Anda di halaman 1dari 22

STRUKTUR DAN MEKANISME JANTUNG

Wendy Yudija Limbong Allo

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Alamat Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta
Barat 11530

Abstrak: Jantung merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia yang termasuk dalam
sistem sirkulasi dan penting dalam kelangsungan hidup kita. Jantung memompa darah ke
seluruh tubuh untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme dan mengangkut sisa-sisa
metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, jantung menyediakan oksigen beserta
zat-zat lain untuk kepentingan seluruh sel dalam tubuh kita. Karena kepentingan itu jantung
terus menerus berkontraksi memompa darah tanpa henti sepanjang hidup. Banyak faktor yang
mempengaruhi kerja jantung dan penyebab dari faktor tersebut. Dengan menggunakan alat
elektrocardiograf (EKG) kita bisa mendapatkan hasil kerja jantung.

Kata kunci: Jantung merupakan salah satu organ, faktor yang mempengaruhi kerja jantung,
alat elektrocardiograf (EKG)

Abstract: The heart is one organ in the human body, including the circulatory system akind
is necessary for our survival. The heart pumps blood throughout the body to deliver the
materials metabolism and transport the remains to be removed from the body's metabolism.
In addition, cardiac oxygen supply and its other substances for the benefit of all the cells in
our body. Because of the interest of continuous heart contracts to pump blood throughout life
endlessly. Many factors affect the heart and cause of these factors. By using
elektrocardiograf (ECG) we can get the work of the heart.

Keywords: The heart is one organ, the factors that affect the heart, elektrocardiograf tool
(ECG)

Pendahuluan

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar)
mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.
Pembahasan

Struktur Jantung

Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan


berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Jantung bersandar
pada diaphragma diantara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus
yang disebut perikardium. Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler.
Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri.

Gambar 1. Letak jantung normal

Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral, ditutupi
oleh sternum dan cartilage costalis II/III-V/VI. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri
garis midsternal.1

Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.1
Struktur Makroskopis Jantung
Mediastinum
Mediastinum adalah ruangan yang terletak di antara pleura mediatinalis sinistra dan
dextra.
 Batas-batas mediatinum:
Ventral : sternum
Dorsal : columna vertebralis
Lateral : pleura mediastinalis kanan dan kiri
Cranial : apertura thoracis superior
Inferior : diaphragm
Mediastinum dibagi oleh bidang khayal yang terbentang dari angulus sternalis ke tepi
bawah corpus vertebra thoracalis IV melewati tepi atas pericardiuam menjadi 2 bagian,
yakni:
 Mediastinum superior
 Bagian retrosternal
 Thymus, jaringan lymphoid yang terdiri dari atas dua lobus yang dihubungkan
oleh jaringan ikat.
 Vena-vena besar
 V. anonyma
 Sinistra, merupakan persatuan V. jugularis interna dextra dan V. subclavia
sinistra yang menerima darah dari vena-vena bagian sinistra kepala, leher, dan
ekstermitas superior.
 Dextra, dibentuk oleh pertemuan V. jugularis interna dan V. subclavia dextra di
posterior ujung Clavicula dextra.
 V. cava superior
 V. cava superior extra pericardial
Terletak dalam mediatinum superior. Pada sisi dextra berjalan N. Phrenicus.
 V. cava superior intra pericardial
Terletak di anterior radix pulmonum dextra di dalam mediastinum inferior.
 bagian tengah
 Arcus aortae, letak : setinggi angulus sternalis berjalan ke posterior tepi bawah
vertebra thoracalis IV.
 N. vagus.
Sebagian terletak di mediatinum superior dan sebagian di mediatinum posterior.
 N. Phrenicus
Nervus ini berjalan di anatar A.V.subclavia di sebelah lateral dari N. Vagus dan
berjalan di seblah lateral truncus thyreocervicalis untuk berjalan bersama dengan
A. Peripericardiacophrenica ke arah caudal, di sebelah ventral radix pulmoinum.
 Bagian prevertebralis
 Mediastinum inferior
 Mediastinum anterior : jaringan lemak dan lymphonodi.
 Mediastinum media:
- Pericardium yang meliputi cor.
- Pangkal pembuluh darah besar dari dan ke jantung
 Mediastinum posterior
- Aorta thoracica.
- Ductus thoracicus.
- V. azygos dan hemiazygos.
- Esophagus.

Lapisan Jantung
Pericardium
Merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi jantung dan pangkal
pembuluh darah besar. Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium
fibrosa adalah lapisan kuat yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal
pembuluh besar di atasnya dan dengan tendon sentral diafragma di bawahnya. Perikardium
serosa melapisis perikardium fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah
membalik untuk menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa
merupakan permukaan halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak
di antara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu:2
1. Sinus transversus: terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior serta
trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.
2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan vv.
pulmonalis.

Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang perikardiacophrenicus dan a.


thoracalis interna. Perikardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa
dipersarafi oleh n. phrenicus.2

Dinding Jantung
Dinding Jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu :3
 Epicardium, merupakan lamina visceralis pericardium serosum, lapisan terluar dinding
jantung.
 Myocardium, merupakan lapisan tengah dinding jantung, terdiri dari kumpulan sel otot
jantung yang tersusun dalam pola sirkular dan spiral.
 Endocardium, merupakan lapisan terdalam dinding jantung, berupa lapisan
endothelium yang melekat pada selapis jaringan ikat.

Bagian Jantung
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium kanan, atrium
sinstrum, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium
kiri dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri.3
 Atrium dextrum
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah
dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel
kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui
vena kava superior, vena kava inferior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava
tidak terdapat katup-katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini
hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan
tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan
kembali ke dalam vena sikulasisistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium
kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
25% sisanyaakan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara
aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapatmenurunkan
pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.

 Atrium sinistrum
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena
pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh
karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam
pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan
bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah
mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.

 Ventrikel dextrum
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium atrioventriculare
kanan dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga
mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat
ini disebut infundibulum.3
Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium kanan dan
menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot.
Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan
dikenal sebagai trabeculae carneae. Trabecula carneae terdiri atas tiga jenis. Jenis
pertama terdiri atas musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui
basisnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu di
antaranya adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke
dinding anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus atriventricularis
crus kanan yang merupakan bagian dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya
terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.3
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas tiga cuspis
yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang
meliputinya: cuspis anterior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di
anterior, cuspis septalis terletak berhadapan dengan septum intraventriculare dan cuspis
inferior atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa
rangka jantung, sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada
chorda tendineae. Chorda tendineae menghubungkan cuspis dengan musculi papilares.
Bila ventrikel berkontraksi, musculi papilares berkontraksi dan mencegah agar cuspis
tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan intraventrikular
meningkat. Untuk membantu proses ini, chrdae tendineae dari satu musculus papilaris
dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.3
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga
valvula semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardioum disertai sedikit jaringan
fibrosa yang meliputinya. Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang melengkung
melekat pada dinding arteri. Mulut muara cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam
truncus pulmonalis. Tidak ada chordae tendineae atau musculi papillares yang
berhubungan dengan cuspis valva ini; perlekatan sisi-sisi cuspis pada dinding arteri
mencegah cuspis turun masuk ke dalam ventrikel. Pada pangkal truncus pulmonalis
terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus, dan masing-masing terletak diluar dari
setiap cuspis.3
Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak posterior (valvula
semilunaris kiri) dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan kanan).
Selama sistolik ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding truncus pulmonalis
oleh darah yang keluar. Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk
ke sinus; cuspis valva terisi, terletak berhadapan di dalam lumen dan menutup ostium
trunci pulmonalis.3

 Ventrikel kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare kiri
dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal
daripada dinding ventrikel dexter. Pada penampang melintang, ventrikel kiri berbentuk
sirkular; ventrikel dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum
interventriculare ke dalam rongga ventrikel dexter. Terdapat trabeculae carneae yang
berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula
septomarginalis. Bagian ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.3
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis,
cuspis anterior dan cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva
tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventriculare dan
ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae ke cuspis dan musculi papillares sama
seperti valva tricuspidalis.3
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan
struktur valva trunci pulmonalis. Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris
kanan) dan dua cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris kiri dan
posterior). Di belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae.
Sinus aortae anterior merupakan tempat asal arteria coronaria kanan, dan sinus posterior
kiri tempat asal arteria coronaria kiri.3

Vaskularisasi Jantung
 Pendarahan jantung :
- coronaria dextra.
- a. coronaria sinistra.
 Terletak pada sulcus coronaries
 Dipercabangkan dari aorta ascendens

Katup pada Jantung

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-
katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda
mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient
ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat
katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik
jantung. Ada 2 jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan
ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel
yang bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi
tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.
1) Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka,
maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid
berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun
katup.

2) Katup pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui
trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri
yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila
ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga
memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

3) Katup bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel
kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup
bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh
tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah
darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.4

Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom
melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari
bagian cervicale dan thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis
berasal dari nervus vagus.3
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut- serabut otot jantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan
serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot
jantung, dan dilatasi arteriae coronariae.3

Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus


atrioventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae coronariae.3

Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf
yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke miokardium terganggu,
impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.3

Pendarahan Jantung

Gambar 4. Arteriae coronariae.


Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan kiri, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.3
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara
truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam
sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke
posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan ateria coronaria
kiri di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra beri-
kut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan
ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.3
Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria
coronaria dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,
ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus
aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula kiri.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi
ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.3
Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan
kiri (sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk menyediakan suplai darah
yang cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark miokardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.3

Gambar 5. Venae coronariae.

Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri
vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.3

Struktur Mikroskopis Jantung

 Epikardium
Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epikardium terdapat perikardium.
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaputyang
membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum
pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara
perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang
dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membrana serosa
yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang
berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal. Epikardium melekat erat pada
miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak
ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium
terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga
berupa membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang
mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh
mesothelium. Epikardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas
jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan
makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan
darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri coronaria.4

 Miokardium
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat
menghasilkan atriopeptin, ANF (Atrial  Natriuretic Factor kardiodilatin dan kardionatrin
yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium
terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat kondukdi danserat kontraksi. Serat konduksi pada
jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat
konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of HIS
dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak
disubendokardial. Sel purkinje mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril,
kaya akanmitokondria dan glikogen serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di
sentral.Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap
serat terdirihanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik
karena memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung banyak mengandung mitokondria
yang besar. Ikatan antara dua seratotot adalah melalu fascia adherens, macula adherens
(desmosom), dan gap junction.4

 Endokardium
Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium
homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari
endotelium dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel
selapis pipih dimana terdapat tight/occluding  junction dan gap junction lapisan
subendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat
vena, saraf, dan sel purkinje.4

Fungsi dan Mekanisme Jantung


Pompa Jantung
Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri dari 5
fase. Kelima fase-fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:
 Diastole Awal
Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium ventrikel, dan ventrikel dalam
keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan ventrikel turun sampai
lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya katup semilunaris tertutup dan terdengarlah
bunyi jantung kedua. Keadaan istirahat ini berlangsung terus sampai tekanan ventrikel
lebih rendah dari tekanan atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara
penutupan katup semilunaris dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi
Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventricular terus
menurun. Dengan terbukanya katup AV ini, maka dengan “cepat” ventrikel terisi oleh
darah vena yang telah terkumpul dalam atrium. Kira-kira 70%-80% dari pengisian
ventrikel terjadi selama tahap ini.
 Mid-diastole
Fase pengisian “lambat” ventrikel atau diastasis. Baik atrium maupun ventrikel dalam
keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium melalui pembuluh vena, mengalir
secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Katup semulunaris
dalam keadaan tertutup.
 Diastole Lanjut
Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara pada AV
Node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%-30% pada isi ventrikel.
 Sistole Awal
Depolarisasi menyebar dari AV Node melalui cabang berkas menuju myocardium
ventrikel. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole dikenal sebagai volume distolik
akhir (EDV), yang besarnya sekitar 135 mL. Ketika ventrikel mulai berkontraksi,
tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan dalam atrium. Akibatnya katup AV
menutup, dan penutupan inilah yang menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel
terus meningkatkan tekanannya; namun selama fase ini, tekanan dalam aorta dan arteria
pulmonalis melebihi tekanan dalam ventrikel, dengan demikian katup semilunaris tetap
dipertahankan dalam keadaan tertutup. Ini disebut Kontraksi Isovolumetrik, karena
volume ventrikel tetap konstan akibat dari tertutupnya semua katup maka tidak ada darah
yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini.
 Sistole Lanjut
Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh darah, maka
katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi ventricular ke dalam sirkulasi
pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat dibagi menjadi fase awal “ejeksi cepat”
yang singkat, dan fase lanjutan “ejeksi lambat” yang lebih panjang. Jumlah darah yang
dipompa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume isi
sekuncup (stroke volume, SV) yang setara dengan volume diastolik akhir dikurangi
volume sistolik akhir, yaitu 70 mL.

Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang
terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol. Jumlah darah
yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai volume
sistolik akhir (ESV), yang besarnya sekitar 65 mL. Ini adalah jumlah darah paling sedikit di
dalam ventrikel.5

Enzim Jantung

Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan ke
dalam darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum asparate amino transferase
(AST) dulu adalah SGOT (serum glumatic-oxaloacetic transaminase), lactic acid
dehydrogenase (LDH). Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan infak miokrad
akut dapat membantu dalam penentuan diagnosis. Akan tetapi, penigkatan enzim-enzim ini
tidak terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium, tetapi juga dapat meningkat apabila ada
kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika urinaria, atau usus. Agar pemeriksaam
enzim-enzim ini dapat spesifik, untuk sel-sel miokardium, enzim dipecahkan atau dijadikan
isoenzim. Misalnya, enzim CK1 terdapat pada otak, paru, vesika urinaria, atau usus; CK2
hanya terdapat pada sel-sel miokardium; CK3 akan terdapat pada seum pasien dalam 48 jam
setelah serangan IM akut transmural. LDH juga dipecahkan agar menjadi spesifik. Sel-sel
miokardium kaya dengan LDH1 sehingga kerusakan pada sel-sel miokardium akan membuat.

Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic yang
meliputi riwayat,gejala,dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk mendiagnosis
infrak miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya
pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang
rusak.

Laktat Dehidrogenase

Laktat Dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-


LD5). Masing – masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.
Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung mengandung lebih banyak LD1,
sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukan dengan cara
elektroforesis. Pada infrak miokardium akut kadar LD1 melebihi kadar LD2, sedangkan pada
keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.

Kreatinin Kinase

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah dengan periode yang berbeda
setelah infrak miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang
dihubungkan dengan waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lain. Kreatinin Kinase
(Creatinin Kinase-CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk
mendiagnosis infrak miokardium akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat saat
terjadi infrak miokardium. Gangguan pada jantung selain infrak miokardium akut juga
dihubungkan dengan nilai kadar CK DAN CKMB total yang abnormal. Gangguan tersebut
termasuk perikarditis,miokarditis,dan trauma.
SGOT (Serum Glumatik Oksaloasetik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati
dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukan adanya kerusakan pada
jaringan jantung dan hati.
Nilai normal: Pria = s.d. 37 U/L
Wanita = s.d. 31 U/L
 Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis,
infark paru, dan lain-lain.
 Peningkatan SGOT 3-5x normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal
jantung kongestif, tumor hati, dan lain-lain.
 Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infak miokrad (serangan
jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan lain-lain.

SGPT (Serum Glumatik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukan adanya trauma atau kerusakan
hati.
Nilai normal: Pria = sampai dengan 42 U/L
Wanita = sampai dengan 32 U/L
 Peningkatan .20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
 Peningkatan 3-10 x normal terjadi pada infeksi mono nuklear, hepatitis kronik aktif,
infrak miokrad (serangan jantung).
 Peningkatan 1- 3x normal terjadi pada pankreatitis sirosis empedu.6

Aktifitas Listrik Jantung

Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan
depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar
ke seluruh atrium kanan melalui traktus internodal dan ke atrium kiri, melalui branchman's
bundle. Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar khusus,
tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls
berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik
antara kedua bilik tersebut.
Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi
atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna.
Impuls kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His (bundle
of His) dan secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-
sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap
junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi
sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Proses tersebut dapat disingkat seperti berikut :

1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan

2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur

3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan

4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang

Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:

1. Nodus SA (sino atrial)

- Traktus Internodal

- Brachman bundle

2. Nodus AV (atrio ventrikel)

3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):

- Right bundle branch

- Left bundel brach

Potensial aksi ini terdiri dari 5 fase yang sesuasi dengan peristiwa electrofisiologi
tertentu, yaitu :

 Fase Istirahat (fase 4)

Pada keadaan istirahat maka, sel jantung memperlihatkan suatu perbedaan potensial listrik
atau voltase membran selnya. Bagian dalam sel relatif negatif sedangkan bagian luarnya
relatif positif, dengan demikian, sel tersebut mengalami Polarisasi. Perbedaan ini timbul
akibat permeabilitas relatif dari membran sel terhadap ion-ion disekitarnya, terutama K + dan
Na+.

Dalam keadaan istirahan, membran sel lebih permeable terhadap K + dibandingkan


terhadap Na+. karena itu, sejumlah kecil K+ merembes keluar sel dari daerah yang mempunyai
kadar K+ yang tinggi menuju cairan ekstrasel dimana kadar K+ nya lebih rendah. Dengan
hilangnya K+ yang bermuatan positif dari dalam sel, maka muatan listrik bagian dalam sel
tersebut menjadi relatif negatif.

 Fase Depolarisasi Cepat (fase 0- Upstroke)

Depolarisasi sel adalah akibat permeabilitas membran terhadap Na+ sangat meningkat.
Na+ yang terdapat di luar sel mengalir cepat masuk ke dalam sel melalui saluran cepat,
didorong oleh perbedaan kadar Na+ itu sendiri. Masuknya Na+ yang bermuatan positif,
mengubah muatan negatif di sepanjang membran sel, bagian luar dari sel menjadi negatif,
sedangkan bagian dalamnya menjadi positif.

 Fase Repolarisasi Parsial (fase 1- Spike)

Segera setelah terjadi depolarisasi, maka terjadi sedikit perubahan mendadak dari
kadar ion dan timbul suatu muatan listrik relatif. Tambahan muatan negatif di dalam sel itu
menyebabkan muatan positifnya agak berkurang. Sebagai efeknya, sebagian dari sel itu
mengalami repolarisasi. Fase ini diduga mencerminkan inaktivasi mendadak saluran cepat
Na+ yang memmungkinkan terjadinya influks cepat dari Na+.

 Fase Plateu (Fase 2)


Suatu plateu sesuai dengan periode refrakter absolut myocardium. Selama fase ini,
tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui membran sel. Jumlah ion bermuatan positif
yang masuk dan keluar berada dalam keseimbangan. Plateu terutama disebabkan oleh aliran
Ca2+ ke dalam sel secara perlahan-lahan. Kecuali itu juga dibantu oleh gerakan Na + ke dalam
sel melalui saluran lambat sedikit demi sedikit. Gerakan muatan positif ke dalam ini
diimbangi oleh gerakan K+ ke luar sel.

 Fase Repolarisasi Cepat (fase 3- Down Stroke)

Selama repolarisasi cepat, maka aliran muatan Ca2+ dan Na+ ke dalam sel secara
lambat diinaktifkan dan permeabilitas membran terhadap K + sangat meningkat. K+ keluar dari
dalam sel dengan demikian mengurangi muatan positif dalam sel. Bagian dalam sel akhirnya
kembali ke keadaan yang relatif negatif dan bagian luar sel kembali ke keadaan yang relatif
positif. Distribusi ion pada keadaan istirahat dipulihkan kembali melalui kegiatan kontinyu
pompa Na-K yang dengan aktif memindahkan K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel.

Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang


berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk
memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan
saluran Ca2+ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang
berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini
memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga
dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam
dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status
jantung.7

Curah Jantung

Curah jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel
per menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron,
sehingga darah pun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Besar
cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan
nutrisi. Cardiac output tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable,
yaitu: frekuensi jantung (kecepatan denyut jantung) dan stroke volume (volume darah yang
dipompa per denyut). Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil
meskipun dipengaruhi oleh salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada
variable yang lain.7

Pengaturan Irama Jantung


Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop
selama siklus jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering
dikatakan terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih
singkat dan tajam- sering dikatakan dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi jantung pertama
berkaitan dengan penutupan katup AV, sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan
penutupan katup semilunar.

Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang
terjadi di dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik
penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika
tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan
awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel
ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis.
Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol ventrikel.

Terkadang terdenganr bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyi jantung


kedua. Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dalam jumlah besar dengan
aliran darah yang deras. Keadaan tersebut tetap dianggap keadaan fisiologis pada waktu kerja
fisik yang berat.

Bunyi jantung keempat merupakan bunyi jantung pada keadaan patologis yaitu
terdengar sebelum unyi jantung pertama pada kontraksi atrium. Hal tersebut terjadi karena
darah yang masuk ventrikel dari atrium dengan jumlah besar, yaitu sering terjadi pada
pembesaran atrium.

Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bising jantung), biasanya berkaitan dengan
penyakit jantung walaupun tidak selalu demikian. Murmur dapat terjadi akibat malfungsi
katup. Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup secara sempurna. Murmur
yang tidak berkatitan dengan patologi jantung, yang disebut murmur fungsional, lebih sering
dijumpai pada orang berusia muda. Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung pertama
dan bunyi jantung kedua disebut sebagai murmur sistolik. Sedangkan murmur yang terjadi
antara bunyi jantung kedua dan bunyi jantung pertama dari siklus berikutnya disebut sebagai
murmur diastolik.
Pemeriksaan EKG

Alat ini merekam aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta membentuk
gelombang dan kompleks yang spesifik. Aktivitas listrik tersebut di dapat dengan
menggunakan elektroda di kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG. Jadi EKG
merupakan voltmeter yang merekam aktivitas listrik akibat depolarisasi sel otot jantung.8

Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas
system elektroda konvensional, atau lead. Sewaktu sebuah mesinelektroda kardiogram
dihubungkan dengan elektroda pencatatan di dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari tiap-
tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam
aktivitas listrik dijantung dari lokasi yang berbeda-enam susunan listrik dari ekstermitas dan
enam lead  dada di berbagai tempat disekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan
secara rutin di semua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali
adanya deviasi dari normal.9

Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap


lead bergantung pada pengetahuan menyeluruh mengenai rangkaian penyebaran eksitasi di
jantung serta posisi jantung relative terhadap penempatan elektroda. EKG normal
memperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri: gelombang P, kompleks QRS, dan
gelombang T. (huruf-huruf tersebut tidak  menyatakan hal khusus kecuali urutan gelombang.
Eithoven sekedar menggunakan alphabet tengah ketika member nama gelombang-gelombang
tersebut).

EKG normal menunjukkan:9

 Gelombang P : dihasilkan oleh kontraksi atrium, selama 0,10 detik


 Kompleks QRS : dihasilkan oleh kontraksi ventrikel, berlangsung sampai 0,09
detik
 Gelombang T : dihasilkan oleh relaksasi ventrikel
 Interval PR : waktu yang dibutuhkan impuls untuk melalui berkas ventrikel

Kesimpulan

Jantung yang berdebar – debar dipengaruhi oleh mekanis kerja jantung yang
mencakup aktivitas listrik jantung, siklus jantung, mekanisme pompa jantung, enzim pada
jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro maupun mikro jantung dan dapat diketahui
dengan pemeriksaan EKG.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.228-30,2003


2. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga.14-5,2004
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC.102-12,2006
4. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In:Otot Jantung: Jantung Sebagai
Pompa dan Fungsi Katub-Katub Jantung. 20th ed. Jakarta: EGC.107-19,2003
5. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. In : Widyastuti P, editor. Sistem Sirkulasi.
Jakarta: EGC.266-75,2004
6. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes
kardiologi. Jakarta: Erlangga.138,2005
7. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. In : Widyastuti P, editor. Sistem Sirkulasi.
Jakarta: EGC.266-75,2004
8. Dharma S. Sistematika interpretasi EKG: pedoman praktis. Jakarta: EGC.7-8, 2007
9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC.107-9,2003

Anda mungkin juga menyukai