Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI PEMEBELAJARAN WAFA DAN TANDUR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Strategi Pembelajaran & Pratikum

DOSEN PENGAMPU
MAISUHETNI, M.Pd

OLEH:

Dewi Sartika ( 0101.19.0018 )


Dini Monika ( 0101.19.0023 )
Nini Nursima ( 0101.19.0042 )
Nur Azijah ( 0101.19.0009 )
Putri Roshani ( 0101.19.0008 )

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang. Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat memenuhi tugas untuk membuat makalah tentang
Strategi Pembelajaran ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada ibu Maisuhetni
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran dan Pratikum yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penjelasan dan
pemahaman dalam Strategi Pembelajaran. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
kami di masa depan.

Dumai, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................ 2
Bab II Pembahasan .......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Wafa dan Tandur ......................................................................... 3
2.2 Tujan Wafa dan Tandur ................................................................................ 5
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Wafa dan Tandur ....................................... 7
2.4 Pengaplikasian Wafa dan Tandur dalam PAI ............................................... 9
BAB III Penutup ............................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 11
3.2 Saran ........................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan
berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Guru sebagai pengembang
media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam
belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi
pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi
proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu,
mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi
belajar kontekstual.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Strategi yang
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut Strategi Pembelajaran.
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan
efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan atau kelompok)
serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan atau komunitas) yang berinteraksi
edukatif antara satu dengan yang lainnya. Salah satu Strategi Pembelajaran yang
akan di bahas dalam makalah ini iyalah Strategi Pemebelajaran Wafa Dan
Tandur.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian Wafa dan Tandur?
1.2.2 Apa Tujan Wafa dan Tandur?
1.2.3 Bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran Wafa dan Tandur?
1.2.4 Bagaimana Pengaplikasian Wafa dan Tandur dalam PAI?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Wafa dan Tandur
1.3.2 Mengetahui Tujan Wafa dan Tandur
1.3.3 Mengetahui Langkah-langkah Pembelajaran Wafa dan Tandur
1.3.4 Mengetahui Pengaplikasian Wafa dan Tandur dalam PAI

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wafa dan Tandur


Pengertian Wafa

Metode Wafa adalah salah satu metode yang muncul di antara metode
metode yang lain dalam rangka memberikan kontribusi keilmuan kepada
khalayak. Metode Wafa ini diciptakan pada tahun 2012 oleh K.H Muhammad
Shaleh Drehem, Lc. Beliau adalah pendiri Yayasan Syafa’atul Qur’an
Indonesia (YAQIN) dan juga ketua IKADI (Ikatan Dai Indonesia) Jawa
Timur.1

Metode Wafa ini adalah metode belajar Al-Qur’an holistis dan


komprehensif dengan otak kanan yang berada di bawah yayasan Syafa’atul
Qur’an Indonesia. Komprehensivitas pembelajaran ini terlihat dari produk 5T
Wafa yang meliputi tilawah, tahfidz, tarjamah, tafhim, dan tafsir. Metode
Wafa juga sering disebut dengan metode otak kanan yang mana dalam
pembelajarannya menggunakan aspek multisensorik atau perpaduan dari
berbagai indera, seperti visual, auditorial dan kinestetik. Dengan Metode
Wafa diharapkan akan tercipta pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan. kata Al-Wafa berarti setia. Hal ini diharapkan agar orang-
orang selalu setia belajar dengan Al-Qur’an dan selalu cinta dengan Al-
Qur’an.2

Sistim pembelajaran Metode Wafa adalah menggunakan sistematika


TANDUR yaitu (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Refleksi), Konsep pembelajaran yang diterapkan dari Metode Wafa adalah
santri ditumbuhkan dahulu semangat belajarnya, dibangkitkan motivasi
belajarnya kemudian setelah semua siap diberi materi, barulah guru

1
Tim Wafa, Wafa Belajar Al-Qur’an Metode Otak Kanan Ghorib Musykilat (Surabaya:
Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia, 2013), 41.
2
Tim Wafa, Wafa Belajar Al-Qur’an Metode Otak Kanan (Surabaya: Yayasan Syafa’atul
Qur’an Indonesia, 2014), 5.

3
menyampaikan materi (baik materi yang lalu maupun materi yang baru),
untuk masuk pada materi guru dapat mengawalinya dengan cerita, pertanyaan
atau permainan. Setiap santri harus mempunyai pengalaman belajar dan
pengelompokan santri pun berdasarkan pada kemampuan dan capaiannya.3

Pengertian Tandur

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat
diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.4

Metode tandur diciptakan oleh Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan


Sarah Singer Nourie berasal dari USA. yang awalnya model pembelajaran
Quantum Teaching melahirkan metode tandur yakni tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan/presentasi, Ulangi, dan Rayakan, metode tandur
berasal dari dua kata yaitu “Quantum” yang berarti interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya dan “Teaching” yang berarti mengajar. Dalam
interaksi ini berbagai unsur belajar efektif dilibatkan (antusiasme dan
semangat belajar siswa). Hasil interaksi ini diharapkan dapat mengubah dan
melejitkan kemampuan dan bakat siswa. Kemampuan dan bakat ini pada
akhirnya akan menjadi prestasi dan hasil belajar yang bermanfaat bagi
mereka sendiri dan orang lain. Jadi berbagai unsur yang diinteraksikan ibarat
sebagai energy, dan kompetensi yang meningkat pesat disimbolkan sebagai
cahaya yang dihasilkan dari interaksi tersebut5

3
Tim Wafa, Wafa Belajar Al-Qur’an Metode Otak Kanan (Surabaya: Yayasan Syafa’atul
Qur’an Indonesia, 2014), 23.
4
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama, 2007)
5
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching, Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-
Ruang Kelas (bandung: PT mizan pustaka,2005), hlm. 9

4
2.2 Tujan Wafa dan Tandur
Tujuan Wafa6

a) Memetakan, meningkatkan dan menstandarisasi kompetensi guru


Pendidikan Agama Islam dan Al-Qur’an.
b) Membangun paradigma pembelajaran PAI dan Al-Qur’an yang
komprehensif mencakup membaca, menghafal, menerjemahkan,
memahami, dan menafsirkan.
c) Membangun kesadaran pentingnya menghadirkan pembelajaran PAI dan
Al-Qur’an yang mudah, menyenangkan dan menyentuh hati,
d) Menstandarisasi kemampuan mengajar guru PAI dan Al-Qur’an secara
menyenangkan dengan penekatan otak kanan.
e) Menguatkan proses pembelajaran integratif tarjamah Al-Qur’an dengan
PAI dalam membentuk karakter islami (kesadaran ibadah dan akhlak
mulia) dengan program-program yang implementatif.
f) Dapat membaca al-quran dengan baik dan benar sesuai makhrijulhuruh
dan kaidah ilmu tajwid.
g) Dapat menulis arah dengan baik dan benar, dengan kaidah khatnaski.
h) Dapat menghafal al-quran, contohnya seperti juz 30.
i) Gemar membaca al-quran.

6
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 57.

5
Tujuan Tandur

a). Tumbuhkan

Tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa dalam


mengikuti Pembelajaran baca tulis Al- Qur’an. Bentuk upaya peningkatan
minat belajar baca tulis Al-Quran yaitu menasehati melalui perkataan,
mendoakan peserta didik, pujian sebagai motivasi, kasih sayang melalui
perkataan, mendoakan peserta didik, pujian sebagai motivasi, kasih sayang
yang tulus, mendidik dengan keteladanan, tidak berlebihan dalam
menasehati dan memberi penghargaan.

b). Alami

Tahap ini bertujuan untuk mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman


siswa dalam baca tulis Al-Qur’apa dan apa saja yang mereka pikirkan dan
rasakan. Selain itu, tahap ini memanfaatkan hasrat alami otak untuk
menjelajah dan berpendapat mengenai pengalaman ketika belajar Al-Quran.

c). Namai

Tahap ini bertujuan untuk memuaskan hasrat alami otak untuk memberi
identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas
pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya
untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar
membaca Al-Quran.

d). Demonstrasikan

Tahap ini bertujuan untuk melatih dan menerapkan keterampilan berpikir


siswa melalui penggunaan media pengajaran dalam membaca Al-Quran yang
relevan dengan bahan ajar yang digunakan saat itu.

6
e). Ulangi

Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi pembelajaran dengan cara


mengulang materi pembelajaran. Tahap ini juga untuk memberikan
tambahan pemahaman pada siswa terkait materi ajar membaca Al-Quran

f). Rayakan

Tahap ini bertujuan untuk merayakan pembelajaran bagi siswa yang mau
dan berani untuk tampil didepan mengulang sekilas materi ajar Al-Quran.
Langkah ini untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan siswa.

2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Wafa dan Tandur


Langkah-langkah wafa

a) Memberikan pengalaman belajar, melibatkan mereka dan menumbuhkan


kebutuhan untuk mengetahui. Strateginya yaitu dengan cerita analog,
simulasi, dan peragaan langsung.
b) Menamai hal yang dipelajari, yaitu dengan menjelaskan inti pelajaran
sejelas-jelasnya. Strateginya yaitu dengan member contoh bagaimana cara
membacanya, menjelaskan konsep materi secara jelas, membandingkan
bacaan yan benar dan yang salah.
c) Menguatkan pemahaman dengan melibatkan siswa secara aktif untuk
pengayaan, contohcontoh konsep atau materi pelajaran yang lain.
Strateginya ialah dengan permainan (tebak kartu), kuis atau dengan
membaca secara tim/ kelompok buku peraga siswa.
d) Menguatkan seakligus nilai penguasaannya dengan baca simak buku wafa.
Strateginya yaitu dengan baca simak secara klasikal dan baca simak secara
prifat.
e) Menanamkan penghayatan terhadap pembelajaran al-qur an dengan
menghadirkan kesan

7
Langkah-langkah Tandur

Dalam metode tandur terdapat kerangka rancangan pengajaran yang dapat


mewujudkan pembelajaran yang dinamis. Kerangka rancangan pengajaran
tersebut dalam pelaksanaannya dilakukan dengan enam langkah yeng tercermin
dalam istilah tandur langkah langkah penerapannya sebagai berikut:7

a) Tumbuhkan, tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal


kegiatan pembelajaran pengajar harus berusaha
menumbuhkan/mengembangkan minat siswa untuk belajar.
b) Alami, alami mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan
lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung atau nyata
materi yang diajarkan.
c) Namai, namai mengandung makna penamaan adalah saatnya untuk
mengajarkan konsep, ketrampilan berfikir, dan strategi belajar.
Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, ketrampilan
berfikir, dan strategi belajar. Penamaan mampu memuaskan hasrat
alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan
mendefinisikan.
d) Demonstrasikan, demonstrasi mengandung makna memberi peluang
pada siswa untuk menerjemahkan dalam menerapkan pengetahuan
mereka dalam pembelajaran lain
e) Ulangi, ulangi mengandung makna bahwa proses
pengulangan/mengulang-ngulang dalam kegiatan pembelajaran dapat
menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa.
f) Rayakan, rayakan mengandung makna Pemberian penghormatan pada
siswa atas usaha ketekunan, dan kesuksesannya dengan kata lain
perayaan berarti pemberian umpan balik yang posoyif pada siswa atas
keberhasilannya, baik berupa pujian, pemberian hadiah, atau bentuk
lainnya.

7
Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Felicha, 2012), hlm 178-179

8
2.4 Pengaplikasian Wafa dan Tandur dalam PAI
Aplikasi wafa dan tandur dalam Pendidikan Agama Islam

1. Wafa

Metode wafa merupakan pembelajaran al-quran berbasis otak kanan yang


mengajarkan anak agar mampu membaca dan menghafal al-quran dengan
memaksimalkan otak bagian kanan. Metode ini tergolong metode baru,
namun cukup praktis dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya.

Pengaplikasiannya yaitu seperti penumbuhan rasa cinta pada al-quran yang


dapat dilakukan dengan menghadirkan pembelajaran yang menggairahkan,
tidak membosankan, bahkan membuat peserta didik ketagihan untuk belajar
dan terus belajar. Oleh karena itu dengan adanya atau diterapkannya metode
wafa, pembelajaran al-quran dengan metode otak kanan sebagai sistem dan
metode pembelajaran al-quran yang bersifat komprehensif, mudah dan
menyenangkan.

Selanjutnya, konsep pembelajran yang komprehensif itu memenuhi


kebutuhan seseorang muslim dalam berinteraksi dengan al-quran sebagimana
sahabat rasulullah yang mampu membaca, memahami, mempraktekkan dan
menghafalkan al-quran.

2. Tandur

Langkah-langkah dalam model pembelajaran tandur yang merupakan


modifikasi dari Tandur quantum teaching yaitu sebagi berikut8 :

a) Jujur
Yaitu dalam awal pembelajaran ciptakanlah kondisi yang ramah bagi
anak, yang mampu menguatkan mereka untuk mengutarakan secara
jujur apa yang mereka harapkan dari kegiatan belajar dan menggali
kekhawatiran mereka terhadap proses pembelajaran.
b) Religius
Yaitu selalu sisipkan nilai-nilai agama dan kepercayaan yang mereka
anut dalam proses pembelajaran yang kita lakukan untuk
menginternalisasi nilai tersebut ke dalam kepribadian mereka.

8
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id diakses 21 Mei 2022

9
c) Tumbuhkan
Yaitu mengkaitkan siswa dengan pernyataan pembuka yang dapat
membangkitkan minat siswa serta gambaran garis besar tentang
materi yang akan disajikan.
d) Alami
Yaitu merupakan suasana saat guru menghadirkan pengalaman yang
dapat dimengerti oleh siswa dan menciptakan rasa ingin tahu pada diri
siswa.
e) Ngemong
Menurut bahasa jawa ngemong artinya adalah mencotohkan kepada
anak hal yang baik dan buruk. Dan sebagai seorang guru tentunya
harus menjadi contoh yang baik bagi siswanya.
f) Dolanan (bermain)
Yaitu, berikanlah kesempatan kepada siswa untuk bersenang-senang
didalam pembelajaran agar mereka bahagia.
g) Ulangi (review)
Yaitu eratkan pengetahuan yang telah didapat tersebut dalam pikiran
sisiwa.
h) Rayakan (celebrate)
Yaitu menutup proses pembelajaran dengan suatu perayaan yang
dapat menimbulkan perasaan bangga, senang dan kesuksesan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode Wafa adalah salah satu metode yang muncul di antara
metode metode yang lain dalam rangka memberikan kontribusi keilmuan
kepada khalayak. Metode Wafa ini diciptakan pada tahun 2012 oleh K.H
Muhammad Shaleh Drehem, Lc. Beliau adalah pendiri Yayasan
Syafa’atul Qur’an Indonesia (YAQIN) dan juga ketua IKADI (Ikatan Dai
Indonesia) Jawa Timur.
Metode tandur diciptakan oleh Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan
Sarah Singer Nourie berasal dari USA. yang awalnya model pembelajaran
Quantum Teaching melahirkan metode tandur yakni tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan/presentasi, Ulangi, dan Rayakan, metode tandur
berasal dari dua kata yaitu “Quantum” yang berarti interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya dan “Teaching” yang berarti mengajar.
Strategi Pembelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan minat
siswa dalam mengikuti Pembelajaran baca tulis Al- Qur’an. Langkah-
langkah wafa Memberikan pengalaman belajar, menguatkan pemahaman
dengan melibatkan siswa secara aktif untuk pengayaan. Langkah-langkah
Tandur Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Rayakan.
Pengaplikasiannya yaitu seperti penumbuhan rasa cinta pada al-
quran yang dapat dilakukan dengan menghadirkan pembelajaran yang
menggairahkan, tidak membosankan, bahkan membuat peserta didik
ketagihan untuk belajar dan terus belajar. Oleh karena itu dengan adanya
atau diterapkannya metode wafa dan tandur, pembelajaran al-quran
dengan metode otak kanan sebagai sistem dan metode pembelajaran al-
quran yang bersifat komprehensif, mudah dan menyenangkan.

11
3.2 Saran

Di dalam pembuatan makalah ini pasti masih ada kesalahan-


kesalahan disana-sini. Perlunya bimbingan dan pembelajaran yang lebih
mengenai pembuatan makalah ini. Semua kritik atau saran yang bersifat
membangun pasti akan kami terima.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching, Mempraktekkan Quantum Learning Di


Ruang- Ruang Kelas (bandung: PT mizan pustaka,2005)
Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Felicha, 2012)
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama,
2007)
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011)
Tim Wafa, Wafa Belajar Al-Qur’an Metode Otak Kanan (Surabaya: Yayasan
Syafa’atul Qur’an Indonesia, 2014)
El-Mahfani, Khalilurrahman. “Belajar Cepat Ilmu Tajwid”. Jakarta: PT Abadi,
2017.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Hayati, Siti H. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran Tandur, Jurnal Chemica.

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id diakses 21 Mei 2022

13

Anda mungkin juga menyukai