek yang saling mendukung.

8
Peranan guru dalam pengembangan bahasa Jawa terutama penerapan

unggah-ungguh sangat penting dan dominan dalam keberhasilan

pembelajaran bahasa Jawa.

4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa

Mata pelajaran bahasa Jawa adalah program pembelajaran bahasa

untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bahasa 12 Jawa

serta sikap positif terhadap bahasa Jawa itu sendiri” (Arafik, 2013: 29).

Melalui pembelajaran bahasa Jawa tersebut, diharapkan dapat

menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap bahasa Jawa

sebagai salah satu warisan budaya nonbenda (intangible cultural heritage)

yang berfungsi sebagai lambang kebanggaan daerah, lambang identitas

daerah, dan sarana penghubung dalam masyarakat, khususnya bagi

masyarakat suku Jawa.

Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah setidaknya harus dibawa

pada tiga fungsi pokok, yaitu komunikasi, edukatif, dan kultural. Fungsi

komunikasi dimaksudkan agar siswa dapat berbahasa Jawa dengan baik

dan benar. Selanjutnya adalah fungsi edukatif. Fungsi edukatif

dimaksudkan agar siswa dapat memperoleh nilai-nilai yang terkandung

dalam budaya Jawa yang diperlukan untuk pembentukan kepribadian dan

identitas bangsa, salah satu contohnya ialah melalui unggah-ungguh basa.

Terakhir adalah fungsi kultural. Fungsi ini berkaitan dengan upaya untuk

membangun identitas dan menanamkan filter dalam menyeleksi pengaruh

dari budaya luar

9
Sudjarwadi (konggres bahasa Jawa IV, 1991: 74) menjelaskan

tujuan pembelajaran bahasa Jawa bagi sekolah dasar sebagai berikut.

(a) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Jawa sebagai bahasa

daerah dan berkewajiban mengembangkan serta melestarikannya,

(b) siswa memahami bahasa Jawa dari segi bentuk, makna dan fungsi serta

menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan

keperluan, keadaan, misalnya di sekolah, dirumah, di masyarakat

dengan baik dan benar,

(c) siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Jawa yang baik

benar,

(d) siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Jawa yang baik dan

benar untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan intelektual

(berfikir kreatif menggunakan akal sehat, menerapkan kemampuan

yang berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memecahkan masalah),

kematangan emosional dan sosial, dan

(e) siswa dapat bersikap positif dalam tata kehidupan sehari-hari di

lingkungannya.

D. BENTUK UNGGAH UNGGUH BAHASA JAWA

Sry Satriya Wisnu Sasangka (2009:101-127) uanggah ungguh Bahasa jawa

yang secara emik dapat di bedakan menjadi dua yaitu bentuk ragam ngoko

dan ragam krama.

a. Ragam Ngoko

10
 Ngoko lugu

Adalah bentuk unggah ungguh Bahasa jawa yang semua kosakata

nya berbentuk ngoko atau netral tanpa terselip krama.

Contoh : “ Aku di wei buku kanggo nulis”

“ Saya di kasih buku untuk nulis”

 Ngoko Alus

Yang dimaksud dengan ngoko alus adalah bentuk unggah ungguh

yang didalamnya bukan hanya terdiri atas ngoko dan netral saja,

akan tetapi juga terdiri atas krama, krama inggil.

Contoh : “ sing ireng manis kae garwane Bu Eliyana”

“ Yang hitam manis suaminya Bu Eliyana”

b. Ragam krama

 Krama lugu

Ragam krama lugu dapat di definisikan suatu bentuk ragam yang

kadar kehalusannya rendah. Meskipun begitu, jika di bandingkan

dengan ngoko alus, ragam krama krama lugu tetap menunjukan

kadar kehalusannnya.

Contoh : “ Mbak, njenengan wau dipadosi Bapak”

“ Mbak, kamu tadi dicari Bapak”

 Krama Alus

Krama Alus adalah bentuk unggah ungguh Bahasa jawa yang

semua kosa katanya terdiri atas krama dan dapat ditambah dengan

11
krama inggil. Bahasa jawa krama inggil ini selalu di gunakan

untuk penghormatan terhadap mitra wicara.

Contoh : “ Eyang mboten purun dhahar amargi wajanipun gerah”

“ Nenek tidak bisa makan karena giginya sakit”

Pembelajaran Bahasa Jawa sebagai wahana penanaman watak dan

pekerti Bangsa membutuhkan kepiawaian guru dalam mengemas menjadi

pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif dan menyenangkan, berdaya

guna dan berhasil guna hingga mampu mengintegrasikan nilai-nilai

unggahungguh dan budi pekerti luhur seperti, tahu sopan santun, tata

krama berbahasa, dan bisa menempatkan diri di tengah pergaulan umum.

Sesuai fungsi pokok Pembelajaran Bahasa Jawa yakni komunikasi,

edukasi, dan cultural, maka untuk memenuhi fungsi tersebut Pembelajaran

Bahasa Jawa dapat menjadi salah satu alat pembentuk sikap, watak dan

perilaku Bangsa. Indikator dari keberhasilan tersebut adalah Kemampuan

Siswa dalam mengaplikasikan hasil pembelajaran Bahasa Jawa, terlihat

dari perubahan tingkah laku, tata karma halus budi bahasanya dan menjadi

insan yang beradab.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Hakikat pembelajaran Bahasa Jawa adalah proses untuk membantu peserta

didik untuk mengenal dan mengetahui Bahasa daerah yang dipergunakan

dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan, khususnya Bahasa jawa.

Bahasa Jawa merupakan salah satu Bahasa daerah sehingga perlu di lestarikan

supaya tidak hilang keberadaannya.

B. Saran

Kami menyadari, dalam dalam pembuatan makalah ini jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai penyusun berharap agar ada saran

yang membangun untuk kebaikan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Susanto,  Ahmad.  2013.  Teori Belajar  dan  Pembelajaran  di  Sekolah  Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

14

Anda mungkin juga menyukai