Anda di halaman 1dari 30

Case Report Session

KARSINOMA THYROID

Oleh :
Melva Paramita, S.Ked
(1410070100140)

Preseptor :
dr. M. Nur Huda, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN BEDAH
RSI SITI RAHMAH PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Case Report Session yang

berjudul “Karsinoma Thyroid”. Penulisan Case Report Session ini dilakukan

dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior stase bedah di RSI Siti

Rahmah Padang. Penulis menyadari sangatlah sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan case ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

terkait. Bersama ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada pembimbing yaitu dr. Mohd Nurhuda,Sp.B yang telah membimbing dan

mengarahkan hingga dapat menyusun Case Report Session ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Case Report Session ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan lebih menyempurnakan

Case Report Session ini. Penulis berharap semoga nantinya Case Report Session

ini memberikan pengetahun ilmiah khususnya kepada mahasiswa kepaniteraan

klinik senior bedah dan para pembaca pada umumnya.

Padang, 28 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
1.2.1 Tujuan Umum 2
1.2.2 Tujuan Khusus 2
1.3 Manfaat Penulisan 2
BAB II 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Karsinoma Thyroid 3
2.1.1 Definisi 3
2.1.2 Epidemiologi 4
2.1.3 Etiologi 5
2.1.4 Klasifikasi 6
2.1.5 Gejala Klinis 9
2.1.6 Diagnosis 9
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang 11
2.1.8 Penatalaksanaan 16
2.1.9 Komplikasi 19
2.1.10 Prognosis 19
BAB III 20
LAPORAN KASUS 20
3.1 Identitas Pasien 20
3.2 Anamnesis 20
3.3 Pemeriksaan Fisik 21
3.4 Diagnosis 23
3.5 Pemeriksaan Penunjang 23
3.6 Planning 23
BAB IV 24
PENUTUP 24
4.1 Kesimpulan 24

iii
4.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada kelenjar tiroid dan

merupakan keganasan kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan. Kanker

tiroid merupakan kelenjar tiroid yang berada pada bagian depan leher sedikit di

bawah laring berbentuk kupu-kupu. 1

Tahun 2016, American Cancer Society memperkirakan 62.450 kasus baru

kanker tiroid ditemukan di Amerika Serikat, dengan perbandingan antara

perempuan dan laki-laki 3:1. Sekitar 1,7% dari seluruh kanker pada perempuan

adalah kanker tiroid, dibandingkan hanya 0,5% kanker pada laki-laki. Laporan

tentang angka kejadian kanker tiroid bervariasi antara 0,5 sampai 10 setiap

100.000 penduduk, serta merupakan 1% dari seluruh kejadian kanker dan 0,5%

dari penyebab kematian oleh karena kanker. Tumor tiroid relatif sering muncul

pada usia 20-50 tahun. Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid

mempunyai risiko keganasan lebih tinggi dibandingkan kelompok dewasa.

Kelompok usia 60 tahun, disamping mempunyai prevalensi keganasan lebih

tinggi, juga mempunyai agresivitas penyakit lebih berat, terlihat seringnya

kejadian kanker tiroid tipe anaplastik pada kelompok usia ini. Diagnosis dini dan

terapi agresif segera dianjurkan untuk kanker tiroid terutama tipe anaplastik.2

Pemeriksaan penunjang dalam diagnosis nodul tiroid, dapat dilakukan

dengan pemeriksaan laboratorium, radiologis, sidik tiroid, pemeriksaan

1
ultrasonografi (USG), biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH), dan pemeriksaan

histopatologi yang merupakan pemeriksaan gold standar dalam penegakan

diagnosis nodul tiroid. Beberapa keuntungan USG yaitu tidak memerlukan

persiapan yang rumit, tidak invasif, dan dari segi biaya lebih murah dibandingkan

jenis pemeriksaan lain. Berdasarkan penelitian tentang studi diagnostik

pemeriksaan ultrasonografi dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi di

RSUP Dr. Kariadi Semarang didapatkan sensitivitas USG sebesar 51,72 % ,

spesifisitas sebesar 86,2 %, nilai duga positif sebesar 78,94 % dan nilai duga

negatif sebesar 64,1 %.3

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Mengetahui dan memahami tentang karsinoma thyroid.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui Definisi Karsinoma thyroid
2. Mengetahui Epidemiologi dari Karsinoma thyroid
3. Mengetahui Etiologi dari Karsinoma thyroid
4. Mengetahui Patofisiologi dari Karsinoma thyroid
5. Mengetahui Klasifikasi dari Karsinoma thyroid
6. Mengetahui Gejala Klinis dari Karsinoma thyroid
7. Mengetahui Diagnosis pada Karsinoma thyroid
8. Mengetahui Penatalaksanaan pada Karsinoma thyroid
9. Mengetahui Prognosis pada Karsinoma thyroid
1.3 Manfaat Penulisan
1. Sebagai sumber media informasi mengenai Karsinoma Thyroid
2. Sebagai laporan kasus yang menyajikan analisis kasus tentang Karsinoma
Thyroid Untuk memenuhi tugas case report session kepaniteraan klinik
senior di Bagian Ilmu Bedah RS Islam Siti Rahmah Padang 2019

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.4 Karsinoma Thyroid


1.4.1 Definisi
Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol
dari sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berasal dari evaginasi
epitelium farings. Evaginasi ini berjalan turun dari dasar lidah ke daerah leher
sampai akhirnya mencapai letak anatomisnya. Sebagian jaringan tiroid ini kadang
tertinggal di sepanjang lintas tersebut sehingga membentuk duktus thyroglossus.
Dalam keadaan normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 20 – 25
gram.4
Vaskularisasi tiroid disuplai oleh arteri tiroidalis superior bilateral yang
merupakan cabang dari arteri karotis eksterna dan arteri tiroidalis inferior bilateral
yang merupakan cabang dari trunkus tiroservikalis. Drainase tiroid melalui 3
pasang vena yakni vena tiroidalis superior, media dan inferior kanan dan kiri.
Struktur prnting yang berdekatan dengan kelenjar tiroid adalah nervus laringeus
superior, nervus laringeus inferior, kelenjar paratiroid dan esofagus.5

3
1.4.2 Epidemiologi
Prevalensi kanker tiroid adalah 10-30 % dari nodul tiroid secara

keseluruhan. Kanker tiroid mrupakan keganasan endokrin yang tersering dan

diperkirakan 3 % dari seluruh keganasan pada manusia. Mayoritas kasus sebanyak

70 % terjadi pada wanita. Insiden pertahun di Amerika Serikat 68/ 1 juta

penduduk. Di Indonesia dari registrasi Dokter Spesialis Patologi Indonesia

didapatkan kanker tiroid menempati urutan ke 9 dari 10 kanker terbanyak (4,43

%).5

Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan

perjalanan penyakit yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang rendah.

Mortalitas paling rendah pada individu dengan usia <50 tahun dan meningkat

tajam pada usia di atasnya. Namun sebagian kecil ada yang tumbut cepat dan

4
sangat ganas dengan prognosis yang fatal. Angka kematian akibat karsinoma

tiroid hanya 0,4 % dari semua kematian akibat kanker atau berkisar 5/ 1 juta

penduduk pertahun. Kondisi geografis mempengaruhi prevalensi tipe kanker

tiroid. Di daerah pantai dimana kondisi iodiun cukup atau terkadang berlebih,

kanker tiroid papiler lebih dominan. Di pegunungan atau dataran tinggi dimana

kondisi iodium kurang, kanker tiroid folikuler lebih dominan.5

1.4.3 Etiologi
Etiologi kanker tiroid yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui. Beberapa

faktor risiko yang mungkinpada kanker tiroid antara lain : (American Cancer

Society, 2014)

1) Jenis kelamin dan umur

Kanker tiroid tiga kali lebih banyak pada perempuan dibanding pada laki-laki.

2) Diet rendah yodium

Pada daerah endemik insidensi kanker tiroid folikuler dan anaplastik lebih sering,

sedangkan pada daerah kaya yodium (Iceland) tipe papiler lebih menonjol.

3) Radiasi

Paparan radiasi merupakan faktor resiko yang paling jelas bagi kanker tiroid.

4) Kelainan genetik dan riwayat dalam keluarga

Beberapa kelainan genetik dapat berhubungan dengan tipe kanker tiroid. Dasar

molekuler tipe meduler dengan sindrom familier telah dipahami, dengan adanya

mutasi germline proto-onkogen RET.

5
5) Ras

Di Amerika Serikat penduduk kulit putih lebih memiliki kemungkinan menderita

kanker tiroid daripada kulit hitam.

1.4.4 Klasifikasi
Berdasarkan histopatologinya karsinoma tiroid dibagi menjadi 4 jenis,yaitu:

karsinoma papilar, karsinoma folikular, karsinoma medular, dankarsinoma

anaplastik (American Thyroid Association, 2005).

1)Karsinoma papilar

Karsinoma papilar adalah jenis keganasan tiroid yang paling sering ditemukan

(75-85%) yang timbul pada akhir masa kanak-kanak atau awal kehidupan dewasa.

Merupakan karsinoma tiroid yang terutama berkaitan dengan riwayat terpapar

radiasi pengion. Setelah penyinaran pada daerah leher dan kepala pada masa anak-

anak dapat timbul karsinoma papilar 20 tahun kemudian. Tumor ini tumbuh

lambat, penyebaran melalui kelenjar limfe dan mempunyai prognosis yang lebih

baik diantara jenis karsinoma tiroid lainnya.

Gambaran klinis karsinoma papilar adalah tumor nonfungsional sehingga

umumnya bermanifestasi sebagai massa tak nyeri di leher, baik dalam tiroid

maupun sebagai metastasis ke kelenjar getah bening. Pada sebagian kecil pasien,

telah terjadi metastasis hematogen saat diagnosis ditegakkan, terutama ke paru.

Sebagian besar karsinoma papilar adalah lesi indolen, dengan angka harapan

hidup 10 tahun hingga 85%. Secara umum, prognosis jauh lebih buruk pada

6
pasien lanjut usia dan pasien dengan invasi ke jaringan di luar tiroid atau

metastasis jauh

2)Karsinoma folikular

Karsinoma folikular merupakan bentuk tersering kedua kanker tiroid (15% dari

semua kasus). Tumor ini biasanya timbul pada usia lebih tua daripada karsinoma

papilar, dengan insidensi puncak pada usia dewasa pertengahan. Karsinoma

folikular mungkin jelas tampak infiltrate atau berbatas tegas. Secara mikroskopis,

sebagian besar karsinoma folikular terdiri atas sel yang relative seragam dan

membentuk folikel kecil, mirip dengan tiroid normal.

7
3) Karsinoma Medular
Karsinoma medular meliputi sekitar 5 % keganasan tiroid dan berasal dari sel
parafolikuler, atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Karsinoma ini timbul
secara sporadik (80%) dan familial (20%), dimana tumor ini diturunkan sebagai
sifat dominan autosom; apakah berhubungan dengan MEN-2a atau MEN-2b atau
endokrinopati lainnnya. Karsinoma medular terutama ditemukan pada usia 50-60
tahun tetapi pernah juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan anak.
Penyebarannya terutama melalui kelenjar limfe. Bila dicurigai adanya karsinoma
medular maka perlu diperiksa kadar kalsitonin darah. Angka ketahanan hidup 10
tahun mencapai 40%.
Massa tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan, pada lesi yang lebih
luas tampak daerah nekrosis dan perdarahan dan dapat meluas sampai ke kapsul.
Mikroskopis, tampak kelompokan sel-sel bentuk poligonal sampai lonjong dan
membentuk folikel atau trabekula. Tampak adanya deposit amiloid pada
stromanya yang merupakan gambaran khas pada karsinoma tipe medular ini.

8
4) Karsinoma Anaplastik
Karsinoma anaplastik tiroid merupakan salah satu keganasan pada manusia yang
paling agresif dan jarang dijumpai yaitu kurang dari 5%. Karsinoma anaplastik ini
berkembang dengan menginfiltrasi ke jaringan sekitarnya. Tumor ini terutama
timbul pada usia lanjut, terutama di daerah endemik gondok dan lebih banyak
pada wanita. Sebagian besar kasus muncul dengan riwayat pembengkakan yang
cepat membesar pada leher, disertai dengan adanya kesulitan bernafas dan
menelan, serta suara serak karena infiltrasi ke nervus rekurens. Pertumbuhannya
sangat cepat walaupun diterapi. Metastasis ke tempat jauh sering terjadi, tetapi
umumnya kematian terjadi dalam waktu kurang dari setahun. Angka ketahanan
hidup 5 tahun <5%.
Tampak massa tumor yang tumbuh meluas ke daerah sekitarnya.
Mikroskopis, tampak sel-sel anaplastik (undifferentiated) dengan gambaran
morfologi yang sangat pleomorfik, serta tidak terbentuknya gambaran folikel,
papil maupun trabekula.

1.4.5 Gejala Klinis


Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :
1. Nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas lebih cepat dan nodul anaplastik
cepat sekali (dihitung dalam minggu) tanpa nyeri.
2. Terdapat faktor risiko :

9
a. Masa anak-anak pernah mendapat terapi sinar didaerah leher atau
sekitarnya.
b. Anggota keluarga lain menderita kelainan kelenjar gondok
c. Tetangga atau penduduk sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar
gondok (endemis)
3. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguan
menelan yang menunjukkan adanya desakan esophagus atau perasaan sesak
yang menunjukkan adanya desakan/ infiltrasi ke trakea.
4. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis)
5. Penonjolan kelainan pada tulang cranium
6. Perasaan sesak dan batuk-batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di
paru-paru bagi jenis folikuler)

1.4.6 Diagnosis
Langkah pertama dalam mendiagnosis adalah dengan melakukan anamnesis.

Sebagian besar kasus keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat,

kecuali jenis keganasan anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam

hitungan minggu. Setelah dilakukan anamnesis, maka hal selanjutnya yang

dilakukan adalah melakukan pemeriksaan fisik. Ada beberapa hal yang dilakukan

dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik dalam menegakkan diagnosis keganasan

tiroid sebagai berikut:

1.Pengaruh usia dan jenis kelamin

2.Pengaruh radiasi didaerah leher dan kepala

Radiasi pada masa kanak-kanakdapat menyebabkan malignansi pada tiroid kurang

lebih 33 –37%.

3.Kecepatan tumbuh tumor

Nodul jinak membesar tidak terlalu cepat

10
Nodul ganas membesar dengan cepat

Nodul anaplastik membesar sangat cepat

Kista dapat membesar dengan cepat

4.Riwayat gangguan mekanik di daerah leher.

Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak sesak, perubahan suara dan nyeri

dapat terjadi akibat desakan dan atau infiltrasi tumor.

5.Riwayat penyakit serupa pada keluarga.

Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe medulare.

6.Temuan pada Pemeriksaan Fisik

Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan

konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung kepada jenis

patologi anatomi.

Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.

Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang,

klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di paru-paru,

hati, ginjal dan otak

1.4.7 Pemeriksaan Penunjang

A. Darah rutin lengkap dan kimia darah

11
 TSH diperiksa jika ditemukan benjolan tiroid. Jika TSH normal atau tinggi,

maka biasanya akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk

biopsi.

 Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk kanker tiroid cukup sensitif,

tetapi tidak spesifik karena peningkatan kadar tiroglobulin ini juga ditemukan

pada penyakit tiroiditis dan penyakit Grave (keduanya merupakan bentuk

kelainan tiroid, namun tidak termasuk ke kanker ataupun tumor).

Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum ini sangat baik untuk mengawasi

kambuhnya kanker tiroid pascaterapi, tetapi tidak cocok untuk kanker tiroid

meduler dan anaplastik karena kedua jenis kanker ini tidak mengeluarkan

tiroglobulin. Bila kadar tiroglobulin meningkat, maka kemungkinan kanker

tiroid kambuh.

 Penanda tumor carcinoembryonic antigen (CEA) juga ditemukan pada kanker

tiroid meduler.

 Pemeriksaan kalsitonin untuk kanker tiroid meduler. Sel C pada kelenjar

tiroid normal menghasilkan kalsitonin. Pada kanker tiroid meduler, sel kanker

dimulai dari sel C sehingga peningkatan kadar kalsitonin dapat menandakan

kekambuhan kanker tiroid.6

B. Biopsi

Pada biopsi, sebagian kecil jaringan tiroid diambil dan diperiksa apakah

mengandung sel kanker atau tidak. Teknik biopsi yang sering dikerjakan

adalah fine-needle aspiration (FNA), yaitu menggunakan jarum yang halus dan

12
kecil untuk mengambil sampel jaringan yang dicurigai kanker. Bila benjolan

berukuran kurang dari 1 cm, maka tidak FNA tidak dibutuhkan. Sebagai

gantinya, biasanya hanya digunakan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Kemudian, contoh jaringan yang telah diambil akan dikirimkan ke ahli patologi

anatomi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dengan demikian, tipe kanker

tiroid bisa diketahui (meduler, folikuler, atau tipe lainnya).

C. Pencitraan atau Radiologi

Peralatan pencitraan yang sering digunakan pada kanker tiroid adalah

USG tiroid dan sidik (skintigrafi) tiroid. USG dilakukan untuk evaluasi awal

benjolan tiroid. Dari USG, dapat diketahui ukuran, jumlah, dan konsistensi

benjolan tiroid. Di sisi lain, skintigrafi tiroid pada kanker tiroid hanya mampu

memberikan gambaran hipofungsi tiroid (penurunan fungsi kelenjar tiroid)

sehingga dikatakan tidak spesifik dan tidak diagnostik, alias tidak cukup untuk

menegakkan diagnosis kanker tiroid. Ada juga peralatan pencitraan lain,

seperti computed tomographic scanning (CT-scan) dan magnetic resonance

imaging (MRI). Keduanya tidak direkomendasikan untuk mengevaluasi kanker

tiroid, karena di samping tidak memberikan keterangan yang bermakna untuk

proses diagnosis, juga sangat mahal.

13
Klasifikasi Klinik TNM (National Cancer Institute, 2014)

T Tumor Primer

• Tx Tumor primer tidak dapat dinilai

• T0 Tidak didapat tumor primer

• T1 Tumor dengan ukuran terbesar 2 cm atau kurang masih terbatas pada

tiroid

• T2 Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4

cm masih terbatas pada tiroid

14
• T3 Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada

tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid yang

minimal (misalnya ke otot sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)

• T4a Tumor telah keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut :

jaringan lunak subkutan, laring, trakhea, esofagus, n.laringeus

• T4b Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri

karotis

• T4a* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas

pada tiroid

• T4b* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi

keluar kapsul tiroid

N Kelenjar Getah Bening Regional

• Nx Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai

• N0 Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening

• N1 Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening

• N1a Metastasis pada kelenjar getah bening cervical Level VI (pretrakheal

dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan Delphian)

• N1b Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral

atau kontralateral atau ke kelenjar getah bening mediastinal atas/superior.

M Metastasis jauh

• Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai

• M0 Tidak terdapat metastasis jauh

• M1 Terdapat metastasis jauh

15
a. Karsinoma Tiroid Papilar atau Folikular Umur < 45 th:

• Stadium I Tiap T Tiap N M0

• Stadium I Tiap T Tiap N M1

b. Papilar atau Folikular umur > 45 tahun dan Medular:

• Stadium I T1 N0 M0

• Stadium II T2 N0 M0

• Stadium III T3 N0 M0 dan T1,T2,T3 N1a M0

• Stadium IVA T1,T2,T3 N1b M0 dan T4a N0,N1 M0

• Stadium IVB T4b Tiap N M0

• Stadium IVC Tiap T Tiap N M1

c. Anaplastik

(Semua kasus stadium IV) :

Stadium IVA T4a Tiap N M0

Stadium IVB T4b Tiap N M0

Stadium IVC TiapT Tiap N M1

1.4.8 Penatalaksanaan
Terdapat empat tipe pengobatan standar yang digunakan pada kanker tiroid8:

 Operasi
 Terapi radiasi, termasuk terapi dengan yodium radioaktif
 Terapi hormon tiroid
 Terapi target
1. Operasi

Operasi merupakan salah satu pilihan utama terapi kanker tiroid. Prosedur
operasi kanker tiroid bermacam-macam jenisnya, di antaranya:

16
 Lobektomi: mengangkat lobus tiroid yang terkena kanker. Kelenjar getah
bening di sekitar kanker juga dapat diangkat dan diperiksa di bawah
mikroskop untuk mendeteksi tanda-tanda penyebaran kanker.
 Tiroidektomi total atau sebagian: pengangkatan seluruh atau sebagian
kelenjar tiroid.

Tentunya operasi tersebut membawa efek samping tersendiri, di antaranya:

 Ikut terangkatnya kelenjar paratiroid karena lokasinya yang berdekatan


dengan kelenjar tiroid. Akibatnya, terjadi hipoparatiroidisme (hilangnya
hormon paratiroid sehingga kadar kalsium darah menjadi rendah).
 Kerusakan saraf pita suara karena lokasinya yang dekat dengan kelenjar
tiroid sehingga bisa ikut terpotong.
 Terjadi infeksi karena potensi masuknya kuman melalui luka operasi, baik
saat operasi maupun selama perawatan luka hingga sembuh.
 Risiko untuk kehilangan darah dalam jumlah besar.

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi pada kanker tiroid menggunakan sinar-X energi tinggi atau
jenis radiasi lainnya. Radiasi ini ditujukan untuk membunuh atau setidaknya
menghambat pertumbuhan sel kanker. Saat ini tersedia dua jenis terapi radiasi:

 Terapi radiasi eksternal: menggunakan mesin di luar tubuh yang langsung


menembakkan sinar radiasi ke arah kanker tiroid. Terkadang, terapi ini
bisa dilakukan bersamaan dengan operasi, dinamakan sebagai terapi
radiasi intraoperatif.
 Terapi radiasi internal: menggunakan zat radioaktif yang ditelan atau
dimasukkan melalui pembuluh darah. Zat ini akan langsung menuju ke sel
kanker untuk mematikan sel tersebut.

17
Pemilihan jenis terapi radiasi yang digunakan didasarkan pada tipe dan
stadium kanker tiroid yang dialami pasien. Terapi radiasi yodium biasanya
digunakan untuk kanker tiroid papiler dan folikuler. Yodium radioaktif ditelan
melalui mulut, lalu diserap jaringan tiroid, termasuk sel kanker tiroid yang telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Oleh karena yodium radioaktif diserap oleh
jaringan tiroid saja, yodium radioaktif hanya menghancurkan jaringan tiroid dan
sel kanker tiroid tanpa merusak jaringan lainnya.

Serupa dengan terapi lainnya, terapi radiasi juga tidak bebas dari efek
samping. Efek samping dari terapi radiasi, antara lain:

 Pembengkakan dan nyeri di sekitar leher


 Mual dan muntah
 Mulut kering
 Perubahan fungsi indra pengecap dan penciuman
 Lemas
 Efek samping di sistem reproduksi

3. Terapi Hormon

Terapi ini biasanya diberikan setelah tiroidektomi (pengangkatan kelenjar


tiroid). Pasien diberikan obat berisi hormon tiroid yang harus dikonsumsi terus-
menerus. Terapi ini disebut sebagai terapi pengganti karena ditujukan untuk
mengambil alih tugas kelenjar tiroid yang telah diambil. Selain itu, pemberian
hormon tiroid mencegah lonjakan produksi TSH. Kadar TSH yang tinggi dapat
memicu pertumbuhan sel kanker tiroid. Obat yang biasanya digunakan sebagai
pengganti hormon tiroid adalah levotiroksin. Terapi penahan hormon TSH ini
digunakan pada kanker papiler dan folikuler.

18
Levotiroksin juga memiliki efek samping yang bisa diminimalkan dengan
penyesuaian dosis obat tersebut oleh dokter. Efek samping dari levotiroksin,
antara lain:

 Penurunan berat badan


 Berkeringat
 Cemas atau gelisah
 Gangguan tidur
4. Terapi Target

Terapi target menggunakan substansi atau obat yang mampu untuk


mengidentifikasi sel kanker tertentu tanpa merusak sel normal. Terapi dengan
inhibitor tirosin kinase (enzim yang memegang peran kunci proses pembelahan
sel) merupakan salah satu jenis terapi target yang dapat memblok sinyal yang
dibutuhkan tumor untuk berkembang. Vandetanib dan sorafenib termasuk ke
inhibitor tirosin kinase yang sering digunakan untuk kanker tiroid tipe tertentu.

1.4.9 Komplikasi
Komplikasi operasi tiroidektomi :

a. Perdarahan

b. Obstruksi jalan nafas

c. Cedera N.laringeus

d. Hipoparatiroid

e. Mortalitas pasca operasi

1.4.10 Prognosis
Angka ketahanan hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi
individual, tipe dan stadium kanker, serta pengobatan yang dijalani. Jadi, tidak ada
angka pasti berapa lama seorang dengan kanker tiroid dapat bertahan hidup. Akan

19
tetapi, sejumlah penelitian bisa memberikan gambaran mengenai angka ketahanan
hidup ini. Salah satunya adalah penelitian EUROCARE-3 yang menganalisis
pasien kanker di 21 negara Eropa periode tahun 1983–1994. Berikut angka
ketahanan hidup secara statistik menurut penelitian tersebut.

Menurut tipe kanker tiroid

 Kanker tiroid papiler: 90% pria dan 95% wanita dapat bertahan hidup 5
tahun setelah terdiagnosis.
 Kanker tiroid folikuler: sekitar 80% pria dan 100% wanita dapat
bertahan selama 5 tahun atau lebih setelah terdiagnosis.
 Kanker tiroid meduler: lebih dari 60% pria dan wanita dapat bertahan
hidup selama 5 tahun atau lebih setelah terdiagnosis.
 Kanker tiroid anaplastik: hampir 5% pria dan 10% wanita dapat
bertahan hidup selama 5 tahun atau lebih setelah terdiagnosis.

20
BAB III

LAPORAN KASUS

1.5 Identitas Pasien


Nama : Tn. Y
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Bukittinggi
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Minang

1.6 Anamnesis
 Keluhan utama:
Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan benjolan di
leher sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien datang dengan keluhan benjolan pada leher bagian depan sebesar bola
tenis yang dirasakan semakin membesar dan terasa nyeri sejak 2 bulan
terakhir.
 Benjolan telah disadari pasien sejak 6 bulan terakhir namun selama ini hanya
berukuran sebesar bola pimpong, tidak nyeri dan tidak menyebabkan keluhan
sehingga pasien tidak pernah memeriksakannya.
 suara pasien mulai serak bahkan hilang sejak 3 minggu sebelum masuk rumah
sakit
 sesak nafas mulai dirasakan sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
 sulit menelan sehingga tidak bisa makan ataupun minum sejak 3 minggu
sebelum masuk rumah sakit
 Sering gemeteran disangkal
 Mata melotot disangkal
 Jantung berdebar disangkal

21
 Berkeringat banyak disangkal
 Sakit kepala disangkal
 ada benjolan di bagian tubuh lainnya disangkal
 Batuk lama disangkal
 Sakit ditulang punggung disangkal
 BAB dan BAK tidak ada keluhan.

 Riwayat Penyakit dahulu:


 Riwayat penyakit tiroid disangkal
 Riwayat Hipertensi disangkal
 Riwayat Diabetes Melitus disangkal

 Riwayat Penyakit keluarga :


ayah pasien pernah menderita kanker tiroid , tetapi tidak diobati sampai akhirnya
meninggal dunia
 Riwayat Sosio Ekonomi :
Pasien seorang petani tinggal di daerah pegunungan bersama istri dan 2 anaknya.

1.7 Pemeriksaan Fisik


- Umum
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis kooperatif (GCS→ E4M6V5)
 Nadi : 88 x/menit
 Pernapasan : 25x/menit
 Suhu : 36,70C
 Turgor kulit : Normal

- STATUS GENERALISATA
 Kepala dan leher:
konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), eksoftalmus (-/-), pembesaran
kelenjar getah bening cervikal (-/-), deviasi trakea (-/-) massa diregio coli
anterior dekstra (+)
 Thorax

22
Paru
I: simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
P: vokal fremitus kiri dan kanan sama
P: sonor di semua lapang paru
A: vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) di semua lapang paru
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: reguler, murmur (-/-), gallop(-/-)
 Abdomen
Inspeksi : Distended (-), darm contour (-), darm steifung (-)
Auskultasi: Bising usus (+), methalic sound (-)
Palpasi :
- muscle rigid (-), H/L tidak ada nyeri tekan, turgor kulit 2 detik
Perkusi : timpani

 Ekstremitas
Inspeksi : Deformitas (-)
Palpasi : Akral hangat, CRT < 2 detik

Status lokalis :
• Inspeksi :
 Letak : Regio colli anterior dekstra
 Jumlah : Soliter
 Ukuran : 10 cm x 6 cm ( sebesar bola tenis)
 Warna : Sama dengan kulit disekitarnya
• Palpasi
 Batas : tidak jelas
 Permukaan : tidak rata

23
 Konsistensi : padat keras
 Terfiksir : tidak ikut bergerak saat menelan
 Nyeri Tekan : (+)
 Suhu : hangat
• Auskultasi : Bruit (-)

1.8 Diagnosis
 Tumor Thyroid suspect keganasan

1.9 Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium
T3,T4, dan TSH
USG Tiroid
1.10 Planning
 Observasi
 Biopsi

Prognosis.

 Quo ad vitam : dubia ad bonam

 Quo ad functionam : dubia ad bonam

 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

BAB IV

PENUTUP

1.11 Kesimpulan
Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol
dari sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berasal dari evaginasi
epitelium faring. Penatalaksanaan karsinoma tiroid tergantung pada jenis,
penyebaran sel kanker, ketersedian alat, dan ketersedian sumber daya manusia
yang mengerjakannya. Pada penderita karsinoma thyroid dilakukan tindakan

24
pembedahan yang bisa dikuti dengan radioterapi tergantung jenis histopatologis
dan stadiumnya. Pemeriksaan klinis penting untuk menentukan apakah nodul
tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benign.

1.12 Saran
Dari seluruh proses dalam menyelesaikan case report session ini, maka
dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berperan dalam penulisan case report session ini. Adapun saran
tersebut adalah agar penulisan selanjutnya lebih memperluas cakupan, sehingga
dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
kedokteran dan kesehatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Juni, J., Kandou, P. R. D. & Pontoh, V. Pola kanker tiroid periode Juli 2013 –

Juni 2016 di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. 4, (2016).

2. Ellys, Kartika I, Aspitriani, Y. Tingkat Ekspresi Galectin-3 Sebagai Penanda

Lesi Jinak Dan Lesi Ganas Pada Tiroid. J. Kedokt. dan Kesehat. 2:311-7

(2015).

3. Gozali YK. Uji diagnostik ultrasonografi dibandingkan dengan biopsi patologi

anatomi dalam mendiagnosis karsinoma tiroid [Skripsi]. (2012).

4. Dedivitis, RA., Tyroid, Paratyroid, A. A. Schwartz’s Principles Of Surgery The

McGraw-Hill Companies. (2007).

5. Pasaribu, E. T. Kanker Kelenjar Tiroid. in Bedah Onkologi Diagnosis dan

Terapi (ed. Suyatno) 1–3 (CV Sagung Seto, 2014).

6. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. (EGC, 2004).

26

Anda mungkin juga menyukai