ODHA
SKRIPSI
Oleh :
1720003
MALANG
2021
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Prilaku Banteng! • R Tela Lama Menjadi Bagayan way Dinarinika Yang Ada De
Secola Yang Mana pada uumumnya orang lebih menganal dengan istila pengulan,
pemalakan, intimidasi don jalur sebagain ya. '! (pelaku) hanya Dan (korban)
Perilāku! • tr telā lāmā men̄jāḍi bāgiyan dāri dinārnikā yāṅg adā ḍi sekōlā yāṅg mana
iṇṭimiḍāsi ḍān lēn sebāgain yā. '! (Pelaku) mātra ḍyān (korban)
laku Hull yini sering terjadi di pesantren dan pesantren yang seharusnya bebas dari
pengawasan orang dewasa (orang tua dan guru), sehingga korban kerang tidak bisa
melindungi dirinya sendiri tanpa bantuan 'orang dewasa. Perilaku headset j • inp ini
sangat menyimpang karena ada tindak kekerasan atau kekerasan verbal aktivitas fisik
sekolah дан aook pesantren ян мана tempatnya bebas dari pengawasan orang dewasa
(оранжевая палатка дан гуру) sehingga korban хулиган tidak dapat melindungi
dirinya sendiri tanpa bantiri. Perilaku запугивали ini sangat menyimpang karena ada
tindakan kekerasan устно atau dilakukan fisik dengan baik dan bijaksana yang
terhadap semua pelaku dan korban. Перилаку издевательства ini terjadi secara terus
menerus dalam waktu yang realtif singkat sekalilama sehingga korban yang di bully
terus leadus merasa tidak adanya kenyamanan mencari kehangatan sangat berarti
tausaga 16-18, na latou faia ai amioga leaga i se tagata. Dan dapat disimpulkan
1
2
bahawa remaja yang melakukan bullying diangap hal yang remaja yang kuat atau rasa
percaya serta sebuah hal atau proses membentuk karakter setiap orang . Hal ini juga
berdasarkan unsur humor untuk menghilangkan masalah penampilan kecil atau balas
dendam.
Según la investigación (Zakiyah, 2017), los adolescentes que reportan ser abusivos
tienden a reportar peores actividades mentales que las víctimas de bullying y los
Research data from the 2018 Program for International Assessment (PISA) shows
that 41.1% of students who admit to having experienced uit Indonesië bullying, in
am bullied 19%, 22% are humiliated. items were stolen, then 14% van de
Indonesische admitted being threatened, 18% pushed by his friends, 20% vervolgens
there were students whose bad news was spread. Linux explained Mrs. Retno as the
KPAI Commissioner in the field of education that the offer of psychological violence
was the most recent case from 2018, namely 445 cases in the field of educators.bahwa
su 976 casi, di cui 400 casi di violenza sessuale e 117 casi di aggressione. Inoltre,
KPAI ha affermato che in un periodo di 9 anni, dal 2011 al 2019, ci sono state 37.381
2
3
denunce di violenza contro i bambini. Per molestie, sia scolastiche che social, il
uno dei quali è lo stress, lo stress legato al conflitto tra pari, l'interazione con gli
da (Mafiroh, 2015) con il titolo The Relationship Between Emotional Intelligence and
Youth Aggressive, hanno rilevato che esiste una correlazione positiva il che significa
individuo non può controllare le sue emozioni, allora quella persona sarà facilmente
rapporto tra un individuo e il suo ambiente che viene visto da qualcuno come una
salute (Gaol, 2016). Basato su Richard Lazarus e Susan Folkman in (Maryam, 2017),
ci sono due forme di coping, la prima è la strategia di coping che si concentra sui
problemi, vale a dire un'azione diretta alla risoluzione dei problemi. La seconda
emozioni negative verso una direzione positiva, è necessario conoscere quella che
viene chiamata intelligenza emotiva. Ciò è in linea con l'opinione di Goleman (2016),
che afferma che l'intelligenza emotiva è l'abilità emotiva di un individuo che include
3
4
Nugraha, 2019). Naizvozvo, muongorori anofarira kutora zita rekuti "Hukama huri
4
5
Hasil penelitian berasarkan hal hal yang terjadi dalam hidup itu harus
dimaklumi dengan baik dan teratur supaya terjalan dengan baik dan berguna
dengan baik. This can be used as learning material and as strong and trusted
1. Bagi Responden
konseling (BK), serta dapat menjadi informasi dan data dalam penelitian
Batas penelitian ini menjadi pada hubungan tingkat stress dan kecerdasan
emosional terhadap perilaku bullying yang di ukur dengan Kuesioner Perceived Stress
Scale (PSS) dan Kuesioner TEIQue-ASF. Pada penelitian ini, peneliti membatasi
subjek pada remaja umur 13-17 tahun di Pondok Pesantren Darun Najah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kondisi yang sebagian orang terganggu dengan hal buruk yang dapat
merusak sesuatu itu dengan cara licik dan terpercaya sehingga dapat
merusak hal hal buruk salah menjadi tidak dapat dilakukan denga baik
(Gamayanti, 2018) Stress juga berupa tuntutan sedikit ada tuntutan hidup
something unpleasant.
7
Menurut (Gaol, 2016), gabungan antara sumber stress dan hasil stress
mengarah pada pengertian seperti halnya yang rusak dan layu untuk
indah ditengah ketepian bahwa tubuh terhadap sumber sumber stress yang
ada, dalam arti tubuh tidak akan jadikan semua hal terbaik dalam hidup yang
bisa terjadi ketika menggapai hal hal memberikan respon apa-apa kalau
tidak ada ransangan. Sesuai pada GAS percayalah bahwa hal baik akan
dapat membuat semua menjadi gerogi aku punya salah apa sama kamu
sehingga kamu begitu keras dan mengatur hidupku seperti itu yang
membuatku semakin tertekan dengan hal hal yang kau lakukan yang tidak
menerima ransanga, sakit yang begitu sakit dalam hati yang kau sakiti
membuat jatuh seperti orang gila atas semua yang sudah kuberikan
2. Resistace (Perlawanan)
kamu tapi kamu malah seperti itu tidak pernah menghargai aku sampai
jadi orang baik walaupun kamu sedang di atas jangan pernah melupakan
7
8
orang yang menemani dari dari bawah susah payah selama perlawan
proses di tahap ini ada ketidak hal karena tidak sopananmu dan timbul
3. Exhaustion (Kelelahan)
Kondisi ini terjadi omdat het lichaam het echt niet meer kan houden
saka, panguva ino nhengo dzemuviri dzinogona sebagai hal yang bisa
Menurut (Gaol, 2016), stress jangan mengungkit masa lalu yang kau
lakukan untukku dan membuatku kecewa berkali- kali akan hal itu yang
menyakitkan hatiku semua aku jangan lakukan semua karna hal buruk
semakin membuat hal yang tidak baik untuk kesehatan jiwa raga dan lain
demi kamu.
atau melebihi sesuatu yang tidak didasari dengan baik kuat menahan rasa
sakit yang mendalam membuat sesorang akan gila akan hal tersebut
tingkat maksimal bisa untuk tergilanya dengan sesuatu yang buruk akan
8
9
tingkatan yaitu :
1. Stress Ringan
nekuenderera
2. Stress Sedang
At this level, the individual focuses more on the important things at this
time and puts aside other things, thus narrowing the field of perception.
boring and feel more difficult, as well as fear and anxiety that are not
3. Stress berat
9
10
baik damn buruk sesuai taraf masing masing- masing dengan baik dan
seksama.
Prof. Dadang Hawari (2001) in (Widiawati, 2020) states that the stress
1. Stress tahap I
Stress hak menajdi hal buruk untuk dilakukan dengan baik dan
2. Stress tahap II
hal itu tidak mendasari dengan baik dan terjangkau terjadi sebuah
Stress adalah hal seperti saling mencintai satu sama lain dengan
hal yang bisa diperbaiki,terbukti terjadi dengan hal hal baik yang selalu
menjadi yang terbaik dimasa depan tidur kembali, dan jatuh berderai-
derai.
4. Stress tahap IV
10
11
Stress dengan keluhan kekuatan hati yang semakin tersiksa dan sakit
untuk terkuatkan satu sama lain yang selalu mengajari hal baik dan
terutama yang kuat untuk saling, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
kehendak ajakan, kosentrasi dan tidak pasti dengan suatu hal ingat
menurun.
5. Stress tahap V
6. Stress tahap IV
gosong membakar jiwa dan raga masing-masing terlalu kuat satu sama
15-18 years is often found by adolescents who are confused about finding
11
12
delay satisfaction and keep the burden of stress from paralyzing to think,
van emoties, maar het is een belangrijke voorwaarde voor het beheersen
van emoties.
comfort oneself, release anxiety, and its consequences and to rise above
stressful feelings.
Suatu hal yang di inginkan ingin mengacauka semua hal yang baik
12
13
5. Membina Hubungan
with others.
so naslednji.
1. Keluarga
13
14
aman, penerimaan social dan harga dirinya maka anak dapat memenuhi
2. Lingkungan Sekolah
melakukan pembelajaran hidup yang biak untuk saya dan orang lain
dengan baik dan terbaik School is a determining factor for the personal
Kelompok teman sebaya sebuah hal yang baik dan terbaik sepanjang
habilidades e intereses relevan dengan hal yang berbau baru baru dan
someone to hurt others and disturb others for the sake of their own
where this action is done individually or form a group by doing the bullying
Ada beberpa bentuk dari faktor bullying menurut (Latifah, 2018) adalah :
1. Faktor Individu
14
15
dingen depressief maken, zowel dhohir als geest. Over één ding dat
2. Faktor Keluarga
saat ada maunya saja juga dapat menjadikan anak menjadi bully.
Friends who are spectators generally only take a stand and do not want
to interfere.
4. Faktor media
1. Faktor internal
15
16
concentration.
2. Faktor Eksternal
kelompok :
1. Bullying Fisik
2. Bullying Verbal
Harsh treatment / actions that are done are verbal and also
hal yang baik dan sejauh ini cukup menyiksa hati yang terlalu
tersiksa dan menyakiti satu sama lain yang sama sama baik dan
16
17
lain sebagainya.
1. Dampak Langsung
Masa remaja adalah masa transisi yang pada kehidupan yang baik dan
buruk sebagian hal yang selalu terbukt dan terbaik sepanjang hari dan selalu
17
18
ciri-ciri :
18
19
berikut :
avtoriteto
individual will not allow the uterine effect to occur, he will do something to
2017)
19
20
yang dengan sebagian hal yang baik dan buruk terhdap sesuatu
5.
usaha yang bertujuan untuk memodifikasi suatu hal dengan baik dan
tidak membuat semua emsoi akan hal itu. Yang termasuk strategi
lebih baik dan bermanfaat saat sama lain yang membuat diri ini
20
21
2. baik dengan hal baik atau buruk untuk melakukan sesuatu hal
tergesa-gesa
attitude that does not care about the problem at hand and even
such as sleeping too long, taking illegal drugs and not wanting
21
22
Pendahulunya
(Stresor)
Dari Penilaian Upaya Penanganan Upaya Penanganan
Penilaian Sekunder
1. Manusia Primer 1. Mengatasi fokus Adaptasi
1. Menyalahkan/
2. Lingkungan 1. Tujuan masalah 1. Kesejahteraan
Memuji
3. Dan interaksi Relevansi 2. Mengatasi emosi Emosional
2. Kemampuan
Keduanya 2. Jinak-Positif negatif yang 2. Status Fungsional
Mengatasi Masalah
3. Stres menyertai 3. Perilaku Kesehatan
3. Harapan Masa
Depan
Keterangan :
Diteliti
Pendahulunya
(Stressor)
Penilaian
Dari Upaya Penanganan
Primer Upaya Penanganan
1. Manusia Adaptasi
1. Tujuan Penilaian Sekunder 1. Mengatasi fokus
2. Lingkungan 1.Kesejahteraan
Relevansi 1. Menyalahkan/ masalah
3. Dan interaksi Emosional
2. Jinak- Positif Memuji 2. Mengatasi emosi
Keduanya 2.Kecerdasan 2.Status Fungsional
negatif yang
Relevansi Emosional
3. Harapan Masa menyertai
3.Stres-
Depan 3.Perilaku Bullying
Tingkat Remaja
Stres
Diteliti
Bagan 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Antara Tingkat Stres dan
Keterangan : Kecerdasan Emosinal dengan Perilaku Bullying pada Remaja
Tidak Diteliti 23
2.9 Penjelasan Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat stress dengan
aatara tuntutan dan kemampuan maka dapat mengakibatkan stress. Stress tidak hanya
pada faktor eksternal akan tetapi juga terdapat mekanisme pengelolaan kognitif
terhadap kondisi yang dihadapi oleh individu. Slowly cognitive takes place
interaction can cause stress. In the cognitive assessment, it is divided into primary
2.10 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut (Murni, 2017) penelitian ini merupakan suatu cara yang digunakan untuk
questionnaire using the Cross Sectional approach. The Cross Sectional Approach is
a research that is carried out at one time with one focus (Suyanto, 2010)
Waktu : Desember,2020
25
26
Populasi
Santri yang berusia 16-18 tahun sebanyak 70 santri
Sampel
Santri yang berusia 16-18 berjumlah 59 orang
Sampling
Purposive Sampling
Desain Penelitian
Kolerasional
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
Jika nilai P ≤ 0,05 maka data Ho diterima artinya ada hubungan Jika nilai
P ≥ 0,05 maka data Ho ditolak artinya tidak ada hubungan
26
27
5.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri yang berusia 16-18 tahun
sebanyak 70 santri
5.4.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah santri pondok darun najah berjumlah 59, yang
N
n= 2
1+ N (d)
Keterangan :
n : besar sampling
N : besar populasi
jadi perhitungannya :
70
n= 2
1+70( 0,05)
70
n=
1,175
n = 59,57
27
28
5.4.3 Sampling
1. Kriteria Inklusi
2. .Kriteria Eksklusi
terhadap sesuatu cukup sesuatu yang baik dilakukan dengan baik (objects, humans,
objects, situations)
28
29
berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut. Dalam sebuah penelitian
konsepyang dituju bersifat konkrit dan secara langsung bisa diukur (Nursalam,
2014).
Variabel Indenpenden yang harus diperbarui oleh cendol cendolan ikatan cinta
kamu dan aku yang selalu menilai baik dan buruk semua hal atau nilain memudahkan
dalam.
menjadikan salah satu baik dan tersendiri di tentukan oleh variable lain. Variabel
29
30
Definis Operasional adalah mengidentifikasi variabel secara operasional terlalu membuat senang berbagai jenis baik laki dan
perempuan yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau menghukum sebuah pengukuran secara cermat
2 Kecerdasan Emosional the ability to Aspects of Emotional TEIQue-ASF Ordinal 1= Tidak Pernah
manage Intelligence 1. (Gandhi,201 2= Kadang
emotions, control adaptability 2. 5) 3= Sering
emotions towards assertiveness 3. 4= Sangat Sering
oneself and Emotional expression Skoring
control emotions 4. management of 1.Baik : 0 - 30
towards other emotions in others 5. 2.Cukup : 31 - 59
individuals and perceptions of 3.Kurang : 60 - 90
be good at emotions-self and
distinguishing others
one's emotions
30
31
1. Tahap Persiapan
Darun Najah
Malang
2. Tahap Pelasanaan
3. Tahap Akhir
1. Uji Validitas
yang digunakan sesuai untuk mengukur apa yang diukur, uji validitas
versi 2.2. Hal ini dapat dikatakan valid apabila signifikannya kurang
dari 0,05
2. Uji Reabilitas
33
vprašalnik izda
b. Coding
a. Jenis kelamin
1. Laki – Laki
2. Perempuan
b. Usia
1. 7-12 tahun
2. 13-15 tahun
34
3. 16-18 tahun
1. Stress Ringan
2. Stress Sedang
3. Stress Berat
1. Tidak Pernah : 0
2. Jarang : 1
3. Pernah : 2
4. Sering : 3
d. Processing data
dianalisis.
Mientras tanto, los datos textuales solo pueden analizarse, por ejemplo, en
(Notoatmojo, 2014), prosedur atau jenis analisis data melalui proses bertahap
antara lain :
35
perlu dilakukan dan di uji seperti halnya selalu dan kecerdasan emosional.
Pada penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman rank, jika p-value ≤
menganalisis system apa saja kah yang terdapat dalam lembaran buku cerita
adolescents.
Dalam melakukan sebuah penelitian harus di dasari etika yang baik. Etika
penelitian, yang membangun kesakralan penguji satu dan dua yang boleh
respondents who are given to prospective respondents with the aim that
the subject can understand and understand about the purpose and
melakukannya.
bercerita suci ketika bersama satu sam lain anam responden pada
hal aik yang terucap untuk semua hal yang menyangkut masa depan baik
tertulis maupun tidak tertulis, hanya kelompok data jadi lebih baik mengalah
because during the research the instrument used by the researcher was
pasien.
3.9.5 Benefience
dobili največje možne rezultate. During the research process, filling out
BAB IV
Pada penelitian ini diuraikan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Stress
Dengan Kecerdasan Emosional Pada Pelaku Bullying”di Pondok Pesantren Darun Najah
Desa Bulupayung Kecamatan Bululawang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25
Dari data yang obtained is divided into two parts including general data and special data.
General data includes the location of the study and the characteristics of the respondents
based on name, age and class. While the special data contains the results of the discussion of
stress levels with emotional intelligence on bullying perpetrators at Darun Najah Islamic
Boarding School. Kemudian untuk mengetahui hubungan Hubungan Tingkat Stress Dengan
Kecerdasan Emosional Pada Pelaku Bullying yang akan dilakukan dengan uji spearman.
Kecamatan Bululawang. Remaja di Pondok Darun Najah sangat ramah dan baik
pada sesama teman sekamar, sekelas atau sepondok. Akan tetapi masih ada perilaku
juga adanya senioritas kepada adik kelas. Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis
Kegiatan ini dilakukan saat santri bersekolah formal dan dilakukan 1 jam sebelum
dalam penelitian ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan kelas.
Total 59 100%
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa paling banyak usia remaja yang menjadi responden di
Pondok Pesantren Darun Najah Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang, tahun 2021
2 Perempuan 32 54%
Total 59 100%
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa paling banyak jenis kelamin remaja yang
responden (54%).
1 SD 5 9%
2 SMP 24 41%
3 SMA 30 51%
Total 59 100%
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa paling banyak Jenjang Sekolah yang
Data khusus ini disajikan mengenai frekuensi tingkat stress dengan kecerdasan
1. Tingkat Stress
1 Ringan 21 33%
2 Sedang 26 41%
3 Berat 12 26%
Total 59 100%
2. Kecerdasan Emosional
1 Rendah 27 49%
2 Sedang 13 21%
3 Tinggi 19 30%
Total 59 100%
Skor Tingkat
Stress
P 0,003
N 59
Dari analisa data yang dilakukan dengan menggunakn uji statistic korelasi
Kabupaten Malang.
ditahui lebih lanjut dan dipelari lebih dalam lagi keduanya sehingga artinya
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan di uraikan pembahasan dari hasil penelitian mengenai hubungan
tingkat stress dengan kecerdasan emosional pada pelaku bullying di Pondok Pesantren
4.2.1 Tingkat Stress pada pelaku Bullying di Pondok Pesantren Darun Najah
43
Hasil dalam penelitian ini didapatkan bahwa tingkat stress dari 59 responden
sehingga sebagian besar responden mengalami tingkat stress dalam kategori sedang
( 41%) 26Respondents of this stress factor are caused by sharing sources, namely
school activities as well as adjustments to the social environment faced daily which
includes the pesantren environment, the school environment including the school
. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat stress responden dengan kebanyakan kategori
sedang di pengaruhi oleh lingkungan sekitar. Salah satu permasalahan remaja yang.
sekolah sehari – hari yang kebanyakan stress akibat banyaknya tugas yang diberikan
dan masalah yang ada di lingkungan serta mudah marah atau sensitif, mudah
Najah
rendah. It can be concluded that the individual's inability to survive the negative
emotions that arise in him is thought to be due to his low emotional intelligence
abilities. One of the factors that can influence the occurrence of bullying
behavior and are easily controlled by grudges and envy. Vengeful individuals
aged 15-18, are often found by adolescents who are confused in finding their
own identity, do not know which one to choose, choose between optimistic or
pessimistic and so on. One of the factors that can influence the occurrence of
aggressive behavior and are easily controlled by grudges and envy. Vengeful
bullying.
variables with the scale. Dari analisa hasil uji statistic menggunakan uji
spearman Rho menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,-375 dengan Hal ini
(middle) who have the main developmental task of finding self-identity. Efforts
emosional di dapatkan tingkat stress yang diterima remaja bahwa sebagian besar
sedang, 12 orang mendapatkan tingkat stress (26%) yaitu dengan kategori berat.
besar 27 orang sebesar (49%) kategori rendah, 13 orang (21%) kategori sedang,
process of finding their identity. In addition, there are students who do bullying
addition, adolescents who carry out bullying behavior are based on the element
of having fun in order to vent the problems that students face and their grudges
(Jayanti, 2019).
beberapa remaja ada yang akan di jenguk sehingga beberapa remaja tergesa-
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil hipotesis didapatkan melihat signifikan (p) yang besarnya 0,003 yang
4.2 Saran
1. Bagi responden
Bagi responden henyaknya selalu mensyukuri apa yang telah di capai dan
dimiliki, dapat menerima dengan ikhlas cobaan yang dihadapi serta selalu
arahan bahwa perbuatan bullying adalah perbuatan yang tidak baik untuk
psikologis remaja.
lebih lanjut tentang pelaku bullying karena selama ini masih sering berfokus
kepada korban dan juga dapat mengeksplore lebih dalam mengenai faktor-
kualitatif.