Anggota Kelompok 7
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karna berkat rahmat-Nya lah
makalah ini dapat tersusun dengan maksimal. Sholawat serta salam marilah kita
curahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita paling
depan mendapat syafaat beliau kelak pada hari yang tiada naungan selain naungan
Allah SWT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................ 1
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A. Kesimpulan................................................................................................ 2
B. Saran.......................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan Makalah
C. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 151
2
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 181
2
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi mendefinisiskan metode sebagai
jalan yang kita ikuti untuk member pemahaman kepada murid-
murid dalam segala macam pelajaran. Jadi metode juga merupakan
rencana yang kita buat untuk diri kita sebelum kita memasuki
kelas.
Abdurrahman Ghunaimah menyebut metode sebagai cara-cara
yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan sesuatu kepada anak
didik.
Edgar Bruce Wesley mendefinisikan metode sebagai kegiatan
terarah bagi guru yang menyebabkan terjadinya proses belajar
mengajar yang berkesan.3
Yang dimaksud dengan proses pendidikan disini adalah semua upaya
yang digunakan dalam upaya mendidik. Bagian ini dalam Pedagogik
sering disebut metode. Kata “metode’ disini diartikan secara luas. Karena
mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang
dimaksud disini mencakup juga metode mengajar.4
Metodik pengajaran agama Islam ialah suatu cara menyampaikan
bahan pelajaran agama Islam. Jika metodik tersebut dihubungkan dengan
kata “khusus”, maka ia berarti suatu cara khusus yang telah dipersiapkan
dan dipertimbangkan untuk ditempuh dalam pengajaran keimanan, ibadah,
akhlak, dan berbagai mata pelajaran agama Islam lainnya.5
5. Alat
Alat pengajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang
efektifitas dan efisien pengajaran. Karena sifatnya yang semikian itu,
3
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 139
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 195
5
Zakiyah, Daradjat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014),
hlm. 1
3
maka sebagian orang yang ada yang berpendapat atau menyebutkan alat
pengajaran sebagai sarana belajar atau sarana pengajaran.6
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran maka alat
mempunyai fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat bantu
non verbal. Alat verbal berupa suruhan, perintah, larangan, dan
sebagainya. Sebagai alat bantu non verbal berupa globe, papan tulis, batu
tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya.
Jika dilihat dari sisi asalnya, alat peraga terbagi atas alat material dan
non material. Alat material termasuk alat bantu audiovisual. Dwyer (1967)
berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika
menggunakan bahan-bahan audio-visual yang mendekati realitas. Melalui
alat bantu pengajaran yang tepat diharapkan guru dapat memberikan
pengalaman belajar yang banyak dengan cara sedikit.
Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat audio-visual
mempunyai sifat sebagai berikut:
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
Kemampuan untuk meningkatkan transfer belajar
Kemampuan untuk memberikan penguatan atau pengetahuan hasil
yang dicapai
Kemampuan untuk meningkatkan ingatan.7
6. Sumber pelajaran
6
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2009), hlm. 301
7
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hlm. 15
4
Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan
siswa dapat memperoleh pengalaman belajar.8 Sumber pelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan
pengajaran bisa didapatkan. Menurut Nasution (1993) sumber pelajaran
dapat berasal dari masyarakat dan kebudyaannya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan anak didik. Sumber belajar
sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana pun seperti di sekolah, pusat
kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko, dan sebagainya.
Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada
kreatifitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Roestiyah N.K. (1989) mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu
adalah
Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
Buku/perpustakaan
Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain)
Lingkungan alam, social, dan lain-lain
Alat pelajaran (buku pelajaran, peta gambar, kaset, tape, papan
tulis, kapur, spidol, dan lain-lain)
Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno).
Lebih lanjut Sudirman N. dkk. (1991), mengemukakan macam-macam
sumber belajar sebagai berikut:
Manusia
Bahan (materialis)
Lingkungan (setting)
Alat dan perlengkapan (tool and equipment)
Aktivitas (activities).9
8
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
group, 2008), hlm. 12
9
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op. Cit. hlm. 16
5
7. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini
diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang
pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-
kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi metode, fasilitas,
dan sebagainya.
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kadar pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak dan
mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
Fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat
mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta
memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat
sebagaimna mestinya.
Sasaran-sasaran evaluasi pendidikan Islam secara garis besarnya
melihat empat kemampuan peserta didik yaitu: (1) sikap dan pengalaman
terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya; (2) sikap dan
pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat; (3) sikap
dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitarnya; dan (4) sikap dan pandangannya terhadap diri sendiri selaku
hamba Allah, anggota masyarakat, serta selaku khilafah-Nya di muka
bumi.
Sedangkan macam-macam evaluasi yang dapat diterapkan dalam
pendidikan Islam adalah: tes tertulis, tes lisan dan perbuatan. Aspek
6
kognitif biasanya menggunakan tes tertulis maupun lisan, sedangkan
aspek psikomotorik menggunakan tes perbuatan.10
10
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), hlm. 211
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dengan selesainya tugas makalah ini dapat kita mengambil
ibrahnya, dan dapat mengetahui tentang pengembangkan strategi
pembelajaran PAI, yakni terkait perbedaan pengertian pendekatan, metode,
teknik, taktik dan strategi pembelajaran PAI, serta komponen-komponen
umum tentang strategi pembelajaran PAI, sehingga kita dapat menambah
wawasan lebih luas terhadap mata kuliah desain pembelajaran PAI.
8
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Tafsir, Ahmad. 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Daradjat, Zakiyah, dkk. 2014. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Minarti, Sri. 2013. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. 2011. Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT.
Refika Aditama
Umar, Bukhari. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group