Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484 p-ISSN2338-2090

FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah e-ISSN 2655-8106

ANALISA KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA TAHAP AKHIR BERDASARKAN


JENIS KELAMIN
Endang Mei Yunalia*, Arif Nurma Etika
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Pojok, Kec. Mojoroto,
Kediri, Jawa Timur, Indonesia 64115
*endang.mei@unik-kediri.ac.id

ABSTRAK
Perubahan pada aspek psikososial yang terjadi pada masa remaja salah satunya ditandai dengan fluktuasi
kondisi emosi, dimana kondisi emosi pada masa remaja dapat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku
yang positif ataupun negatif.Kemampuan remaja dalam mengekspresikan perasaan dan mengelola emosi
dengan tepat merupakan peran dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh remaja.Kecerdasan emosional
pada remaja laki – laki dan perempuan memiliki ciri yang berbeda.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan jenis kelamin pada remaja tahap akhir.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional yang dilakukan pada 191 responden yang telah
dipilah dengan metode simple random sampling pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri. Data kecerdasan emosional didapatkan dari responden dengan menggunakan kuesioner kecerdasan
emosional yang diadaptasi dari Teori Goleman yang telah dikembangkan dan selanjutnya data yang
diperoleh diuji menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
Sig = 0,231< 0,005 sehingga H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan
emosional dengan jenis kelamin pada remaja tahap akhir.

Kata kunci: jenis kelamin; kecerdasan emosional; remaja

LATE ADOLESCENT EMOTIONAL INTELLIGENCE ANALYSIS BASED ON GENDER

ABSTRACT
Changes in psychological aspects that on adolescents can affect the formation of positive or negative
behavior. The ability of adolescents to express feelings and manage emotions appropriately is the role of
emotional intelligence.emotional intelligence inmale and female adolescents has different characteristics.
This research was conducted to knowingthe relationship between emotional intelligence and gender in late
adolescents.this research is a correlational analytic study conducted on 191 respondents who were
selected using simple random saling method on Faculty of Health Sciences, Kadiri University students.
Emotional intelligence data obtained from respondents using Emotional intelligence questionnaire
adapted from Goleman theory. Data processed using correlation coefficient contingency test. The result
was Sig value = 0,231 < 0,05 its mean any correlation about emotional intelligence and gender in late
adolescents. The results of this study are used as information for nurses, adolescents and parents.

Keywords: adolescent; emotional intelligence; gender

PENDAHULUAN identitas diri pada remaja berkembang


Perubahan fisik dan hormonal pada masa dengan pesat, dimana identitas diri
remaja menyebabkan terjadinya suatu didapatkan remaja dari interaksi dengan
ketegangan atau menyebabkan munculnya lingkungan sosialnya (Sumara, Humaedi, &
stressor akibat adanya proses adaptasi Santoso, 2017). Perkembangan identitas diri
terhadap kondisi yang baru (Annisavitry & pada remaja ini dapat menjadikan remaja
Budiani, 2017). Kategori usia remaja sendiri sadar akan kemampuan yang dimiliki, serta
dibgai menjadi 3 tahapan, yaitu remaja awal memiliki kemampuan untuk dewasa dalam
(usia 12 – 15 tahun), remaja pertengahan (15 berfikir, berperilaku maupun bertindak
– 21 tahun), dan remaja akhir (18 – 21 tahun) (Basaria, 2019).
(Sridasweni, Yusuf, & Sabandi, 2017).
Banyak perubahan psikologis yang terjadi Adanya perubahan fisik maupun psikologis
pada remaja sala satunya adalah yang terjadi selama tahap perkembangan
perkembangan identitas diri. Perkembangan remaja ini dapat menimbulkan terjadinya

477
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

konflik pada diri remaja itu sendiri ataupun remaja sehingga terbentuklah perilaku dan
antara remaja dengan orang orang lain. tindakan yang negatif.
Konflik ini terjadi karena munculnya Berdasarkan survey pendahuluan di
perubahan – perubahan yang ada pada remaja UniversitasKadiri melalui wawancara dengan
menuntut remaja agar mampu bertindak mahasiswa pada tanggal 19 Januari 2019
sesuai dengan perubahan yang ada (Yunalia telah terjadiperkelahian antara mahasiswa
& Suharto, 2020). laki – laki fakultas “X” dengan mahasiswa
fakultas “Y” di Universitas Kadiri karena
Ketika remaja tidak mampu mengatasi adanya konflik pribadi yang dimulai dengan
konflik yang dihadapi secara konstruktif, adu mulut dan saling mengejek
maka konflik tersebut akan diikuti dengan sertamengeluarkan kata yang tidak pantas
emosi yang bersifat negatif yang tidak sesuai diucapkan bahkan sampai terjadi perkelahian
dengan prinsip moral sebagai upaya adaptasi atau adufisik yang pada akhirnya juga ikut
terhadap terjadinya konflik, sehingga perilaku melibatkan teman di lingkungan mereka. Hal
remaja menjadi tidak terkendali. Selain itu, tersebut menunjukkan masih rentannya
perilaku remaja yang tidak terkendali dapat kejadian perilaku agresif pada
menyebabkan terhambatnya pencapaian tugas remaja.Kejadian perilaku agresif pada remaja,
perkembangan remaja (Yunalia & Etika, memerlukan telaah lebih lanjut tentang faktor
2020). yang berkontribusi terhadap munculnya
perilaku agresif. Salah satu faktor yang
Fenomena merosotnya moral bangsa hampir mempengaruhi perilaku atau tindakan remaja
terjadi pada semua lapisan kehidupan. Contoh adalah kecerdasan emosional .
penyimpangan moral sebagai salah satu
bentuk ekspresi emosi negatif yang terjadi Kecerdasan emosional adalah kemampuan
antara lain sikap arogan sesama teman, seseorang untuk dapat mengenali perasaan
rendahnya rasa empati dan kepedulian sosial, diri sendiri atau orang lain dengan tepat,
ataupun kurangnya rasa hormat pada orang kemampuan mengelola emosi, kemampuan
yang lebih tua (Guswani, 2011). memotivasi diri dan kemampuan untuk
Penyimpangan moral tersebut terjadi karena menggunakan informasi dengan tepat untuk
ketidakmampuan remaja dalam bertindak (Chen, Peng, & Fang, 2016).
mengungkapkan atau mengekspresikan emosi Kecerdasan emosional ini merupakan dasar
dengan tepat dan efektif, dimana yang menunjukkan kemampuan seseorang
penyimpangan moral berkaitan dengan untuk berfikir secara logis dan kemampuan
kecerdasan emosional (Irfan & Kausar, dalam memecahkan masalah serta
2018). kemampuan menjalin hubungan baik dengan
orang lain (Esnaola, Revuelta, Ros, & Sarasa,
Kasus penyimpangan moral pada anak dan 2017). Kecerdasan emosional akan
remaja di Indonesia menunjukkan angka yang menjadikan remaja mampu untuk beradaptasi
masih tinggi. Proporsi penduduk usia remaja dengan baik pada situasi apapun yang sedang
di Indonesia masih cukup tinggi, di Jawa mereka hadapi sehingga remaja lebih
Timur sendiri proporsi remaja mencapai memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi
16,19% dari total jumlah penduduk setiap tantangan atau stressor dalam
(6.133.053 jiwa) (BPS, 2013). Komisi kehidupannya (P. Anitha & Jebaseelan,
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2014).
memaparkan bahwa masalah remaja yang
berkaitan dengan hukum angkanya masih Remaja harus memiliki kesadaran akan
meningkat. Kekerasan fisik dan kekerasan pentingnya kecerdasan emosional ini, karena
psikologis dikatakan sebagai kasus remaja umumnya mudah terpengaruh oleh
penyimpangan moral tertinggi pada remaja teman sebaya, baik pengaruh positif maupun
sepanjang tahun 2016 (KPAI, 2016). Data negatif. Kecerdasan emosional pada remaja
tersebut menunjukkan masih belum dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
optimalnya pencapaian kecerdasan emosional internal seperti jenis kelamin ataupun usia.

478
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional memiliki reliabilitas


kecerdasan emosional yaitu keluarga, yang tinggi (Sadiyah, 2014). Kuesioner
hubungan dengan kelompok atau teman kecerdasan emosional terdiri dari 30 item
sebaya, dan lingkungan dimana remaja pertanyaan, dimana dalam 30 item pertanyaan
tinggal (Khasanah, 2018). ini mengandung 5 aspek dalam kecerdasan
emosional, yaitu aspek kesadaran diri,
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pengaturan diri, motivasi, empati, dan
antara remaja laki – laki dan remaja ketrampilan sosial.
perempuan pada golongan umur yang sama
memiliki kecerdasan emosional yang Setelah mendapatkan surat keterangan laik
berbeda. Remaja perempuan umumnya lebih etik (No. 43/EC/KEPK-UNIK/05/2020),
memiliki ekspresi emosional daripada laki – maka peneliti melakukan penelitian yang
laki, dimana ekspresi emosi ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2020. Tahap
menggambarkan kecerdasan emosional dan awal penelitian, peneliti memberikan
kemampuan melakukan hubungan penjelasan penelitian kepada calon responden
interpersonal yang baik dengan orang lain serta menjelaskan tujuan penelitian melalui
(Sánchez-núñez, Fernández-berrocal, pesan pribadi (Whatsapp), untuk selanjutnya
Montañés, & Latorre, 2018). Meskipun responden memberikan pernyataan
penelitian yang lainnya menjelaskan bahwa persetujuan menjadi responden melalui
tingkat kecerdasan emosional remaja laki – google form.Setelah mahasiswa menyetujui
laki dan perempuan berbeda, namun untuk menjadi responden, peneliti
perbedaan tersebut tidaklah signifikan memberikan kuesioner yang berisikan data
(Chong, Lee, & Roslan, 2015). Berdasarkan demografi atau data umum responden dan
uraian fenomena yang ada, maka peneliti data khusus yaitu data kecerdasan
melakukan penelitian analitik korelasional emosional.Selanjutnya, setelah responden
yang bertujuan untuk mengetahui tentang menyelesaikan pengisian kuesioner, maka
hubungan kecerdasan emosional pada remaja peneliti melakukan pengumpulan dan
tahap akhir dengan jenis kelamin. Dalam pengolahan data yang diuji menggunakan uji
penelitian ini, tingkat kecerdasan emosional korelasi koefisien kontingensi.
remaja akan dipaparkan berdasarkan
penilaian kecerdasan emosional menurut teori HASIL
Goleman yang telah dimodifikasi. Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden berada pada tahap remaja akhir (18
METODE – 21 tahun) yaitusejumlah 138 responden
Penelitian ini merupakan penelitian analitik (72,3%), selanjutnya hampir seluruh
korelasional yang dilakukan di Universitas responden merupakan mahasiswa
Kadiri dengan populasi sejumlah 364 perempuanyaitu sebanyak 148 responden
mahasiswa dan selanjutnya dipilih sampel (76,9%). Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
sebanyak 191 responden yang dipilih dengan sebagian besar responden mengikutikegiatan
menggunakan metode simple random organisasi di kampus yaitu sebanyak 113
sampling.Instrument yang digunakan untuk responden (59,2%) dan yang lainnya tidak
mengukur kecerdasan emosional pada memgikuti kegiatan organisasi. Selain itu,
penelitian ini adalah kuesioner kecerdasan sebagian besar responden memiliki orang
emosional Goleman yang telah dilakukan uji terdekat yaitu orangtua, sejumlah 135
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas responden (70,7%).
kuesioner kecerdasan emosional dilakukan
dengan menggunakan rumus Product Hampir seluruh responden pada penelitian
Moment dan didapatkan 30 item pertanyaan ini memiliki rentang usia 15 – 18 tahun baik
valid. Hasil uji reliabilitas kecerdasan pada kelompok intervensi maupun
emosional dengan menggunakan rumus kelompok kontrol, dan seluruh responden
Kuder – Richardson didapatkan skor 0,7962 memiliki jenis kelamin laki – laki. Sebagian
sehingga dikatakan bahwa kuesioner besar responden merupakan anak kedua

479
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

(54,2%) pada kelompok intervensi dan emosional yang baik (38,6%). Hasil dari
hampir setengah responden adalah anak responden perempuan menunjukkan bahwa
sulung (41,7%) pada kelompok control. setengah dari responden perempaun memiliki
Berdasarkan data dari pengisian kuesioner, tingkat kecerdasan emosional yang baik
hampir seluruh responden melakukan (50,4%) atau sebanyak 74 responden dari 147
perilaku agresif faktor pendorongnya adalah responden perempuan, dan hampir setengah
teman dan hampir seluruh respon tinggal responden perempuan berada pada tingkat
bersama orang tua baik pada kelompok kecerdasan emosional yang sangat baik
intervensi ataupun kelompok kontrol. (46,9%). Hasil penelitian yang dapat dilihat
dari tabel 2 adalah baik pada responden laki –
Tabel 2 menunjukkan hasil penelitian bahwa laki maupun responden perempuan tidak ada
hampir setengah dari responden baik yang memiliki tingkat kecerdaan emosional
responden laki – laki maupun responden kurang baik.
perempuan memiliki tingkat kecerdasan
emosional sangat baik (487%) dan hampir Hasil uji statistik korelasi menggunakan uji
setengahnya lagi memiliki tingkat kecerdasan korelasi koefisien kontingensi diperoleh nilai
emosional baik (47,6%), sedangkan sisanya signifikansi sebeser 0,231 < α artinya tidak
memiliki tingkat kecerdasan emosional cukup terdapat hubungan antara kecerdasan
baik (3,7%). Hasil penelitian pada tabel 2 jika emosional dengan jenis kelamin pada remaja
diperinci berdasarkan jumlah proporsi akhir.Tabel 3 dan 4 di atas menunjukkan
responden laki – laki dan perempuan bahwa nilai rata – rata kecerdasan emosional
memperlihatkan bahwa sebagian besar antara responden laki – laki dan responden
responden laki – laki memiliki tingkat perempuan hampir sama yaitu 90,27 pada
kecerdasan emosional yang sangat baik responden laki – laki dan 89,27 pada
(54,6%) atau sejumlah 24 responden laki – laki responden perempuan. Begitu juga dengan
dari total responden laki – laki sebanyak 44 nilai maksimum kecerdasan pada kedua
responden dan hampir dari setengah responden kelompok responden.
laki – laki lainnya memiliki kecerdasan

Tabel 1.
Karakteristik Responden (n=191)
Karakteristik F %
Usia
15 – 18 tahun 2 1
18 – 21 tahun 138 72,3
21 – 24 tahun 51 26,7
Jenis Kelamin
Laki – laki 44 23,1
Perempuan 147 76,9
Kegiatan organisasi yang diikuti
Ada 113 59,2
Tidak ada 78 40,8
Orang terdekat
Orang tua 135 70,7
Teman 46 24,1
Lainnya 10 5,2
Apakah memiliki teman dekat
Ya 188 98,4
Tidak 3 1,6

480
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 2.
Kategori Kecerdasan Emosional Remaja Akhir (n=191)
Jenis Kelamin
Kecerdasan Emosional Laki – laki Perempuan f %
f % F %
Sangat baik 24 54,6 69 46,9 93 48,7
Baik 17 38,6 74 50,4 91 47,6
Cukup baik 3 6,8 4 2,7 7 3,7
Kurang baik 0 0 0 0 0 0
Sig 0,231(α = 0,05)

Tabel 3.
Kecerdasan Emosional Remaja Laki – Laki (n=191)
1. Mean2. Med Std. Deviation
3. Min. 4. Max.
5. 90,276. 90,507. 7,4478. 72 9. 118

Tabel 4.
Kecerdasan Emosional Remaja Perempuan (n=191)
10. Mean11. Med Std. Deviation
12. Min. 13. Max.
14. 89,2715. 90,0016. 10,116
17. 59 18. 111

PEMBAHASAN bergaul, mampu beradaptasi ketika berada di


Kecerdasan emosional merupakan kemampuan stuasi stress serta mampu melibatkan diri
individu untuk beradaptasi secara efektif dengan masalah yang ada untuk melaksanakan
(Indrariyani & Supriyadi, 2013). Teori lain tanggung jawab. Secara teori, kondisi ini
menjelaskan bahwa kecerdasan emosional sudah semakin matang pada remaja tingkat
adalah kemampuan seseorang untuk berfikir akhir (Sahputra, Syahniar, & Marjohan, 2016).
serta melakukan tindakan dan juga gambaran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
kemampuan mental seseorang baik dalam baik antara remaja laki – laki dan remaja
melakukan pertimbangan, melakukan analisis, perempuan memiliki rata – rata nilai
sintesis, melakukan evaluasi, dan kecerdasan emosional yang baik yaitu, 90,27
menyelesaikan permasalahan (Anitha & pada remaja laki – laki dan nilai rata – rata
Jebaseelan, 2014). Kecerdasan emosional juga 89,27 pada remaja perempuan. Kecerdasan
merupakan situasi dimana individu mampu emosi yang baik akan menyebabkan remaja
mengenali dan mengendalikan perasaan diri memiliki emosi yang stabil. Emosi yang stabil
sendiri dan orang lain, serta kemampuan diwujudkan dengan adanya kemampuan
mengelola emosi yang dialami atau yang remaja tahap akhir untuk mengatasai masalah
dirasakan dalam menghadapi stressor atau dengan baik dengan cara menunggu waktu
tuntutan (Yunia, Liyanovitasari, & Saparwati, yang tepat untuk mengekspresikan emosi
2019). tanpa melanggar moral tercapainya
kecerdasan emosi yang baik pada remaja tahap
Seseorang yang cerdas secara emosi artinya akhir ini terjadi karena pada masa remaja akhir
individu tersebut mampu memahami dan terjadi proses pematangan menuju dewasa
mengartikan kondisi yang dialami, setelah awal sehingha remaja sudah dapat memilih
memahami kondisi yang ada selanjutnya sesuatu yang menjadi kepentingan pribadi dan
individu tersebut akan mengambil tindakan kepentingan umum (Larashati & Rustika,
yang dirasa tepat (Illahi, Neviyarni, Said, & 2017). Hasil penelitian juga menunjukkan
Ardi, 2018). Selain itu dengan kecerdasan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
emosi yang baik, seseorang cenderung signifikan antara antara kecerdasan emosinal
memiliki kemampuan untuk menjalin dengan jenis kelamin pada remaja akhir,
hubungan interpersonal yang baik, mudah dibuktikan dari uji korelasi koefisien

481
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

kontingensi yang menunjukkan nilai tinggi dibandingkan laki – laki karena


signifikansi sebesar 0,231 < α. Data pada tabel perempuan cenderung menggunakan perasaan
2 menunjukkan bahwa prosentase remaja laki dalam bertindak dan cenderung memiliki
– laki yang memiliki kecerdasan emosional empat pada orang lain (Zonya & Sano, 2019).
sangat baik adalah sebesar 54,6% atau Selain itu remaja perempuan lebih memiliki
sebanyak 24 responden diantara 44 jumlah kepekaan terhadap lingkungan mampu
responden laki – laki, dan hampir dari separuh memahami dan mengendalikan emosi daripada
responden laki – laki sebesar 38,6% (17 remaja laki – laki (Meyers-levy & Loken,
responden) memiliki tingkat kecerdasan 2014).
emosional yang baik. Hasil ini hampir sama
dengan tingkat kecerdasan emosional pada Adanya perbedaan hasil penelitian tentang
responden perempuan yang menunjukkan hasil kecerdasan emosional yang dikaitkan dengan
bahwa hampir separuh respon perempuan jenis kelamin disebabkan karena banyak faktor
(46,9%) atau sejumlah 74 responden dari total yang berpengaruh terhadap kecerdasan
147 responden perempuan memiliki tingkat emosional. Selain jenis kelamin dan usia yang
kecerdasan emosional yang sangat baik dan merupakan faktor internal yang mempengaruhi
separuh responden perempuan (50,4%) kecerdasan emosional, faktor eksternal yang
sejumlah 74 responden memiliki kecerdasan berpengaruh antara lain lingkungan keluarga.
emosional yang baik. Data pada tabel 3 dan Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi
tabel 4 juga menunjukkan nilai rata – rata anak untuk belajar mengenal emosi, dimana
perolehan skor dari pengukuran tingkat kemampuan anak mempelajari emosi ini akan
kecerdasan emosional pada responden laki – terbawa sampai dewasa. Remaja yang
laki dan responden perempuan juga memiliki memiliki hubungan baik dan dekat dengan
rentang nilai yang tidak jauh berbeda (nilai rat orangtua memiliki situasi emosi yag baik
– rata antara responden laki – laki dan (Moensaku, 2015). Teori ini sesuai dengan
perempuan hanya terpaut 2 poin). hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian dimana sebagian besar responden sebanyak
yang pernah ada sebelumnya, yang 135 responden (70,7%) memiliki orang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terdekat yaitu orang tua.
yang siginifikan antara kecerdasan emosional
remaja laki – laki dan perempuan (Sánchez- Selain dari keluarga, lingkungan atau faktor
núñez et al., 2018). Penelitian lain juga eksternal yang berpengaruh terhadap
menyebutkan bahwa kecerdasan emosional kecerdasan emosional adalah pengaruh
laki – laki dan perempuan pada dasarnya kedekatan dengan teman, dimana terdapat
memiliki ciri dan kekhasan yang berbeda. hubungan yang positif antara kecrdasan
Komponen kecerdasan emosional ini emosional kualitas kedekatan dengan teman
diantaranya yaitu tentang self-awareness, (Diantika, 2017). Konsep ini sesuai dengan
pengaturan diri, kemampuan melakukan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
motivasi, kemampuan menumbuhkan empati hampir seluruh responden (98,4%) memiliki
pada orang lain, dan kemampuan dalam teman dekat. Ketika seseorang memiliki teman
menjalin hubungan interpersonal dengan orang dekat atau sahabat maka individu tersebut akan
lain (Shabani, Hassan, Ahmad, & Baba, 2010). memiliki ikatan emosi dengan sahabat atau
teman dekatnya. Seseorang yang mampu
Penelitian yang dilakukan oleh BAriyyah dan menjalain persahabatan dengan orang lain
Latifah menyebutkan bahwa terdapat berarti orang tersebur memiliki kecerdasan
perbedaan signifikan antara kecerdasan emosional yang baik, karena dengan
emosional remaja laki – laki dengan remaja kecerdasan emosional yang baik, maka
perempuan (Bariyyah & Latifah, 2019). individu tersebut berarti memiliki kemampuan
Penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian dalam mengenali dan mengelola emosi diri
yang menyebutkan bahwa remaja perempuan sendiri dan emosi orang lain, sehingga terjadi
memiliki kecerdasan emosional yang lebih

482
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

kedekatan dengan teman (Ruiz & Esteban, Intelligence in Adolescence. Anales de


2018). Psicología, 33(2), 327–333.
https://doi.org/10.6018/analesps.33.2.25
SIMPULAN 1831
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan Guswani, A. M. (2011). Perilaku Agresi pada
emosional dengan jenis kelamin pada remaja Mahasiswa Ditinjau dari Kematangan
tahap akhir. Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur, I(2),
86–92.
DAFTAR PUSTAKA
Annisavitry, Y., & Budiani, M. (2017). Illahi, U., Neviyarni, S., Said, A., & Ardi, Z.
Hubungan antara Kematangan Emosi (2018). Hubungan antara Kecerdasan
dengan Agresivitas pada Remaja. Emosi dengan Perilaku Agresif Remaja
Jurnal Psikologi Pendidikan, 4(1), 1–6. dan Implikasinya dalam Bimbingan dan
Konseling. Jurnal Riset Tindakan
Bariyyah, K., & Latifah, L. (2019). Indonesia, 3(November), 68–74.
Kecerdasan Emosi Siswa Ditinjau dari DOI: 10.29210/3003244000
Jenis Kelamin dan Jenjang Kelas.
Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 4(2), Indrariyani, N. M. W., & Supriyadi. (2013).
68–75. DOI: 10.29210/02379jpgi0005 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi
dan Self Efficacy dalam Pemecahan
Basaria, D. (2019). Gambaran Kecerdasan Masalah Penyesuaian Diri Remaja
Emosi pada Remaja di Pulau Jawa dan Awal. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1),
Bali. Provitae Jurnal Psikologi 190–202.
Pendidikan, 12(1), 81–100. doi.org/10.24843/JPU.2013.v01.i01.p19
DOI: 10.24912/provitae.v12i1.5055
Irfan, S., & Kausar, R. (2018). Emotional
BPS. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia: Intelligence as Predictor of Moral
Indonesia Population Projection 2010- Judgment in Adolescents. Journal of
2035. Research and Reflection in Education,
12(2), 204–228. doi:
Chen, Y., Peng, Y., & Fang, P. (2016). 10.2466/pr0.94.2.613-618A
Emotional Intelligence Mediates the
Relationship between Age and Khasanah, E. U. (2018). Kecerdasan
Subjective Well-Being. The Emosional pada Remaja Ditinjau dari
International Journal of Aging and Tipe Lembaga Pendidikan dan Jenis
Human Development, 83(2), 91–107. Kelamin. KPAI. (2016). Rincian Tabel
https://doi.org/10.1177/0091415016648 Data Kasus Pengaduan Anak
705 Berdasarkan Kluster Perlindungan
Anak.
Chong, A. M., Lee, P. G., & Roslan, S.
(2015). Emotional Intelligence and At- Larashati, M. A. P., & Rustika, I. M. (2017).
Risk Students. SAGE Open, 1–8. Peran Pola Asuh Autoritatif dan
https://doi.org/10.1177/2158244014564 Kecerdasan Emosional terhadap
768 Problem Focused Coping pada Remaja
Akhir di Program Studi Pendidikan
Diantika, E. (2017). Hubungan antara Dokter FK UNUD. Jurnal Psikologi
Kecerdasan Emosional dan Kualitas Udayana, 4(1), 139–
Persahabatan pada Remaja Akhir. 150. https://doi.org/10.24843/JPU.2017.
Jurnal Psikologi, 10(2), 167–173. v04.i01.p15

Esnaola, I., Revuelta, L., Ros, I., & Sarasa, M. Meyers-levy, J., & Loken, B. (2014).
(2017). The Development of Emotional Revisiting gender differences : What we

483
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 477 - 484
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

know and what lies ahead ☆. Journal of Shabani, J., Hassan, S. A., Ahmad, A., &
Consumer Psychology. Baba, M. (2010). Exploring the
https://doi.org/10.1016/j.jcps.2014.06.0 Relationship of Emotional Intelligence
03 with Mental Health among Early
Adolescents. International Journal of
Moensaku, A. (2015). Perbedaan Kecerdasan Psychological Studies Vol., 2(2), 209–
Emosional pada Remaja Ditinjau dari 216. DOI: 10.5539/ijps.v2n2p209
Pola Attachment Skripsi.
Sridasweni, Yusuf, A. M., & Sabandi, A.
P. Anitha, & Jebaseelan, A. U. S. (2014). A (2017). Hubungan Kecerdasan
Study On Emotional Intelligence Emosional dan Komunikasi
Among Adolescent Women College Interpersonal dengan Manajemen
Students At Tiruchirapalli. Indian Konflik Peserta Didik. Insight: Journal
Journal Of Applied Research, 4(12), Bimbingan Dan Konseling, 6(2), 176–
175–177. 193. https://doi.org/10.21009/INSIGHT.
https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.201 062.06
1.09.001.
Sumara, D., Humaedi, S., & Santoso, M. B.
Ruiz, P., & Esteban, R. F. C. (2018). (2017). Kenakalan Remaja dan
Emotional Intelligence, Gender and Penanganannya. Jurnal Penelitian Dan
Family Environment in Peruvian PPM, 4(2), 129–389.
Adolescents. Acta Colombiana de DOI: https://doi.org/10.24198/jppm.v4i
Psicología, 21(2), 200–211. 2.14393
http://dx.doi.org/10.14718/acp.2018.21.
2.9 Yunalia, E. M., & Etika, A. N. (2020).
Analisis Perilaku Agresif pada Remaja
Sadiyah, M. (2014). Hubungan Kecerdasan di Sekolah Menengah Pertama. Journal
Emosional dengan Hasil Belajar Health of Studies, 4(1), 38–45.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi DOI: 10.31101/jhes.1358
Universitas Negeri Semarang.
Yunalia, E. M., & Suharto, I. P. S. (2020).
Sahputra, D., Syahniar, & Marjohan. (2016). Penurunan Tingkat Perilaku Agresif
Kontribusi Kepercayaan Diri dan pada Remaja Putra dengan Terapi
Kecerdasan Emosi terhadap Regulasi Emosi. Jurnal Keperawatan
Komunikasi Interpersonal Siswa serta Jiwa, 8(3), 361–368. DOI
Implikasinya dalam Pelayanan : 10.26714/jkj.8.3.2020.361-368
Bimbingan dan Konseling. Konselor,
5(3), 182–193. Yunia, S. A. P., Liyanovitasari, & Saparwati,
https://doi.org/10.24036/02016536554- M. (2019). Hubungan Kecerdasan
0-00 Emosional debgan Kenakalan Remaja
pada Siswa. Jurnal Ilmu Keperawatan
Sánchez-núñez, M. T., Fernández-berrocal, Jiwa, 2(1), 55–64.
P., Montañés, J., & Latorre, J. M. http://dx.doi.org/10.32584/jikj.v2i1.296
(2018). Does emotional intelligence
depend on gender? The socialization of Zonya, O. L., & Sano, A. (2019). Differences
emotional competencies in men and in The Emotional Regulation of Male
women and its implications. Electronic and Female Students. Jurnal Neo
Journal of Research in Educational Konseling, 1(3), 1–5.
Psychology, 6(15), 455–474. https://doi.org/10.24036/00128kons201
https://doi.org/10.1177/2158244017725 9.
796

484

Anda mungkin juga menyukai