Anda di halaman 1dari 14

PAPER

KAJIAN TERHADAP JURNAL KESEHATAN YANG


BERKAITAN DENGAN MATERI DASAR-DASAR
PROMOSI KESEHATAN

Oleh :

Jumriatun Naillah

(70200121012)

Dosen pengampu :

Yessy Kurniati, S.KM. M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
ABSTRAK

Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis jurnal maupun artikel kesehatan

yang memiliki kesinambungan dengan materi-materi dasar Promosi

kesehatan, seperti Advokasi, Teori H. L. Blum, serta konsep pemberdayaan

masyarakat. Pengkajian ini menggunakan data sekunder, yaitu melalui hasil

pencarian dari berbagai situs resmi jurnal dan artikel UIN Alauddin

Makassar. Seperti Al Gizza’i, Al Sihah, Higiene, Core, maupun jurnal dan

artikel ilmiah yang di publikasikan oleh para dosen di fakultas kedokteran


dan ilmu kesehatan. Temuan hasil penelitian dari berbagai jurnal ini ternyata

menunjukkan adanya materi-materi dasar Promosi kesehatan yang

digunakan dalam berbagai penelitian tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa

promosi kesehatan memegang peranan penting dalam dunia kesehatan

masyarakat.

Kata kunci : Advokasi, Teori H. L. Blum, pemberdayaan masyarakat.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan aset yang paling penting bagi seseorang. Orang
yang sehat akan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik, sehat
tidak terbatas pada kekuatan fisik seseorang ataupun kemampuan fisiologis
organ-organ tubuhnya, tetapi juga berkaitan dengan kondisi psikologis,
keadaan ekonomi serta kondisi sosial budaya di sekitarnya. Pengertian sehat
sendiri menurut WHO adalah kondisi sempurna secara fisik, mental dan
sosial bukan sekedar tidak adanya penyakit ataupun ketidakmampuan/.
Dalam kesehatan masyarakat sendiri, promosi kesehatan merupakan bagian
penting sebelum melakukan upaya-upaya kesehatan di masyarakat.
Promosi kesehatan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
adalah Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Menurut Illona Kickbush menguraikan bahwa
Promosi kesehatan lahir (emerged out) dari pendidikan kesehatan. Alasan
yang dikemukan diantaranya adalah: Pertama, agar para penyuluh/pendidik
kesehatan masyarakat menjadi lebih sadar tentang perlunya sebuah
pendekatan positip dalam pendidikan kesehatan lebih dari sekedar
pencegahan penyakit. Kedua, Menjadi semakin nyata bahwa pendidikan
kesehatan akan lebih berdaya jika didukung dengan seperangkat upaya
(seperti legal, environmental dan regulatory). Promosi kesehatan menjadi
tonggak awal perubahan perilaku kesehatan di masyarakat, masyarakat yang
di berikan penyuluhan tentang kesehatan akan lebih mudah untuk
melakukan perilaku hidup sehat, dalam promosi kesehatan sendiri terdapat

ii
strategi-strategi dalam melakukan promosi, seperti Advokasi, bina suasana,
dan melalui pemberdayaan masyarakat. Hal ini diharapkan agar dapat
menjalin hubungan dengan masyarakat sehingga program-program
kesehatan yang direncanakan dapat di lakukan oleh masyarakat. Dalam
pengkajian ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaplikasian materi
dasar Promosi kesehatan pada berbagai jurnal dan artikel ilmiah serta
seberapa besar pengaruh promosi kesehatan terhadap perkembangan
perubahan perilaku hidup masyarakat, khusus nya dari perilaku hidup yang
tidak sehat ke perilaku hidup sehat.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian materi Advokasi pada jurnal ilmiah kesehatan

Istilah Advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau

pengadilan. Istilah Advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam

program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984

sebagai salah satu strategi global dalam melakukan promosi kesehatan.


Dalam PMK no. 004. Tahun 2012 di jelaskan bahwa Advokasi perlu

dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan pasien dan klien, rumah sakit

membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Misalnya dalam rangka

mengupayakan lingkungan rumah sakit yang tanpa asap rokok, rumah sakit

perlu melakukan advokasi kepada wakil-wakil rakyat dan pimpinan daerah

untuk diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang

mencakup di rumah sakit.

Adapun kajian mengenai advokasi ini mengenai “Sistem Rujukan Pada

Kasus Non Spesialistik di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Tujuan

yang ingin dicapai melalui penelitian tersebut adalah untuk menganalisis dan
membuktikan secara empiris sejauh mana pelaksanaan sistem Rujukan

kesehatan di Puskesmas Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Penelitian ini

dilaksanakan di puskesmas Kota Kendari dan puskesmas Kota Bau-Bau dan

waktu penelitian yaitu pada bulan Februari 2020 sampai selesai. Metode

penelitian nya menggunakan metode kualitatif yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif,

1
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi. Informan pada penelitian nya berjumlah 15 informan. Data

kualitatif dianalisis menggunakan aplikasi QSR NVIVO 12. Temuan

penelitian menunjukkan terdapat keterkaitan konsep antara sistem kesehatan

dengan konsep pelaksanaan sistem rujukan. Penelitian ini menekankan

kepada pihak puskesmas pentingnya peningkatan pengetahuan tenaga

kesehatan melalui pelatihan-pelatihan baik itu untuk dokter serta melakukan

advokasi kepada pembuat kebijakan terkait peningkatan fasilitas kesehatan.

Dalam pelaksanaan sistem rujukan kesehatan di Puskesmas seringkali terjadi


Perubahan kebijakan oleh BPJS setiap waktu, sehingga diperlukan

sosialisasi setiap kali adanya perubahan kebijakan terkait dengan sistem

rujukan. Sosialisasi kebijakan baru seringkali dilaksanakan oleh BPJS

sebagai pembuat kebijakan, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa

dengan adanya kebijakan maupun aturan baru mengenai sistem rujukan

kesehatan, BPJS wajib mensosialisasikan kepada penyelenggara layanan

kesehatan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan selaku instansi yang

membawahi seluruh Puskesmas di wilayahnya.

B. Kajian materi teori H. L. Bloom pada jurnal ilmiah kesehatan


Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu: 1) gaya hidup

(life style); 2) lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya); 3) pelayanan

kesehatan; dan 4) faktor genetik (keturunan). Dalam kajian ini akan khusus

membahas tentang faktor lingkungan dan perilaku masyarakat yang

mempengaruhi derajat kesehatan seseorang, Pada jurnal “Faktor Risiko

2
Lingkungan Yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita

(Studi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Bengkulu)”.

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atau pneumonia

merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di

Dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, tingkat

mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, teruta-

ma di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah

(Wahyuningsih dkk, 2017). Begitu pula, ISPA merupakan salah satu

penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan


terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). Hasil pengambilan data

Kualitatif yang dilakukan melalui Indepth interview menunjukan bahwa

sebagian besar responden tidur bersama dengan anaknya sampai anaknya

masuk Sekolah Dasar, ventilasinya tidak di buka setiap hari dan anggota

keluarga mempunyai kebiasan merokok dimana balita berada disekitar

perokok bahkan kadang-kadang menggendong balitanya sambil merokok.

Pada waktu memasak kebanyakan responden sudah menggunakan gas dan

yang masih menggunakan kayu bakar pada waktu memasak balitanya tidak

dibawa ke dapur dan pintu dapur ditutup supaya asap tidak masuk ke

ruangan, dan penggunaan obat nyamuk bakar digunakan pada saat sebelum
tidur.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang faktor risiko

lingkungan yang dapat menyebabkan kejadian pneumonia diharapkan

kepada staf puskesmas untuk dapat memberikan penyuluhan secara rutin

kepada masyarakat tentang faktor lingkungan yang dapat menyebabkan

terjadinya pneumonia pada balita. Perlu menerapkan pola hidup sehat setiap

hari untuk mencegah Pneumonia pada balita dengan cara membuka jendela

3
setiap hari, diupayakan balita tidur dalam kamar yang kepadatan hunianya

memenuhi syarat dan anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah atau

di dekat balita.

C. Kajian materi Pemberdayaan Masyarakat Pada jurnal ilmiah

kesehatan
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan


kesejahteraan mereka sendiri. Adapun Prinsip-Prinsip yang diterapkan

dalam pemberdayaan masyarakat ini meliputi; a.) Menumbuh-kembangkan

potensi masyarakat. b.) Mengembangkan gotong-royong masyarakat. c.)

Menggali kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan. d.) Bekerja

untuk dan bersama masyarakat. e.) KIE Berbasis masyarakat (sebanyak

mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi lokal). f.) Menjalin

kemitraan, dengan LSM dan ormas lain. g.) Desentralisasi. Tujuan dari

pemberdayaan masyarakat ini diandaranya; 1.) Menumbuhkan kesadaran,

pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan

masyarakat. 2.) Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan

untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan


mereka. 3.) kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya

tindakan atau perilaku sehat. Jadi dalam melakukan suatu pemberdayaan

masyarakat, maka yang harus di perhatikan adalah bagaimana agar program

yang sudah berjalan dapat terus berkembang dan dikelola langsung oleh

masyarakat, dan menjadi program jangka panjang.

4
Dalam kajian ini akan dipaparkan bagaimana penerapan materi

pemberdayaan masyarakat dalam jurnal ilmiah “Pelatihan Edukator Sebaya

Sebagai Upaya Pencegahan Komponen Sindrom Metabolik Pada Remaja di

Kabupaten Soppeng”. Kejadian obesitas yang meningkat dapat memicu

terjadinya Sindrom Metabolik (SM) Pada remaja. Sindroma Metabolik (SM)

adalah kondisi dimana seseorang memiliki tekanan Darah tinggi, obesitas

sentral dan dislipidemia, dengan atau tanpa hiperglikemik. Data tentang

prevalensi SM di Indonesia masih terbatas meski kecendrungan Kejadiannya

terus meningkat seiring dengan peningkatan kejadian obesitas. Data dari


Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) menunjukkan prevalensi SM

adalah sebesar 13,3% (Fattah, 2006). Di Makassar, sebuah studi yang

melibatkan 330 pria menemukan prevalensi SM sebesar 33,9% (Adrianjah

& Adam, 2006). Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pencegahan

komponen SM pada remaja melalui pelatihan edukator sebaya di Kabupaten

Soppeng. Kegiatan nya dilakukan dengan metode pelatihan yang dikemas

dalam pemberian edukasi tentang komponen SM dan pencegahannya dan

demonstrasi tentang penilaian status gizi pada remaja. Kegiatan ini dapat

meningkatkan pengetahuan khalayak sasaran dalam kategori baik sebesar

46%. Kegiatan yang dilakukan cukup efektif untuk meningkatkan


pengetahuan edukator sebaya tentang komponen SM dan pencegahannya

pada remaja. Kesimpulan dari Pelatihan Edukator Sebaya efektif untuk

meningkatkan pengetahuan responden tentang Sindrom Metabolik pada

remaja. Diharapkan dengan perbaikan Pengetahuan akan mencegah

terjadinya komponen Sindrom Metabolik pada remaja di sekolah tersebut.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Advokasi adalah salah satu upaya kesehatan yang dilakukan untuk

memperoleh kebijakan dari suatu sistem. Yang tujuannya untuk

memberikan suatu kebijakan kesehatan yang berdampak positif bagi

masyarakat. Dalam jurnal pertama, kegiatan advokasi tersebut

mengarah kepada pihak puskesmas pentingnya peningkatan


pengetahuan tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan baik itu

untuk dokter serta melakukan advokasi kepada pembuat kebijakan

terkait peningkatan fasilitas kesehatan.

2. Teori H. L. Bloom menjelaskan bahwa ada 4 faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu: 1) gaya

hidup (life style); 2) lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya);

3) pelayanan kesehatan; dan 4) faktor genetik (keturunan). Dalam

jurnal kedua, di ketahui bahwa penyebab masalah pernapasan adalah

karena faktor lingkungan dan perilaku masyarakat yang merokok.

3. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat

dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan

meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Dalam jurnal ketiga,

strategi promosi kesehatan yang dilakukan adalah dengan cara

pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan edukator sebaya yang

bertujuan dalam perbaikan Pengetahuan pencegahan terjadinya

Sindrom Metabolik pada remaja di sekolah di Soppeng.

6
B. Saran

Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih

banyak kesalahan. Besar harapan saya kepada para pembaca untuk bisa

memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar paper ini menjadi

lebih sempurna.

7
DAFTAR PUSTAKA

Risky, Sartini,..Faridah M. said..dkk. 2021 . “Sistem Rujukan Kesehatan pada

Kasus Non Spesialistik Di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia” dalam

jurnal Al- Sihah publik health science journal. Vol 13. No.2 ( Halaman

213-232). Indonesia. https://doi.org/10.24252/al-sihah.v13i2.25951

Jafar, Nurhaedar,..Yessy Kurniati..dkk. 2020. “Pelatihan Edukator Sebaya

Sebagai Upaya Pencegahan Komponen Sindrom Metabolik Pada Remaja di

Kabupaten Soppeng” dalam jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol 4.


Issue 1. (Halaman 103-109). Indonesia.

https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=en&user

=5lejdwIAAAAJ&citation_for_view=5lejdwIAAAAJ:ULOm3_A8WrAC

Suryani,. Suharyo, Hadisaputro..dkk. 2018. “Faktor Risiko Lingkungan Yang

Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita (Studi di Wilayah

Kerja Dinas Kesehatan Kota Bengkulu)” dalam jurnal Higiene. Vol 4. No

1. (Halaman 26-31). Indonesia. https://journal.uin-

alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/view/5836

Wahyuningsih, S.,. Raodhah, S., & Basri, S. (2017). Infeksi Saluran Akut

(ISPA) pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan sanggar

Kabupaten Bima. HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(2), 97-105

WHO. (2008).Infection prevention and control of Epidemic-and pandemic-

Prone acute respiratory diseases in health care. WHO Interim Guidelines,.

Geneva: World Health Organization.

8
Fattah, M. (2006). Sindroma Meabolik dan Penanda Baru Disfungs Endotel:

Asimetrik Dimetrik Arginin (HDMA) dan High Sensitive C-Reaktif Protein

(Hs-CRP). Forum Diagnosticum. 1 Halaman.

Adrianjah, H., & Adam, J. (2006).Sindrom Metabolik : Pengertian,

Epidemiologi Dan Kriteria Diagnosis. Jakarta: Informasi Laboratorium

PRODIA.

9
10

Anda mungkin juga menyukai