Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL NY.

MASYARAKAT BINAAN DI RT 03/ RW 15

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANARUNG KOTA

PALANGKA RAYA

OLEH :

IRA SINTA
NIM: 2020.1.14901.016

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

TAHUN 2021
i

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL NY.R

MASYARAKAT BINAAN DI RT 03/ RW 15

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANARUNG KOTA

PALANGKA RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Kompetensi Praktik Keperawatan Komunitas

Pada STIKes Eka Harap Palangka Raya

OLEH :

IRA SINTA
NIM: 2020.1.14901.016

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

TAHUN 2021

i
2

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT BINAAN DI


RT 03/ RW 15 WILAYAH PUSKESMAS PANARUNG KOTA

PALANGKA RAYA

Tanggal, 21 Juni – 10 Juli 2021

Oleh:
IRA SINTA
NIM: 2020.01.14901.016

Mengetahui:
Pembimbing Akdemik Pembimbing Lahan

Meilitha Carolina, Ners., M. Kep. Aprihatin Widayati, S. Kep.

2
3

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL NY.R WARGA


BINAAN DI RT 03/ RW 15 WILAYAH PUSKESMAS PANARUNG

KOTA PALANGKA RAYA

Tanggal, 21 Juni – 10 Juli 2021

Oleh:
IRA SINTA
NIM: 2020.01.14901.016

Mengetahui:

Pembimbing Akdemik Pembimbing Lahan

Meilitha Carolina, Ners., M. Kep. Aprihatin Widayati, S. Kep.

Mengetahui

KUP PS Profesi Ners

Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep

BAB 1
PENDAHULUAN

3
4

1.1 Latar Belakang


Istilah anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini, kemampuan
darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk
jaringan mengalami penurunan Ngastiyah (2012). Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang
pesat (Adolescence Growth Spurt) sehingga memerlukan zat - zat gizi yang relatif besar
jumlahnya. Remaja putri memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, karena pada masa
ini merupakan masa persiapan menjadi ibu. Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat
dengan adanya pertumbuhan dan datangnya Menarche, aktivitas yang berat dapat
meningkatkan kebutuhan zat besi. Defisiensi zat besi sering terjadi pada wanita dan hal ini
dapat mengganggu prestasi belajar karena menurunkan produksi energi dan menyebabkan
akumulasi laktat dalam otot.
World Health Organzation (WHO) menyatakan bahwa salah satu masalah gizi remaja putri
di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira -kira 25-40 % remaja putri
menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat. Hasil Riskesdas 2017 menunjukan bahwa
angka anemia pada anak usia 15 tahun, pada perempuan 19,7% dan pada laki-laki 13,1%. Di
Indonesia sendiri masalah anemia juga merupakan salah satu masalah utama. Prevalensi
anemia secara nasional menurut Riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2017) yaitu sebesar 11,9%
dan sebagian besar yang terkena anemia adalah anak usia 12 sampai 15 tahun yaitu sebesar
27,7%, sementara penderita anemia pada usia 16 tahun keatas prevalensinya lebih rendah yaitu
9,4% (Riskesdas, 2017).
Dampak anemia terhadap remaja puteri diantaranya berpengaruh terhadap reproduksi,
kinerja dan prestasi sekolah. Seorang remaja puteri merupakan calon ibu yang akan memiliki
anak. Proses memiliki anak yang sehat adalah dengan menyiapkan remaja memasuki proses
reproduksi. Dalam keadaan tertentu remaja puteri juga akan memasuki dunia kerja yang
membutuhkan kesehatan fisik untuk mencapai hasil kinerja yang optimal. Selanjutnya remaja
puteri juga harus memiliki kesiapan diri agar sehat saat menempuh jalur pendidikan sehingga
dapat melakukan konsentrasi belajar yang optimal untuk mendapat prestasi yang optimal.
Remaja yang menderita anemia mengalami penurunan kebugaran sehingga akan menghambat
prestasi olahraga dan produktivitas. Zat besi yang dibutuhkan untuk mengatasi anemia dapat di
peroleh melalui makanan dengan zat gizi seimbang yang disediakan oleh keluarga (Damayani
dkk,2014). Keluarga berperan dalam penyediaan bahan makanan yang dikonsumsi oleh
anggota keluarga termasuk anak remaja. Sistem pendukung keluarga yang kuat juga dapat
meningkatkan status kesehatan anak remaja seperti pengetahuan dan perilaku kesehatan.
4
5

Jumlah remaja yang lebih banyak diperkotaan dan faktor resiko anemia yang berperan pada
angka kesakitan remaja di perkotaan menjadi sebuah masalah yang harus diatasi baik secara
promotif maupun secara preventif (Damayani dkk,2014).
Asuhan keperawatan pada remaja dengan masalah anemia dilakukan agar terpenuhinya
kebutuhan cairan dan nutrisi pada remaja dengan anemia. Di harapkan agar perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada remaja dengan anemia dengan
memperhatikan aspek preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya dan pencegahan anemia kepada remaja dan
juga orang tua, pemberian sayur dan buah hijau dan juga pemberian suplemen penambah darah
agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan dari penyakit anemia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus
pembahasan yaitu bagaimana konsep dasar keluarga dan konsep dasar anemia serta cara
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan anemia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Agar para pembaca dan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang Konsep
Dasar dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan anemia.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dan para pembaca dapat lebih memahami dan mendalami tentang.
1.3.2.1 Mahasiswa mengetahui serta memahami tentang konsep dasar keluarga.
1.3.2.2 Mahasiswa mengetahui serta memahami tentang konsep dasar anemia.
1.3.2.3 Mahasiswa mengetahui serta memahami tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan anemia.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini yaitu bagi para pembaca selain dapat memberikan tambahan
pengetahuan juga agar pembaca dapat lebih memahami tentang konsep dasar dan asuhan
keperawatan klien dengan anemia. Selain itu, bagi mahasiswa kesehatan khususnya dapat
dijadikan sebagai dasar atau pedoman dalam memahami dan teliti dalam melakukan asuhan
keperawatan yang sesuai sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

5
6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yangtergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan orang yang
tinggal satu rumah yangterikat oleh ikatan perkawinan dan mempunyai ikatan darah.
2.1.2 Ciri-ciri Keluarga
1) Diikat dalam suatu tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
6
7

5) Ada pengambil keputusan


6) Kerjasama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8) Tinggal dalam suatu rumah
2.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga adalah terdiri dari pola dan proses komunikasi, struktur peran, struktur
kekuatan, struktur nilai dan norma. (Mubarak, 2006)
2.1.3.1 Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka, melibatkan
emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim : yakin
mengemukakan pesan, jelas dan berkualitas, meminta dan menerima umpan balik. Penerima :
mendengarkan pesan, memberikan umpan balik dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila : tertutup, adanya isu
atau gosip negatif, tidak terfokus pada satu hal dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri,
komunikasi keluarga bagi pengirim: bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental
expresi dan komunikasi tidak sesuai. Penerima : gagal mendengar, diskualifikasi, opensif
(bersifat negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
2.1.3.2 Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan, jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
2.1.3.3 Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain: legitimate power ( hak, referent power)
ditiru, expert power (keahlian), reward power ( hadiah), coercive power (paksa) dan affektif
power.
2.1.3.4 Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam
budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
2.1.4 Tipe Keluarga
Menurut Mubarak, 2006 tipe keluarga antara lain :
2.1.4.1 Tradisional Nuclear

7
8

Keluarga inti yang terdiri dari : ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
2.1.4.2 Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lainnya sebagainya.

2.1.4.3 Reconstituted Nuclear


Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan yang baru.Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2.1.4.4 Niddle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah /kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
2.1.4.5 Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satu
bekerja di luar rumah.
2.1.4.6 Single Parent
Satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal dirumah/diluar rumah.
2.1.4.7 Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
2.1.4.8 Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
2.1.4.9 Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(perceraian/ditinggal mati).
2.1.4.10 Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
2.1.4.11 Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
2.1.4.12 Comunal
8
9

Satu rumah terdiri dari dua/ lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

2.1.4.13 Group Marriage


Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga
dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
2.1.4.14 Unmaried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
2.1.4.15 Cohibing Couple
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
2.1.5 Fungsi Keluarga
Menurut Mubarak, 2006 dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut :
2.1.5.1 Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2.1.5.2 Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga
2) Memberikan perhatian diantara keluarga
3) Memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
2.1.5.3 Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-
masing.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya.
2.1.5.4 Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
2.1.5.5 Fungsi pendidikan

9
10

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk


perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagaimana orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2.1.6 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
2.1.6.1 Tahap pembentukan keluarga
Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga.
2.1.6.2 Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat
dinantikan.
2.1.6.3 Tahap menghadapi bayi
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena
pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtuanya.
2.1.6.4 Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif
terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-
norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya.
2.1.6.5 Tahap menghadapi anak sekolah
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol
tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
2.1.6.6 Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak
perlu dipelihara dan dikembangkan.
2.1.6.7 Tahap melepas anak ke masyarakat
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam
tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
2.1.6.8 Tahap berdua kembali

10
11

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah


suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
2.1.6.9 Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia fana ini.
2.1.7 Tugas-Tugas Keluarga
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Memelihara sumber-sumber yang ada dalam keluarga
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
2.1.8 Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi
Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan, yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit.
4) Memelihara dan memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
2.1.9 Peran Perawat Keluarga
Peran perawat keluarga menurut Mubarak, W.I dkk 2006 antara lain :
2.1.9.1 Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar : keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
dan bertanggungjawab terhadap masalah kesehatan keluarga. Kemampuan pendidik ini perlu di
dukung kemampuan tentang pemahaman bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar
mengajar.
11
12

2.1.9.2 Kordinator
Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga.
Klien yang pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjutan dirumah, maka perlu
koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah.
2.1.9.3 Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung.
Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota keluarganya yang
sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah
sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung atau mengawasi keluarga
memberikan perawatan pada anggota yang sakit di rumah sakit, perawat melakukan perawatan
langsung atau demonstrasi asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga
mampu melakukan dirumah, perawat dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga
melakukan peran langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan.
2.1.9.3 Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi
atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
2.1.9.4 Konsultan dan penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah kesehatan.
Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan
dapat dipercaya dengan demikian keluarga mau meminta nasehat kepada perawat tentang
masalah yang bersifat pribadi.Pada situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
2.1.9.5 Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota
tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.
2.1.9.6 Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat, kadang
kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat
berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial ekonomi lemah
sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya, perawat juga dapat membantu
keluarga mencari bantuan yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
2.1.9.7 Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga didalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.Keluarga sering tidak dapat menjangkau
pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang ada.Kendala yang sering dialami keluarga
12
13

adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan masalah
sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik maka perawat komunitas
harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
2.1.9.8 Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi masalah
kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
2.1.9.9 Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
2.1.Konsep Dasar Anemia Pada Ibu Hamil
2.1.1. Defenisi anemia pada ibu hamil
Menurut Manuaba (2010), anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurang zat besi, dan
merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan mudah, anemia pada kehamilan
merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejateraan nasional. Anemia kehamilan
disebut potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak).

13
14

Anemia kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil yang mengalami
kekurangan zat besi dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemaglobinnya
menurun (asuhan keperawatan maternitas 2000/2001).

2.1.2. Penyebab anemia dalam kehamilan


Penyebab utama anemia pada wanita hamil menurut Pratami 20016 adalah:

1. Asupan Fe yang tidak memadai


2. Peningatan kebutuhan fisioligi
3. Kehilangan banyak darah
2.1.3. Tanda Dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Proverawati 2011) tanda dan gerjala anemia seperti:

1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
2.1.4. Dampak Anemia Pada Ibu Hamil dan Janin
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan (Pratami 2016)

a. Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan prematuria, hambatan


tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi
kordis (Hb <6 g%), hiperemesis gravidarium, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini (KTD).
b. Bahaya saat persalinan: gangguan His (kekuatan mengejan), kala pertama dapat
berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga
dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri
dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia uteri, kala
empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri

14
15

c. kala nifas : terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum,


memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran asi berkurang, terjadi
dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah
terjadi infeksi ammae.
2. Bahaya anemia terhadap janin : mengurangi kemampuan metabolisme tubuh
sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh kembang janin dalam rahim. Akibat
anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk : abortus, kematian intrauterin,
persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia
dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
perinatal.
2.1.5. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
Klasifikasi Anemia dalam kehamilan menurut Manuaba dkk (2010) adalah sebagai
berikut:

a. Normal : ≥11 gr/dl


b. Anemia ringan : 9-10 gr/dl
c. Anemia sedang : 7-8 gr/dl
d. Anemia berat : < 7 gr/dl

2.1.1. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil


Menurut (Manuaba 2010), wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki
karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50-80cc setiap bulan dari
kehilangan zat besi sebesar 30-40mg. Disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan
zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan plasenta.

Meningkatkan sel darah ibu 500mg Fe


Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
Untuk darah janin 100mg Fe
Jumlah 900mg Fe

2.1.2. Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang anemia dengan menggunakan metode

sahli (Wilkinson 2002)

1. Sel darah merah

15
16

2. Pemeriksaan Ht (Hematokrit)
3. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb <10mg%

2.1.3. Penatalaksanaan medis dan Keperawatan


1. Medis
Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan peningkatan
kadar Hb ibu sebelum dan sesudah kelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga
mengurangi resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen
zat besi atau asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan perbedaan
efek yang signifikan. Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan
hematokrit, tetapi meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering
kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit (Pratami 2016).

2. Keperawatan
Penatalaksanaan Keperawatan di rumah Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang
besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu
dengan cara mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi memberikan penyuluhan
kepada pasien dan keluarga tentang suplement besi dan peningkatan sumber besi dalam makanan
yang mengandung vitamin K (Proverawati 2011)

2.1.1. Anemia ringan


1. Pengertian anemia ringan
Menurut manuaba 2007 anemia ringan adalah di mana kadar HB berkisar antara 9-
10gr%. Anemia ringan adalah apabila kadar darah yang dihasilkan oleh pemeriksa Hb
sahli sebesar 9-10 gr%

2. Gejala anemia ringan


Menurut Proverawati 2011, pada anemia ringan didapatkan gejala sebagai berikut:

a. Cepat lelah
b. Sering pusing
c. Mata berkunang-kunag
d. Badan lemas
3. Komplikasi anemia ringan
Komplikasi anemia ringan pada ibu hamil terjadi ibu menderita anemia sejak masa
sebelum hamil. Pada kasus anemia ringan pada ibu hamil bila tidak ditangani dapat
menyebabkan rahim tidak berkontraksi (atonia) atau kontraksi sangat lemah (hipotonia)

4. Penatalaksanaan anemia ringan


16
17

Menurut ( Manuaba 2007) penatalaksanaan anemia ringan antara lain:

1. Meningkatkan gizi penderita dengan mengkonsumsi sayuran berwarnah hijau,


kacang-kacangan, hati dll.
2. Memberi suplemen zat besi

17
18

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi status kesehatan pasien,
data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang
dikumpulkan meli[uti data subjekstif, data objektif, serta data penunjang
(Nursalam, 2009).

a. Data subjektif
Data yang didapat dari pasien atau keluarga meliputi:

1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,

agama, suku bangsa, diagnosa medis.


2. Keluhan utama
Untuk mengetahui kesehatan yang dialami pasien saat pemeriksaan
serta berhubungan dengan kehamilan (Nursalam 2009). Keluhan-
keluhan yang dirasakan pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu
pasien merasa pusing, cepat lelah dan badan tersa lemas, sehingga
pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan.

3. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak,
siklus lama haid, banyaknya darah, sifat darah (cair atau beku, warna
dan bau) dan ada dismenore atau tidak.

4. Riwayat kehamilan sekarang


Untuk mengetahui HPHT, dan taksiran persalinan, ANC dimana,
berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT berapa kali,

18
19

masalah dan kehamilan sekarang, pemakaian obat-obat, keluhan


selama kehamilan.

5. Riwayat penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang
ini untuk mengetahui penyakit lain yang bisa memperberat
keadaan ibu.

b. Riwayat penyakit sistematik


Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit
menular seperti: hepatitis, TBC, dan penyakit menurun seperti
DM, Jantung, Hipertensi.

c. Riwayat kesehatan keluarga


Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga,
untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat penyakit
menular dan penyakit menurun.

d. Riwayat penyakit yang lain atau operasi


Adanya riwayat penyakit atau operasi yang pernah dideritayang
sekiranya dapat mengganggu persalinan dan memerlukan
pengawasan.

6. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : jika menikah apakah perkawinan ini yang
pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa, berapa kali kawin,
lama perkawinan, dan jumlah anak.

7. Riwayat keluarga berencana


Riwayat KB jenis kontrasepsi,yang pernah digunakan,setelah
persalinan,jumlah anak yang direncanakan

8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


a. Kehamilan: adalah gangguan seperti muntah-muntah
berlebihan, hipertensi, perdarahan, pada hamil muda
b. Persalinan: waktu persalinan, dimana tempat bersalin, umur
kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh siapa

19
20

c. Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan


bagaimana proses laktasi
d. Anak : jenis kelamin, berat badan, panjang badan, hidup atau
mati.
9. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam
menjaga kebersihan makanan, dan bagaimana pola makan setiap
hari. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, ringan, kebutuhan akan
nutrisi pasien harus ditingkatkan.

b. Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali pasien BAB dan BAK untuk
mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil

c. Personal hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien meliuti : berapa kali
mandi, berapa kali gosok gigi, perawatan kulitnya, kebersihan
genitalia

d. Istirahat dan tidur


Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur
adalah berapa jam pasien tidur dalam sehari, apakah ada gangguan

e. Hubungan seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan
seks. Pada masa kehamilan, diperbolehkan, namun pada kasus ibu
hamil dengan anemia ringan, biasanya akan mengalami penurunan
hubungan seksualitas, karena ibu hamil engan anemia ringan sudah
merasa lelah, letih sehingga dapat mengurangi libido pada masa
kehamilan.

20
21

f. Data psikososial
Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama kehamilan,
bagaimana mengatasinya, apa yang diharap dari perawat untuk
mengatasi kenyamanan tersebut

g. Obat-obatan
h. Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan
obat-obatan dan alkohol
b. Data subjektif
Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam 2008)

1. Status generalis
a. Keadaan umum pasien: untuk mengetahui keadaan umum
apakah baik, sedang, jelek. Pada ibu hamil dengan anemia
ringan mempengaruhi keadaan umum yang menimbulkan rasa
lemas.
b. Kesadaran: penilaian kesadaran dinyatakan sebagai
composmentis, apatis, samnolen, sopor, koma. Pada ibu hamil
dengan anemia ringan kesadaranynya komposmentis.
c. TTV, BB dan TB, dan LILA
2. Pemeriksaan Sistematis
Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan sistematis meliputi :

a. Kepala
1) Rambut: untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontik
aau berketombe
2) Muka: keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan,
adakah odema, adakah kloasama gravidarium
3) Mata: untuk mengetahui apakah konjungtiva merah muda,
dan sklera putih, pada wanita hamil dengan anemia ringan
konjungtiva pucat
4) Hidung: untuk menilai adanya kelainan, apakah polip,
apakah hidung tersumbat.

21
22

5) Telinga: untuk mengatahu apakah di dalam telinga ada


serum atau tidak, nyeri atau tidak.
6) Mulut: untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, caries dan
karang gigi ada atau tidak, lidah tampak kering atau kotor
7) Leher : untuk mengetahui lokasi kelenjar limfe, kelenjar
tiroid, dan trakea.
b. Dada dan axila
1) Mamae
Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris,
adakah tumor atau tidak, areola hyperpigmentasi atau tidak,
puting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah ada atau tidak.

2) Untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak, atau nyeri


tekan.
c. Ekstermitas:
Untuk mengetahui refleks patela (+) atau (-), terdapat varises
dikaki atau tidak, ada udema atau tidak, dan akral biasanya
dingin

3. Pemeriksaan Khusus Obsterti


3. Abdomen
a. Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran,
ada luka bekas operasi atau tidak, striae gravidarum, linea
nigra, atau alba.

b. Palpasi
1) Kontaksi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan
merupakan kontaksi tak teratur rahim dan tanpa nyeri,
kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta,
yang disebut kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas
untuk uterus dalam masa kehamilan .
2) Pemeriksaan Leopold

22
23

a) Leopold I
Tujuan :menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin
yang terabadalam fundus.

Cara :
1. Pasien dipersiapkan (tidur telentang, kaki ditekukan)
2. Perawat berada di sisi kanan pasien (berhadapan muka)
memulai pemeriksaan dengan meletakkan kedua telapak
tangan di perut pasien bagian bawah lalu bergerak
menyusur kefundus uteri untuk menentukan TFU dan
bagian apa yang terdapat di fundus.
Hasil pemeriksaan:

1. Bokong : tidak keras, lebar, tidak melenting


2. Kepala : keras, melenting pada saat goyang
3. Lintang : teraba bagian kecil janin

2010)

Usia Pengukuran TFU


kehamilan
(Mggu)
Gambar 12 3 jari diatas simpisis
3.1 Pemeriksaan Leopold 1 (Purwaningsih Tabel :
16 Pertengshan pusat dan
simpisis
TFU menurut20
penambahan pertiga jari. 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat dan px
36 3 jari dibawah px
40 Pertengahan pusat dan px

23
24

Mc Donald : pengukuran Tinggi Fundus : selama trimester II dan II, sbb :

1. Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau +3,5) = durasi kehamilan


dalam bulan
2. Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam
minggu
b) Leopold II
Tujuan :menentukan letak punggung janin dan bagian terkecil
dari janin.

Cara :
1. Posisi sama seperti pemeriksaan leopold I
2. Melakukan pemeriksaan dengan meletakan satu tangan
di salah satu sisi perut pasien dan tangan yang lainnya
menyusuri pada sisi yang berlawanan.
Hasil pemeriksan:

1. Letak punggung: permukaannya keras dan lebar


dan jika menemukan tangan atau kaki merupakan
bagian terkecil dari bayi, jika punggung janin
berada pada sisikanan ibu, dikatakan punggung
kanan pun sebaliknya punggung kiri.
2. Letak lintangakan teraba kepala

Gambar 3.2 Pemeriksaan Leopold II (Purwaningsih


2010)

c) Leopold III
Tujuan Menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian
bawah tersebut terpegang (masuk PAP/belum)

24
25

Cara :

1. Posisinya masih samadengan pemeriksaan leopold


I dan II
2. Melakukan pemeriksaan dengan meletakkan satu
tangan (non dominan) dibagian fundus dan tangan
yang satunya meraba pada bagian simpisis sambal
meminta pasien untuk menarikana pas dalam.
Hasil pemeriksaan:

1. Presentasi kepala : kepala, keras, bulat


2. Bokong : lunak, tidak bulat
3. Lintang : simfisis pubis terasa kosong
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien. Bagian
terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan. Di tentukan apa yang menjadi bagia terendah janin dan
ditentukan apakah sudah mengalami engagemen/belum.

Gambar 3.3 Pemeriksaan Leopold III (Purwaningsih 2010)

d) Leopold IV
Tujuan : menentukan seberapa besar bagian bawah janin masuk
PAP.

Cara :
Posisi ibu tidur terlentang dengan kaki diluruskan dan
pemeriksan menghadap kekaki ibu penderita untuk menentukan
bagian terendah janin yang masuk PAP.

Hasil pemeriksaan:

25
26

1. Dikatakan divergen jika tangan melampaui


lingkaran terbesar artinya sebagian besar kepala
janin sudah masuk PAP.
2. Dikatakan konvergen jika tangan pemeriksan belum
melampaui lingkaran terbesarnya artinya masih
sebagian kecil kepala janin masuk PAP.
Auskultasi :stetoskop mononural, stetoskop kepala,
doptone.

Gambar 3.4 Pemriksaan Leopold IV (Purwaningsih 2010)

a. Auskultasi DJJ
Terdengar detak jantung janin menujukan bahwa janin hidup,
dan tanda pasti kehamilan. Frekuensi DJJ janin 120-160x/menit

b. Perhitungan berat badan janin menggunakan rumus


Johnson
TFU dalam cm –nx155
n=11 jika kepala belum masuk pintu atas panggul n=12
jika kepala bayi sudah masuk pintu tas panggul

3. Ekstermitas : variseso edema, reflex patella


4. Genitalia : tanda chadwick (tanda kebiruan karena
vaskularisasi yang meningkat.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA 2015 diagnosa yang akan muncul pada ibu hamil
dengan anemia yaitu:

26
27

2.3.2.1 Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan
2.3.2.2 Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
2.3.2.3 Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan
2.3.2.4 Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
2.3.2.5 Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia
dalam kehamilan)
2.3.2.6 Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
2.3.2.7 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
2.3.2.8 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi
2.3.3 Intervensi Keperawatan (NIC-NOC, 2016 )
2.3.3.1 Rencana keperawatan pada Diagnosa keperawatan pertama
Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan

Defenisi: Rentan mengalami penurunan volume darah, yang dapat


mengganggu kesehatan.

NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengatasi resiko
kehilangan darah dengan kriteria hasil :

2.3.3.1.1 Tidak ada kehilangan darah yang terlihat


2.3.3.1.2 Tidak ada distensi abdomen
2.3.3.1.3 Tidak ada perdarahan pervaginam
2.3.3.1.4 Tidak ada penurunan tekanan darah sistolik
2.3.3.1.5 Tidak ada penurunan tekanan darah diastolik
2.3.3.1.6 Tidak ada kehilangan panas tubuh
2.3.3.1.7 Tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb)
2.3.3.1.8 Tidak ada penurunan

27
28

Hematokrit (Ht) NIC:

28
29

Pencegahan perdarahan :

a. Monitor tanda dan gejala perdarahan


b. Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan
perdarahan
c. Hindari mengangkat benda berat
d. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya
vitamin K
e. Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk meningkatkan
asupan cairan dan mengkonsumsi pelunan feses) jika
diperlukan
f. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-
tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan (misalnya melapor kepada perawat)
g. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda
perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat)
2.3.3.2 Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Defenisi: Ketidakcakupan energi psikologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang
harus atau yang ingin dilakukan Batasan Karakteristik

2.3.3.2.1 Ketidaknyamanan setelah beraktivitas


2.3.3.2.2 Keletihan
2.3.3.2.3 Respon tekanan darah abnormal terhadap
aktivitas NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu menunjukkan
toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil

a. Frekuensi nadi saat beraktivitas tidak terganggu (80-100


kali/menit)
b. Tekanan darah sistolik dalam beraktivitas tidak terganggu (110-140
mmHg)

29
30

c. Tekanan darah diastolik dalam beraktivitas tidak terganggu (75-85


mmHg)
d. Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu (12-20
kali/menit)
NIC:
Peningkatan Latihan

a. Gali hambatan individu terkait latihan fisik (seperti, senam hamil,


dll)
b. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan atau kebutuhan untuk
melakukan latihan
c. Dukung individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
d. Lakukan latihan bersama individu, jika diperlukan
e. Libatkan keluarga/orang yang memberikan perawatan dalam
merencanakan dan meningkatkan program latihan
f. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi, dan intensitas
program latihan yang diinginkan
g. Monitor respon individu terhadaap program latihan
h. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang dilakukan individu.
2.3.3.3 Rencana tindakan pada Diagnosa keperawatan 3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan

Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.


Batasan Karakteristik:

2.3.3.3.1 Bising usus hiperaktif


2.3.3.3.2 Cepat kenyang setelah makan
2.3.3.3.3 Kurang informasi
2.3.3.3.4 Kurang minat pada makanan
2.3.3.3.5 Membran mukosa pucat
2.3.3.3.6 Nyeri andomen
2.3.3.3.7 Penurunan berat badan dengan asupan makanan
adekuat. NOC:

30
31

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu menunjukkan


keseimbangan

nutrisi tidak terganggu dengan kriteria hasil :

1. Nafsu Makan : Indikator :


a. Keinginan untuk makan tidak terganggu
b. Rangsangan untuk makan tidak terganggu
2. Status Nutrisi : Asupan makanan & cairan Indikator :
a. Asupan makanan secara oral tidak terganggu
b. Asupan cairan secara oral tidak terganggu
1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi
2) Monitor kalori dan asupan makanan
3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan
berat badan
4) Berikan arahan bila diperlukan Monitor Nutrisi :
a) Timbang berat badan pasien
b) Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan
c) Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
d) Monitor tugor kulit dan mobilitas
e) Monitor adanya mual muntah
f) Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan jaringan
konjungtiva yang kering
g) Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
2.3.3.4 Mual berhubungan dengan rasa makan/minuman yang
tidak enak Defenisi: Suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak
nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung, yang dapat
atau tidak dapat mengakibatkan muntah Batasan karakteristik
1. Keengganan terhadap makanan
2. Mual
3. Rasa asam didalam mulut
4. Sensasi muntah

31
32

NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol mual &
muntah, dibuktikan kriteria hasil :

1. Mampu mengenali omset muntah


2. Mampu mengenali pencetus stimulus (muntah)
3. Mampu menghindari bau yang tidak menyenangkan
4. Melaporkan mual, dan muntah yang
terkontrol. NIC:
Manajemen mual :

1. Dorong pasien untuk memantau pengalaman diri terhadap mual


2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri
3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang bersifat personal yang
memicu atau meningkatkan mual (kecemasan, takut, kelelahan, dan
kurangnya pengetahuan)
4. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi,
durasi, tingkat keparahan, dan faktor-faktor pencetus
5. Dorong penggunaan teknik nonfarmakologis sebelum mual
6. Monitor asupan makanan terhadap kandungan gizi dan kalori
7. Timbang berat badan secara teratur
8. Monitor efek dari manajemen mual secara keseluruhan
9. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk pengurangan
mual.
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan)
Defenisi: keletihan terus-menerus dan penurunan kapasitas untuk kerja fisik
dan mental pada tingkat yang lazim Batasan Karakteristik :

1. Gangguan konsentrasi
2. Kelelahan
3. Kurang energi
4. Mengantuk
5. Peningkatan kebutuhan istirahat

32
33

6. Peningkatan keluhan fisik


7. Tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang
biasanya
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengurangi tingkat
kelelahan dengan kriteria hasil :

1. Tidak terjadi kelelahan


2. Tidak ada kelesuan
3. Tidak ada kehilangan selera makan
4. Tidak ada penurunan motivasi
5. Tidak ada sakit kepala
6. Tidak terjadi nyeri otot
7. Kuliatas tidur tidak terganggu
8. Kualitas istirahat tidak
terganggu. NIC:
Manajemen Energi :
1. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan
2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan
3. Anjurkan tidur siang bila diperlukan
4. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat
5. Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan (gejala yang mungkin muncul dan kekambuhan yang
mungkin nanti akan muncul kembali).
6. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi
yang adekuat. Manajemen Nutrisi
7. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
8. Monitor kalori dan asupan makanan

33
34

9. Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat


badan.
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik
yang dapat mengganggu kesehatan.

NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol infeksi ,
dengan kriteria hasil :

1. Mampu mengidentifikasi faktor risiko infeksi


2. Mengetahui konsekuensi terkait infeksi
3. Mampu mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
4. Mampu menunjukan mencuci tangan untuk pencegahan infeksi
5. Tidak ada kemerahan
6. Tidak ada demam
7. Tidak ada hipotermia
8. Tidak ada kestabilan suhu
9. Tidak ada kehilangan nafsu
makan 10.Tidak ada malaise
NIC:
Kontrol infeksi

1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan


2. Tingkatkan intake nutrisi
3. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
4. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase
5. Monitor adanya luka
6. Dorong masukan cairan
7. Dorong istirahat
8. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
7. Rencana Keperawatan pada Diagnosa keperawatan 7
Ansietas berhubungan dengan perubahan status

34
35

kesehatan

35
36

Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai


respon autonom (sumber sering kai tidak spesifik) perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan
memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman

NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien menunjukkan tanda- tanda
vital dalam rentang normal dengan kriteria hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang normal


2. Tingkat pernapasan dalam rentang normal
3. Tekanan darah sistolik dalam rentang normal
4. Tekanan darah diastolik dalam rentang normal
5. Kedalaman inspirasi dalam rentang
normal NIC:
Terapi Relaksasi :
1. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi dimasa lalu yang sudah
memberikan manfaat
2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang dipilih
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu
yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
4. Dapatkan perilaku yang menunjukkan terjadinya relaksasi,
misalnya bernapas dalam, menguap, pernapasan perut, atau
bayangan yang menyenangkan
5. Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
6. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasie

36
37

STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


Jl. Beliang No. 110 Kota Palangka Raya
Telp. (0536) 3227707 Fax. (0536) 3227707

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Identitas klien / keluarga
Nama KK : Tn. D
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Suku : Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Alamat : JL. Haka 1 No.22
No.Telp : 0825389054782

Komposisi Keluraga
N Nama Gender Hubungan
Umur Pendidikan Pekerjaan
o (Inisial) (L/P) Dg KK
1 Ny. R 18 P Istri SMP IRT
tahun
2 An. S 1.4 L Anak - -
tahun

Tipe Keluarga :
Keluarga Inti 
Keluarga Besar
Keluarga Campuran
Single Parent

Lain-lain
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini :
N Keterangan
Tahap perkembangan keluarga Terpe Seba
o Tdk
nuhi gian
1 Keluarga dengan anak usia sekolah (family with school children)
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan, dan 
semangat belajar
b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam 
perkawainan 

c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktivitas untuk anak  
e. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak

Tugas Perkembangan Keluarga :


Dapat dijalankan Sebagian dapat dijalankan  Tidak dapat dijalankan
Jelaskan:
Keluarga Tn. D merupakan keluarga dengan anak Balita dan untuk tahap perkembangan
keluarga Tn.D Sebagian dapat dijalankan.

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


38

*Genogram (3 generasi):

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: tinggal serumah
: garis keturunan
: Meninggal dunia

C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi :  Baik Disfungsional
Peran dalam keluarga :  Tidak Ada masalah Ada masalah
Nilai / norma keluarga :  Tidak ada konflik nilai Ada konflik

D. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif :  Berfungsi Tidak berfungsi
Fungsi Sosial :  Berfungsi Tidak berfungsi
Fungsi Ekonomi :  Baik Kurang Baik

Fungsi Perawatan Kesehatan :


Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan : Baik  Tidak
Pencegahan Penyakit :  Baik Tidak
Perawatan Penyakit :  Baik Tidak
Pemanfaatan Layanan Kesehatan :  Baik Tidak
Modifikasi lingkungan :  Baik Tidak

Jelaskan Fungsi perawatan Kesehatan


1. Ny.R mengatakan tidak tau nutrisi apa saja yang harus dikonsumsi selama masa
kehamilan dan Ny.R sering mengatakan pusin
2. Ny. R mengatakan keluarganya sudah mengurangi aktivitas dimluar rumah dan selalu
memakai masker saat keluar rumah.
3. Ny. R mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka akan teratur minum obat yang
diberikan tenaga kesehatan.
4. Ny.R mengatakan jika ada keluarga yang sakit akan berobat ke dokter praktek/bidan
praktek yang berada dekat rumah
5. Ny. R mengatakan selalu menjaga kebersihan rumahnya.
Masalah Keparawatan : Defisit pengetahuan keluarga tentang cara perawatan/
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

Pola Koping Keluarga


 Efektif Tidak efektif

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


39

Stressor yang dihadapi keluarga : tidak ada


E. Spiritual
Taat beribadah: Ya  Tidak

Kepercayaan yang berlawanan dengan kesehatan; Tidak ada


Distress Spiritual : Tidak ada

A. Pola Aktivitas sehari-hari


Pola makan Baik karena keluarga Tn. D makan 3 x sehari dengan
jenis lauk seperti, ikan, ayam, telur, tahu dan tempe
Pola Minum Baik > 1 liter/hari
Istirahat Baik
Pola BAK Baik
Pola BAB Baik
Pola Kebersihan diri Baik
Olahraga Baik
Tingkat kemandirian Baik

B. Psikososial
Keadaan emosi pada saat ini:
Keadaan emosi Ya/Tidak Keterangan (siapa, mengapa)
Marah Tidak ada Tidak ada
Sedih Tidak ada Tidak ada
Ketakutan Tidak ada Tidak ada
Putus asa Tidak ada Tidak ada
Stress Tidak ada Tidak ada

Kurang interaksi dengan orang lain :Tidak komunikasi keluarga dengan tetangga baik
Menarik diri dengan lingkungan:Tidak keluarga berinteraksi denga dengan tentangga
Konflik dengan keluarga:Tidak ada
Penurunan harga diri:Tidak
Gangguan gambaran diri Tidak ada

C. Faktor resiko masalah kesehatan


Tidak pernah / jarang periksa kes. Ya / Tidak
Social ekonomi kurang Ya / Tidak
Total pendapatan kelurga per bulan:
Di bawah Rp. 600.000,-
Rp. 600.000,- s/d 1.000.000,-
 Rp. 1.000.000,- s/d 2.000.000,-
Diatas 2.000.000,-

Rumah / lingkungan tidak sehat Tidak lingkungan keluarga Tn. Dcukup bersih dan asri
Hubungan klg tidak harmonis Tidak keluarga Tn. D terlihat sangat harmonis
Obesitas Tidak ada keluarga Tn. D yang obesitas
Status gizi kurang Tidak ada kelaurga Tn. D yang kurang gizi

D. Data Kesehatan Ibu dan Anak


Bila Dalam Keluarga terdapat ibu Hamil
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 47 kg
BB Sekarang : 51 kg
LILA : 24 cm
HPHT : 18 Januari 2021
HPL : 25 oktober 2021
UK :26 minggu
Ibu hamil anak ke 2
Jelaska : Ny.R hsmil anak ke dua, dan memeriksakan kehamilan di bidan praktek swasta,
yang melakukan pemeriksaan adalah bidan, dan diberikan Fe tetapi Ny.R tidak tau manfaat Fe
yabg dibeikan, Ny.R tidak rutin mengkonsumsi Fe.

Nama VITAL SIGN Tanggal


TB/BB Lain- lain
(Inisial) TD N RR pemeriksaan

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


40

Tn. D 130/90 80 20 - -
mm Hg x/menit
Ny. O 90/60 82 20 - 22/6/2021 -
mmHg
An.S - - - - - Tidak dilakukan
pemeriksaan TTV
karena tidak ada di
rumah
E. Bila Dalam Keluarga Terdapat : Balita(12-60 Bulan)
1) Berapa kali anak mandi : 2 x sehari
2) Berapa kali anak gosok gigi : -
3) Berapa kali anak mencuci rambut : 1 x sehari
4) Anak mengganti baju setiap hari : < 3 x dalam sehari
5) Kondisi gigi anak : Ada yang gigis/ rusak pada bagian depan
6) Kondisi anak tiga bulan terakhir sehat.
Jelaskan : Ny. R mengatakan gigi An.S baik dan tidak ada yang berlubang

Status mental:
Bingung - ………………………………………………………..
Cemas - ………………………………………………………..
Disorientasi - ………………………………………………………..
Depresi - ………………………………………………………..
Menarik diri - ………………………………………………………..

Sistem Kardiovaskuler :
Aritmia - Tidak ada masalah
Nyeri dada - Tidak ada masalah
Distensi vena jugularis - Tidak ada masalah
Jantung berdebar - Tidak ada masalah

Nyeri spesifik :
Lokasi -
Tipe -
Durasi - Normal
Intensitas -

Sistem pernafasan :

Stridor -
Normal
-
Wheezing

Ronchi

Akumulasi Sputum

Sistem Integumen :
Ciasonis
Normal
Akral Dingin
Diaporesis
Juandice
Luka

. Mukosa Mulut
Kapiler refil time :
Lebih 2 detik
Kurang dari 2 detik

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


41

Sistem Muskuloskeletal :
Tonus otot kurang
Paralisis Normal
Hemiparesis
ROM kurang
Gangguan keseimbangan

Sistem Persarafan :
Nyeri kepala
Pusing 
Normal
Tremor

Reflek pupil anisokor


Paralisis : lengan kiri/ lengan kanan/ kaki kiri/ kaki kanan
Anestesi daerah perifer ………………………………………………………..

Sistem Perkemihan :
Disuria
Hematuria
Frekuensi Normal
Retensi
Inkontinensia

Sistem Pencernaan :
Intake cairan kurang Untuk intake cairan normal
Mual/ muntah Tidak ada
Nyeri perut Tidak ada
Muntah darah Tidak ada
Flatus Tidak ada
Distensi abdomen Tidak ada
Colostomy Tidak ada
Diare Tidak ada
Konstipasi Tidak ada
Bising usus Tidak ada
Terpasang sonde Tidak ada
Riwayat Pengobatan :
Alergi obat : tidak ada alergi obat
Jenis obat yang dikonsumsi :-

F. Pengkajian Lingkungan:

1. Ventilasi :  < 10% luas lantai 10% luas lantai


2. Pencahayaan :  Baik Kurang
3. Lantai :  Semen Tegel Keramik
Tanah Lainnya,..............................................
4. Kebersihan rumah :  Baik Kurang
5. Jenis bangunan :  Permanen Semi permanen Nonpermanen
6. Air untuk keperluan sehari-hari
1) Sumber air untuk keperluan minum:
PDAM Sumur
Sungai  Air isi ulang
2) Sumber air untuk keperluan mandi dan cuci:
PDAM  Sumur
Sungai Air mineral

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


42

3) Jarak sumber air dengan pembuangan limbah keluarga/septic tank:


 <10 meter >10 meter
4) Tempat penampungan air sementara:
 Bak Ember
Gentong Lain-lain........................
5) Kondisi tempat penampungan air:
Tertutup  Terbuka
6) Kondisi air:
Berasa Berwarna
Berbau Ada endapan
 Tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna

7. Sampah Keluarga
1) Pembuangan sampah:
 TPU Sungai Ditimbun
Dibakar Sembarang tempat
2) Apakah rumah memiliki tempat penampungan sampah sementara ?
 Ya Tidak
3) Bila ya bagaiman kondisisnya ?
Tertutup  Terbuka
4) jarak tempat penampungan sampah dengan rumah ?
 <5 meter >5meter

8. Sistem pembuangan kotoran :


1) Tempat Keluarga buang hajat(BAK/BAB) :
 Jamban(WC) Sungai Sembarang tempat
2) Apabila memiliki jamban,jenisnya apa :
Cemplung  Leher angsa Plengseran
3) Pembuangan air limbah :
Resapan  Got Sembarang tempat

9. Hewan peliharaan / ternak


1) Apakah memiliki hewan peliharan/ ternak ?
Ya  Tidak ada

Perawat yang mengkaji:

Nama : Ira Sinta Tgl :22 Juni 2021 pkl :14.30 wib

CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

II. Analisa Data


No Data Penunjang Masalah Penyebab

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


43

1 DS : Ny.R tidak tau manfaat dari Defisit pengetahuan keluarga Kurang terpapar
tentang cara perawatan/
Fe yang diberikan oleh bidan informasi
pemenuhan gizi ibu hamil
DO : - Ny.R tanpak bingung
- Ny.R tidak dapat
menjawab ketika
perawat bertanya
tentang cara apa
manfaat dari
mengkonsumsi Fe

III. Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga


Kriteria Skore Pembenaran
Sifat Masalah (Bobot 1) 3/3x1=1 Kurangnya pengetahuan
Skala:
keluarga
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Pontensial
Kemungkinan Masalah 2/ 2 x 2 = 2 Dengan memberikan
Dapat Diubah (Bobot 2)
informasi
Skala:
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Rendah
Pontensial Masalah 2 / 3 x 1 = 2/3 Keluarga akan mengingatkan
Untuk Dicegah (Bobot 1) untuk rutin mengkonsumsi Fe
Skala:
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah 2/2x1=1 Keluarga menyadari Ny.R
(Bobot 1)
mempunyai masalah
2 : Berat, Segera
Kesehatan
ditangani
1 : Tidak Perlu Segera
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 2
4
3

IV. Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skore

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


44

1. Masalah Keparawatan : Defisit pengetahuan keluarga 2


4
tentang anemia pada ibu hamil berhubungan dengan 3
kurang terpaparnya informasi

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


45

V. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tujuan Khusus Kriteria Standart Hasil Intervensi Keperawatan


Defisit pengetahuan keluarga anemia pada Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1. Keluarga memahami pengertian
ibu hamil berhubungan dengan kurang 1 x kunjungan rumah di harapkan anemia Observasi
terpaparnya informasi keluarga mengetahui tentang anemia 2. Keluarga memahami penyebab 1. Identifikasi pemahaman keluarga tentang anemia
pada iu hamil dan pentingya pemberian penyebab Terapeutik
Fe 3. Keluarga memahami tanda dan 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
gejala anemia 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Keluarga memahami 4. Berikan kesempatan untuk bertanya.
komplikasi anemia Edukasi
5. Keluarga memahami 5. Jelaskan pengertian anemia, penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan anemia komplikasi
6. Jelaskan pentingnya pemeriksaan kehamila
7. Jelaskan pentingnya pemberian Fe

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


46

VI. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga

Hari/Tanggal Pukul Implementasi Evaluasi


Observasi
1. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang anemia pada
ibu hamil
Terapeutik
2. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
tentang anemia pada ibu hamil
3. Melakukan kontrak waktu tentang pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
4. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi
5. Menjelaskan anemia pada ibu hami, tanda dan gejala,
komplikasi
6. Jelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan
7. Menjelaskan nutrisi yang baik pada ibu hamil
8. Menjelaskan pentingnya pemberian Fe

Format Pengkajian ASKEP Keluarga (STIkes Eka Harap Palangka Raya)


47

Apa saja za-zat Nutrisi yang


penting bagin Ibu hamil?
Nutrisi Ibu Karbohidrat : beras, kentang, bihun,
pasta, roti, makaroni, krackers, dll
Hamil Protein : ayam, ikan, daging, telur,
hati, keju, susu, kacang -
kacangan, tahu, tempe.
Lemak dan Omega 3 : Minyak
jagung, minyak kelapa, ikan

salmon, sarden, dantuna


segar.
Zat besi : daging merah, kuning
telur
Asam folat brokoli, kacang hijau,
jeruk, tomat, pisang, anggur hijau
Kalsium sayuran, susu, kacang-
DISUSUN OLEH : kacangan, roti dan ikan
Vitamin A, D, E, K : sayuran hijau,
IRA SINTA
Apa itu Nutrisi? minyak sayur, hati ikan, kacang
2020.01.14901.016 kedelai, telur,
Nutrisi adalah Zat-zat yang diperlukan mentega, hati, keju, dan susu.
tubuh untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk
STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA berlangsungnya fungsi normal setiap
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN organ dan jaringan tubuh.
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2020/2021
48
49

Pesan penting bagi Ibu Hamil

Ibu hamil harus lebih banyak makan dan


Kebutuhan Nutrisi Trimester 1 Kebutuhan Nutrisi Trimester 3 minum daripada saat tidak hamil.
Bila nafsu makan berkurang, makanlah
Makanan hendaknya dipilih yang mudah Trimester ini adalah trimester terakhir
makanan yang segar seperti buah-
dicerna. Buah-buahan segar dan kehamilan dimana janin ibu sedang dalam
buahan.
sayuranhijau biasanya dapat mengurangi tahap penyempurnaan dan akan semakin
Jangan lupa memeriksakan diri di
rasa mual. bertambah besar sampai memenuhi
puskesmas atau dokter spesialis
Porsi makanan sedikit, tetapi dengan rongga Rahim. Pada trimester 3 dibutuhkan
kandungan dan kebidanan secara teratur
frekuensi sering. Bila kurang selera nutrisi seperti nasi, jagung, kentang, dan
agar ibu dan janinnya tetap sehat.
makan nasi, dapat diganti dengan umbi-umbian untuk pertumbuhan janin dan
plasenta
kentang, macaroni, mie atau
jajanan lain yang bergizi.

Dampak dari Kekurangan Nutrisi


Kebutuhan Nutrisi Trimester 2 bagi Ibu Hamil
Hendaknyalebihbanyak memakan bahan
makanan sumber protein
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) TERIMA KASIH
sepertiikan,daging, telur, kacang- Cacat bawaan
kacangandanhasil olahannyaseperti
tempe, tahu, dan lain-lain. Rendahnya kemampuan belajar pada
anak dikemudian hari
Kematian perinatal.
50

Anda mungkin juga menyukai