Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN POLA PIKIR DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA DI DESA

SUMENGKO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Devi Nilasari Safitri*, Moh. Saifudin**, Abdul Rokhman***


ABSTRAK

Salah satu permasalahan pada remaja adalah banyaknya remaja yang mengalami
kecemasan sebagai salah satu akibat masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Berfikir positif merupakan upaya meningkatkan pola pikir remaja untuk
menyelasaikan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pola
Pikir Dengan Kecemasan Pada Remaja di Desa Sumengko Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan.

Desain penelitian yakni korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi 120
remaja, sampel 93 remaja yang diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Data
diambil menggunakan kuesioner dengan Uji Spearmen Rank.

Hasil pengujian dengan uji spearman rank (Rho) yang menggunakan program SPSS PC
for windows versi 18.0 yang didapatkan nilai rs=0,877 yang berarti memiliki tingkat
hubungan yang tingggi dan diperoleh nilai p=0.01 dengan taraf signifikan (p<0,05). Maka
H1 diterima, artinya ada hubungan pola pikir dengan kecemasan pada remaja di desa
sumengko kecamatan kedungpring kabupaten lamongan.

Berdasarkan penelitian diatas maka Berpikir positif adalah solusi tepat untuk
menyelesaikan masalah kehidupan seseorang, karena pemikiran yang akan membantu
menentukan suasana hati yang dialami dalam situasi tertentu. Begitu individu mengalami
suasana hati tertentu, suasana hati tersebut akan disertai dengan pemikiran lain yang
mendukung dan memperkuat suasana hati.

Kata kunci : pola pikir, kecemasan

RELATIONSHIP OF MIND PATTERNS WITH ANXIETY IN


ADOLESCENTS IN SUMENGKO VILLAGE, KECAMATAN
KEDUNGPRING, LAMONGAN DISTRICT
Devi Nilasari Safitri*, Moh. Saifudin**, Abdul Rokhman***
ABSTRACT

One problem in adolescents is that many adolescents experience anxiety as a result of the
transition from childhood to adulthood. Positive thinking is an effort to improve the
mindset of adolescents to solve problems. The purpose of this study was to determine the
Relationship between Mindset and Anxiety in Adolescents in Sumengko Village,
Kedungpring District, Lamongan Regency.

The research design is analytic correlation with cross sectional approach. Population of
120 adolescents, a sample of 93 adolescents taken using the Simple Random Sampling
technique. Data was taken using a questionnaire with the Spearmen Rank Test.

The results of the test with the Spearman rank (Rho) test using the SPSS PC for Windows
version 18.0 program obtained rs = 0.877 which means that they have a high level of
relationship and p = 0.01 with a significant level (p <0.05). Then H1 is accepted, meaning
that there is a relationship between mindset and anxiety in adolescents in the village of
Sumengko, Kedungpring, Lamongan Regency.

Based on the research above, positive thinking is the right solution to solve one's life
problems, because thoughts will help determine the mood experienced in certain
situations. Once an individual experiences a certain mood, the mood will be accompanied
by other thoughts that support and strengthen the mood.

Keywords: mindset, anxiety

1. Pendahuluan akan tercapai kepuasan keberhasilan,


namun apabila ia tidak mampu
Remaja merupakan suatu tahap melewatinya maka akan menimbulkan
perkembangan antara masa anak-anak kecemasan dalam individu tersebut
dan masa dewasa, yang ditandai oleh (Sari, Widiani, & Mardianna, 2019).
perubahan-perubahan fisik umum serta Kecemasan adalah kekhawatiran
perkembangan kognitif dan sosial. yang tidak jelas dan menyebar, yang
Remaja berasal dari bahasa Latin berkaitan dengan perasaan yang tidak
adolescence yang berarti tumbuh pasti dan keadaan emosi yang dialami
menjadi dewasa. Remaja adalah tahap tidak memiliki objek secara spesifik.
yang unik dari perkembangan yang Kecemasan merupakan hal yang normal
terjadi pada usia 11 sampai 20 tahun. di dalam kehidupan karena kecemasan
Remaja tidak hanya tumbuh menjadi sangat dibutuhkan sebagai pertanda akan
lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga bahaya yang mengancam. Namun ketika
terjadi perubahan-perubahan di dalam kecemasan terjadi secara terus-menerus,
tubuh yang memungkinkan untuk tidak rasional dan intensitasnya
bereproduksi (Kisnawati, 2017). meningkat, maka kecemasan dapat
Dikutip dari Meiriana (2016) WHO mengganggu aktivitas sehari-hari dan
menyatakan pada tahun 2014 Jumlah disebut sebagai gangguan kecemasan.
remaja didunia diperkirakan 1,2 milyar Bahkan pada beberapa penelitian
(18%) atau sekitar seperlima dari jumlah menunjukkan bahwa gangguan
penduduk dunia. Di Indonesia jumlah kecemasan juga merupakan suatu
penduduk remaja (10-19 tahun) menurut komorbiditas. Prevalensi kecemasan
sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 pada wanita lebih tinggi dibandikan
juta atau sekitar 18% dari jumlah dengan kecemasan pada pria (Mardika,
penduduk. Remaja banyak mengalami 2016; Sari et al., 2019).
kecemasan sebagai salah satu akibat Berdasarkan data yang diperoleh
masa peralihan dari masa kanak-kanak prevalensi gangguan mental emosional
ke masa dewasa. Pada sebagian besar pada penduduk umur <15 sebanyak 10%
remaja, hambatan-hambatan dalam penduduk Indonesia yang menderita
kehidupan mereka akan sangat kecemasan. Sedangkan prevalensi
mengganggu kesehatan fisik dan emosi kejadian berdasarkan Provinsi Jawa
mereka. Sehingga dapat menghancurkan Timur tahun 2018 sebanyak 7%
motivasi dan kemampuan menuju sukses penduduk Jawa Timur yang mengalami
di sekolah, juga merusak hubungan kecemasan (KEMENKES RI, 2018).
pribadi mereka. Sejalan dengan Berdasarkan data awal yag didapatkan
perubahan-perubahan tersebut, mereka dari Desa Sumengko Kecamatan
juga dihadapkan pada tugas-tugas Kedungpring Kabupaten Lamongan
perkembangan yang harus dipenuhi. pada 2 November 2019 terdapat 120
Apabila mereka mampu menyelesaikan remaja 10-20 tahun. Terdapat responden
tugas perkembngan dengan baik, maka 16 remaja umur 10-20 tahun mengalami
kecemasan mulai dari tingkat ringan seseorang, yang akhirnya akan
sampai berat, terdapat 56,25% remaja menetukan tingkat keberhasilan
yang mengalami kecemasan ringan, hidupnya. Belief menentukan cara
31,25% remaja yang mengalami berpikir, berkomunikasi dan bertindak
kecemasan sedang dan 12,5% remaja seseorang (Kartikasari, 2015).
yang mengalami kecemasan berat, dari Menurut Dweck (2010) mengatakan
data tersebut masih banyaknya remaja bahwa pada dasarnya ada dua jenis pola
yang mengalami kecemasan. pikir manusia, yaitu pola pikir
Menurut Kartikasari (2015) pada optimisme dan pola pikir pesimisme.
setiap stressor seseorang akan Pola pikir adalah kepercayaan atau
mengalami kecemasan baik ringan, keyakinan cara berfikir individu yang
sedang, maupun berat, remaja dalam mempengaruhi tingkah laku atau
kehidupannya tentu diwarnai oleh perilaku yang dilakukan dalam
masalah psikologi. Banyak faktor yang menentukan arah hidup dari seseorang
mempengaruhi kecemasan pada remaja tersebut yang mempengaruhi kehidupan
meliputi: tingkat religiusitas yang individu tersebut. Pola pikir sangat
rendah, rasa pesimis, takut gagal, berpengaruh terhadap suatu suasana hati,
pengalaman negatif masa lalu, pikiran reaksi fisik yang akan menyebabkan
yang tidak rasional, dan kurangnya terjadinya perubahan interaksi sosial
dukungan sosial. Gangguan kecemasan seseorang. Perubahan dalam perilaku
adalah penyakit yang disebabkan oleh individu berpengaruh terhadap
emosi, pola pikir, dan perilaku. bagaimana individu tersebut berpikir dan
Peningkatan kecemasan di kalangan juga terhadap bagaiman individu
remaja saat ini banyak menjadi masalah tersebut merasa baik secara fisik maupun
yang menyebabkan pola pikir remaja secara emosional.
menjadi ketakutan akan kegagalan dan Salah satu upaya untuk mengurangi
kekhawatiran tentang penilaian orang kecemasan pada remaja ialah dengan
lain dalam kehidupannya. meningkatan pola pikir yang bersifat
Kecemasan yang timbul secara terus optimisme selalu berpikir positif, karena
menerus dan tidak segera diatasi, dapat dalam berpikir positif remaja tidak
menimbulkan rasa yang berlebihan dan hanya dapat membebaskan diri dari rasa
berulang-ulang terhadap pola pikir takut dan cemas yang berkepanjangan,
remaja.Dampak dari perubahan tetapi juga akan mampu menghilangkan
psikologis mengakibatkan minimnya berbagai perasaan negatif seperti takut
kemampuan remaja untuk menguasai salah atau ditertawakan, malu, merasa
dan mengontrol emosi. Kondisi ini tidak bisa dan rendah diri (Prakoso,
membuat remaja menjadi bosan pada 2014). Berpikir positif adalah solusi
setiap kegiatan yang melibatkan tepat untuk menyelesaikan masalah
perorangan, kurang bergairah kehidupan seseorang, karena pemikiran
melaksanakan tugas-tugas yang akan membantu menentukan
perkembangan yang menyebabkan tidak suasana hati yang dialami dalam situasi
stabilnya pola pikir remaja (Mardika, tertentu. Begitu individu mengalami
2016) suasana hati tertentu, suasana hati
Sebagian remaja mampu mengatasi tersebut akan disertai dengan pemikiran
masa ini dengan baik, namun beberapa lain yang mendukung dan memperkuat
remaja yang mengalami penurunan pada suasana hati.
kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.Pola 2. Metodologi Penelitian
pikir atau mindset adalah sekumpulan Desain penelitian yakni korelasi
kepercayaan (belief) atau cara berfikir analitik dengan pendekatan cross
yang mempengaruhi perilaku dan sikap sectional. Populasi 120 remaja, sampel
93 remaja yang diambil dengan teknik Positif 53 56,9%
Simple Random Sampling. Data diambil Negatif 40 43,1%
menggunakan kuesioner dengan Uji Total 93 100%
Spearmen Rank. Penelitian dilakukan 4) Hubungan Pola Pikir Dengan
pada Bulan Maret 2020. Kecemasan Pada Remaja di Desa
Sumengko Kecamatan
3. Hasil Penelitian Kedungpring Kabupaten
1) Karakteristik Responden Lamongan

Tabel 4.1 Karakteristik Remaja Tabel 4.4 Distribusi Hubungan


Berdasarkan Umur Remaja Di Desa Pola Pikir Dengan Kecemasan Pada
Sumengko Kecamatan Kedungpring Remaja Di Desa Sumengko
Kabupaten Lamongan Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan Tahun 2020
Umur Frekuensi Presentase
13 – 15 63 67,7% N Pola Kecemasan Total
tahun o Pikir T % R % S % B % ∑ %
16 – 18 30 32,3% C
tahun 1 Negati 5 12 27 67, 6 15 2 5 40 100
Total 93 100% f ,5 5
2) Kecemasan Pada Remaja di 2 Positif 53 10 0 0 0 0 0 0 53 100
Desa Sumengko Kecamatan 0
Kedungpring Kabupaten Total 58 62 27 29, 6 6,5 2 2,2 93 100
Lamongan ,4 0
Tabel 4.2 Distribusi Mengenai Rs = 0,877 P = 0,000
Kecemasan Pada Remaja di Desa
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui
Sumengko Kecamatan Kedungpring
bahwa dari 93 (100%) ada 53 remaja
Kabupaten Lamongan Tahun 2020.
yang tidak mengalami kecemasan dan
Kecemasan Frekuensi % memiliki pola pikir yang positif,
Tidak 58 62,4% sedangkan remaja yang tidak mengalami
mengalami kecemasan tetapi memiliki pola pikir
kecemasan yang negatif yaitu 5 (12,5%). Remaja
Kecemasan 27 29% yang mengalami kecemasan dan
Ringan memiliki pola pikir negatif yaitu 27
Kecemasan 6 6,5% (67,5%) remaja kecemasan ringan, 6
Sedang (15%) remaja kecemasan sedang, dan 2
Kecemasan 2 2,2% (5%) reamaja yang mengalami
Berat kecemasan berat.
Panik 0 0% Dari hasil analisis SpearmenRho (rs)
3) Pola Pikir Pada Remaja di Desa dengan program SPSS versi 18.0
Sumengko Kecamatan didapatkan nilai koefisien korelasi =
Kedungpring Kabupaten 0,877 dan nilai Sig (2-tailed) 0,000,
Lamongan dimana p < 0,05, interpretasi output dari
uji korelasi rank spearman diatas
Tabel 4.3 Distribusi Pola Pikir Remaja didapatkan angka koefisien kolerasi
Yang Mengalami Kecemasan Di Desa sebesar 0,877 ** yang artinya, tingkat
Sumengko Kecamatan Kedungpring kekuatan hubungan antara variabel pola
Kabupaten Lamongan Tahun 2020. pikir dengan kecemasan pada remaja di
Desa Sumengko Kecamatan
Pola Frekuensi Presentase
Kedungpring Kabupaten Lamongan
Pikir
adalah sangat kuat (0,800– 1,000) meliputi: tingkat religiusitas yang
dengan korelasi positif. Angka koefisien rendah, rasa pesimis, takut gagal,
korelasi hasil diatas adalah positif yaitu pengalaman negatif masa lalu, pikiran
0,877 sehingga hubungan kedua variabel yang tidak rasional, dan kurangnya
tersebut searah dengan demikian dapat dukungan sosial.Gangguan kecemasan
diartikan semakin besar nilai pola pikir adalah penyakit yang disebabkan oleh
remaja, semakin besar pula nilai dari emosi, pola pikir, dan perilaku.
kecemasan. Dan nilai taraf signifikan Peningkatan kecemasan di kalangan
dimana P=0,000 atau P< 0,05 maka H1 remaja saat ini banyak menjadi masalah
di terima dan jika interval korelasi 0,877 yang menyebabkan pola pikir remaja
– 1,000 termasuk dalam tingkat yang menjadi ketakutan akan kegagalan dan
sangat kuat. Sehingga H0 di tolak H1 kekhawatiran tentang penilaian orang
diterima artinya terdapat lain dalam kehidupannya (Kartikasari,
hubungan yang signifikan antara 2015).
variabel pola pikir dengan kecemasan Kecemasan yang timbul secara
pada remaja di Desa Sumengko terus menerus dan tidak segera diatasi,
Kecamatan Kedungpring Kabupaten dapat menimbulkan rasa yang berlebihan
Lamongan. dan berulang-ulang terhadap pola pikir
4. Pembahasan remaja.Dampak dari perubahan
Setelah dilakukan Uji spearmen psikologis mengakibatkan minimnya
rank (Rho) dan menguji hasil penelitian kemampuan remaja untuk menguasai
deng-an menggunakan uji dan mengontrol emosi. Kondisi ini
korelasidiperole hasil yang cukup membuat remaja menjadi bosan pada
bervariasi yang memerlukan setiap kegiatan yang melibatkan
pembahasan tentang hubungan pola perorangan, kurang bergairah
pikir dengan kecemasan pada remaja di melaksanakan tugas-tugas
Desa Sumengko Kecamatan perkembangan yang menyebabkan tidak
Kedungpring Kabupaten Lamongan. stabilnya pola pikir remaja (Mardika,
1) Kecemasan Pada Remaja di Desa 2016)
Sumengko Kecamatan Berdasarkan dari teori diatas
Kedungpring Kabupaten dapat disimpulkan bahwa kecemasan
Lamongan yang dialami pada remaja disebabkan
Berdasarkan tabel 4.2 di atas karena beberapa faktor yang
menunjukkan bahwa sebagian besar mempengaruhi yaitu salah satunya pola
remaja yang tidak mengalami pikir. Jika seseorang seringkali tidak
kecemasan yaitu 58 (62, 4%), sedangkan santai dalam kurun waktu yang lama,
sebagian kecil remaja yang mengalami mereka akan bisa menjadi cemas. Dari
kecemasan berat yaitu 2 (2,2%). cemas itu mereka dapat menjadi lambat
Menurut Sari et al., (2019), dalam merespon usaha-usaha yang bisa
kecemasan adalah kekhawatiran yang membantu mereka keluar dari masalah.
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan sehingga remaja tidak dapat mengatasi
dengan perasaan yang tidak pasti dan kecemasan tersebut dengan baik.
keadaan emosi yang dialami tidak 2) Pola Pikir Pada Remaja di Desa
memiliki objek secara spesifik. pada Sumengko Kecamatan
setiap stressor seseorang akan Kedungpring Kabupaten
mengalami kecemasan baik ringan, Lamongan
sedang, maupun berat, remaja dalam Berdasarkan tabel 4.3 di atas
kehidupannya tentu diwarnai oleh menunjukkan bahwa sebagian besar
masalah psikologi. Banyak faktor yang remaja yang memiliki pola pikir positif
mempengaruhi kecemasan pada remaja yaitu 53 atau (56,9%).
Pola pikir juga dikenal dengan sosial yang bertanggung jawab dalam
istilah mindset adalah cara otak dan akal diri remaja.
menerima, memproses, menganalisis, Menurut Sari et al., (2019) pola
mempersepsi, dan membuat kesimpulan pikir Optimisme (positif) merupakan
terhadap informasi yang masuk melalui keyakinan individu secara komprehensif
indra kita. Pola pikir itu untuk menjaga terhadap hal-hal yang baik, mampu
pikiran agar tetap berbeda pada jalur berfikir positif, dan mudah memberikan
yang sudah menjadi keyakinan kita dan makna bagi dirinya. Optimisme
mendukung pencapaian tujuan yang memberikan pengaruh yang positif
menjadi pilihan kita (Dweck, 2010). terhadap diri individu. Individu dengan
Remaja dalam masa kini akan optimisme yang tinggi memiliki moral
banyak satu akibat masa peralihan dari yang baik, motivasi, prestasi,
masa kanak – kanak ke masa dewasa. kemampuan untuk mengatasi
Pada sebagian besar remaja hambatan – permasalahan yang afektif, bahkan
hambatan dalam kehidupannya akan untuk memperpanjang umur dan
sangat mengganggu emosional mereka, terbebas dari stress juga trauma,
sehingga dapat menghancurkan motivasi kesehatan mental yang lebih baik
motivasi yang mereka terima. Jika hal dengan menggunakan gaya hidup dan
ini tetap diamkan akan membuat remaja perilaku yang sehat, memiliki
tersebut semakin kehilangan motivasi pandangan positif terhadap masa depan,
dan membuat mereka selalu berfikiran penekanan pada aspek positif dari
yang negative (Sari et al., 2019) kejadian, tidak frustasi dalam kekalahan,
Remaja di Desa Sumengko kepercayaan diri pada kemampuan dan
Kecamatan Kedungpring Kabupaten bakat mereka, dan juga menggunakan
Lamongan banyak yang mempunyai stategi penanganan yang berorientasi
pola pikir positif, hal itu disebabkan oleh masalah.
adanya pengaruh dan perubahan – Pola pikir pesimisme merupakan
perubahan fisik maupun psikis terhadap keyakinan individu yang tidak mampu
mereka. Perlu diketahui bahwa kondisi berfikir positif atau yang disebut berfikir
fisik, psikis, atau psikologisnya yang negatif. Pola pikir pesimis dapat
sehat, normal dan baik menjadi mengembangkan kebiasaan buruk dan
prediposisi bagi perkembangan perilaku yang merusak diri
berikutnya. Hal ini menjadi mudah bagi sendiri.bagaimanapun kerasnya berusaha
mereka agar mampu mengembangkan tapi yang dating selalu hal yang kurang
kompetensi kognitif, afektif maupun menguntungkan. Pribadi yang tidak
kepribadian dalam proses penyesuaian mampu melihat atau peduli akan
diri dilingkungan hidupnya. Karena keberhasilan yang diraih karena adanya
dengan adanya pengaruh dan perubahan memilih untuk hanya selalu melihat
– perubahan fisik maupun psikis dapat pada kegagalan. Berfikir pesimis juga
menyebakan pola pikir mereka menjadi dapat membuat individu lebih lambat
optimisme (positif), jika perbuhan – merespon usaha-usaha yang dapat
perubahan fisik maupun psikis tidak membantu mereka keluar dari masalah,
berpengaruh baik dapat menyebabkan dan malah memilih pasrah, menyangkal
pola pikir mereka menjadi pesimisme dan diam tidak melakukan apa-apa (Sari
(negative). Hal ini merupakan salah satu et al., 2019).
ciri perkembangan motorik dan Pada penelitian diketahui bahwa
perkembangan kepribadian tersebut masih banyaknya remaja memiliki
yang dapat menciptakan motivasi, pemikiran optimisme (positif) terhadap
keterampilan dan mencapai tingkah laku masa depannya. Pribadi yang mampu
melihat atau peduli akan keberhasilan
yang diraih karena mereka mempunyai sangat kuat. Sehingga H0 di tolak H1
motivasi yang tinggi, dukungan diterima artinya terdapat hubungan yang
keluarga, prestasi kemampuan untuk signifikan antara variabel pola pikir
mengatasi permasalahn yang afektif, dan dengan kecemasan pada remaja di Desa
menggunakan gaya hidup dan perilaku Sumengko Kecamatan Kedungpring
yang sehat sehingga responden dapat Kabupaten Lamongan.
mengatasi permasalahannya dengan Menurut Sari et al., (2019),
baik. kecemasan adalah kekhawatiran yang
3) Hubungan Pola Pikir Dengan tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
Kecemasan Pada Remaja di Desa dengan perasaan yang tidak pasti dan
Sumengko Kecamatan keadaan emosi yang dialami tidak
Kedungpring Kabupaten memiliki objek secara spesifik. pada
Lamongan setiap stressor seseorang akan
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui mengalami kecemasan baik ringan,
bahwa dari 93 responden (100%) ada 5 sedang, maupun berat, remaja dalam
responden yang tidak mengalami kehidupannya tentu diwarnai oleh
kecemasan tetapi memiliki pola pikir masalah psikologi. Banyak faktor yang
yang negatif, dan ada 53 responden yang mempengaruhi kecemasan pada remaja
tidak mengalami kecemasan dan meliputi: tingkat religiusitas yang
memiliki pola pikir yang positif. rendah, rasa pesimis, takut gagal,
Sedangkan 35 responden yang pengalaman negatif masa lalu, pikiran
mengalami kecemasan dan memiliki yang tidak rasional, dan kurangnya
pola pikir yang negatif yaitu 27 dukungan sosial.Gangguan kecemasan
responden yang mengalami kecemasan adalah penyakit yang disebabkan oleh
ringan, 6 responden yang mengalami emosi, pola pikir, dan perilaku.
kecemasan sdang, dan 2 responden yang Peningkatan kecemasan di kalangan
mengalami kecemasan berat. remaja saat ini banyak menjadi masalah
Dari hasil analisis SpearmenRho yang menyebabkan pola pikir remaja
(rs) dengan program SPSS versi 18.0 menjadi ketakutan akan kegagalan dan
didapatkan nilai koefisien korelasi = kekhawatiran tentang penilaian orang
0,877 dan nilai Sig (2-tailed) 0,000, lain dalam kehidupannya (Kartikasari,
dimana p < 0,05, interpretasi output dari 2015).
uji korelasi rank spearman diatas Kecemasan cukup erat kaitannya
didapatkan angka koefisien kolerasi dengan kehidupan remaja, salah satu
sebesar 0,877 ** yang artinya, tingkat fase negatif pada masa remaja awal
kekuatan hubungan antara variabel pola yaitu kepekaan perasaam.
pikir dengan kecemasan pada remaja di Perkembangan emosi yang belum stabil
Desa Sumengko Kecamatan sering kali menjadikan remaja
Kedungpring Kabupaten Lamongan menggebu-gebu dalam berpendapat.
adalah sangat kuat (0,800– 1,000) Namun, permasalahan muncul ketika
dengan korelasi positif. Angka koefisien remaja tidak mau menerima pendapat
korelasi hasil diatas adalah positif yaitu orang lain dalam kelompoknya dan
0,877 sehingga hubungan kedua variabel mengganggap dirinya sebagai yang
tersebut searah dengan demikian dapat paling benar atau bahkan merasa dirimya
diartikan semakin besar nilai pola pikir selalu salah dan merasa tidak mampu
remaja, semakin besar pula nilai dari melawan pendapat orang lain, seiring
kecemasan. Dan nilai taraf signifikan perkembangan kognitifnya yang berjalan
dimana P=0,000 atau P< 0,05 maka H1 kearah penyempurnaan (Hamzah
di terima dan jika interval korelasi 0,877 Mutahari, 2016)
– 1,000 termasuk dalam tingkat yang
Pola pikir seseorang akan mudah masalah. Orang tua atau anggota
terlihat ketika menghadapi suatu keluarga sangat berperan penting pada
permasalahan yang harus diselesaikan. pendidikan dan perkembangan remaja.
Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh Orang tua harus bisa memberikan contoh
faktor pendidikan, pengalaman, dan pola pikir yang baik untuk remaja agar
nilai-nilai yang dianut di lingkungannya. remaja dapat mengembangka pola pikir
Meskipun demikian, setiap orang bebas yang positif dan dapat menyelesaikan
memilih dan menentukan pola pikir suatu permasalahan yang dihadapi oleh
seperti apa yang akan dijadikan remaja.
pegangan bagi dirinya. Pola pikir yang Kurangnya kemampuan remaja
sudah teruji dan diyakini kebenarannya dalam mengembangkan pola pikir yang
dapat menjadi prinsip hidup.Perlu positif bukan hanya pendidikan dan
dipahami bahwa pola pikir itu ada yang perkembangan remaja yang dapat
positif ada pula yang negatif. Pola pikir dipengaruhi tetapi juga akan
positif akan membawa dampak positif berpengaruh pada psikologis remaja
bagi penganutnya, sebaliknya pola pikir yang akan menyebabkan kemasan.
negative akan membawa dampak negatif 5. Kesimpulan
(Dweck, 2010). 1). Hampir sebagian remaja desa
Menurut Beck (Davison, et al, sumengko kecamatan kedungpring
2010), menambahkan, orang yang kabupaten lamongan mengalami
pesimis memandang negative dari kecemasan.
terhadap diri sendiri, dunia, dan masa 2). Sebagian besar remaja desa
depannya sehingga hal ini akan sumengko kecamatan kedungpring
menimbulkan perasaan putus asa. kabupaten lamongan lebih banyak
Konsep – konsep negative tentang diri memiliki pola pikir positif .
dan dunia merupakan cetakan mental 3). Terdapat hubungan antara pola pikir
atau skema – skema kognitif yang dengan kecemasan pada remaja di
diadopsi saat masih anak – anak atas Desa Sumengko Kecamatan
dasar pengalaman belajar di masa awal. Kedungpring Kabupaten
Remaja yang memiliki pola Lamongan.
pikir negatit terhadap perilakunya 6. Saran
disebabkan dengan adanya pengaruh dan Dalam hal ini diharapkan dapat
pandangan dari lingkungan luar yang memberikan sumbangan ilmu
negative dapat menyebabkan pola pikir pengetahuan khususnya dengan pola
mereka menjadi pesimisme. Hal ini pikir dalam hal remaja dan sebagai
merupakan salah satu ciri perkembangan sarana pembanding bagi dunia ilmu
emosi remaja yaitu perubahan pengetahuan dan memperkaya informasi
pandangan luar, dimana pandangan luar tentang tindakan keperawatan
tersebut dapat menyebabkan konflik- keperawatan pada remaja dengan
konflik emosional dalam diri remaja. kecemasan yang dialaminya.
Sehingga remaja yang tidak dapat
mengatasi emosionalnya dan perilaku DAFTAR PUSTAKA
yang baik akan sangat rentan mengalami
kecemasan. Dweck, C. S. (2010). Mindsetmengerti
Berdasarkan uraian dari teori kekuatan pola pikir untuk
diatas dapat disimpulkan bahwa pola perubahan besar dalam hidup
pikir yang negatif akan berdampak pada anda. Jakarta: Gramedia.
kecemasan remaja. Remaja yang tidak Gail W. Stuart. (2012). Keperawatan
mempunyai motivasi yang tinggi akan Kesehatan Jiwa ((edisi 5, ).
susah untuk menyelesaikan suatu Jakarta: EGC.
Jahja, Y. (2012). Psikologi Sarwono, S. (2012). Psikologi Remaja
Perkembangan. Jakarta: Kencana (Edisi Revi). Jakarta: Rajagrafindo
Mardiya. Persada.
Kartikasari, M. (2015). Pola pikir Sugiyono. (2016). Cara mudah
mahasiswa dalam menyelesaikan meyusun: skripsi, tesis, dan
permasalahan pada mata kuliah disertasi. Bandung: CV
kesamaan differensial. ALFABETA.
KEMENKES RI. (2018). Hasil utama
riskesdas 2018. Jakarta. Sugiyono. (2018). Metode penelitian
kisnawati. (2017). hubungan antara kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
dukungan keluarga terhadap Bandung: Alfabeta.
tingkat depresi pada remaja di sma
negeri 1 sentolo kabupaten kulon Sukardi, M. (2019). Metodologi
progo yogyakarta. penelitian pendidikan. Jakarta:
Mardika, R. (2016). Hubungan pola BUMI AKSARA.
pikir negatif dan kecemasan
terhadap cara berbicara di depan Timotius, K. H. (2017). Pengantar
umum mahasiswa program studi metodolgi penelitian. Yogyakarta:
pendidikan kepelatihan olahraga. CV. ANDI OFFSET.
Jurnal Buana Pendidikan, 12(22). Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Meiriana, A. (2016). Hubugan antara penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
coping stress dan dukungan sosial Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi
dengan motivasi belajar pada penelitian kesehatan (2nd ed.).
remaja yang orang tuanya bercerai Jakarta: Rineka Cipta.
di Samarinda. Psikoborneo, 4(2).
Nursalam. (2008). Konsep dan Nursalam. (2014). Metodologi penelitian
Penerapan Metedologi Penelitian ilmu keperawatan: pendekatan
Ilmu Keperawatan. (Edisi 2). praktis (3rd ed.). Jakarta: Salemba
Jakarta: Salemba Medika. Medika.
Prakoso, B. (2014). Hubungan antara
berpikir positif dengan kecemasan Nursalam. (2017). Metodelogi penelitian
berbicara di depan umum. ilmu keperwatan: pendekatan
Sari, D. L., Widiani, E., & Mardianna, praktis (4th ed.). Jakarta: Salemba
S. (2019). Hubungan pola pikir Medika.
pesimisme dengan risiko depresi
pada remaja. Nursing News, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai