Anda di halaman 1dari 13

Tugas Surveilans Kesehatan Masyarakat

Surveilans Malaria

Nama Kelompok 5 :
• Namira 181000021
• Girik Mentari 181000022
• Ezy Pratama Putri 181000028
• Theressa florida 181000029
• Deli Febrina Br Manik 181000036
• Emilia Angreni Manalu 181000037
• Laili Tsani Utami 181000054
• Bertila Sindi Zamili 181000064
• Sarah Dwiwannuri 181000070
• Akisumiati.P 181000086
• Stephanie Berliana Lumban Gaol 181000090
• Ririn Derisma 181000093
Definisi dan sejarah malaria

Menurut sejarah kata “malaria” berasal dari bahasa Italia yang


terdiri dari dua suku kata, “mal dan aria” yang berarti udara yang
jelek.,orang Italia pada masa dahulu mengira bahwa penyakit ini
penyebabnya ialah musim dan udara yang jelek.

Sejarah malaria di dunia terbagi 3 yaitu :


1. Sejarah Kuno (2700 S.M-340 M)
2. Sejarah Kina (Awal Abad 17)
3. Penemuan Parasit Malaria (Era Baru 1880)
• Pengertian Surveilans

Upaya/sistem/mekanisme yang dilakukan secara terus menerus dari suatu kegiatan


pengumpulan, analisi, interpretasi,dari suatu data spesifik yang digunakan untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program ( Manajemen program
kesehatan).

• Pengertian Surveilans Malaria

Kegiatan yang dilakukan terus menerus, teratur dan sistematis dalam


pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data malaria untuk
menghasilkan informasi yang akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat
disesuaikan dengan kondisi setempat (Menkes, 2007).
Penyebab Malaria
Disebabkan oleh parasit Plasmodium yang disebarkan oleh
gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah gigitan nyamuk
tersebut, parasit masuk ke dalam tubuh dan menempati organ
hati, di mana parasit dapat tumbuh dan berkembang biak.
Berdasarkan WHO (2015) terjadinya malaria pada manusia
disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium
malariae, Plasmodium ovale dan Plasmodium knowlesi.
Tujuan surveilans malaria

1. Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di puskesmas dan


unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah
KLB malaria.
2. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat .
3. Penanggulangan KLB malaria secara dini.
4. Mendapatkan trend penyakit malaria dari waktu ke waktu
5. Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut
orang tempat dan waktu
Langkah- Langkah Surveilans Malaria
1. Pengumpulan data kasus malaria
2. Pengolahan data
3. Analisis dan interpretasi
4. Distribusi informasi surveilans
PREVALENSI MALARIA DI INDONESIA
Gambar diatas menunjukkan peravalensi kasus penyakit malaria pada tahun
2009 yang paling tertinggi adalah daerah Papua Barat 27,65 per 1000
penduduk. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-
2014 pengendalian malaria merupakan salah satu penyakit yang ditargetkan
untuk menurunkan angka kesakitannya dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk.
Dari gambar diatas angka kesakitan malaria (API) tahun 2009 adalah 1,85 per
1000 penduduk, sehingga masih harus dilakukan upaya efektif untuk
menurunkan angka kesakitan 0,85 per 1000 penduduk dalam waktu 4 tahun,
agar target Rencana Strategis Kesehatan Tahun 2014 tercapai.
Pelaksanaan Surveilans Malaria di Indonesia
Pelaksanaan surveilans malaria diIndonesia masih mengalami hambatan-
hambatan. Hal-hal yang menjadi hambatan dalam sistem surveilans malaria dan
kesenjangan dalam sistem surveilans malaria yaitu:
1) Belum adanya bentuk peraturan daerah tentang malaria, guna mendukung
pelaksanaan eliminasi malaria di daerah.
2) Kurangnya koordinasi lintas bidang, lintas program, dan lintas sektor yang
mengakibatkan kurangnya ketersediaan informasi sebagai sarana
pendukung dan penunjang program.
3) Kurangnya SDM kesehatan untuk melakukan analisis terhadap sistem
surveilans malaria.
4) Mobilisasi penduduk yang tinggi menyulitkan petugas untuk melakukan
pemantauan dan pengawasan terutama dalam deteksi kasus.
5) Sistem informasi yang kurang memadai guna penyampaian informasi yang
cepat.
6) Kemitraan dengan berbagai pihak, pemerintah, swasta termasuk lembaga
swadaya masyarakat.
PERATURAN TENTANG SURVEILANS MALARIA

• Pemerintah pusat melalui Menteri Kesehatan telah mengeluarkan


PerMenKes Nomor 1116 tahun 2003 tentang surveilans epidemiologi.
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 Tahun 2009 tentang
eliminasi malaria di Indonesia
• Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:275/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Surveilans Malaria.
KEGIATAN KEGIATAN SURVEILANS MALARIA

Kegiatan surveilans malaria terbagi menjadi 3 periode yaitu:


• Surveilans Periode Peringatan Dini
Suatu kegiatan untuk memantau secara teratur perkembangan penyakit malaria di suatu
wilayah dan mengambil tindakan pendahuluan untuk mencegah timbulnya Kejadian Luar
Biasa (KLB).

• Periode KLB
Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam periode dimana kasus malaria menunjukkan
proporsi kenaikan dua kali atau lebih dari biasanya/sebelumnya dan terjadi peningkatan
yang bermakna baik penderita malaria klinis maupun penderita malaria positif atau
dijumpai keadaan penderita Plasmodium falciparum dominan atau ada kasus bayi positif
baik disertai ada kematian karena atau diduga malaria dan adanya keresahan masyarakat
karena malaria.

• Paska KLB
Kegiatan sama seperti pada periode Peringatan Dini. Monitoring dilakukan dengan cara
pengamatan rutin atau melakukan survei secara periodik pada lokasi KLB (MFS atau
MS), juga melakukan survei vektor dan lingkungan.
Contoh Kasus Dan Surveilans Malaria
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Andi
Muhadir mengatakan prevalensi penyakit malaria di Indonesia masih tinggi, mencapai
417.819 kasus positif pada 2012.
Andi mengatakan saat ini 70 persen kasus malaria terdapat di wilayah Indonesia
Timur, terutama di diantaranya Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi
dan Nusa Tenggara.
Wilayah endemik malaria di Indonesia Timur, ujar Andi, tersebar di 84 kabupaten/kota
dengan jumlah penduduk berisiko 16 juta orang. Andi menjelaskan faktor geografis yang
sulit dijangkau dan penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan beberapa
penyebab sulitnya pengendalian malaria di wilayah itu.
Untuk itu, menurut Andi, pihaknya terus melakukan terobosan untuk mengatasi
malaria di wilayah tersebut, diantaranya dengan melakukan pemeriksaan darah massal
dan membagikan kelambu berinsektisida kepada masyarakat. Selain itu, pihaknya juga
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan pos malaria desa yang
jumlahnya kini mencapai 1.325 pos, ujar Andi. “Jadi dulu kita hanya menunggu
penderitanya di puskesmas, sekarang kita aktif surveillance dan kemudian kita langsung
layani dan diberikan pengobatan. Perlu dicatat obatnya sendiri gratis, jadi tidak ada
persoalan. Jadi kita akan melakukan pemeriksaan seluruhnya,” ujarnya di Kementerian
Kesehatan, Selasa (23/4).
Daftar Pustaka
• Rusdi.2013.DEVELOPMENT OF MALARIA SURVEILLANCE SYSTEM ON MALARIA
ELIMINATION IN BANGKA TENGAH DISTRICT 2013.(hlm.6-8).
Sumedang:Universitas Padjajaran.
• Roosihermiatie,Betty,,dkk.2015.Analysis of Implementation The Policy on Malaria
Elimination in Indonesia.(hlm.279).Depok:Universitas Indonesia.
https://docplayer.info/amp/71262632-2-1-pengertian-tujuan-dan-jenis-surveilans-epidemiologi-
pengertian-surveilans.html
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 27/MENKES/SK/III/2007 tentang
Pedoman Surveilans Malaria
• Sinta,Defenisi dan Sejarah
Malaria,.https://unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/d01f0777e73266db53b0620154113bf3.pdf
diakses pada tanggal (3 maret 2020)
• Menkes. 2007. Pedoman Surveilans Malaria Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20275%20ttg%20Pedoman
%20Surveilans%20Malaria.pdf.
• Kementerian Kesehatan RI. 2011. Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses
pada tanggal 3 Maret 2020 dari https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-malaria.pdf
• WHO, 2015. World Malaria Report 2015. [pdf] Geneva: World Health Organization. Tersedia di:
http://www.who.int/malaria/publications/world-malaria-report-2015/report/en/ [15 Juni 2016].

Anda mungkin juga menyukai