Anda di halaman 1dari 55

REFERAT

KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL
Sabtu, 27 Juni 2020

Tumor Tiroid

Pembimbing :
dr. Sekti Joko S.I., Sp.THT-KL(K)

Disusun Oleh:
Agustia Arjuna Wiwaha G4A018100
Rahmat Yusuf Arifin G4A018102
Noor Aziz Sukma Adi G4A018103
Hanindhiya Hanifah G4A018104
Handra Chairunisa A. G4A018106
PENDAHULUAN

• Tumor tiroid merupakan pertumbuhan sel abnormal


terbanyak pada sistem endokrin. Angka kejadian dari
tumor tiroid cenderung meningkat, hampir 95% tumor
kelenjar endokrin berasal dari tiroid.

• Menurut statistik dari National Cancer Institute (NCI),


insidensi tumor tiroid pada pria sekitar 2,5 per 100.000
populasi dan wanita sekitar 6,7 per 100.000 populasi.
Tumor tiroid dapat mengenai seluruh kelompok usia dan
frekuensinya meningkat setelah usia diatas 50 tahun.
Hanya sekitar 5 % dapat mengenai usia 15-20 tahun.

• Penegakkan diagnosa penting dilakukan untuk


meningkatkan kualitas hidup penderita. Dagnosis klinis
merupakan dasar dalam menentukan penatalaksanaan
selanjutnya, sehingga penanganan pertama untuk suatu
tumor adalah kesempatan terbaik untuk pasien mencapai
tingkat kesembuhan optimal.
Singha et al,
2014
EMBRIOLOGI TIROID

• Terbentuk pada akhir bulan pertama


kehidupan janin
• Berasal dari penebalan ectoderm
dasar faring terbentuk diverticulum
tiroid
• Membesar dan tumbuh kearah bawah
 desensus  lepas dari faring
Terbentuk sebagai duktus tiroglogus
 atropi pada minggu ke-6
kehidupan intra uterin
• Pada minggu ke-7 kelenjar tiroid
mencapai puncak terakhirnya di
ventral trakea setinggi C5, C6-T1
ANATOMI TIROID

• Terletak di leher (antara fasia colli


dan fasia prevertebralis)
• Setinggi C5-T1
• Melekat pada trakea dan fascia
pretrakealis (melingkari trakea 2/3 –
3⁄4 lingkaran)
• Lobus kanan dan kiri dihubungkan
oleh istmus
• Berat : 20-30 gr
ANATOMI TIROID SYSTEM
ARTERI

• A. Tyroidea superior
Cabang a. carotis externa yang masuk
ke jaringan superficial kelenjar,
mendarahi jaringan connective dan
capsule
• A. Tyroidea inferior
Cabang trunkus thyreocervicalis dam
masuk ke lapisan dalam kelenjar,
mendarahi jaringan parenkim dan
propia kelenjar
• A. Tyroidea ima
Cabang arkus aorta/ arteri
brachiocephalica memperdarahi
ismus
• A. Thyroidea acessorius
Cabang a.oesophageal dan tracheal
yang masuk ke facies posteromedial.
ANATOMI TIROID SYSTEM
VENA
• V. thyroidea superior
• Muncul dari polus superior dan
berakhir pada vena jugularis
interna
• V. thyroidea inferior
• Muncul dari margo bawah
isthmus dan berakhir pada v.
brachiocephalica sinistra
• V. thyroidea media
• Muncul dari pertengahan lobus
lateralis dan berakhir di v.
jugularis interna
HISTOLOGI TIROID

• Jaringan tiroid terdiri atas folikel berisi


koloid. Koloid terdiri atas tiroglobulin
(glikoprotein yang mengandung suatu
asam amino teriodinisasi)
• Hormon kelenjar tiroid disimpan dalam
folikel sebagai koloid.
• Selain sel folikel, sel-sel parafolikel
yang lebih besar juga terdapat di
kelenjar tiroid. Sel-sel ini terdapat di
dalam epitel folikel atau diantara
folikel.
• Adanya banyak pembuluh darah di
sekitar folikel, memudahkan
mencurahkan hormon ke dalam aliran
darah
FISIOLOGI HORMONE TIROID

• Pembentukan hormone tiroksin melalui beberapa langkah:


• Trapping : mengambil yodium dari sirkulasi ke dalam
kel.tiroid
• Oksidasi : yodium menjadi iodida
• Pengikatan yodium o asam amino precusor menjadi 3-
monoioditirosin (MIT) dan 3,5-diodotirosin (DIT)
• Coupling : Penggabungan kedua bentuk iodotirosine yg
masih inaktif menjadi bentuk aktif iodotironin yaitu
Triiodotironin dan tiroksin (T4)
• Penimbunan : Pembentukan koloid
• Deyodinasi
• Proteolisis dan sekresi hormon
• Sirkulasi
• Terikat o-protein (globulin) tyroid-binding- globulin
(TBG)
• Terikat o-protein (prealbumin) thyraxine- binding-
prealbumin (TBPA)
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO CA
TIROID
• Hiperplasia, hipertrofi  ada pacuan terhadap tiroid untuk memproduksi hormone
tiroid
• Inflamasi (tiroiditis akut, de qurvain, hashimoto)
• Neoplasma (jinak/ adenoma dan ganas/ adenokarsinoma)
• Genetik, geografi endemis, aktivasi TSH berlebihan, dan paparan radiasi,
merokok, defisiensi zink dan stres emosional folikuler
• Geografis non endemis dan tingkat yodium tinggi  papiler
• Medular  faktor genetic
PATOFISIOLOGI CA TIROID
MANIFESTASI KLINIS CA TIROID

Gejala utama : benjolan atau pembengkakan pada bagian


depan dari leher, lebih tepatnya dibawah jakun, dan
biasanya tidak terasa sakit. Gejala lain (Fraker DL, 2010) :
1. Sakit tenggorokan
2. Kesulitan dalam menelan makanan
3. Perubahan suara menjadi serak
4. Rasa sakit pada bagian leher
5. Pembengkakan kelenjar getah bening dibagian leher.

Pembesaran kelenjar tiroid:


6. Dianggap membesar jika ukuran >2x normal
7. Struma nodusa: berupa nodul, apabila hanya satu nodul
(uninodusa) >1, nodul 1/> lobus (multinodusa)
8. Struma diffusa: pada seluruh kelenjar dengan konsistensi
lunak
TUMOR TIROID BENIGNA

Adenoma Folikular
Graves’ Disease
Tiroiditis Hashimoto
ADENOMA FOLIKULER

• Tumor jinak adenoma menunjukkan adanya follicle


cell diffirentiation.
• Adenoma folikular biasanya berupa tumor soliter dan
masih memiliki kapsul fibrosa.
• Beberapa nodul dapat menunjukkan satu atau lebih
perbedaan morfologi tetapi biasanya akan sama jika
memiliki tipe adenoma yang sama.
• Morfologinya terdiri atas sel-sel yang homogen,
edema, fibrosis, kalsifikasi, pembentukan tulang dan
pembentukan kista dapat terjadi. Berbagai pola
perubahan sel terjadi pada adenoma folikular. Setiap
satu tumor dapat menunjukkan bentuk seragam atau
campuran dari dua atau lebih pola.
• Sementara perbedaan histologis yang dominan
terletak pada bentuk folikel, yaitu Normofollicular,
Macrofollicular, Microfollicular (McHenry, 2011).
GRAVE’S DISEASE

• Penyakit Graves adalah gangguan autoimun yang


mengarah ke hiperaktifitas dari kelenjar tiroid
(hipertiroidisme). Gangguan autoimun adalah
suatu kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang jaringan sehat.
• Penyakit Graves adalah penyebab paling umum
dari hipertiroid. Hal ini disebabkan oleh respon
system kekebalan tubuh yang abnormal sehingga
menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan terlalu
banyak hormon tiroid.
• Penyakit Graves paling sering terjadi pada wanita
di atas usia 20 tahun namun gangguan juga dapat
terjadi pada usia berapa pun dan dapat juga terjadi
pada laki-laki. Pengobatannya adalah diberikan
obat antitiroid, yodium radioaktif dan tindakan
bedah (US National Library of Medicine, 2014).
TIROIDITIS
HASHIMOTO

• Pembengkakan kronis tiroid (inflamasi) dari


kelenjar tiroid yang sering menyebabkan
penurunan fungsi tiroid (hipotiroidisme).
• Penyakit ini dimulai perlahan-lahan. Waktu
yang dibutuhkan berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun untuk bisa dideteksi.
• Tiroiditis kronis yang paling umum terjadi
pada wanita dan pada orang dengan riwayat
keluarga penyakit tiroid.
• Terapi yang diberikan berupa hormon tiroid
(levothyroxine) jika tubuh tidak
memproduksi cukup hormone atau jika tubuh
memiliki tanda-tanda gagal tiroid ringan
(seperti peningkatan TSH). Kondisi ini juga
dikenal sebagai hipotiroidisme subklinis
(National Library of Medicine, 2014).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Histo Patologi

Adenoma Folikuler Grave’s Disease Tiroiditis Hashimoto


Folikel tiroid normal Epitel kolumner tiroid tumbuh Terdapat infiltrat limfoid
muncul di bagian kanan hiperplastik ke dalam koloid. dan sel hurthle dengan
bawah. Folikel adenoma Vakuola jelas dan terjadi epitel folikel eosinofilik,
mengandung koloid, peningkatan aktivitas epitel sitoplasma granular.
tetapi ada variabilitas untuk menghasilkan hormon (PathologyOutlines, 2013).
yang lebih besar dalam tiroid (Pathology
ukuran dari normal Outlines, 2013).
(Pathology Outlines,
2013).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. FNAB

Adenoma Folikuler
Sel epitel jinak, koloid dan Tiroiditis
makrofag, khas dari nodul Hasimoto
koloid (Thyroid Disease
Manager, 2012).
KARSINOMA TIROID

KARSINOMA PAPILAR
KARSINOMA FOLLIKULAR
KARSINOMA MEDULAR
KARSINOMA ANAPLASTIK
KARSINOMA TIROID

• Karsinoma tiroid merupakan tumor ganas yang terjadi pada


tiroid. Karsinoma tiroid bisa timbul akibat paparan dengan
radioaktif intensitas rendah jangka panjang, masa laten dari
akibat radiasi ini sekitar 10 - 20 tahun. Hal ini terjadi di Ukraina
tahun 1986 akibat kerusakan pusat nuklir di Chernobyl, Sekitar
75% pada kasus tersebut didapat metastase kelenjar getah bening
leher.
• Karsinoma tiroid tipe papilar dan folikular merupakan tipe
yang terbanyak, dengan angka kejadian berkisar 80-90%,
diikuti dengan karsinoma anaplastik, medular, limfoma, dan
jenis yang jarang yaitu karsinoma sel skuamosa dan sarkoma.

(Cabanillas et al, 2016 ;Lai et al,


2008)
KARSINOMA TIROID

• Secara klinis sukar dibedakan antara nodul tiroid yangg disebabkan


oleh karsinoma tiroid atau nodul dari goiter biasa. Pada nodul yang
pertumbuhannya cepat dan tumbuh agresif memiliki kecurigaan
keganasan, pengobatannya sukar dan mortalitasnya cukup tinggi.
Insiden keganasan keseluruhan dari nodul yang soliter (uninodusa)
berkisar antara 10 sampai 30 %, tergantung dari pemeriksaan yang
dilakukan.

(Cabanillas et al, 2016 ;Lai et al,


(Singhal et al, 2014)
KARSINOMA PAPILAR

Merupakan jenis keganasan thyroid terbanyak (80%), dan merupakan karsinoma jenis
well-differentiated
Berhubungan dengan radiasi; pada anak-anak
Banyak ditemukan pada wanita, 3 kali daripada
dengan riwayat radiasi, biasanya. timbul setelah
pria; dan terbanyak pada usia diatas 45 tahun.
20 tahun

Diduga juga insidensi kanker ini meningkat pada pasien dengan thyroiditis Hashimoto
Tumor tumbuh lambat, berasal dari sel folikuler thyroid
yang memproduksi thyroxine dan thyroglobuline. Gambaran nodul tiroid soliter

Keterlibatan nervus laryngeus reccurent karena letaknya di tracheoesophageal groove


sering terjadi, ditandai dengan serak, kadang disfagia.

Keterlibatan ekstensif dapat menyebabkan Dapat tumbuh ke trachea, menyebabkan


obstruksi jalan nafas. hemoptysis
mikroskopis:
 tidak berkapsul prognosis yang lebih baik
 struktur berpapil diantara jenis karsinoma tiroid
 Bercabang lainnya. angka ketahanan hidup
 Sel karakteristik dengan inti sel yang 10 tahun mencapai 95%.
 berlapis-lapis dan sitoplasma yang
 jernih.
KARSINOMA
FOLLIKULAR

 Merupakan jenis terbanyak kedua, dan  Metastase terutama melalui


merupakan 10% kasus pembuluh darah (paru, tulang, hati
 Banyak ditemukan pada daerah dengan dan jaringan lunak) metas KGB
intake iodium rendah servikal lebih jarang daripada tipe
 Wanita : Pria = 3:1 papilare
 Timbul pada usia yang lebih tua daripada
jenis papilare, yaitu lebih dari 50 tahun.  TX: tiroidektomi total diikuti
 Berasal dari sel folikular thyroid dan pemberian iodin radioaktif.
memproduksi thyroglobuline  Angka ketahanan hidup 10 tahun
mencapai 85%
 Diagnosis (sitologi) sulit dibedakan
dengan adenoma folikular
diagnosis pasti dengan
pemeriksaan frozen section/
histoPA (invasi ke kapsul atau
pembuluh darah)
NCCN, 2014
Makroskopis : tampak bulat, berkapsul (encapsulated), berwarna coklat muda.
Pada lesi dapat ditemukan gambaran fibrosis, perubahan kistik

Mikroskopis mengandung sel folikular, secara keseluruhan dapat memberikan


gambaran pola pertumbuhan folikular, solid, trabekular. Tidak terdapat gambaran
karakteristik seperti tipe papilare.
KARSINOMA MEDULAR

5% keganasan tiroid. Perbedaan antara pria dan wanita, sedikit


lebih banyak pada wanita. Pada 50% kasus biasanya telah
terjadi metastasis regional. Pada jenis familial, biasanya telah
melibatkan KGB cervical bilateral.

Berasal dari sel parafolikular atau sel C yang memproduksi


kalsitonin.Karsinoma ini timbul secara sporadik (80%) dan
familial (20%), dimana tumor ini diturunkan sebagai sifat
dominan autosom yang berhubungan dengan MEN-2a atau MEN-
2b atau endokrinopati

Makroskopis : Massa tumor berbatas tegas dan keras pada


perabaan, pada tumor yang lebih luas tampak daerah nekrosis dan
perdarahan dan dapat meluas sampai ke kapsul.
Amiloid
Stroma
KARSINOM
A
MEDULER
• Mikroskopis:
tampak kelompokan sel-sel bentuk
poligonal sampai lonjong dan
membentuk folikel atau trabekula.
Tampak adanya deposit amiloid pada
stromanya yang merupakan
gambaran khas
KARSINOMA ANAPLASTIK

 Merupakan jenis karsinoma thyroid yang


 Pemeriksaan fisik biasanya
cukup jarang, sekitar 1,6%
ditemukan massa keras dengan
 Paling agresif diantara semua tumor
ukuran lebih dari 5 cm; 40%
 wanita dibanding pria, dengan rasio 2:1
datang dengan metastasis ke KGB
 Usia lanjut, dekade 6 atau 7
servikal, dan lebih dari setengah
 daerah endemik gondok
pasien datang dengan metastasis
 Biasanya timbul sebagai massa thyroid
jauh ke paru-paru, tulang, ataupun
yang tumbuh cepat, dan pasien biasanya
otak.
datang dengan gejala invasi lokal; 50%
kasus dengan suara serak dan sesak

(Cabanillas et al, 2016 )


Makroskopis

Mikroskopis, tampak sel-sel


anaplastik (undifferentiated)
dengan gambaran morfologi yang
sangat pleomorfik, serta tidak
terbentuknya gambaran
folikel,papil maupun trabekula

Prognosis : survival rate paling buruk


 angka ketahanan hidup 5 tahun
<5%.
Diagnosis Ca Tiroid
Anamnesis
 Keluhan benjolan pada leher  Riwayat Gangguan mekanik di daerah
 Usia : < 20 tahun, sekitar 20-50% pasien leher : Keluhan gangguan menelan, perasaan
dengan kanker tiroid menunjukkan nodul sesak, perubahan suara dan nyeri (dysfagia)
tiroid yang solid. dapat terjadi akibat desakan dan/atau infiltrasi
 Riwayat Radiasi di daerah leher dan kepala : tumor
Radiasi pada masa anak-anak dapat  Riwayat Penyakit Keluarga Geografi dan
menyebabkan malignansi pada tiroid ± 33-37 Lingkungan pemukiman
%
 Kecepatan tumbuh tumor
• Nodul jinak membesar dalam waktu
yang tidak terlalu cepat
• Nodul ganas membesar dalam waktu
yang cepat
• Nodul anaplastik membesar dengan
sangat cepat
• Kista dapat membesar dengan cepat (Fraker DL, 2010).
Diagnosis Ca Tiroid
Cont.
Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi:
• Adanya benjolan di leher depan atau lateral
• Bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea
 Palpasi:
• Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke
atas.
• Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis
patologi anatominya, tetapi biasanya massa yang merupakan suatu karsinoma
berukuran > 4 cm dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari
dasarnya.
• Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa tetap
curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan lobus
lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.
• Ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap.
• Ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum serta tempat
metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.
Diagnosis Ca Tiroid
Pemeriksaan Fisik Cont.
• Nodul soliter dan konsistensinya keras sampai sangat keras biasanya keganasan
• Nodul multiple biasanya tidak ganas kecuali apabila salah satu dari nodul tersebut
lebih menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya.
• Nodul soliter pada tiroid kemungkinan ganasnya 15-20%, sedangkan nodul multipel
mempunyai kemungkinan 5%.
• Apabila suatu nodul nyeri pada penekanan dan mudah digerakkan, kemungkinannya
ialah suatu perdarahan ke dalam kista, suatu adenoma atau tiroditis.
• Tetapi kalau nyeri dan sukar digerakkan kemungkinan besar suatu karsinoma.

 Tanda-tanda klinis kecurigaan pada keganasan dengan ketepatan sebesar 82,6 %


untuk keadaan :
• Batas nodul yang tidak tegas
• Nodul dengan konsistensi keras
• Nodul disertai pembesaran kelenjar getah bening leher
• Letak nodul di isthmus
• Permukaan nodul yang berbenjol (tidak rata)
Diagnosis Ca Tiroid
Pemeriksaan Penunjang Cont.
 Pemeriksaan Laboratorium Darah  FNAB
• Langkah pertama adalah menentukan status • Fine Needle Aspiration Biopsy
fungsi tiroid pasien dengan memeriksa kadar merupakan metode yang sangat efektif
TSH (sensitif) dan T4 bebas (Free T4 atau untuk membedakan nodul jinak atau
FT4). ganas. Keterbatasan metode ini adalah
• Pemeriksaan kadar antibodi antitiroid sering ditemukan hasil yang tidak
peroksidase dan antibodi antitiroglobulin adekuat sehingga tidak dapat dinilai.
• Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum
 USG
• Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan  Histopatologi
antara yang padat dan cair (nodul solid atau • Pemeriksaan jaringan pembedahan atau
kistik). histopatologi merupakan gold standard
 Sidik Tiroid diagnosis karsinoma tiroid pasca bedah.
• Persentase uptake dan distribusi yodium Biopsi pada karsinoma tiroid yang
radioaktif J131dalam kelenjar tiroid. Yang operable tidak dibenarkan. Biopsi hanya
dapat dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar, dilakukan pada karsinoma tiroid yang in-
bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi operable, seperti pada karsinoma
dalam kelenjar. Juga dapat diukur uptake anaplasik (Fidiawaty, 2017)
yodiumnya dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam
Diagnosis Ca Tiroid
Cont.
Pemeriksaan Penunjang

 Sidik Tiroid
Pada sidik tiroid kurang lebih 80 -85% nodul tiroid memberikan hasil dingin (cold) dan 10-
15% dari kelompok ini mempunyai kemungkinan keganasan. Nodul panas ditemukan sekitar
5% dengan resiko ganas paling rendah, sedang nodul hangat terdapat 10-15% dari seluruh
nodul dengan kemungkinan keganasan lebih rendah dari 10%.

Hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk:


1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan dengan
sekitarnya. Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.
2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini
memperlihatkan aktivitas yang berlebihan.
3. Nodul hangat bila penangkapan iodium sama dengan sekitarnya. Hal ini berarti fungsi
nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CA TIROID

• Biopsi jarum halus


(FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)
• Yang paling efektif dengan akurasi diagnostik sekitar 80 %.
• Jangan sampai menentukan terapi definitif hanya berdasarkan hasil FNAB
saja.
• Ketepatan pengambilan spesimen pada FNAB akan meningkat bila
prosedurnya dilakukan dengan tuntunan USG.

• Pemeriksaan paraffin block (PA/ Patologi Anatomi)


• Lesi tiroid atau sisa tiroid yang dilakukan VC dilakukan
pemeriksaan patologi anatomis untuk memastikan proses ganas
atau jinak serta mengetahui jenis kelainan histopatologis dari
nodul tiroid.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG CA TIROID
CONT.
• Pemeriksaan potong beku (VC = Vries coupe)
• Dilakukan pada saat operasi tiroidektomi diperlukan untuk meyakinkan bahwa
nodul yang dioperasi tersebut suatu keganasan atau bukan.
• Hasil pemeriksaan potong beku menjadi dasar untuk menentukan langkah terapi
definitif
• Bila jinak (VC negatif) maka operasi cukup hanya dilakukan lobektomi subtotal,
• Apabila ternyata ditemukan sel ganas (VC positif) maka operasi dilanjutkan
menjadi tiroidektomi total atau tiroidektomi hampir total tergantung indikasi dan
kondisi penderita.
• Salah satu indikasi pemeriksaan potong beku untuk penderita struma adalah
kecurigaan keganasan pada struma uninodusa (10-20% ganas).
Algoritma Pendekatan Diagnostik Ca Tiroid

(Adham, 2019)
Algoritma Con’t

(Adham, 2019)
American Joint Committee on Cancer
(AJCC)
TNM Staging For Thyroid Cancer
Primary Tumor (T)
Note: All categories may be subdivided: (A) solitary tumor, (b) multifocal tumor Regional Lymph Nodes (N)
Regional lymph nodes are the central compartment, lateral cervical, and upper
(the largest determines the classification). mediastinal lymph nodes.
TX Primary tumor cannot be assessed NX Regional lymph nodes cannot be assessed
N0 No regional lymph node metastasis
T0 No evidence of primary tumor N1 Regional lymph node metastasis
T1 Tumor 2 cm or less in greatest dimension limited to the thyroid N1a Metastasis to Level VI (pretracheal, paratracheal, and
prelaryngeal/Delphian lymph nodes)
T2 Tumor more than 2 cm but not more than 4 cm in greatest dimension N1b Metastasis to unilateral, bilateral, or contralateral cervical or superior
limited to the thyroid mediastinal lymph nodes
T3 Tumor more than 4 cm in greatest dimension limited to the thyroid or
any tumor with minimal extrathyroid extension (eg, extension to Distant Metastasis (M)
sternothyroid muscle or perithyroid soft tissues) MX Distant metastasis cannot be assessed
T4a Tumor of any size extending beyond the thyroid capsule to invade M0 No distant metastasis
subcutaneous soft tissues, larynx, trachea, esophagus, or recurrent
laryngeal nerve M1 Distant metastasis
T4b Tumor invades prevertebral fascia or encases carotid artery or
mediastinal vessels
All anaplastic carcinomas are considered T4 tumors.
T4a Intrathyroidal anaplastic carcinoma –surgically resectable
T4b Extrathyroidal anaplastic carcinoma – surgically unresectable
Stadium keganasan tiroid berdasarkan pada histology, ekstensi local, regional dan
metastasis jauh, dan umur.

Papillary or Follicular Medullary Carcinoma


Under 45 Years Stage I T1 N0 M0
Stage I Any T Any N M0 Stage II T2 N0 M0
Stage II Any T Any N M1 Stage III T3 N0 M0 Anaplastic Carcinoma
T1 N1a M0 All anaplastic carcinomas are considered Stage IV
Papillary or Follicular
45 Years and Older
T2 N1a M0 Stage IVA T4a Any N M0
Stage I T1 N0 M0 T3 N1a M0 Stage IVB T4b Any N M0
Stage II T2 N0 M0 Stage IVA T4a N0 M0 Stage IVC Any T Any N M1
Stage III T3 N0 M0 T4a N1a M0
T1 N1a M0 T1 N1b M0
CLINICAL STAGE COMPERABLE TNM CLASSIFICATION
T2 N1a M0 T2 N1b M0
T3 N1a M0 T3 N1b M0
Stage IVA T4a N0 M0 T4a N1b M0
T4a N1a M0 Stage IVB T4b Any N M0
T1 N1b M0 I : Intrathyroidal T0, T1, T2, N0, M0
Stage IVC Any T Any N M1
T2 N1b M0
II: Cervical adenopathy T0-T2, N0, N1a, N1b, M0
T3 N1b M0
T4a N1b M0 III: Locally invasive disease T3, T4a, T4b, M0
Stage IVB T4b Any N M0
Stage IVC Any T Any N M1 IV: Distant metastases M1

(Haugen, 2016)
PENATALAKSANAAN CA TIROID
PENATALAKSANAAN
OPERATIF PADA CA
TIROID
• Lobektomi subtotal, pengangkatan sebagian lobus tiroid yang mengandung jaringan patologis.
• Lobektomi total (hemitiroidektomi =ismolobektomi), pengangkatan satu sisi lobus tiroid. untuk
tumor diferensiasi baik
• Strumektomi(tiroidektomi)subtotal, pengangkatan sebagian kelenjar tiroid yang mengandung
jaringan patologis, meliputi kedua lobus tiroid.
• Tiroidektomi near total, pengangkatan seluruh lobus tiroid yang patologis berikut sebagian besar
lobus tiroid kontralateralnya.
• Tiroidektomi total, pengangkatan seluruh kelenjar tiroid. untuk tumor diferensiasi baik terutama
prognosis jelekOperasi-operasi yang sifatnya extended yaitu
o tiroidektomi total + laringektomi total
o tiroidektomi total + reseksi trakea
o tiroidektomi total + sternotomi
o tiroidektomi total + FND (functional neck dissection) atau RND (radical neck dissection).
TIROIDEKTOMI TOTAL
Keuntungan dari tiroidektomi total ialah :
• Seluruh jaringan tiroid diangkat sehingga pemeriksaan sidikan I131 pasca bedah dan terapi
ablasi dapat efektif.
• Pemeriksaan tiroglobulin serum pasca-bedah dapat digunakan untuk mendeteksi karsinoma
tiroid yang resisten atau yang residif.
• Dapat mengangkat semua tumor intratiroid multisentris yang terdapat pada > 50% penderita.
• Menurunkan resiko terjadinya perubahan degenerasi dari karsinoma tiroid diferensiasi baik
menjadi anaplastik.
Kerugian tiroidektomi total ialah komplikasi hipoparatiroidi dan lesi nervus rekuren
permanen pada tiroidektomi total lebih tinggi dari pada hemitiroidektomi.
HEMITIROIDEKTOMI

• Keuntungan dari hemitiroidektomi


ialah bahwa satu n. rekuren dan 2
glandula paratirod tidak terpapar
dengan resiko pembedahan
sehingga komplikasi hipoparatiroidi
dan lesi n.rekuren permanen pada
hemitiroidektomi lebih rendah
daripada tiroidektomi total.
• Keuntungan lain ialah penderita
tidak perlu terapi hormon tiroid
seumur hidup terutama pada
penderita yang tidak patuh
INDIKASI OPERASI KONTRAINDIKAS
I OPERASI
• Struma difus toksik yang gagal
dengan terapi medikamentosa.
• Struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya.
• Struma uni nodusa atau multi
• Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit
nodusa dengan kemungkinan
sistemik yang lain yang belum terkontrol (diabetus
keganasan. mellitus; hipertensi dsb.)
• Struma multi nodusa dengan • Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher,
gangguan tekanan. sehingga sulit digerakkan, biasanya karsinoma dan sering
• Kosmetik. dari tipe anaplastik yang jelek prognosanya. Perlekatan
pada trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukan
reseksi trakea atau laringektomi, tetapi perlekatan dengan
jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi
dengan baik.
• Struma ( karsinoma ) yang disertai vena cava superior
syndrome. Biasanya karena metastase yang luas ke
mediastinum, sukar eksisinya biarpun telah dilakukan
sternotomi, dan bila dipaksakan akan memberikan
mortalitas yang tinggi.
TERAPI NON-OPERATIF PADA CA
TIROID
Pengaturan kadar kalsium
• Operasi pengangkatan kelenjar tiroid sering kali mempengaruhi kelenjar
paratiroid yang terletak dekat dengan kelenjar tiroid. Hal ini akan
mempengaruhi kadar kalsium dalam darah.Oleh karena itu setelah dilakukan
operasi pengangkatan tiroid akan dilakukan pemantauan kadar kalsium dalam
darah. Jika diperlukan akan diberikan suplementasi kalsium secara rutin.
Terapi iodium radioaktif
• Berfungsi untuk menghancurkan sel-sel kanker di kelenjar tiroid dan mencegah
agar sel kanker tidak muncul lagi setelah menjalani operasi.
Kemoterapi
• Tidak banyak berperan. Diberikan pada karsinoma anaplastik karena radiasi
internal dan hormonal tidak bermanfaat lagi. Obat yang diberikan adalah
adriamisin tunggal atau kombinasi dengan cyspaltinum
Trakeostomi
• Penderita dengan obstruksi jalan napas bagian atas memerlukan tindakan
trakeostomi.
TERAPI NON-OPERATIF PADA CA TIROID

Radioterapi
Dalam prosedur ini, alat yang
mengeluarkan gelombangradioaktif akan
diarahkan ke kelenjar tiroid. Pengobatan ini
biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker
tiroid tahap lanjut atau kanker tiroid
anaplastik yang sudah inoperabel atau
pasien menolak operasi lagi untuk lobus
kontralateral.
Ada 2 :
a. Radiasi interna dengan I131
b.Radiasi externa, memberikan hasil yang
cukup baik untuk tumor-tumor inoperabel
atau anaplastik yang tidak berafinitas
terhadap I131.
INDIKASI RADIASI
INTERNA (YODIUM)

Yodium radioaktif hanya efektif pada karsinoma tiroid


berdiferensiasi baik, karena karsinoma jenis ini
mempunyai afinitas terhadap yodium radioaktif.
dapat diberikan pada keadaan :
• Post total tiroidektomi dengan adanya metastase jauh
• Pada operasi total tiroidektomi yang kurang bersih dan
terbukti pada pemeriksaan scanning setelah operasi
• Pada post operasi yang secara makroskopik masih ada
sisa-sisa tumor (operasi debulking)
INDIKASI PEMAKAIAN RADIASI EKSTERNA
(CO60):

1. Diberikan pada karsinoma tiroid dengan residu cukup besar dan tidak mungkin
dilakukan operasi lagi (inoperable)
2. Operasi tersisa jaringan tumor (debulking) atau pada karsinoma jenis anaplastik
atau daerah metastasis di tulang.
3. Respon karsinoma meduler untuk radiasi eksterna cukup baik
4. Diberikan pada karsinoma anaplastik dengan respon yang baik
5. Tumor dengan derajat yang tinggi yang tidak mengangkap Yodium radioaktif
6. Dianjurkan setelah pemakaian Yodium radioaktif
7. Untuk pasien dengan riwayat sering tuimbul benjolan pada daerah leher yang
tidak dapat di terapi dengan yodium radioaktif ataupun terdapat kontraindikasi
pembedahan.
8. Sebagai tindakan paliatif terhadap penyakit yang sering timbul rekurensi atau
adanya metastase ke tulang, otak, dll
TERAPI PENGGANTI HORMON

• Diberikan kepada pasien yang menjalani tiroidektomi total, karena bila


kelenjar tiroid diangkat seluruhnya, otomatis produksi hormon tiroid
juga akan terhenti.Setelah tiroidektomi total, terapi pengganti hormon
perlu diberikan seumur hidup.
• Tes darah secara berkala juga perlu dilakukan untuk memantau kadar
hormon tiroid di dalam tubuh dan menyesuaikan dosis terapi pengganti
hormon tiroid.
• Bertujuan menekan TSH yang diduga ikut berperan dalam merangsang
proliferasi pertumbuhan sel-sel maligna.
• Hormon yang diberikan ialah preparat tiroksin atau triyodo tiroksin.
• Efek samping di berbagai organ target, seperti tulang (meningkatnya
bone turnover, bone loss), dan jantung
KOMPLIKASI CA TIROID

Metastasis. Metastasis kanker tiroid dapat terjadi pada


beberapa bagian tubuh, seperti paru-paru, tulang, dan otak.
Cedera pada pita suara
Kesulitan bernapas.
PROGNOSIS CA TIROID
PROGNOSIS CA TIROID CONT.
DAFTAR PUSTAKA

• Adham, M., & Aldino, N. 2019. Diagnosis dan tatalaksana karsinoma tiroid berdiferensiasi. Oto Rhino Laryngologica
Indonesiana, 48(2), 197-209.
• Cabanillas ME, Zafereo M, Gunn GB, Ferrarotto R. 2016. Anaplastic Thyroid Carcinoma: Treatment in the Age of Molecular
Targeted Therapy. J Oncol Pract
• Fidiawaty, Wiwit & Selvialiany, Selvialiany & Zulfikar, Welly. 2017. Distribusi Keganasan Organ Tiroid Berdasarkan
Pemeriksaan Histopatologi di Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Kedokteran. 10. 132. 10.26891/JIK.v10i2.2016.132-139. Fraker
DL, Skarulis M, Livalsi V. 2010. Thyroid tumors. In: Cancer Principles and Practice Oncology, 5th ed. Philadelphia Lippicott
Roven; p. 1629 – 48
• Haugen, B. R., Alexander, E. K., Bible, K. C., Doherty, G. M., Mandel, S. J., Nikiforov, Y. E., Schuff, K. G. 2016. 2015
American Thyroid Association management guidelines for adult patients with thyroid nodules and differentiated thyroid
cancer: the American Thyroid Association guidelines task force on thyroid nodules and differentiated thyroid
cancer. Thyroid, 26(1), 1-133.
• Lai SY, Mandel SJ, Weber RS. 2008. Management of Thyroid Neoplasms. In: Flint P, Haughey B, Lund, Niparko J, Robbins
KT, Thomas JR, et al. Cummings Otolaryngology. 6th edition. Elsevier, Philadelphia, : 1901–28.
• NCCN. Thyroid Carcinoma. NCCN. 2014
• Singhal S, Sippel RS, Chen H, Schneider DF. 2014. Distinguishing classical papillary thyroid microcancers from
follicularvariant microcancers. Journal of Surg Res. 190: 151–6.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai