Surveilans Malaria
Nama Kelompok 5 :
• Namira 181000021
• Girik Mentari 181000022
• Ezy Pratama Putri 181000028
• Theressa florida 181000029
• Deli Febrina Br Manik 181000036
• Emilia Angreni Manalu 181000037
• Laili Tsani Utami 181000054
• Bertila Sindi Zamili 181000064
• Sarah Dwiwannuri 181000070
• Akisumiati.P 181000086
• Stephanie Berliana Lumban Gaol 181000090
• Ririn Derisma 181000093
Definisi dan sejarah malaria
• Periode KLB
Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam periode dimana kasus malaria menunjukkan
proporsi kenaikan dua kali atau lebih dari biasanya/sebelumnya dan terjadi peningkatan
yang bermakna baik penderita malaria klinis maupun penderita malaria positif atau
dijumpai keadaan penderita Plasmodium falciparum dominan atau ada kasus bayi positif
baik disertai ada kematian karena atau diduga malaria dan adanya keresahan masyarakat
karena malaria.
• Paska KLB
Kegiatan sama seperti pada periode Peringatan Dini. Monitoring dilakukan dengan cara
pengamatan rutin atau melakukan survei secara periodik pada lokasi KLB (MFS atau
MS), juga melakukan survei vektor dan lingkungan.
Contoh Kasus Dan Surveilans Malaria
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Andi
Muhadir mengatakan prevalensi penyakit malaria di Indonesia masih tinggi, mencapai
417.819 kasus positif pada 2012.
Andi mengatakan saat ini 70 persen kasus malaria terdapat di wilayah Indonesia
Timur, terutama di diantaranya Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi
dan Nusa Tenggara.
Wilayah endemik malaria di Indonesia Timur, ujar Andi, tersebar di 84 kabupaten/kota
dengan jumlah penduduk berisiko 16 juta orang. Andi menjelaskan faktor geografis yang
sulit dijangkau dan penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan beberapa
penyebab sulitnya pengendalian malaria di wilayah itu.
Untuk itu, menurut Andi, pihaknya terus melakukan terobosan untuk mengatasi
malaria di wilayah tersebut, diantaranya dengan melakukan pemeriksaan darah massal
dan membagikan kelambu berinsektisida kepada masyarakat. Selain itu, pihaknya juga
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan pos malaria desa yang
jumlahnya kini mencapai 1.325 pos, ujar Andi. “Jadi dulu kita hanya menunggu
penderitanya di puskesmas, sekarang kita aktif surveillance dan kemudian kita langsung
layani dan diberikan pengobatan. Perlu dicatat obatnya sendiri gratis, jadi tidak ada
persoalan. Jadi kita akan melakukan pemeriksaan seluruhnya,” ujarnya di Kementerian
Kesehatan, Selasa (23/4).
Daftar Pustaka
• Rusdi.2013.DEVELOPMENT OF MALARIA SURVEILLANCE SYSTEM ON MALARIA
ELIMINATION IN BANGKA TENGAH DISTRICT 2013.(hlm.6-8).
Sumedang:Universitas Padjajaran.
• Roosihermiatie,Betty,,dkk.2015.Analysis of Implementation The Policy on Malaria
Elimination in Indonesia.(hlm.279).Depok:Universitas Indonesia.
https://docplayer.info/amp/71262632-2-1-pengertian-tujuan-dan-jenis-surveilans-epidemiologi-
pengertian-surveilans.html
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 27/MENKES/SK/III/2007 tentang
Pedoman Surveilans Malaria
• Sinta,Defenisi dan Sejarah
Malaria,.https://unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/d01f0777e73266db53b0620154113bf3.pdf
diakses pada tanggal (3 maret 2020)
• Menkes. 2007. Pedoman Surveilans Malaria Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20275%20ttg%20Pedoman
%20Surveilans%20Malaria.pdf.
• Kementerian Kesehatan RI. 2011. Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses
pada tanggal 3 Maret 2020 dari https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-malaria.pdf
• WHO, 2015. World Malaria Report 2015. [pdf] Geneva: World Health Organization. Tersedia di:
http://www.who.int/malaria/publications/world-malaria-report-2015/report/en/ [15 Juni 2016].