Anda di halaman 1dari 4

Teori Keperawatan Sister Calista Roy

A. Konsep Dasar Teori dan Model Konsep Keperawatan Sister Calista Roy

Sister Calista Roy lahir di Los Angeles pada tanggal 14 Oktober 1939, beliau
mengembangkan ilmu dan filosofinya berdasarkan 3 (tiga) asumsi dasar, yaitu :

1. Asumsi dari Teori Sistem :

a. Sistem adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan satu sama lain
b. Sistem adalah bagian yang saling bergantung antara fungsi yang satu dengan yang
lainnya
c. Sistem mempunyai input, output, kontrol, proses, dan umpan balik
d. Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi
e. Sistem kehidupan lebih kompleks, memiliki standar, dan umpan balik terhadap
fungsinya.

2. Asumsi dari Teori Melson

a. Perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari kekuatan organisme dengan


lingkungannya
b. Perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang dapat
berpengaruh terhadap stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual
c. Adaptasi adalah proses adanya respon positif terhadap perubahan lingkungan
d. Respon merupakan refleksi keadaan organisme terhadap stimulus.

3. Asumsi dari humanisme

a. Individu mempunyai kekuatan kreatif


b. Perilaku individu mempunyai tujuan, dan tidak selalu dalam lingkaran sebab-akibat
c. Manusia merupakan makhluk holistik
d. Opini manusia, serta nilai yang akan datang
e. Moblisasi antar manusia yang bermakna.

B. Teori Adaptasi dari Sister Calista Roy


Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan
keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang dipandang
sebagai “Holistic Adaptif System” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.

Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari
respon adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh
tingkat adaptasinya, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang
interna atau eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh
yang mempunyai 4 model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan hubungan interdependensi.

Peran perawat adalah meningkatkan perilaku adaptif klien dengan menipulasi


stimulasi fokal, konteksutual dan residual. Sumber kesulitan yang dihadapi adalah
adanya koping yang tidak adekuat untuk mempertahankan integritas dalam
menghadapi kekuarangan atau kelebihan kebutuhan. Fokus intervensi direncanakan
untuk dengan tujuan mengubah atau memanipulasi fokal, kontekstual dan residual
stimuli. Intervensi kemungkinan disokuskan pada kemampuan koping individu atau
daerah adaptasi sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk
beradatasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan respon adaptif terhadap stimulus oleh
klien.
Dalam menghadapi masalah kesehatan yang terjadi maka perawat dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Salah satu model pelayanan keperawatan yang dapat digunakan adalah Model
Adaptasi Calista Roy, dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai
potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus, baik stimulus internal maupun
eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia.

Teori adaptasi Roy merupakan teori model keperawatan yang menguraikan


bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta mampu merubah perilaku yang inadaptif. Roy
menyatakan jika manusia merupakan system yang adaptif. Sehingga mahkluk
biopsikososial, dalam memenuhi kebutuhannya, selalu dihadapkan berbagai persoalan
yang kompleks, sehingga dituntut untuk mampu beradaptasi.

Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan
beberapa asumsi dasar. Asumsi pertama adalah setiap orang selalu menggunakan
koping yang bersifat positif maupun negatif. Kemampuan beradaptasi seseorang
dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ; penyebab utama terjadinya perubahan,
terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi. Asumsi selanjutnya Roy
meyatakan jika manusia selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan
erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan
adaptasi.Dalam penjelasannya Roy mengatakan bahwa setiap manusia selalu berusaha
menanggulangi perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk
membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan ini. Roy dengan fokus
adaptasinya pada manusia terdapat empat elemen esensial yaitu :
1. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi
orang-orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk
meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan
lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan.
Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas
perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan
lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan
keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan
tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping
yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang
lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.

2. Manusia
Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, kelompok, komunitas atau sosial. Masing-masing dilakukan oleh
perawat sebagai system adaptasi yang holistic dan terbuka. Interaksi yang
konstan antara individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan
eksternal. Dengan perubahan tersebut individu harus mempertahankan
intergritas dirinya, dimana setiap individu secara kontinyu beradaptasi. Roy
mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem
adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang
mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Lebih khusus
manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai
sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
secara keseluruhan atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal sampai
tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu
keadaan dan proses dalam upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasi
secara keseluruhan, fisik, mental dan social. Integritas adaptasi individu
dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan
mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi
ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap rangsangan yang
berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat individual
dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi
(koping) tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan
dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia,
budaya dan lain-lain.
4. Lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari
internal dan eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap
perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok. Lingkunan eksternal
dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan
dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal adalah
keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman,
kemampuan emosioanal, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel
maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.manifestasi yang
tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu respons. Dengan
pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat dalam
meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko akibat dari
lingkungan sekitar. Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan
berdampak terhadap respon adaptasi diantaranya, yaitu : Fungsi Fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Sistem adaptasi fisiologis terkait
dengan kebutuhan dasar manusia diantaranya adalah oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit,
fungsi neurologis dan endokrin. Konsep diri merupakan bagaimana seseorang
mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.

Fungsi peran adalah proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana


peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain. Model adaptasi terakhir adalah interdependen
yaitu Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta
yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.
Melalui empat model adaptasi, Roy menyatakan terdapat dua hasil akhir dari
respon adaptasi yaitu respon yang adaptif dimana terminologinya adalah
manusia dapat mencapai tujuan atau keseimbangan sistem tubuh manusia, dan
respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari
terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai
tujuan yang akan diraih.
Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan
juga menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.
Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga
dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi
pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau
memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep
lainnya.
Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori
praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi
fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu
perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus
fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat
bisa lebih lengkap dan akurat. Melalui penerapan dari teori adaptasi Roy,
perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih
memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu,
proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk
mengatasi stress.

Anda mungkin juga menyukai