Anda di halaman 1dari 11

RESPON PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KEBUTUHAN

SPIRITUAL: BERDOA

Psychological Response of Student in the Spiritual Need Implementation: Praying

Sutarno1* , Rully Andika 2, Yuni Sapto ER 3


1,2,3
Dosen Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
*myacunsutarno@gmail.com

ABSTRAK

Pasien yang mengalami gangguan kesehatan fisik diharapkan mendapatkan perawatan


secara holistik yang meliputi perawatan bio, psiko, sosial tanpa mengesampingkan perawatan
spiritual. Setiap tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berdampak psikologis bagi
mahasiswa sendiri maupun bagi pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon
psikologis mahasiswa dan pasien dalam implementasi kebutuhan spiritual: Mendoakan
pasien. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa
wawancara dan observasi dengan partisipan yaitu mahasiswa D3 Keperawatan, S1
Keperawatan dan Program Profesi Ners. Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian ini
adalah dari respons mahasiswa dalam praktik mendoakan didapatkan lima tema yaitu: merasa
ada kebersamaan dengan teman-taman saat belajar, merasa sungguh-sungguh dalam belajar
mendoakan dan mebimbing berdoa terutama saat menghadapi OSCA, merasa cemas saat
pertama kali akan mulai praktik mendoakan, merasa khusyu` saat praktik mendoakan dan
merasa senang setelah selesai praktik mendoakan.

Kata Kunci: Respon, psikologis, doa, spiritualitas

ABSTRACT

Patients with physical health problems are expected to receive holistic treatment that
includes bio, psycho, social care without the exclusion of spiritual care. Any action taken by
the student can have psychological impact on the students themselves as well as for the
patient. The purpose of this study is to know the psychological response of students and
patients in the implementation of spiritual needs: Praying the patient. This research uses
qualitative method with phenomenology approach. Data collection in this study using data
collection methods in the form of moderate participation observation and interview with
researchers as the main tool of research with participants of Diploma Nursing, Bachelor
Nursing and Ners. Results of the research from student response in praying practice were five
themes: feel the togetherness of friends in the garden while studying, feel earnest in learning
praying and praying especially when facing OSCA, feel Anxiously when they first start
practicing praying, feel khusu when the practice of praying and feeling happy after the
practice of praying. There was one theme for patients: feeling happy after the practice of
praying.

Keywords: Respon, psychological, praying, spirituality

Jurnal Kesehatan Al Irsyad (JKA).Vol.X.No.2, September 2017 57


PENDAHULUAN untuk menurunkan tingkat sakit hati remaja
Pasien yang mengalami gangguan akhir di STIKES Al-Irsyad Cilaacap
kesehatan fisik, secara umum juga (Sutarno, 2015). Metode bimbingan
mengalami gangguan psikologis. Salah satu imajinasi rekaman audio terbukti
gangguan psikologis yang sering terjadi menurunkan stres hospitalisasi pada anak
pada pseien yang mengalami gangguan usia sekolah di rumah sakit di Kota Palu
fisik adalah kecemasan. Putri (2015) (Masulili, 2013). Nisa (2014) memaparkan
menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil penelitiannya yang menunjukkan
respon psikologis yang paling umum Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam
dirasakan oleh pasien yang dirawat di Melalui Terapi Do'a di Rumah Sakit Islam
rumah sakit. NU Demak terdapat kelebihan berupa
Pasien yang mengalami gangguan adanya respon positif dari pasien maupun
kesehatan fisik menjadi penting untuk keluarga pasien, mereka menyadari bahwa
mendapatkan perawatan secara holistik terapi Doa yang diberikan sangat membantu
yang meliputi perawatan bio, psiko, sosial mereka terutama ketenangan batin dan
tanpa mengesampingkan perawatan mempercepat kesembuhan.
spiritual. Beberapa penelitian terkait dengan Penelitian tentang respon mahasiswa dan
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien terhadap tindakan mendoakan belum
menunjukkan hasil yang dapat berefek baik pernah diteliti. Berdasarkan hal tersebut
bagi kesehatan pasien: seperti penelitian maka masalah penelitian yang muncul
Widhowati (2010) yang membuktikan adalah bagaimanakah respon psikologis
penambahan terapi audio surat Ar Rahman mahasiswa dalam implementasi kebutuhan
terbukti efektifitas menurunkan perilaku spiritual: Mendoakan pasien.
kekerasan yang dilakukan oleh penderita
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah METODE
Semarang. Meyrani & Hartati (2013) Penelitian ini merupakan penelitian
membuktikan bahwa terapi audio dengan kualitatif dengan pendekatan
surah Ar Rahman efektif menurunkan fenomenologi. Sharan B. dan Marriam
gangguan perilaku dan emosi pada dalam Sugiyono (2013) menyebutkan
penderita autis. Penelitian Sutarno tentang bahwa penelitian kualitatif merupakan
Rancang Bangun Audio Penawar Sakit Hati pendekatan yang berfungsi untuk
menjukkan bahwa rekaman APSH efektif menemukan fenomena sentral. Penelitian

58
ini dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu yang digunakan meliputi: wawancara,
Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al- member chek dan pendapat peneliti lain.
Islamiyyah Cilacap. Pada penelitian ini 3. Instrumen penelitian
partisipan adalah mahasiswa prodi D3 Pada penelitian kualitatif, instrument
keperawatan, S1 keperawatan dan Ners utama adalah peneliti sendiri. Dalam
yang telah mengimplementasikan tindakan penelitian ini alat bantu yang digunakan
mendoakan pasien dan membimbing adalah, pedoman wawancara, dan recorder.
pasien berdoa. Partisipan dipilih dengan 4. Analisis Data
menggunakan teknik purposive. Dalam penelitian ini analisis data
dilakukan selama berlangsungnya
1. Teknik pengumpulan data penelitian bukan setelah selesai penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam Analisis yang dilakukan meliputi: reduksi
penelitian ini menggunakan metode data, dan pengambilan kesimpulan.
pengumpulan data berupa observasi
partisipasi moderat (moderate HASIL
participation) yang dimaksud adalah bahwa Berdasarkan data wawancara, member
peneliti berperan secara simbang yaitu check dan pendapat peneliti lain dalam hal
menjadi orang dalam dan orang luar. Selain ini anggota peneliti, maka peneliti
menggunakan observasi partisipasi menyatakan data telah valid dan
moderat, dalam penelitian ini juga menghasilkan simpulan penelitian sebagai
menggunakan teknik wawancara berikut:
semiterstruktur. Respon Partisipan Dalam Implementasi
2. Keabsahan data Kebutuhan Spiritual:Mendoakan Pasien
Pada penelitian ini menggunakan tiga Respon partisipan dalam implementasi
teknik pengumpulan data. Dengan kebutuhan spiritual berupa mendoakan
menggunakan tiga teknik pengumpulan pasien secara umum adalah adanya respon
data maka berarti penelitian ini positif dan negatif. Adapun secara lebih
menggunakan Trianggulasi teknik. rinci penelitian ini mengidentifikasi empat
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa tema yang termasuk dalamrespon positif
trianggulasi teknik adalah peneliti terhadap tindakan mendoakan pasien dan
menggunakan teknik pengumpulan data membimbing pasien berdoa dan ada satu
yang berbeda-beda dalam memperoleh data respon negatif. Jadi total tema yang
dari partisipan yang sama. Trianggulasi teridentifikasi ada lima. Kelima tema

59
tersebut adalah sebagai berikut: Merasa P.5 : Yang paling terkesan…kita kan
menghafalnya bareng-bareng teman
adanya kebersamaan dengan teman-teman
ya pak jadi kita disitu kaya
saat belajar, merasa sungguh-sungguh bergantian untuk e….mendengarkan
ganti…apa ya…saya membaca doa
dalam belajar mendoakan dan mebimbing
lalu teman mendengarkan seperti
berdoa terutama saat menghadapi OSCA, itu saling mengoreksi.
P.6 : Kalau temen lagi ngafalin saya
merasa Cemas saat pertama kali akan mulai
ndengerin terus bergantian gitu
praktik mendoakan, merasa Khusyu` saat pak….adem juga sih pak pas
hafalan itu karena mungkin banyak
praktik mendoakan, merasa senang setelah
doa didalamnya.
selesai mendoakan.
B. Merasa sungguh-sungguh dalam
belajar mendoakan dan mebimbing
Berikut adalah hasil penelitian untuk
berdoaterutama saat menghadapi OSCA
respon partisipan dalam implementasi
Semua partisipan lebih bersungguh-
mendoakan pasien.
sungguh belajar saat akan menghadapi
OSCA mereka lebih berusaha untuk
A. Merasa ada kebersamaan dengan
teman-teman saat belajar mendoakan menghafalkan. Berikut adalah respon
pasien.
partisipan saat ditanya tentang persiapan
Semua partisipan menyatakan yang OSCA.
paling berkesan saat menghafalkan doa
Apa yang disiapakan saat menjelang
untuk persiapan simulasi mendoakan adalah
OSCA?
kebersamaan dengan teman-teman. Berikut P.1 : Belajar menghafal semaksimal
mungkin
respon partisipan saat ditanya pengalaman
P.2 : Lebih mematangkan kembali
yang paling terkesan saat menhafalkan doa. hafalannya karena di situ juga
stressornya ada lagi seperti waktu.
P.3 : Ya hafalan… ya harus hafal….gitu
pak
Hal apakah yang paling terkesan saat
P.4 : Membutuhkan ingatan dan
menghafalkan doa:
kesiapan kita sendiri
P.1 : Bergantian mendoakan dengan
P.5 : Menghafalkan dan menyiapkan
teman
ketenangan karena osca suka deg-
P.2 :teman-teman bersemangat,
degan
berjuang sampai malam, terlihat
P.6 : Malam sebelum osca hafalan terus
bersemangat menghafalkan doa,
sebelum maju juga hafalan
dan akhirnya hafal.
P.3 : menghafal dengan sering-sering
dilatih gitu pak…awalnya sendiri Semua menyatakan bahwa yang paling
terus berpasangan dengan teman
membutuhkan persiapan adalah pada tahap
saling…sama-sama mengoreksi
P.4 : Kita bersama teman-teman OSCA. Berikut respon partisipan saat
itu…saling membantu
60
ditanya tahap pembelajaran yang paling Bagaimana perasaan yang dialami saat
pertama kali menjelang mendoakan
membutuh persiapan.
pasien?
Dari ketiga tahap, pada tahap apakah P.1 : Merasa deg-degan, malu kalau
yang paling membutuhkan persiapan? nda hafal
P.2 : Pastinya sih nerves ya
P.1 : OSCA pak…,terus perasaan lainnya takut,
P.2 : di osca, karena stresornya ada dua takut doanya salah takut pasien
sih pak, stressor untuk menolak. nervesnya ada deg-degan
menghafalkan dan itu…stressor P,3 : Deg-degan.., takut salah.. apa
waktu. takut orangnya nda menerima gitu
P.3 : Di osca banyak stasenya jadi pak…
hafalannya harus dibagi-bagi, P.4 : Takut e…karena takutnya
memang di OSCA persiapannya itu…takut salah dalam
harus benar-benar mateng sih ya mendoakannya, deg-degan, malu
pak…karena dibatasi waktu kalau-kalau salah.
ditunggui dosen juga. P.5 deg-degan, takut salah
P.4 : OSCA, walaupun osca sudah P.6 : Grogi apakah saya bisa… dan
terbiasa tiap semester tapi tetap karena didepan orang lain yang
saja ketika kita menghadapinya disitu mungkin keluarga pasien
e…kita merasa entah itu deg-degan mengharapkan saya lancar
atau bagaimana itu e…tetap osca mendoakan dan…doa itu terkabul
yang paling mendebarkan. jadi ya…ada beban tersendiri saat
P.5 : Yang di pasien langsung, yang di mendoakan secara langsung pada
OSCA apa ya….mestinya ada pasien yang bener-bener sakit.
persiapan sendiri sendiri. Berdebar-debar takutnya salah
P.6 : Kalau OSCA butuh menghafalkan bacaan salah urutan
dan juga mental, osca karena
banyak yang perlu dihafalkan dari D. Merasa khusu saat praktik
mata kuliah lain dan juga e…perlu mendoakan.
hafalan jadi pas OSCA
lebih…hafalannya lebih banyak Hampir semua merasakan khusyu`
dan lebih grogi.
dalam mendoakan pasien. Berikut respon
partisipan saat diminta mengungkapkan
C. Merasa Cemas saat pertama kali
perasaannya saat mendoakan pasien.
akan mulai praktik mendoakan

Semua merasakan berdebar-debar Bagaimanakah perasaan yang dialami


saat berlangsung mendoakan?
cemas dan takut salah saat menjelang
P.1 : Deg-degannya ilang, senang,
mendoakan untuk pertama kalinya. Berikut khusyu` benar-banar dalam hati
P.2 : Yang dirasakan sih….tidak
adalah respon partisipan saat diminta
nenerves saat pertama, karena
mengungkapkan perasaannya menjelang Alhamdulillah hafal jadi…pada
prosesnya tidak nerves lagi,
mendoakan.
empati, menghadirkan perasaaan.
P.3 : Lebih seneng sih pak… karena
rasaanya saya ikut mendoakan
didalam em…dari hati gitu pak…,
61
ada rasa sungguh-sungguh, ada PEMBAHASAN
keinginan doanya terkabul.
Penelitian yang telah dilakukan
P.4 : Ada rasa sedihnya karena pasien
sedang sakit…ada rasa bertujuan untuk mengetahui respon
empatinya, jadi kita lebih merasa
mahasiswa melakukan tindakanan
khusu dalam berdoa karena rasa
empati tersebut. mendoakan pasien. Pada bagian ini peneliti
P.5 : Senang dapat membantu pasien
membahas tentang interpretasi dari hasil
dan ikut terbawa suasana karena
pasien berkaca-kaca. penelitian, keterbatasan penelitian dan
P.6 : Pada saat saya mendoakan,
implikasinya bagi perawat dan penelitian.
waktu itu saya.. pegang daerah
yang sakit terus pasien juga Interpretasi hasil penelitian dilakukan
melihat ke arah saya, pasien
dengan cara membandingkan konsep, teori
menangis…keluarga juga ada
yang sebagian menangis jadi dan hasil penelitian terdahulu untuk
trenyuh pak….saya kok bisa
dilakukan telaah terhadap hasil penelitian
seperti ini…bisa berguna buat
orang lain dan orang lain itu atau bukti empiris dan temuan yang
seneng saya mendoakan tersebut
didapatkan pada penelitian ini.
E. Merasa senang setelah selesai Keterbatasan penelitian membahas hal yang
praktik mendoakan
tidak dapat dilakukan pada penelitian ini
Semua mengungkapkan perasaan dengan membandingkan proses penelitian
senang setelah selesai mendoakan. Berikut yang telah dilalui dengan kondisi
adalah kutipan wawancara peneliti dengan seharusnya. Sedangkan pada implikasi
partisipan: keperawatan dikemukakan berbagai
dampak hasil penelitian dengan
Bagaimanakah perasaan yang Anda
mempertimbangkan pengembangan lebih
dialami setelah mendoakan pasien?
P.1 : Senang bisa mendoakan lanjut bagi keperawatan, pendidikan dan
P.2 : Senang bisa mendoakan orang
penelitian selanjutnya.
yang sedang sakit
P.3 : Seneng bisa mendoakan orang
lain
Respon Partisipan Dalam Implementasi
P.4 : Merasa senang karena ikut
terjun langsung kepasien dan kita Kebutuhan Spiritual: Mendoakan Pasien
berharapnya doanya bisa
bermanfaat bagi pasien
P.5 : Senang dan tenang A. Merasa ada kebersamaan dengan
P.6 : Plong, Alhamdulillah selesai teman-taman saat belajar
begitu pak terus melihat kearah
pasien pasien tersenyum dan Mendoakan pasien membutuhkan
mengucapkan terimakasih..saya
belajar dan menghafal. Dalam pelaksanaan
bahagia banget pak….
pembelajaran menghafal doa digunakan

62
metode menghafal bersama dan mandiri. aspek kehidupan yang penuh makna.
Menghafal bersama ternyata menambah Makna yang diperoleh peserta didik saat
rasa kebersamaan. Selanjutnya pada akhir belajar mendoakan pasien adalah adanya
pembelajaran dikelas digunakan metode kebersamaan.
simulasi. Metode simulasi yang dilakukan Rasa kebersamaan dalam proses
adalah seorang berperan menjadi pasien dan pembelajaran merupakan perubahan respon
seorang menjadi perawat yang mendoakan. afektif yang positif. Hal ini sesuai dengan
Mendoakan merupakan kombinasi pendapat Djamarah SB (2011: 13) yang
keterampilan kognitif, afektif dan menyatakan bahwa belajar adalah
psikomotor. Metode simulasi merupakan “Serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
metode yang sesuai untuk mencapai tujuan memperoleh suatu perubahan tingkah laku
pembelajaran kognitif, afektif dan sebagai hasi dari pengalaman individu
psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat dalam interaksi dengan lingkungannya yang
Indriyana (2016) yang menyampaikan menyangkut kognitif, afektif dan
bahwa pembelajaran dengan teknik simulasi psikomotor”. Demikian pula menurut
bertujuan membantu peserta didik untuk: Khodijah N (2014; 50) belajar adalah
1). Membentuk keterampilan membuat sebuah proses yang memungkinkan
keputusan dalam menyelesaikan masalah. seseorang memperoleh dan membentuk
2). Mengembangkan kemampuan dalam kompetensi, ketrampilan, dan sikap yang
berinteraksi antarsesama manusia. 3). baru melibatkan proses-proses mental
Memberikan kesempatan pada siswa untuk internal yang mengakibatkan perubahan
menerapkan tentang berbagai prinsip dan perilaku dan sifatnya relative permanen.
teori. 4). Membantu meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan B. Merasa sungguh-sungguh dalam
belajar mendoakan terutama saat
psikomotornya. Simulasi merupakan salah
menghadapi OSCA
satu dari berbagai macam metode belajar.
Setelah melampaui metode simulasi,
Belajar dapat dilakukan dengan
mahasiswa memasuki tahap uji OSCA.
kegiatan yang sistematis dan dilakukan
Pada tahap OSCA mahasiswa merasa
secara berkelanjutan yang mana memiliki
mempersiapkan lebih dibandingkan dengan
beberapa prinsip, hal tersebut sesuai dengan
tahap simulasi. Pada tahap persiapan
pendapat Suhana (2014), bahwa terdapat
OSCA, mahasiswa semakin meningkatkan
beberapa prinsip pembelajaran salah
intensitas hafalan mereka.Hal ini dapat
satunya adalah Belajar mencakup semua
dipahami karena pada tahap OSCA ada
63
beberapa materi yang diujikan dan dibatasi dengan simulasi dan praktik. Hal ini dapat
dengan waktu. Selain membutuhkan dipahami karena OSCA merupakan bentuk
kesiapan materi, pada tahap ini juga evaluasi yang melibatkan kognitif dan
membutuhkan kesiapan mental. Riana E psikomotor dalam waktu yang terbatas
(2015) dalam penelitiannya mahaiswa diuji beberapa keterampilan.
mengungkapkan bahwa ada kendala yang Riana E (2015) dalam penelitiannya
dihadapi mahasiswa saat menghadapi menemukan bahwa dalam ujian OSCA
OSCA yaitu cemas dan keterbatasan waktu. keterbatasan waktu membuat partisipan
Hal ini sesuai dengan penelitian Pusparatri kurang mendapatkan hasil yang maksimal.
E. (2016) yang menemukan bahwa
mahasiswa Universitas Muhammadiyah C. Merasa Cemas saat pertama kali
akan mulai praktik mendoakan
Surakarta tingkat II dan IV menggunakan
koping mal adaptif saat menghadapi OSCA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian Pusparatri E menunjukan hampir semua mahasiswa merasakan
bahwa OSCA merupakan stressor bagi berdebar-debar cemas dan takut salah saat
mahasiswa. menjelang mendoakan untuk pertama
Mahasiswa yang mempunyai keinginan kalinya. Pada dasarnya perasaan cemas dan
untuk berhasil menghadapi OSCA berdebar yang dialami mahasiswa
memerlukan usaha yang lebih giat menjelang mendoakan pasien untuk
dibandingkan saat pembelajaran simulasi di pertama kalinya merupakan hal yang wajar
kelas. Riana E (2015) dalam penelitiannya yang dialami oleh setiap manusia,
menemukan persiapan-persiapan yang kecemasan merupakan bagian dari
dilakukan menjelang OSCA yaitu: ada kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
persiapan fisik berupa istirahat cukup, dengan pendapat Savitri (2003) yang
makan-makanan bergizi dan sarapan pagi menyatakan bahwa kecemasan adalah
sebelum ujian, ada persiapan psikis berupa sesuatu yang menimpa hampir setiap orang
belajar dan berdoa. pada waktu tertentu dalam kehidupannya.
OSCA menjadi tahap yang paling Kecemasan merupakan reaksi normal
membutuhkan persiapan dibandingkan terhadap situasi yang sangat menekan
dengan tahap simulasi dan praktik kehidupan seseorang. Kecemasan bisa
lapangan. Semua partisipan menyatakan muncul sendiri atau bergabung dengan
bahwa yang paling membutuhkan persiapan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan
adalah pada tahap OSCA dibandingkan emosi.

64
merupakan perasaan yang wajar dialami
D. Merasa Khusyu` saat praktik oleh setiap manusia yang telah
mendoakan
menyelesaikan tugasnya.
Perasaan khusyu dan empati yang Rasa senang setelah mendoakan bukan
dirasakan ketika mendoakan merupakan saja karena telah selesai menjalankan tugas
salah satu respon dari aspek spiritualitas tapi juga karena telah berbuat baik. Setiap
yang dirasakan oleh seseorang. Rasa kebaikan akan membawa kebaikan bagi
khusyu` dalam berdoa dijelaskan dalam pelakunya.
al quran surat Al Ambiya ayat 90 yang “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia
artinya:
akan menerima (balasan)nya.” (QS. Al-
“Sesungguhnya, mereka adalah orang- Zalzalah: 7)
orang yang selalu bersegera dalam
“Jika kalian berbuat baik (berarti) kalian
(mengerjakan) segala kebaikan, dan
berbuat baik untuk dirimu sendiri, Dan jika
mereka berdoa kepada Kami dengan penuh
kalian berbuat jahat, maka (kerugian
harap dan cemas. Dan mereka adalah
kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”.. (QS.
orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”
(Q.S. Al-Anbiya’:90). Al Isra : 7).
Mutaqin A.Z (2014) menuliskan bahwa
Saat berdoa partisipan tampak
adanya kesepakatan umum bahwa jika kita
menggunakan volume suara yang rendah dan
melakukannya dengan sungguh-sungguh. Hal
melakukan kebaikan maka saat itu juga hati

ini sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al kita akan merasa bahagia, dan rasa bahagia
`raf ayat 55 yang artinya: “Berdoalah kepada itu akan menghapus kegelisahan,
Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang kesedihan, ketidak khusyuan dan
lembut.” (Q.S. Al-A’raf:55). melapangkan dada. Memang demikianlah
tabiat hati nurani manusia, ada perasaaan
E. Merasa Senang setelah selesai senang tak terkira jika mampu membantu
praktik mendoakan
orang lain yang sangat membutuhkan.
Semua mahasiswa pernah praktik Perasaan senang partisipan juga
mendoakan pasien dan hampir semua disebabkan karena adanya respon yang
merasakan senang mendoakan pasien. positif dari pasien yang didoakan. Respon
Semua mahaiswa pernah mendoakan pasien pasien setelah didoakan menurut partisipan
hal ini wajar karena mendoakan merupakan adalah sebagai berikut: Semua Semua
keterampilan yang ditargetkan harus pasien merasa senang, sebagian besar
dilakukan oleh mahasiswa. Hampir semua pasien mengucapkan terimakasih dan
merasakan senang setelah mendoakan beberapa pasien meminta dituliskan
pasien. Perasaan senang telah mendoakan doanya.
65
Kota Palu. Jurnal Keperawatan Anak .
Volume 1(2);73-84.
KESIMPULAN
Respon mahasiswa terhadap Meyrani ED & Hartati E .2013. Intervensi
Terapi Audio Dengan Murottal Surah
pembelajaran keperawatan islami
Ar-Rahman Terhadap Perilaku Anak
khususnya keterampilan mendoakan Autis. Jurnal Keperawatan
Soedirman(The Soedirman Journal of
berjumlah lima respon yang terdiri dari
Nursing), Volume 8 (2)
empat respon positif dan satu respon
negatif.
UCAPAN TERIMAKASIH Mutaqin A.Z.2014. Manfaat Berbuat Baik
Kepada Orang
Ucapan terimakasih kami sampikan kepada: Lain.https://azainalmutaqin.wordpress.
com/
1. Ketua STIKES Al Irsyad Al
Islamiyyah Cilacap yang telah Nisa, Vira Zumrotun, 2014, Bimbingan
memberikan ijin penelitian ini rohani Islam melalui terapi do’a bagi
2. Kepala UPT PPM STIKES Al Irsyad pasien rawat inap di RSI NU
Al Islamiyyah Cilacap yang telah Demak. Undergraduate (S1) thesis,
UIN Walisongo,
memfasilitasi penelitian ini
http://eprints.walisongo.ac.id
3. Semua partisipan yang telah bersedia
menjadi narasumber dalam penelitian Pusparatri E. 2016. Kecemasan Mahasiswa
ini. Sarjana Keperawatan Saat
Menghadapi UjianOsca Komprehensif
Di Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Surakarta, http://eprints.ums.ac.id.

Djamarah, SB, 2011, Psikologi Belajar. Putri A, 2015,Psikologi Pasien.


Jakarta : Rineka Cipta https://prezi.com/

Ghoffar, 2006, Penyembuhan dengan Doa Riana, Eka, 2015,Pengalaman Mahasiswa


dan Dzikir Rasulullah: Dari Sakit Mengikuti Evaluasi Praktikum dengan
KepalaSampai Kanker, Almahira, Metode OSCA di D III Kebidanan
Jakarta. STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta Tahun
2011, http://opac.unisayogya.ac.id
Indriyana, 2016, Metode Simulasi:
Pengertian Hingga Kelemahan. Savitri, R. 2003,Kecemasan Bagaimana
https://portal-ilmu.com Mengatasi Penyebabnya. Jakarta:
Pustaka Populer Obor.
Khodijah, N, 2014, Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Rajawali Pers Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
manajemen. Alfabeta. Bandung
Masulili F, 2013, Metode Bimbingan
Imajinasi Rekaman Audio Untuk Suhana, C. 2014,Konsep Strategi
Menurunkan Stres Hospitalisasi Pada Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung
Anak Usia Sekolah Di Rumah Sakit Di : Refika Aditama.

66
Sutarno, 2015,Rancang Bangun Audio untuk Menurunkan Perilaku Kekerasan
Penawar Sakit Hati. Laporan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD)
penelitian. Tidak dipublikasikan. Dr. Amino Gondohutomo
Semarang,http://eprints.undip.ac.id
Widhowati SS 2010,Efektifitas Terapi
Audio Murattal Surah Ar Rahman

67

Anda mungkin juga menyukai