Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

KELOMPOK 4

1. A.Nauval Dzakwan Wahyudi (213310711)


2. Dini Hendiani (213310722)
3. Hayatun Nufus (213310727)
4. Risma Lailatul Rahmi (203310710)

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Murniati Muchtar,S.Kep,SKM.M.Biomed

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Pembahasan : Hubungan Antar Dampak


Korupsi, Biaya Sosial
Korupsi, Dan Indikator
Keberhasilan
Pemberantasan Korupsi
Sub pokok pembahasan : Pendidikan Anti Korupsi
Sasaran : Siswa SMAN Payakumbuh
Hari/tanggal : Jumat, 17 September 2021

Tempat : Aula SMAN 2 Payakumbuh

Pukul : 08.00 wib – 10.00 wib

A. Tujuan

 Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang pendidikan anti korupsi


diharapkan para siswa mengetahui tentang pendidikan anti korupsi.
 Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan anak-anak mampu :

1. Menjelaskan pengertian Korupsi

2. Mengetahui dampak korupsi

3. Mengetahui biaya sosial korupsi


4. Mengetahui indikator keberhasilan pemberantasan korupsi

B. Materi
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :

1. Pengertian Korupsi

2. Dampak Korupsi
3. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi
4. Mengetahui apa saja biaya sosial korupsi
5. Upaya apa saja yang ditempuh dalam pembrantasan korupsi
C. Media

1. power point
2. lieflet
3. poster
4. lembar balik.

D. Metode Penyuluhan
1. Menyampaikan presentasi dengan metode pecha kucha
2. Menyuluh dengan bordgame
3. Menyuluh dengan role playing
4. Menyuluh dengan diskusi studi kasus
E. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit)
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 3. Menjawab pertanyaan
Penyuluhan
4. Mendengarkan dan
4. Membuat kontrak
memperhatikan
waktu
5. Menyetujui kontrak
waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(20 menit) memperhatikan
 Pengertian
penjelasan
korupsi
Penyuluhan.
 Mengetahui
2. Mengikuti Game
dampak korupsi
 Menyebutkan
strategi
pemberantasan
korupsi

 Upaya yang
ditempuh
dalam
pemberantasan
korupsi
 Undang-
undang yang
mengatur
tentang
korupsi.
 Menayangka
n Video
tentang
korupsi.
2. Game
3 Penutup 1. Mengevaluasi 1. Mendengarkan
(5 peserta atas dan
menit) penjelasan yang Memperhatikan
disampaikan dan 2. Menjawab
penyuluh pertanyaan yang
menanyakan diberikan dari game
kembali mengenai 3. Menjawab salam
materi penyuluhan
2. Salam Penutup
F. Evaluasi
a. Struktur

- siswa yang hadir sebanyak 32 orang lokal 12 IPA 2


- Setting tempat penyuluhan berlangsung di ..
- Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampai,
Mahasiswa cukup paham dengan apa yang disampaikan
- Peran dan tugas mahasiswa sebagai pelaksana acara telah sesuai
dengan tugas masing-masing.
b. Perlengkapan alat dan media yang digunakan sudah lengkap sesuai
dengan yang sudah direncanakan yaitu leaflet, timbal balik, Sp, Lp,
K3, PPT
c. Proses
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari Sabtu 17
September 2021 pukul 8.00 wib dan berakhir pukul 10.00 wib
- Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana
- Mahasiswa cukup aktif dalam kegiatan penyuluhan, penuh
perhatian, dan mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai presentasi
penyuluhan yang disampaikan.
- Seluruh perseta mengikuti kegiatan sampai akhir

d. Hasil
- Peserta dapat menyebutkan pengertian korupsi
- Peserta dapat menyebutkan penyebab korupsi
- Peserta dapat menyebutkan dampak korupsi
- Peserta dapat menyebutkan biaya sosial korupsi
- peserta dapat menyebutkan indikator pemberantasan korupsi
MATERI

1. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin : corruption dari kata kerja


corrumpere: busuk,rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok,
menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik
politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
denganya, dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan
kepada mereka, ini adalah salah satu tindak korupsi.

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah


penyaahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.Semua bentuk
pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana
pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

2. Dampak Korupsi
Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan negara.
Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara,
menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya
ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat menurunkan tingkat
kebahagiaan masyarakat di suatu negara. Tindakan korupsi merupakan tindakan
yang sangat merugikan negara. Korupsi mengakibatkan:
1. Melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara
2. Menurunnya investasi
3. Meningkatnya kemiskinan
4. Meningkatmya ketimpangan pendapatan
Bahkan, korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat
di suatu negara. Di Indonesia, korupsi berkorelasi negatif signifikan dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi, investasi, tingkat belanja kesehatan publik, dan
pendapat perkapita. Korupsi di Indonesia juga berkorelasi positif signifikan
terhadap kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Maka dari itu perlu
mengidentifikasi kerugian negara yang ditimbulkan akibat korupsi.
Transparansi Internasional Indonesia (TII) mencatat kalau uang rakyat
dalam praktek APBN dan APBD menguap oleh perilaku korupsi. Sekitar 30-40
persen dana menguap karena dikorupsi, dan korupsi terjadi 70 persennya pada
pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah. Hal ini memberikan dampak buruk
yang masih terhadap masyarakat Indonesia di berbagai lini kehidupannya. Mulai
dari dampak terhadap ekonomi, sosial, birokrasi pemerintahan, politik dan
demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan, dan juga terhadap
lingkungan hidup.
Dampak masif korupsi terhadap ekonomi:
1. Penurunan produktivitas
Lesunya pertumbuhan ekonomi dan tidak adanya investasi, membuat
produktifitas menurun. Hal ini menghambar perkembangan sektor
industri dan produksi untuk bisa berkembang lebih baik.
2. Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
Kondisi mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat
distorsi dan ketidakefisienan yang tinggi. Dalam sektor privat,
korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari
pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan
pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian atau karena
penyelidikan.
3. Rendahnya kualitas barang dan jasa untuk publik
Jalan rusak, jembatan ambruk, kereta api terguling, beras tidak layak
makan, ledakan tabung gas, bahan bakar merusak kendaraan
masyarakat, angkutan umum tidak layak, bangunan sekolah ambruk,
adalah kenyataan rendahnya kualitas barang dan jasa sebagai akibat
korupsi.
4. Menurunnya pendapatan dari sektor pajak
APBN sekitar 70 persen dibiayai oleh pajak. Pajak Penghasilan
(PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan jenis pajak
yang paling banyak menyumbang. Penurunan pendapatan dari sektor
pajak diperparah dengan kenyataan bahwa banyak sekali oknum
pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri.
5. Meningkatnya hutang negara
Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar
negeri yang semakin besar.
3. Biaya Sosial Korupsi

Biaya sosial korupsi adalah besarnya dampak korupsi terhadap


perekonomian negara. Biaya sosial korupsi tidak hanya mencakup
kerugian keuangan negara (pemerintah), tetapi juga kerugian akibat
korupsi yang dialami masyarakat dan kerugian akibat korupsi yang
dialami oleh dunia usaha. Hasil korupsi tentu saja hanya dinikmati oleh
segelintir orang, namun demikian biaya-biaya yang ditimbulkan akibat
korupsi seperti biaya oportunitas, alokasi sumber daya yang tidak efektif
dan tepat sasaran, menurunkan efek pengganda (multiplier effect)
ekonomi, dan memburuknya kesenjangan pendapatan, menjadi beban
seluruh elemen negara (masyarakat, dunia usaha dan pemerintah).
Semisal, pembangunan sebuah kawasan industri yang diharapkan dapat
mendatangkan berbagai manfaat seperti pemasukan negara, penyerapan
tenaga kerja, dan mendorong perekonomian di sekitar Kawasan tersebut.
Tetapi, ketika terdapat tindakan korupsi yang menyertai pembangunan
kawasan tersebut maka akan menyebabkan pembangunan menjadi tidak
optimal, sehingga dampak yang dihasilkan juga tidak optimal. Dampak
lanjut dari korupsi tersebut adalah pemasukan negara tidak optimum,
tingkat penyerapan tenaga kerja tidak seperti yang diharapkan, dan
dampak terhadap daerah sekitar juga terhambat.
biaya sosial korupsi dapat disusun dari tiga elemen: a) biaya antisipasi
terhadap korupsi, b) biaya akibat korupsi, dan c) biaya reaksi terhadap
korupsi. Ketika kita berbicara biaya antisipasi korupsi (seperti biaya
sosialisasi) dan biaya akibat-reaksi (biaya peradilan, penyidikan,
operasional, dan proses perampasan) yang seharusnya bisa dipergunakan
untuk kepentingan lainnya apabila tindakan korupsi tersebut tidak ada.
Seluruh biaya-biaya ini jika kita hitung dan masukkan dalam
pertimbangan maka menyebabkan biaya sosial korupsi akan jauh lebih
besar ketimbang kerugian keuangan negara. Selama ini kita cenderung
underestimate dalam hal penghitungan dampak korupsi.
Dampak korupsi, atau biaya sosial korupsi, terbagi menjadi dua,
yaitu ketidakadilan dalam generasi (intragenerational inequity) dan
ketidakadilan antar-generasi (intergenerational inequity). Ketidakadilan
dalam generasi terjadi karena alokasi sumber daya bersifat sub-optimum
dan tepat sasaran, sehingga hanya menguntungkan segelintir orang saja
dan memperburuk ketimpangan. Ketidakadilan antar-generasi terjadi
mengingat dampak yang ditimbulkan oleh korupsi, tidak saja membebani
generasi sekarang namun juga generasi yang akan datang. Contohnya,
korupsi pada bidang kesehatan dan pendidikan mengakibatkan tingkat
pendidikan maupun kesehatan generasi mendatang tidak maksimal yang
berujung pada ketimpangan hak warga negara. Atau, kasus korupsi pada
sektor lingkungan menyebabkan kerusakan lingkungan dan merugikan
generasi masa depan.

4. Indikator Pemberantasan Korupsi


Untuk menanggulangi dampak korupsi tersebut maka Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) sudah disusun
sebagai acuan pemberantasan korupsi secara nasional. Stranas PPK ini
tersusun dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 dan sudah
ditetapkan pada 13 Mei lalu.
Melalui aturan ini, program pemerintah untuk menciptakan pemerintahan
yang bersih dari praktek korupsi sejak dicanangkan pada 2005 lalu dapat
terlaksana. Karena itu, Boediono menetapkan 3 indikator keberhasilan
pelaksanaan pemberantasan korupsi melalui Stranas PPK Ketiga indikator
itu antara lain
1. mengukur keberhasilan pemberantasan korupsi dengan indeks
persepsi korupsi
2. mengukur sistem anti korupsi di Indonesia dengan United Nations
Convention against Corruption (UNCAC)
3. dan menerapkan indikator sistem integritas nasional yang tengah
disusun oleh KPK.

5. Strategi Pemberantasan Korupsi


Menurut Andi Hamzah (2005:249), strategi pemberantasan korupsi
bisa disusun dalam tiga tindakan terprogram, yaitu Prevention, Public
Education dan Punishment.

a. Strategi Preventif

Diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengan cara


menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau
peluang terjadinya korupsi.

PBB Anti Korupsi, Uneted Nations Convention Against


Corruption (UNCAC), menyepakati langkah-langkah untuk
mencegah terjadinya korupsi.masing-masing negara setuju untuk
mengembangkan dan menjalankan kebijaksanaan anti-korupsi
terkoordinasi dengan mempromosikan partisipasi masyarakat dan
menunjukan prinsip-prinsip supremasi hukum, integritas,
transparan dan akuntabel, saling bekerja sama untuk
mengembangkan langkah-langkah yang efektif untuk
pemberantasan korupsi.
b. Public Education

Public education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat


peru digalakkan untuk membangun mental anti-korupsi.
Pendidikan anti-korupsi bisa dilakukan melalui berbagai
pendekatan, seperti pendekatan agama,
budaya,sosial,ekonomi,etika.

Adapun sasaran pendidikan anti-korupsi secara garis besar


bisa dikelompokkan menjadu dua, yaitu :

1. Pendidikan anti korupsi bagi aparatur pemerintah dan


calon aparatur pemerintah.

2. Public education anti korupsi bagi masyarakat luas


melalui lembaga keagamaan dan tokoh masyarakat.

c. Strategi Punishment
Adalah tindakan memberi hukuman terhadap pelaku tindak pidana
korupsi.Dari sekian banyak peraturan perundang-undangan anti-
korupsi yang ada, salah satu yang paling populer barangkali UU
Nomor 30/2002 tentang KPK. KPK adalah lembaga negara yang
bersifat independen yang dalam pelaksanaan tugas dan
kewenanganya bebas dari kekuasaan manapun, tugas KPK adalah
sebagai berikut:

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan


pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Melakukan penyelidikkan, penyidikan dan penuntutan
terhadap tindak pidana korupsi.
4. Melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan
melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
negara.

6. Upaya Pemberantasan Korupsi


1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada negara melalui pendidikan formal,informal dan
agama
2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan
memiliki tanggung jawab yang tinggi
4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada
jaminan masa tua
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang
tinggi
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung
jawab etis tinggi dan dibarengi sistem control yang efisien
7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayan pejabat yang mencolok
8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi
pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta
jabatan dibawahnya.

Nilai – nilai Anti Korupsi


1. Jujur
Jujur diartikan sebagai perbuatan tidak berbohong, lurus, dan tidak
curang. Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Seseorang dituntut untuk bisa
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain.
Contoh : Perilaku menyontek, merupakan manifestasi ketidakjujuran,
dapat memunculkan perilaku korupsi. Persoalan ketidakjujuran tersebut
merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan dan perlu perhatian serius
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.
Contoh : Nilai kepedulian sebagai siswa dapat diwujudkan dengan
misalnya menghibur teman yang sedih, berbagi makanan kepada teman
yang tidak membawa bekal, menolong kucing yang sakit.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti
dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal
yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa
kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada
peraturan. Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan
hidup yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai
tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak
yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat
menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal. Contoh :
Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan
mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu,
dan fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang
dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik
akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Contoh : Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan
dalam bentuk belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan
nilai baik, mengerjakan tugas dengan baik, menjaga amanah dan
kepercayaan yang diberikan.
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa
adanya pengetahuan.
Contoh : Misalnya belajar mengikat tali sepatu, naik sepeda, kalau ingin
nilai bagus harus belajar bukan mencontek.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi
dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana
manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan
kemampuannya. Dengan gaya hidup yang sederhana
Contoh : tidak boros, biasakan membeli yang baru jika membutuhkan
bukan menginginkan

8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai
kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga
kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan
tidak memihak. setiap orang punya hak dan kewajiban yang sama dan
harus diperlakukan dengan setara.
Contoh : saat berinteraksi dengan bibi dan tukang kebun di rumah,
dengan keluarga, maupun dengan rekan kerja, semua diperlakukan
dengan sama.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/8982605/Makalah_korupsi

Mubayyinah, F. (2017). SEMAI: Sembilan Nilai Anti Korupsi dalam


Pendidikan Anak Usia Dini. Al-Hikmah : Indonesian Journal of Early
Childhood Islamic Education, 1(2), 223- 238.

https://acch.kpk.go.id/id/berkas/buku-antikorupsi

Anda mungkin juga menyukai