Anda di halaman 1dari 2

Masalah Status Kewarganegaraan Etnis Tionghoa di Indonesia

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yaitu terdiri dari berbagai suku bangsa ,
beraneka ragam agama, etnis, dan ras. Kali ini saya akan menyinggung tentng etnis Tionghoa
mengenai setatus kewarganegaraan berdasarkan ius sanguinis
Tionghoa merupakan salah satu komunitas etnis di Indonesia yang menempati beberapa
Daerah di Indonesia. Mereka hidup mengelompok dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini
membawa dampak sosial yang cukup besar bagi penduduk pribumi. Pada masa kolonial
Belanda pemerintah Belanda menciptakan stratifikasi sosial yang selanjutnya masyarakat
tionghoa dijadikan sebagai mitra bisnis dalam mencari keuntungan untuk memenuhi kebutuhan
perang . Kemudian timbulah kemarahan dan kebencian bangsa pribumi terhadap etnis tionghoa
hal ini dikarenakan penduduk pribumi menganggap etnis tionghoa telah membantu dan
bersekutu dengan para penjajah.
Sejak proklamasi kemerdekaan sampai saat ini masalah setatus kewarganegaraan di
Indonesia merupakan hal yang tetap aktual karena masalah kewarganegaraan merupakan suatu
hal yang penting sebab menyangkut kepentingan dan status seseorang. Orang yang tidak
memiliki kewarganegaraan akan mengalami berbagai kendala misal seorang tidak mungkin
dapat perlindungan hukum dari suatu pemerintahan.
Dengan adanya prinsip kedaulatan dari setiap negara dalam menentukan siapa yang
menjadi warga negaranya , maka tidak ada suatu keseragaman dalam lapangan peraturan
setatus kewarganegaraan seseorang. Dengan tidak adanya keseragaman ini sering timbul
masalah bipatride atau dua kewarganegaraan seperti yang terjadi pada etnis tionghoa yang ada
di Indonesia. Sebelum tahun 1955, dimana pada waktu itu orang - orang tionghoa yang
berdomisili di Indonesia menurut peraturan kewarganegaraan dari RRC yang berazazkan ius
sanguinis , tetap dianggap sebagai warga negara RRC ,sebaliknya menurut Undang- undang
kewarganegaraan Indonesia pada waktu itu orang tionghoa tersebut sudah dianggap menjadi
warga negara Indonesia. Pemerintah RI perlu mengambil kebijakan sebagai mana tugas
pemerintah perlu bertanggungjawap atas segala permasalahan yang terjadi dalam negaranya
dan berkaitan dengan warga negaranya. Dan hal ini telah dilaksanakan kedua negara antara
pemerintah RI dan pemerintah RRC dalam rangka menyelesaikan masalah dwi
kewarganegaraan orang-orang tionghoa di Indonesia . Karena jika tidak ada penyelesaian yang
peasti , keadaan bipatride akan membawa ketidakpastian dalam setatus seseorang , sehingga
dapat saja merugikan negara tertentu. Untuk itu diperlukan perjanjian antara RI dan RRC dalam
perjanjian tersebut ditentukan bahwa kepada semua orang tionghoa yang ada di Indonesia
harus mengadakan pilihan dengan tegas dan secara tertulis apakah akan menjadi warga negara
Republik Indonesia atau tetap berkewarganegaraan Republik Rakyat Cina
Contoh Masalah Warga Keturunan di Indonesia
(Ius sanguinis)

Oleh :
Burhanudin Yusuf (1711B0012)
Ilmu Pendidikan Ners
Semester 1

Anda mungkin juga menyukai