Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENERAPAN HIGIENITAS DAN SANITASI DI STARBUCKS


CENTRAL PARK MALL JAKARTA

Diajukan Untuk Mendapatkan Nilai Ujian Akhir Semester

Dosen Pembimbing
Bpk. Asep Syaiful Bahri SP. M.SI

Disusun oleh :

Freina Wijaya - 31170101


Veren Valeria - 31170123
Natalia Lie - 31170102
Shania Laurent

UNIVERSITAS AGUNG PODOMORO


FAKULTAS SOSIAL
BISNIS PERHOTELAN
2019/2020
i
Kata Pengantar

Pertama - tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga berterimakasih kepada Bpk. Asep Syaiful Bahri SP. M.SI. karena
telah memberikan penulis tugas makalah ini, sehingga penulis menyadari dari
proses pembuatan ini penulis mendapatkan ilmu yang belum penulis dapatkan
sebelumnya, dengan begitu penulis juga menambah wawasan mengenai makalah
dan pengetahuan yang lebih dala mengenai Higienitas dan Sanitasi. Kami juga
berterima kasih kepada Bpk. Asep Syaiful Bahri SP. M.SI, yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan saran dan pengarahan dalam proses pembuatan makalah
ini.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan pembaca
mendapatkan informasi lebih mengenai Higienitas dan Sanitasi. Penulis
mengetahui bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan, dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf kepada para pembaca apabila ada
kesalahan dalam perkataan maupun informasi yang ada, dan penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran dari para pembaca.

ii
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................2

1.3 Perumusan Masalah ........................................................................................2

1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

2.1 Ruang Lingkup Higienitas dan Sanitasi .........................................................3

2.2 Pengertian Restoran, Tujuan Restoran dan Produk Restoran .........................4

2.3 Jenis-Jenis Restoran dan Sistem Pelayanan Restoran ....................................6

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................13

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................13

3.2 Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Higienitas dan Sanitasi di


Starbucks Central Park Mall Jakarta ..................................................................15

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................21

4.1 Kesimpulan .......................................................................................................

4.2 Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup


bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Higienitas adalah hal
yang merujuk kepada kondisi dan praktik yang membantu pengutamaan
kesehatan dan menghindari perebakan penyakit.

Penerapan higienitas dan sanitasi menjadi hal yang sangat penting


terutama di bidang atau usaha kuliner. Segala macam metode untuk
menerapkan, mempertahankan, serta meningkatkan kualitas sebuah
restoran telah diatur diatur dalam UU No. 2 Tahun 1966.
Namun, sebagaimana diketahui, masih banyak sekali usaha kuliner
yang belum menerapkan higienitas dan sanitasi dalam usahanya, banyak
usaha kuliner yang tidak mementingkan kebersihan baik dari alat makan,
pembuatan makanan, sampai kebersihan tempat usaha kuliner tersebut.

Dalam kesempatan ini, penulis akan melakukan kegiatan penelitian


di salah satu kompleks usaha kuliner berskala besar menengah keatas,
maka penulis akan mengangkat makalah ini dengan judul “PENERAPAN
HIGIENITAS DAN SANITASI DI STARBUCKS CENTRAL PARK
MALL JAKARTA”.

1
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Masih kurangnya kesadaran staff maupun konsumen
tentang pentingnya Higienitas dan Sanitasi di Starbucks
Central Park Mall Jakarta.
2. Banyaknya kendala dalam penerapan Higienitas dan
Sanitasi di Starbucks Central Park Mall Jakarta.

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Penerapan Higienitas dan Sanitasi di Starbucks
yang terletak di Central Park Mall Jakarta?
2. Bagaimana dampak dari penerapan Higienitas dan Sanitasi
di Starbucks yang terletak di Central Park Mall?
3. Bagaimana hasil dari penerapan Higienitas dan Sanitasi di
Starbucks yang berlokasi di Central Park Mall?

1.4 Tujuan Penelitian


Dari perumusan masalah di atas penulis menyimpulkan tujuan dari
makalah ini, yaitu :
1. Untuk Mengetahui Penerapan Higienitas dan Sanitasi di
beberapa kedai Starbucks di Central Park Mall.
2. Untuk mengetahui dampak dari penggunaan Higienitas dan
Sanitasi di kedai Starbucks yang ada di Central Park Mall
Jakarta.
3. Untuk mengetahui dampak dari penerapan Higienitas dan
Sanitasi di Starbucks Central Park Mall Jakarta terhadap
konsumen.

2
BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Lingkup Higienitas dan Sanitasi

Higienitas adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan


Melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring
untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004).
Higienitas adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan perorangan atau manusia beserta
lingkungan tempat orang tersebut berada (Widyati, 2002).
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan
air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah
untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI,
2004).
Sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia
(Widyati, 2002).
Higienitas dan Sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain
karena erat kaitannya. Misalnya higienitasnya sudah baik karena mau
mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup
tersedianya air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI,
2004).
Jadi, pengertian higienitas secara garis besar adalah upaya pencegahan
atau tindakan preventif untuk menjaga kesehatan manusia yang
kegiatannya fokus pada usaha kesehatan individu. Sedangkan pengertian

3
sanitasi adalah upaya pencegahan atau tindakan preventif untuk menjaga
kesehatan yang kegiatannya fokus pada lingkungan manusia.

Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang pengertian higienitas


dan sanitasi, berikut ini ialah beberapa manfaat higienitas dan sanitasi
secara umum :

 Memastikan tempat beraktivitas sehari-hari bersih dan terawat.


 Melindungi setiap individu dari faktor lingkungan yang dapat
merusak kesehatan fisik dan mental.
 Tindakan untuk pencegahan terhadap penyakit menular.
 Tindakan untuk pencegahan terhadap kecelakaan kerja.

2.2. Pengertian Restoran, Tujuan Restoran dan Produk Restoran

Restoran atau rumah makan adalah usaha penyediaan jasa makanan


dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, dan penyajian di suatu tempat tetap yang tidak
berpindah-pindah dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/ atau laba
(Permen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 11 Tahun 2014).
Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara
komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua
konsumen baik berupa makanan ataupun minuman (Atmodjo, 2005).
Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan pelayanan
makan dan minum bagi umum dan dikelola secara profesional (Soekresno,
2000).
Restoran adalah tempat yang berfungsi untuk menyegarkan kembali
kondisi seseorang dengan menyediakan kemudahan makan dan minum
(Suyono, 2004).

Tujuan restoran adalah untuk mencari keuntungan dan membuat puas


para konsumennya. Berdasarkan aspek dasar keberadaan, restoran
memiliki empat tujuan sebagai berikut :

4
 Perdagangan. Restoran berfungsi sebagai jasa dan pelayanan kepada
pelanggan dari jenis produknya.
 Keuangan. Restoran menjaga kelancaran dari berlangsungnya
kegiatan merupakan perputaran dari biaya penanaman modal.
 Kedudukan. Pengoperasian restoran yang utama adalah menyajikan
berbagai
 jenis makanan dan penampilan suasana ruang restoran.
 Kepraktisan. Restoran dalam penyusunannya menarik perhatian,
penyajian, dan pelayanan dari jenis usaha tersebut diharapkan dapat
memberikan kepuasan.

Produk Restoran atau produk yang dihasilkan restoran adalah totalitas


dari makanan, minuman, dan seperangkat atribut lainnya, termasuk
didalamnya rasa, warna, aroma makanan, harga, nama makanan dan
minuman, reputasi restoran, serta jasa pelayanan dengan keramah-tamahan
yang diterima guna memuaskan keinginan pelanggan (Soekresno, 2000).
Secara umum, terdapat tiga komponen produk yang dipasarkan oleh
restoran, yaitu :
 Makanan dan minuman
 Pelayan (service) termasuk cara pelayanan, keramah-tamahan
karyawan, valet parking, perhatian khusus seperti ulang tahun,
hiburan, dan komplimentari foto untuk pelanggan.
 Suasana (ambience), termasuk tema, pencahayaan, seragam,
furnitur, kebersihan, perlengkapan, dekorasi dan penataan meja.
Menurut (Cousin, Foskett, Gillespie, 2002), produk restoran
ditentukan oleh lima faktor, yaitu :
 Faktor makanan dan minuman. Terdiri dari variabel jenis atau
menu masakan, variasi pilihan menu, rasa, tekstur, dan presentasi.
 Faktor pelayanan (service). Terdiri dari variabel pilihan jenis
pelayanan, fasilitas reservasi atau pemesanan tempat duduk,
ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit, tersedianya pilihan

5
ukuran porsi, akses terhadap informasi kesehatan, dan ketersediaan
kursi untuk balita (high chair).
 Faktor kebersihan dan higienitas. Terdiri dari faktor staff
grooming, kebersihan pakaian seragam karyawan, daftar menu
yang bersih dan rapi, suhu penyajian makanan dan minuman, dan
kebersihan area keseluruhan.
 Faktor harga. Terdiri atas kesesuaian antara kepuasan yang
diperoleh dengan sejumlah uang yang dikeluarkan pelanggan.
 Faktor atmosfir atau suasana. Terdiri dari desain, dekorasi,
pencahayaan, pengaturan suhu udara, furnishing, tingkat
kegaduhan (noise level), perilaku tamu-tamu yang ada di restoran,
dan perilaku karyawan. Atmosfer dalam operasional makanan dan
minuman dapat dibagi atas atmosfer yang dilihat, yang didengar,
disentuh, dirasakan, dan yang dibaui.

2.3 Jenis-jenis Restoran dan Pelayanan Restoran

Berdasarkan kegiatan dan makanan atau minuman yang disajikannya,


restoran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut
(Atmodjo, 2005) :

1. Coffee Shop atau brasserie


Coffee Shop atau brasserie merupakan tempat makan dan minum yang
menyuguhkan suasana santai tanpa aturan yang mengikat dan biasanya
menyuguhkan racikan kopi sebagai menu spesial di luar makanan-makanan
kecil atau makanan siap saji.
2. Cafetaria atau Cafe

Cafetaria atau Cafe merupakan restoran kecil yang terbatas menyajikan


cake (kue), sandwich (roti isi), kopi, dan teh serta minuman-minuman ringan
yang tidak beralkohol, biasanya berhubungan erat dengan kantor. Dan
menyuguhkan suasana yang santai atau tidak resmi.

6
3. Canteen

Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau


sekolah, tempat dimana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan
makan siang dan coffee break, disertai makanan kecil untuk selingan jam
kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar dengan harga
yang terjangkau.

4. Continental Restaurant

Continental Restaurant adalah restoran yang memberikan kebebasan bagi


pengunjungnya untuk memilih bahkan mengiris makanan yang dipesannya
sendiri.

5. Carvery

Carvery merupakan restoran yang biasanya terdapat di motel kecil dan


menyajikan makanan dan minuman sederhana.

6. Main Dining Room

Main Dining Room merupakan ruang makan besar atau restoran yang
umumnya terdapat di hotel, penyajian makanannya secara resmi, servis yang
diberikan dapat menggunakan gaya Perancis atau Rusia, sedangkan orang-
orang yang datang pada umumnya juga menggunakan pakaian formal.

Main Dining Room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang
tinggal di hotel, namun juga terbuka bagi para tamu dari luar.

7. Fish and Chip Shop

Fish and Chip Shop adalah tempat yang menyajikan menu ikan, kripik
(chips), atau snack sebagai menu utama. Fish and Chip Shop banyak terdapat
di Inggris, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa
pergi. Jadi makanannya tidak dinikmati di tempat itu.

7
8. Grill Room (Rotisserie)

Grill Room (Rotisserie) adalah restoran yang meyediakan bermacam-


macam daging panggang atau barbekyu sebagai menu andalannya. Pada
umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca
sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang diinginkan
dan melihat sendiir bagaimana cara memasaknya. Grill Room biasa disebut
juga Steak House.

9. Inn Tavern

Inn Tavern adalah suatu restoran kecil di pinggiran kota dengan harga
yang terjangkau dan dikelola oleh perorangan. Suasananya dibuat sangat dekat
dan ramah dengan tamu-tamu.

10. Night Club atau Super Club

Night Club atau Super Club adalah suatu restoran yang pada umumnya
mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-
tamu yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band
merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut untuk berpakaian
resmi dan rapi sehingga menaikkan gengsi. Biasanya menjual minuman
beralkohol.

11. Discotheque

Discotheque merupakan tempat makan dan minum yang menyuguhkan


suasana hingar bingar musik sebagai daya tariknya.

12. Pizzeria

Pizzeria adalah suatu restoran yang khusus menjual pizza dan pasta atau
makanan khas Italia sebagai menu utamanya.

13. Pancake House atau Creperie

Pancake House atau Creperie ialah suatu restoran yang khusus menjual
pancake serta crepe dan manisan.

8
14. Snack Bar

Snack Bar adalah semacam restoran yang bersifat tidak resmi dengan
pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka di atas
baki yang diambil dari atas counter dan kemudian membawanya ke meja
makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya.

15. Specialty Restaurant

Specialty Restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasi


keseluruhannya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau
temanya. Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang,
India, Italia, dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata
cara negara tempat asal makanan spesial tersebut.

16. Terrace Restaurant

Terrace Restaurant adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan,


namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran
induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka
pada waktu musim panas saja.

17. Gourmet Restaurant

Gourmet Restaurant merupakan suatu restoran yang diperuntukkan bagi


orang-orang yang sangat mengerti akan citarasa sehingga banyak
menyediakan makanan-makanan lezat dengan pelayanan yang mewah dan
harga yang mahal.

18. Family Type Restaurant

Family Type Restaurant merupakan restoran sederhana yang


menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama
disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan dengan suasana
yang santai dan nyaman.

9
19. A’la Carte Restaurant

A’la Carte Restaurant adalah restoran dengan menu yang lengkap tanpa
aturan mengikat atau bebas.

20. Table d’Hotel

Table d’Hotel adalah restoran dengan menu yang lengkap dan menyajikan
setiap menu berurutan dari menu pembuka. Biasanya erat hubungannya
dengan hotel.

Pelayanan adalah bentuk pemberian yang diberikan oleh produsen baik


terhadap pelayanan barang yang diproduksi maupun terhadap jasa yang
ditawarkan guna memperoleh minat konsumen, dengan demikian pelayanan
mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu barang atau jasa dari pihak
perusahaan yang menawarkan produk atau jasa (Assauri, 1999).

Sistem pelayanan dalam dunia usaha Food & Beverage terutama restoran
yang berada di hotel, mempunyai beberapa macam sistem pelayanan diantaranya :

1) Table Service

Table Service adalah suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu
duduk di kursi menghadap meja makan, dan kemudian makanan dan minuman
diantarkan dan disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang
menyajikan makanan dan minuman adalah Waiter maupun Waitress. Sistem
pelayanan restoran menggunakan table service yang terkenal diantaranya
adalah : American Service, English Service, Service A’la Ritz, French Service,
Russia Service.

2) Counter Service

Yang dimaksud Counter Service ialah suatu sistem pelayanan restoran


dimana para tamu yang datang duduk di counter. Apabila makanan dan
minuman yang dipesannya sudah siap makan akan disajikan kepada tamu di
atas counter. Petugas yang menyajikan makanan dan minuman bisa Waiter,
Waitress, atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini lebih
praktis, hemat tenaga, dan waktu.

10
Yang dimaksud dengan counter disini adalah meja panjang yang
membatasi dua ruangan dapur dengan ruangan restoran.

3) Self Service

Yang dimaksud dengan self service atau kadang-kadang disebut juga


dengan buffet service ialah suatu sistem pelayanan restoran di mana semua
makanan secara lengkap (dari hidangan pembuka, soup, hidangan utama,
hidangan penutup, dan sebagainya) telah ditata dan diatur dengan rapi di atas
meja hidang atau meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri
hidangannya sesuai dengan selera maupun kesukaannya. Sedangkan untuk
minuman panas, seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan kepada tamu
oleh petugas.

4) Buffet Service

Dalam buffet service tamu mengambil makanan dari meja buffet. Buffet
dan penataan makanan di meja dapat bervariasi dari yang sangat sederhana,
seperti sup dan salad, hingga buffet yang variatif, seperti yang sering dilihat
pada restoranrestoran mewah. Banyak restoran komersial yang membangun
reputasinya pada variasi dan beranekaragamnya meja buffet yang mereka
tawarkan.

Buffet adalah alat penjualan yang efektif dan dapat digunakan untuk
mendatangkan keuntungan bagi pemilik restoran, khususnya bila penawaran
dilakukan pada hari libur dan akhir minggu. Karena sedikitnya produksi dan
staf yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang efisien bila
dibandingkan dengan pelayanan a’la carte, baik staf produksi maupun
pelayanan dapat diberi hari libur tanpa mengganggu reputasi bisnis.

Kualitas makanan tinggi, dan masing-masing pramusaji dapat melayani tamu


lebih banyak secara efisien, karena para tamu melakukan sendiri beberapa
fungsi atau tugas pramusaji. Pekerja bagian produksi makanan dapat pula
lebih produktif, karena proses persiapan makanan dibuat untuk jangka waktu
yang lama dan dibuat dalam kuantitas yang memadai dan tidak dibuat
berdasarkan pesanan atau porsi perorangan.

11
Personel pelayanan akan menikmati bekerja dengan sistem buffet karena
pelayanan yang diberikan lebih mudah dan dapat melayani lebih banyak orang
dan mendapatkan lebih banyak tip. Tamu jarang membedakan antara buffet
dan plate service dan biasanya tip yang diberikan 15%. Manajer dan pramusaji
harus waspada akan tanggung jawab tambahan bila menggunakan buffet. Jenis
menu dapat diganti atau penggantian dapat terjadi selama proses makan,
kadang-kadang sering, dan adalah tanggung jawab masing-masing pramusaji
untuk memeriksa meja buffet untuk pergantian ini dan memastikan agar para
tamu memperoleh informasi tentang pergantian. Staf pelayanan atau pengganti
yang telah ditetapkan harus melihat meja buffet untuk meyakinkan bahwa
makanannya tetap panas dan terlihat menarik.

5) Carry Out Service

Carry Out Sevice kadang-kadang disebut juga sebagai Take out service
yaitu sistem pelayanan restoran di mana tamu datang untuk membeli makanan
yang telah siap atau disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam box (kotak)
untuk dibawa pergi. Jadi makanan tidak dinikmati di tempat itu; mungkin
dibawa pulang untuk dinikmati bersama keluarga, dibawa piknik, ke kantor,
ke pabrik, ke kampus, dan sebagainya.

Dalam hal ini harga makanan dan minuman jauh lebih murah bila
dibandingkan dengan restoran pada umumnya sebab pengusaha tidak perlu
menyediakan peralatanperalatan yang mewah dan lengkap. Kalau untuk
makan diperlukan pisau, sendok atau garpu, maka dapat dilengkapi dengan
alat makan dari plastic yang sekali dipakai terus dibuang. Jadi serba praktis
dan murah.

12
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Lokasi Pengamatan

Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan


kedai kopi global asal Amerika Serikat. Starbucks adalah perusahaan kedai kopi
terbesar di dunia, dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika
Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di Cina, 473 di
Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, 164 di
Thailand dan 326 di Indonesia.

Sejak didirikan di tahun 1971 di Seattle sebagai pemanggang dan pengecer


biji kopi setempat, Starbucks meluas dengan cepat. Di Indonesia, Starbucks
dioperasikan oleh Mitra Adiperkasa.

Di Indonesia sendiri, setiap mall setidaknya memilik satu sampai dua


kedai Starbucks. Bahkan bandara hingga stasiun pun memilik setidaknya satu
kedai Starbucks sehingga pengunjung dapat membeli produk Starbucks. Dan
dalam beberapa waktu belakang Starbucks mulai membuka kedainya sendiri
secara independen tanpa bergabung dengan tempat-tempat umum seperti mall,
bandara atau stasiun kereta api. Ini menandakan ekspansi Starbucks di Indonesia
terutama di Jakarta sangatlah pesat.

Sekarang penulis akan menggambarkan sedikit situasi di salah satu gerai


Starbucks yang berada di Central Park Mall Jakarta yang menjadi objek penelitian
penulis. Dan penulis melampirkan foto keadaan terkini gerai Starbucks yang
berada di Central Park Jakarta pada akhir pekan.

13
Gambaran umum Starbucks yang berada di Central Park Mall Jakarta
adalah kondisi gerai sangat strategis dan mudah dilihat atau dicari pengunjung
walaupun gerai Starbucks tidak berada di dekat lobby utama, dekat dengan
Tribeca Park yang berada di Central Park Mall. Memiliki area indoor dan outdoor
untuk menjadi area merokok. Sangat ramai pengunjung terutama di akhir pekan.
Suasana yang santai dan nyaman cocok untuk bersantai ataupun mengadakan
acara semi formal yang berkelas dengan barista yang ramah dan melayani dengan
baik.

Dari segi higienitas dan sanitasi di Starbucks setelah dilakukan penelitian


secara berkala, hasil yang didapat adalah pada hari-hari biasa saat Starbucks
biasanya sepi pengunjung para barista dan staff yang bekerja disana melaksana
higienitas dan sanitasi dengan baik karena tidak adanya kelonjakan pengunjung
yang membuat situasi sangat kondusif. Para barista sangat sadar akan kebersihan
seperti, jika ada tamu yang meninggalkan sampah di atas meja mereka dengan
sigap mengambilnya dengan baki dan membuangnya ke tempat sampah, atau jika
lantai kotor dan lengket karena terkena minuman mereka langsung menyapu dan

14
mengepel lantai tersebut. Dan dari hal pembuatan minuman pun para barista
sangat sadar akan kebersihan alat-alat serta meja pembuatan minuman mereka
seperti langsung mencuci blender dan gelas pengukur sehabis dipakai untuk
membuat satu minuman serta melap meja detik itu juga untuk memastikan meja
bersih dari kotoran.

Berbeda hasil ketika penulis melakukan penelitian di akhir pekan, karena


kelonjakan pengunjung yang sangat tinggi. Gerai Starbucks tidak ada bedanya
seperti pasar tradisional yang ramai dan kotor karena kurangnya kesadaran para
barista serta staff tentang kebersihan gerai Starbucks. Banyak meja-meja yang
kotor dengan sampah bekas minuman, sampah-sampah serta punting rokok yang
bertebaran di area outdoor serta tidak adanya kesadaran untuk membersihkan
meja pembuatan.

3.2 Tanggapan Responden Higienitas dan Sanitasi di Starbucks

Penulis membuat kuisioner sebagai pedoman penelitian dan dibagikan


kepada 34 responden yang menjawab terkait penelitian yang sedang dilakukan
oleh penulis. Dari kuisioner tersebut didapatkanlah hasil sebagai berikut,

Apakah Anda Mengetahui Starbucks ?

tidak
ya

Dari 34 responden menjawab bahwa mereka semua mengetahui


Starbucks, dan tidak ada satupun yang menjawab tidak mengetahui Starbucks. Ini
dikarenakan Starbucks adalah gerai kopi yang sudah sangat terkenal dan

15
mendunia serta menjadi tempat millennial masa kini untuk sekedar bersantai.
Mengapa Starbucks dijadikan pilihan, ini dikarenakan gengsi dimana harga
secangkir kopi dan teh di Starbucks rata-rata Rp 50.000 dan bisa dikategorika
mahal dan tidak semua orang mampu membelinya. Itulah mengapa jika seseorang
membeli kopi di gerai Starbucks itu artinya orang tersebut bisa dikatakan orang
kaya dan bergengsi.

Seberapa Sering Anda ke Starbucks ?


44.10%

29.40%

17.40%
11.80%

tidak pernah sesekali jarang sering selalu

Dari 34 responden yang menjawab kuisioner, penulis mendapatkan hasil


11.8% (4 responden) dari mereka hanya sesekali mengunjungi gera Starbucks dan
merasa bahwa mengunjungi Starbucks bukanlah hal yang penting, dikarenakan
harga dari menu-menu yang ada di Starbucks dikategorikan mahal dan tidak
sebanding dengan pelayanan dan rasa minuman yang mereka dapatkan. Lalu,
44.10% (15 responden) dari mereka menjawab jarang mengunjungi Starbucks
dikarenakan alasan yang sama dengan diatas dan dengan kesibukan yang mereka
punya, mereka tidak punya banyak waktu hanya untuk sekedar bersantai di
Starbucks dan kebanyakan yang menjawab adalah mahasiswa-mahasiswi yang
memiliki segudang aktivitas di Starbucks, pegawai kantoran serta pengusaha. Lalu
ada 29.40% (10 responden) dari mereka yang sering mengunjungi Starbucks
dengan alasan jika mereka sering mengunjungi Starbucks akan menaikan
kepercayaan diri mereka serta gengsi mereka baik di media sosial atau lingkungan
yang dekat dengan mereka serta beranggapan dengan sering mengunjungi
Starbucks orang-orang akan menilai mereka orang yang sangat berkecukupan.

16
Yang terakhir ada 17.40% (5 responden) dari mereka selalu mengunjungi
Starbucks dengan alasan Starbucks adalah gerai kopi terdekat yang bisa mereka
jangkau dengan mudah dari tempat kerja mereka dan untuk pegawai-pegawai
yang harus mendapatkan asupan kopi tiap pagi Starbucks adalah pilihan yang
tepat.

Hasil yang didapat membuktikan lebih besarnya jumlah responden yang


jarang mengunjungi Starbucks yaitu berjumlah 15/34 atau sekitar 44.10%.
Dengan alasan meminum kopi tidak harus di Starbucks tetapi bisa di kafe-kafe
atau tempat yang menawarkan kopi dengan harga yang lebih murah bukan hanyak
menawarkan tempat yang nyaman. Karena segmentasi Starbucks diarahkan untuk
konsumen menengah dan menengah keatas.

Bagaimana Starbucks Menerapkan


Higienitas dan Sanitasi secara
Menyeluruh ?
52.90%
41.20%

5.90%

sangat buruk buruk lumayan baik sangat baik

Dari 34 responden, 5.90% (2 responden) mengatakan bahwa penerapan


Higienitas dan sanitasi pada Starbucks lumayan dalam artian tidak terlalu baik
tapi tidak terlalu buruk juga tetapi dengan dampak yang signifikan, karena
beberapa kali responden menemukan Starbucks dalam kondisi yang bersih dan
kondusif tetapi ada saat dimana responden menganggap Starbucks tidak layak
dikunjungi karena kondisi yang kotor, ramai serta tidak kondusif. Lalu, 52.90%
(18 responden) mengatakan bahwa Starbucks sudah baik dalam menerapkan
Higienitas dan Sanitasi karena setiap restoran wajib menerapkan Higienitas dan

17
Sanitasi dalam proses bisnis mereka dan tentu saja Starbucks sudah melakukan itu
dengan anggapan adalnya standar SOP yang berlaku di gerai Starbucks yang ada
di Central Park Mall. Yang terakhir, 41.20% (14 responden) dari mereka
mengatakan bahwa Starbucks sudah sangat baik dalam menerapkan Higienitas
dan Sanitasi karena Starbucks adalah perusahaan raksasa berskala internasional
yang sudah sangat mendunia. Tentu saja Starbucks sudah menerapkan standar
Higienitas dan Sanitasi yang sangat baik untuk menjaga konsistensi mereka serta
nama baik mereka yang sudah susah payah mereka bangun.

Dari hasil yang sudah dijabarkan, membuktikan lebih banyak responden


yang mengatakan bahwa Higienitas dan Sanitasi yang diterapkan Starbucks sudah
baik, yaitu dengan jumlah 52.90% (18 responden).

Apakah Higienitas dan Sanitasi Diterapkan


Pada Fasilitas Yang Ada di Starbucks ?
32.40%
29.40% 29.40%

8.80%

tidak pernah sesekali jarang sering selalu

Dari 34 responden, sebesar 8.80% (3 responden) mengatakan hanya


Starbucks hanya sesekali menerapkan Higienitas dan Sanitasi pada fasilitas yang
ada karena terkadang kesadaran membuang sampah dari konsumen sendiri masih
sangat rendah dan staff yang ada tidak hanyak mengurusi fasilitas yang ada tetapi
mereka pun harus mengurusi pengunjung serta pembuatan minuman yang tidak
mudah sehingga kurangnya kesadaran akan kebersihan fasilitas yang ada. Sebesar
29.40% (10 responden) mengatakan jarang diterapkan dengan alasan jika keadaan
Starbucks sedang ramai karena kelonjakan pengunjung para staff yang ada tidak
memperhatikan kebersihan fasilitas yang ada seperti meja, bangku, dan lantai.
Atau ketika sedang sepi pengunjung, para staff tidak sadar akan kebersihan karena
sibuk berbicara sendiri dengan rekan kerjanya tanpa peka keadaan sekitar yang

18
kotor. Lalu, 29.40% (10 responden) mengatakan Higienitas dan Sanitasi sering
diterapkan karena gerai Starbucks yang ada di Central Park Mall tidaklah terlalu
besar dan fasilitas yang ada pun tidak terlalu banyak sehingga Higienitas dan
Sanitasinya masih bisa terkontrol dan terevaluasi dengan baik. Lalu yang terakhir,
32.40% (11 responden) mengatakan selalu diterapkan karena mereka selalu
datang disaat gerai Starbucks yang ada di Central Park Mall sepi pengunjung
sehingga suasana sangat baik dan kondusif serta bersih dan para staff menjalankan
Higienitas dan Sanitasi di depan pengunjung dengan baik.

Dan hasil yang didapat adalah penerapan Higienitas dan Sanitasi di


Starbucks yang berada di Central Park Mall Jakarta sudah baik sehingga fasilitas-
fasilitas yang ada tetap terjaga kualitasnya serta menciptakan suasana gerai yang
santai dan nyaman sehingga pengunjung bersedia duduk berlama-lama untuk
menikmati secangkir kopi di gerai mereka.

Apakah Higienitas dan Sanitasi


Diterapkan Saat Pembuatan Minuman
di Starbucks ?
47.10%
44.10%

8.80%

tidak pernah sesekali jarang sering selalu

Dari 34 responden, 8.80% (4 responden) mengatakan Starbucks jarang


menerapkan proses Higienitas dan Sanitasi dalam proses pembuatan minuman
karena proses pembuatan minuman dilakukan di meja pantry yang bergabung
dengan meja kasir sekaligus, terkadang ditemukan para barista yang membuat
minuman tidak mencuci barang-barang yang sudah dipakai untuk membuat
sebuah minuman tetapi malah menggunakannya kembali dengan alasan

19
penghematan waktu padahal hal tersebut tetap tidak bagus ditambah meja
pembuatan berdekatan dengan meja kasir tempat uang dan transaksi terjadi
dimana kita tidak tahu seberapa banyak bakteri yang ada disana. Lalu, 47.10% (16
responden) dari mereka mengatakan Starbucks sering menerapkan proses
Higienitas dan Sanitasi dengan selalu menjaga kebersihan alat-alat yang
digunakan untuk membuat minuman dengan alasan untuk menjaga rasa. Yang
terakhir, sebanyak 44.10% (14 responden) mengatakan Starbucks selalu
menerapkan Higienitas dan Sanitasi dengan alasan untuk menjaga konsistensi
mereka, memastikan barang-barang dan bahan yang dipakai masih layak
dikonsumsi serta menjaga nama baik dari gerai itu sendiri.

Dan hasil yang didapat adalah Starbucks menjalankan Higienitas dan


Sanitasi dengan baik untuk memastikan bahan-bahan yang dipakai berkualitas
baik untuk menjaga konsistensi rasa minuman serta menjaga nama baik gerai
Starbucks itu sendiri.

20
Bab IV.

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dari itu
penulis dapat menyimpulkan bahwa Starbucks yang berada di Central Park
Mall Jakarta sudah melakukan Higienitas dan Sanitasi dengan baik dengan
cara menjaga kebersihan tempat serta alat – alat yang ada di gerai yang
bersangkutan serta menjaga konsistensi dalam proses pembuatan minuman.

Dampak dari penerapan Higienitas dan Sanitasi di gerai Starbucks


terhadap responden adalah adanya rasa nyaman ketika berkunjung ke
Starbucks untuk sekedar melepas penat atau melakukan kegiatan semi formal,
kualitas produk yang dihasilkan oleh Starbucks dirasa sudah cukup konsisten
dan nikmat, dan terakhir para responden puas dengan penerapan Higienitas
dan Sanitasi yang telah diterapkan oleh Starbucks.

Maka dari itu hasil dari penerapan Higienitas dan Sanitasi yang telah
dilakukan Starbucks yang berada di Central Park Mall Jakarta adalah
memberikan dampak lebih banyaknya konsumen yang pasti akan kembali
berkunjung Starbucks yang bersangkutan dan membeli produknya, serta para
konsumen akan merekomendasikan brand Starbucks kepada rekan – rekannya.

4.2. Saran

Higienitas dan Sanitasi sangatlah penting untuk diterapkan dimanapun dan


kapanpun, terlebih lagi disaat kita memiliki suatu usaha di bidang makanan dan
minuman. Karena akan banyak orang- orang yang melihat dampak dari penerapan
Higienitas dan Sanitasi yang telah diterapkan. Higienitas dan Sanitasi sangat

21
berdampak pada kualitas produk dan kenyamanan serta kepuasaan para
konsumen. Maka dari itu terapkanlah Higienitas dan Sanitasi senantiasa dan
adakan evaluasi secara berkala untuk memastikan keadaan tetap bersih.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Atmodjo, M.W. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya.


Yogyakarta: Andi
 Soekresno. 2000. Management Food and Beverage, Service Hotel.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
 Suyono, Joko. 2004. Food Service Management. Bandung: Enhaii Press.
 Cousin, Foskett, Gillespie. 2002. Food and Beverage Managemen
Second Edition. Prentice Hall.

23

Anda mungkin juga menyukai