Anda di halaman 1dari 11

Nama : nabila julianty

1908260187

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe
yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang
menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan
kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak,
biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Nodul tiroid sangat sering ditemukan, dengan incidence rate setiap
tahunnya berkisar antara 4-8%. Menurut data WHO 2004, karsinoma tiroid
jarang terjadi dilaporkan hanya 1,5% dari keganasan seluruh tubuh.
Karsinoma tiroid biasanya merupakan keganasan sistem endokrin. Dijumpai
secara primer pada usia dewasa muda dan pertengahan, dengan sekitar
122.000 kasus baru per tahun di seluruh dunia (WHO,2004).
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak
kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan
leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun,
tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah
satu faktor etiologi kanker tiroid.Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat
keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin


1. Konsep dasar kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
mengirimkan hasil sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam
jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya
disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan
satu macam hormon (hormon tunggal). Disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda, misalnya
kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar lain (Sayfuddin,2006).

2. Fungsi kelenjar endokrin


Menurut Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi kelenjar
endokrin yaitu :
a. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan
oleh jaringan dalam tubuh tertentu
b. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh
c. Meransang pertumbuhan jaringan
d. Mengatur metabolisme, oksidasi meningkatkan absorbsi glukosa pada
usus halus
e. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidratarang, vitamin,
mineral dan air.
Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protein) tidak
dapat menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang
bermolekul kecil (hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh
terhadap spektrum sel-sel sasaran yang lebih luas, menembus
membran sel berkaitan dengan resptor protein.
3. Kelenjar tiroid

2
Terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea, diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan melintasi trakea disebelah depan.kelenjar
ini merupakan kelenjar yang terdapat didalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkaNn oleh
kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi
hormon tiroksin. Adapun fungsi kelenjar tirosin adalah mengatur
pertukaran zat/ metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan
jasmani dan rohani (Sayfuddin,2006).

4. Fisiologi kelenjar tiroid


Kelenjar ini menghasilkan hormon tirosin yang memegang peranan
penting dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang
laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan,
memegang peranan penting dalam pengawasan metabolisme secara
keseluruhan.hormon tiroid memerlukan bantuan TSH (thyroid stimulating
hormone) untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk
memecahkan ikatan hormon T3 (triodotironin) dan T4 (tetraiodotironin)
dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4 (Sayfuddin,2006).

5. Kelainan tiroid
Dalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa kelainan pada kelenjar
tyroid yaitu :
a) Hipertrofi atau hiperplasia
1) Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh
dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.
2) Struma difosa nontoksik
a) Ipe endemik: kekurangan yodium kronik, air minum kurang
mengandung yodium disebut gondok edemik
b) Tipe sporadik : pembesaran difusi dan strauma didaerah
endemis, penyebabnya suatu stimulus yang tidak diketahui

3
b) Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid
sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi insufiensi atau
berkurang, bila permanen dan komplek disebut atiroidisme.
1) Kretinisme, hipotiroidisme berat, pada anak lidah tampaktebal,
mata besar, mata besar, suara serak, kulit tebal dan ekspresi
seperti orang bodoh.
2) Mikesedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak
cebol, pertumbuhan tulang terlambat dan kecerdasan kurang.
3) Mikedema dewasa, gejalanya nonspesifik, timbulnya perlahan,
konstipasi, tidak tahan dingin dan otot tengang.
c) Neoplasma (tumor jinak) adenoma tiroid bekerja sama secara atonom
dan tidak dipengaruhi oleh TSH.
d) Tumos ganas (maligna), dimulai dari foliker tiroid dengan
karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil
karsinoma metastase.

B. Konsep Dasar Karsinoma Tiroid


1. Pengertian
Kanker tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4
tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduller. Kanker tiroid jarang
menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan
pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid
bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium
dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang
menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi
hipertiroidisme.

2. Klasifikasi karsinoma tiroid.


Menurut Barbara dijelaskan bahwa klasifikasi karsinom thyroid
yaitu :

4
a. Karsinoma papiler, karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan
merupakan jenis paling umum dari karsinoma tiroid. Lebih sering
terdapat pada anak dan dewasa muda dan lebih banyak pada wanita.
Terkena radiasi semasa kanak ikut menjadi sebab keganasan ini.
Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar tiroid atau
sebagai pembesaran kelenjar limfe didaerah leher. Metastasis dapat
terjadi melalui limfe ke daerah lain pada tiroid atau, pada beberapa
kasus, ke paru.
b. Karsinoma folikuler, karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan
merupakan 20-25 % dari karsinoma tiroid. Karsinoma
folikuler terutama menyerang pada usia  di atas 40 tahun.Karsinoma
folikuler juga menyerang wanita 2 sampai 3 kali lebih sering daripada
pria. Pemaparan terhadap sinar X semasa kanak-kanak meningkatkan
resiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih infasif daripada jenis papiler.
c. Karsinoma anaplastik, karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10%
dari kanker tiroid. Sedikit lebih sering pada wanita daripada pria.
Metastasis terjadi secara cepat, mula-mula disekitarnya dan kemudian
keseluruh bagian tubuh. Pada mulanya orang yang hanya mengeluh
tentang adanya tumor didaerah tiroid. Dengan menyusupnya kanker
ini disekitar, timbul suara serak, stridor, dan sukar menelan. Harapan
hidup setelah ditegakkan diagnosis, biasanya hanya beberapa bulan.
d. Karsinoma parafolikular, karsinoma parafolikular atau meduller adalah
unik diantara kanker tiroid. Karsinoma ini umumnya lebih banyak pada
wanita daripada pria dan paling sering di atas 50 tahun. Karsinoma ini
dengan cepat bermetastasis, sering ketempat jauh seperti paru, tulang,
dan hati. Ciri khasnya adalah kemampuannya mensekresi kalsitonin
karena asalnya. Karsinoma ini sering dikatakan herediter.

5
3. Patofisiologi
Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50%
penderita dengan ada sarang ganas dilobus homolateral dan lobus
kontralateral. Metastasis mula-mula ke kelenjar limfe regional, dan
akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma
follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher,
tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya
secara hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga
kadang mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi
metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma anaplastik yang
jarang ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh
cepat dan mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya terutama
trakea sehingga terjadi stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas.
Tahap dini terjadi penyebaran hematogen. Dan penyembuhan jarang
tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, faring,
esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur lain dalam darah
dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen ditemukan terutama di paru,
tulang, otak dan hati

4. Tanda dan Gejala


Dalam buku Barbara dijelaskan tanda dan gejala carsinom thyroid
ialah :
a. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh
atau keras) di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang
paling umum kanker tiroid.
b. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
c. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
d. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat
ditemukan selama pemeriksaan fisik.

6
e. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau
leher saat menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan
Anda.
f. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.

5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan
ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu
pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-
kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi
tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi
baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun
peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator
tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam
serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
b. Radiologis
1) Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang
diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan
tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma
papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi
halus yang disertai kalsifikasi stipled, sedangkan pada karsinoma
meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang
kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar
getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk
survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan
disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya
infiltrasi tumor pada esophagus
2) Ultrasound

7
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara
ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh
adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan
murah
3) Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor,
namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas
atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
4) Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot
nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas.
Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy
aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
c. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak
dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai
tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat
sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat
pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan
sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma
papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma
medule.

6. Penatalaksanaan medis
a. Therapi Radiasi
Pada adenokarsinoma papiler tanpa penyebaran ke kelenjar
leher sebaiknya dilakukan istmolobektomi. Bila terdapat pembesaran
kelenjar limf leher, kemungkinan besar telah terjadi penyebaran
melalui saluran limf di dalam kelenjar sehingga perlu dilakukan
tiroidektomi total disertai diseksi kelenjar leher pada sisi yang sama.

8
b. Tiroidectomi
Tiroidektomi adalah prosedur pembedahan di mana semua atau
sebagian dari kelenjar tiroid akan dihapus. Kelenjar tiroid terletak di
anterior bagian dari leher tepat di bawah kulit dan di depan jakun.
Tiroid adalah salah satu kelenjar endokrin tubuh, yang berarti bahwa
mengeluarkan produk-produknya di dalam tubuh, ke dalam darah atau
getah bening. tiroid menghasilkan beberapa hormon yang memiliki
dua fungsi utama: mereka meningkatkan sintesis protein di sebagian
besar jaringan tubuh, dan mereka meningkatkan tingkat
konsumsi oksigen tubuh.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Gangguan ini
lebih banyak terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai
3:1. Insidensinya berkisar antara 5,4 – 30 %.
Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada
pasien berusia kurang dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated
carcinoma (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan
untuk jenis meduler adalah faktor genetik.
Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium,
yaitu pemeriksaan kalsitonin dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-
kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis
walaupun jarang.
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan
untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat
kalsifikasi pada massa tumor. Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan
tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta tepat.
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak
dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan
menggunakan radioisotropik dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi
prosedur diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor
tiroid.

10
Daftar Pustaka

Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C,


1999, "Pedoman Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke
II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sudoyo Aru.W.dkk, 2009. “Ilmu Penyakit Dalam“.Edisi ke.5. Interna
Publising, Jakarta
WHO (2004)

11

Anda mungkin juga menyukai