Anda di halaman 1dari 27

JAMBAN SEHAT

I. PENDAHULUAN

Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki

setiap masyarakat sebenarnya,masyarakat sadar dan mengerti arti

pentingnya mempunyai jamban sendiri di rumah. Alasan utama

yangselalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai saat ini belum

memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belummempunyai uang

melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di

setiap rumah tangga bukansemata faktor ekonomi, Tetapi lebih

kepada adanya kesedaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup

sehat (PHBS), jamban pun tidak harus mewah dengan biaya yang

mahal.

Cukup yang sederhana saja disesuaikan dengan kemampuan

ekonomi rumag tangga. Buat apa jamaban yang mewah sementara

perilaku buang air besar (BAB) masih tetap sembarangan. Ada faktor

lain yang menyebabkan masyarakat untuk membuat atau membangun

jamban yaitu ketergantungan pada bantuan pemerintah dalam hal

membangun jamban. Hal ini merupakan bagian dari kesalahan masa

lalu dalam penerapan kebijakan yang justru cenderung memanjakan

masyarakat. Program pembangunan jamban yang dilakukan selama ini

kurang optimal khususnya dalam membangun perubahan masyarakat.

pendekatan yang dilakukan mempunyai karakttreistik yang

berorientasi kepada konstruksi atau bangunan fisik jamban saja,tanpa

ada upaya pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
memadai selain itu desain jamban yang dianjurkan seringkali mahal

bagi keluarga miskin. Subsidi proyek tidak efektif menjangkau

kelompok masyarakat miskin. jamban dibangun, tetapi seringkali

tidak digunakan masyarakat.


II. JAMBAN SEHAT

A. Pengertian

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk

membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut

tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. ( Kusnoputranto,

1997 )

Jamban adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat

sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran

manusia dan mengganggu estetika. ( Josep Soemardi, 1999 )

B. Kerugian tidak memiliki jamban

Dengan masih adanya masyarakat di sutau wilayah yang BAB

sembarangan, maka wilayah tersebut terancam beberapa penyakit

menular yang berbasis lingkungan diantaranya :


Penyakit Cacingan,
Cholera (muntaber),
Diare,
Typus,
Disentri,
Paratypus,
Polio,
Hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya.

Semakin besar persentase yang BAB sembarangan maka

ancaman penyakit itu semakin tinggi itensitasnya. Keadaan ini sama

halnya dengan fenomena bom waktu, yang bisa terjadi ledakan

penyakit pada suatu waktu cepat atau lambat.

Sebaiknya semua orang BAB di jamban yang memenuhi syarat,

dengan demikian wilayahnya terbebas dari ancaman penyakit penyakit

tersebut. Dengan BAB di jamban banyak penyakit berbasis lingkungan

yang dapat dicegah, tentunya jamban yang memenuhi syarat

kesehatan. Kalau membahas soal jamban maka tentunya harus


lengkap dengan sarana Air Bersih untuk menunjang keberlangsungan

pemanfaatan jamban.

C. Syarat-Syarat Jamban Sehat

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam

membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan.

Berikut syarat-syarat tersebut:

1. Tidak mencemari air

Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar

lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika

keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan

dengan tanah liat atau diplester.

Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter


Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air

kotor dari lubang

kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam

selokan, empang, danau, sungai, dan laut


2. Tidak mencemari tanah permukaan
Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun,

pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.


Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang

galian.

3. Bebas dari serangga


Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya

dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah

bersarangnya nyamuk demam berdarah


Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

menjadi sarang nyamuk


Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah

yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya


Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus

ditutup setiap selesai digunakan


Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa

harus tertutup rapat oleh air


Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa

ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran


Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

Pembersihan harus dilakukan secara periodic


5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding

lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong

anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di daerah

setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi

pemakainya
Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran
Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke

saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran


Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran

karena jamban akan cepat penuh


Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati.

Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan

kemiringan minimal 2:100


7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
Jamban harus berdinding dan berpintu
Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

Penentuan jarak tergantung pada :

a. Keadaan daerah datar atau lereng;


b. Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam;
c. Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah

liat atau kapur.

Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi

daya peresapan tanah. Di

Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan

lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.

Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

a. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di

sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin

dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15


meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak

sumur.
b. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi

yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka

hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari

permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.


c. Mudah dan tidaknya memperoleh air.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah jamban:

a. Ruangan cukup leluasa untuk bergerak.

b. cahaya dalam ruangan cukup terang.

c. lubang pertukaran hawa cukup.

d. lantai tidak licin.

D. Manfaat jamban sehat

a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut


b. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
c. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
d. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan

binatang-binatang lainnya
e. Tidak menimbulkan bau
f. Mudah digunakan dan dipelihara
g. Sederhana desainnya
h. Murah
i. Dapat diterima oleh pemakainya

E. Kriteria jamban sehat

Jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau

syarat Sanitasi adalah sebagai berikut :


1. Kotoran tidak dapat dijangkau oleh binatang penular penyakit,

seperti : Kecoa, tikus,

lalat dll.

2. Tidak menimbulkan bau

3. Kotoran ditempatkan disuatu tempat, tidak menyebar ke mana

mana

4. Tidak mencemari sumber air bersih

5. Tidak menggangu pemandangan/estetika

6. Aman digunakan

Untuk memenuhi syarat no.1 dan 3, maka kotoran ditempatkan di

satu tempat, bisa lobang jamban atau septik tank, ukuran volumenya

disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah pemakai. Untuk memenuhi

syarat no 1 dan 2, maka digunakan kloset yang dilengkapi leher

angsa, dimana pada leher angsa akan tergenang air utnuk mencegah

bau yang timbul dari lobang jamban atau septic tank, dan mencegah

masuknya binatang binatang seperti lalat, kecoa, nyamuk, tikus dll.

Untuk memenuhi syarat no. 4 , dalam membuat jamban terutama

lokasi lobang jamban atau septic tank atau lobang resapan dibuat

sejauh mingkin dari sumber air yang ada misalnya Sumur Gali dsbnya,

atau setidak tidaknya tidak kurang dari 10 meter jarak antara sumur

dan lobang jamban. Sedangkan untuk memenuhi syarat no 5 dan 6 ,

hendaknya jamban dibuat dari bahan bahan yang memadai baik

kekuatannya maupun konstruksinya dibuat sedemikan rupa agar

kelihatan indah dan rapi.


Jangan lupa pemeliharaan jamban perlu dibiasakan setiap hari,

misalnya membersihkan dan menyikat lantai agar tidak licin,

menguras bak air agar terhindar dari penyakit Demam Berdarah

Dengue, siram kloset dengan air secukupnya setelah digunakan, tidak

membuang sampah, puntung rokok, pembalut wanita, air sabun,

lisol kedalam kloset.

Secara konstruksi kriteria diatas dalam prakteknya mempunyai

banyak bentuk pilihan, tergantung jenis material penyusun maupun

bentuk konstruksi jamban. Pada prinsipnya bangunan jamban dibagi

menjadi 3 bagian utama, bangunan bagian atas (rumah jamban),

bangunan bagian tengah (slab/dudukan jamban), serta bangunan

bagian bawah (penampung tinja).

1. Rumah jamban (bangunan bagian atas)

Bangunan bagian atas bangunan jamban terdiri dari atap, rangka

dan dinding. Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi

masyarakat setempat.

Beberapa pertimbangan pada bagian ini antara lain :

- Sirkulasi udara yang cukup

- Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar

- Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim

panas maupun musim hujan)

- Kemudahan akses di malam hari

- Disarankan untuk menggunakan bahan local

- Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk

cuci tangan
2. Slab / dudukan jamban (bangunan bagian tengah)

Slab berfungsi sebagai penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi

dengan tempat berpijak. Pada jamban cemplung slab dilengkapi

dengan penutup, sedangkan pada kondisi jamban berbentuk bowl

(leher angsa) fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan air yang

secara otomatis tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari bahan yang

cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-bahan yang

digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu,

beton, bambu dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya.

Selain slab, pada bagian ini juga dilengkapi dengan abu atau air.

Penaburan sedikit abu ke dalam sumur tinja (pit) setelah digunakan

akan mengurangi bau dan kelembaban, dan membuatnya tidak

menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Sedangkan air dan sabun

digunakan untuk cuci tangan.

Pertimbangan untuk bangunan bagian tengah:


Terdapat penutup pada lubang sebagai pelindung terhadap

gangguan serangga atau

binatang lain.

Dudukan jamban dibuat harus mempertimbangkan faktor

keamanan (menghindari licin,

runtuh, atau terperosok).

Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan

timbulnya bau.
Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup.

3. Penampung tinja (bangunan bagian bawah)

Penampung tinja adalah lubang di bawah tanah, dapat berbentuk

persegi, lingkaran, bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung

pada kondisi tanah dan permukaan air tanah di musim hujan. Pada

tanah yang kurang stabil, penampung tinja harus dilapisi seluruhnya

atau sebagian dengan bahan penguat seperti anyaman bambu, batu

bata, ring beton, dan lain lain.

Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah antara lain:

Daya resap tanah (jenis tanah)


Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan
Ketinggian muka air tanah
Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan

terhadap sumber air minum (lebih baik diatas 10 m)


Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman

lubang/kapasitas)
Diutamakan dapat menggunakan bahan local
Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole

Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh

pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk

memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada

akses ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada

jamban (sehat) harus mencapai 100% pada seluruh komunitas.

Keadaan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah Open Defecation

Free (ODF).

Suatu masyarakat disebut ODF jika :

Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya di jamban

yang sehat dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban

yang sehat (termasuk di sekolah)


Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh

masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat


Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk

mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat


Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total

Sanitasi

Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang Air

Besar Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan

mencapai tahap yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan

dicapai jika semua masyarakat di suatu komunitas, telah:

Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat


Mencuci tangan pakai sabun dan benar saat sebelum makan,

setelah BAB, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak

dan sebelum menyiapkan makanan


Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).

Untuk menentukan suatu komunitas telah mencapai status ODF,

dilakukan dengan proses verifikasi.

F. Cara memelihara jamban sehat :

a) Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air


b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam

keadaan bersih
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d) Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
f) Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
g) Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas

penyakit.
h) Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau

ke dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif.


i) Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset

tidak cepat rusak.


j) Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air

misal : kertas, kain bekas, dll.

G. Pengetahuan Dan Tindakan Masyarakat Dalam Pemanfaatan

Jamban Keluarga .

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada

pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah

kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana

pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya

tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang

biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi,

kebudayaan dan pendidikan.

Tempat jamban dapat dipilih yang baik, sehingga bau dari

jamban tidak tercium. Secara tersendiri dan ditempatkan di luar atau

di dalam rumah dan berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5

keluarga, atau untuk melayani orang-orang di tempat-tempat umum

(terminal, bioskop, dan sebagainya).

Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena

merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah

dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti

diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu

dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau

busuk serta estetika.


Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA

(jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka

melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.

Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya

disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang

tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher

angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik,

sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika

jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.

Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik adalah lantai

jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air, bersihkan

jamban secara teratur sehingga ruang jamban selalu dalam keadaan

bersih, didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak ada

serangga(kecoa, lalat) dan tikus berkeliaran, tersedia alat pembersih

dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.

H. Daftar Pustaka

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Cet. ke-2,

Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.

Mutiara, Jakarta.
Kusnoputranto, H, 2000. Kesehatan Lingkungan, FKM-UI Jakarta

Dr. Candra Budiman. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta : EGC.

2006

H.M Soeparman, MSc dan Suparmin, SST. Pembuangan tinja dan

limbah cair: suatu pengantar.

Jakarta : EGC. 2001

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Jamban Sehat

Waktu Pertemuan : 30 menit

Tanggal : 1 oktober 2014

Tempat : Balai desa

Sasaran : Masyarakat desa


Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Presentelator : Angelia Yolanda

1.Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30

menit diharapkan audien memahami Jamban Sehat

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

a) Audien Dapat Menjelaskan Jamban Sehat


b) Audien Dapat Kerugian Tidak Memiliki Jamban Sehat
c) Audien Dapat Menjelaskan Syarat Syarat Jamban Sehat
d) Audien Dapat Meningkatkan Manfaat Jamban Sehat
e) Audien Dapat Menjelaskan Pengetahuan dan Tindakan

Masyarakat dalam Pemanfaatan Jamban Keluarga


f) Audien Dapat Meningkatkan Cara Memelihara Jamban Sehat
g) Audien Dapat Menjelaskan Kriteria Jamban Sehat

3. Sub Pokok Pembahasan

a) Pengertian Jamban Sehat


b) Kerugian tidak memiliki jamban sehat
c) Syarat syarat jamban sehat
d) Manfaat Jamban sehat
e) Kriteria jamban sehat
f) Cara memelihara jamban sehat
g) Pengetahuan dan tindakan masyarakat dalam pemanfaatan

jamban keluarga

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


N Wakt Kegiatan
Tahap Penyuluhan Peserta
o u
1. Pembukaa 5 Mengucap salam Menjawab
Memperkenalkan Mendengarkan
n dan menit
Mengemukakan
diri
perkenala
Apersepsi pendapat
n Menjelaskan Mendengarkan

tujuan dan

penyuluhan memperhatikan

2. Inti 15 Menjelaskan Memperhatikan


Mengajukan
menit pengertian
pertnyaan
jamban sehat
Mengemukakan
Memberikan
pendapat
kesempatan
Mendengarkan
peserta untuk

bertanya
Memberikan

kesempatan

peserta lain

untuk menjawab
Memberikan

reinforcement

positif
Menjelaskan

kerugian

memiliki jamban

sehat
Menjelasakan
syarat syarat

jamban sehat
Menjelaskan

manfaat jamban

sehat
Menjelaskan

criteria jamban

sehat
Menjelaskan

cara memelihara

jamban sehat
Menjelaskan

penegtahuan dan

tindakan

masyarakat

dalam

pemanfaatan

jamban keluarga

3. Evaluasi 7 Menayakan Bersama sama

menit kembali isi menyimpulkan


Menjawab
materi yang telah
pertanyaan
disampaikan
Menyimpulkan isi

materi,

pertanyaan-

pertanyaan
audien
4. Penutup 3 Ucapan Memperhatikan

menit terimakasih dan dan

salam penutup mendengarkan


Menjawab

salam

METODE :

1. Ceramah
2. Tanya Jawab

MEDIA / ALAT BANTU :

1. Leaflet
2. Flip chard
EVALUASI

PERTANYAAN ESAY :

1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan jamban sehat ?


2. Apa kerugian jika tidak memiliki jamban yang sehat ?
3. Sebutkan manfaat jamban sehat ?
4. Bagaimana cara memelihara jamban sehat ?
5. Sebutkan criteria jamban sehat ?

PERTANYAAN OBJEKTIF

1. Berikut adalah jenis penyakit akibat BAB sembarangan , kecuali

.
a. Muntaber c. disentri
b. Diare d. nyeri otot
2. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air

dan lokasi jamban berkisar antara .


a. 8 s/d 15 meter c. 8 s/d 16 meter
b. 7 s/d 15 meter d. 6 s/d 16 meter
3. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah

jamban

a. Ruangan cukup leluasa untuk bergerak.

b. cahaya dalam ruangan gelap.


c. lubang pertukaran hawa tidak cukup.
d. lantai licin.

4. Yang harus berhati hati terhadap jamban yang tidak sehat ialah

a. Orang tua c. semua lapisan masyarakat

b. Anak anak d. Dinas kesehatan

5. berikut pemeliharaan jamban yang baik adalah

a. Adanya genangan air c. tersedia alat pembersih

b. Adanya serangga d. lantai jamban licin

6. Apakah penting buang air besar di jamban

a. tidak c. penting

b. sangat penting d.kurang penting

7. Jamban adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat

sehingga tidak

menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan

mengganggu estetika adalah pengertian dari

a. Kusnoputranto, 1997 c. Depkes RI, 1985

b. Josep Soemardi, 1999 d. WHO

8. Slap / dudukan jamban berfungsi untuk

a. Penutup sumur tinja

b. keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya

c. menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam

tanah

d. wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia


9. Mengapa kita harus menggunakan jamban, kecuali

a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau

b. mencemari sumber air yang ada di sekitamya.

c. mengundang datangnya lalat atau serangga

d. mencemari tanah di sekitarnya

10. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jarak

jamban dan sumber air bersih adalah

a. kondisi daerah datar atau miring

b. Tinggi rendahnya permukaan air

c. arah aliran air tanah

d. semuanya betul

KUNCI JAWABAN
PERTANYAAN ESAY :

1. Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang

dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan

dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu

penyakit serta tidak mengotori permukaan.


2. Dengan masih adanya masyarakat di sutau wilayah yang BAB

sembarangan, maka wilayah tersebut terancam beberapa penyakit

menular yang berbasis lingkungan diantaranya :


Penyakit Cacingan,
Cholera (muntaber),
Diare,
Typus,
Disentri,
Paratypus,
Polio,
Hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya.

Semakin besar persentase yang BAB sembarangan maka

ancaman penyakit itu semakin tinggi itensitasnya. Keadaan ini sama

halnya dengan fenomena bom waktu, yang bisa terjadi ledakan

penyakit pada suatu waktu cepat atau lambat.

3. > Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut

> Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

> Tidak mengotori air tanah di sekitarnya

> Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan

binatang-binatang lainnya

> Tidak menimbulkan bau

> Mudah digunakan dan dipelihara

> Sederhana desainnya

> Murah

> Dapat diterima oleh pemakainyA


4. > Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air

> Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam

keadaan bersih

> Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

> Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran

> Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)

> Bila ada kerusakan segera diperbaiki.

> Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas

penyakit.
> Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke

dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif.

> Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset

tidak cepat rusak.

> Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air

misal : kertas, kain bekas, dll.


5. > Kotoran tidak dapat dijangkau oleh binatang penular penyakit,

seperti : Kecoa, tikus, lalat dll.

> Tidak menimbulkan bau

> Kotoran ditempatkan disuatu tempat, tidak menyebar ke mana

mana

> Tidak mencemari sumber air bersih

> Tidak menggangu pemandangan/estetika

> Aman digunakan

PERTANYAAN OBJEKTIF

1. D 6. B
2. A 7. B
3. A 8. A
4. C 9. A
5. C 10. D

Anda mungkin juga menyukai