Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN ONKOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER OVARIUM

Dosen Pembimbing :
Dr.Tintin Sukartini, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :
1. Mitha Permata Dini (131611133057)
2. Maulidiyah Mahayu Nilam A (131611133067)
3. Konita Shafira (131611133073)
4. Sabrina Sheila Umar (131611133081)
5. Fathma Hanifati (131611133084)
6. Mochammad Nur Cahyono (131611133094)
7. Faizatul Ummah (13611133097)
8. Nabiela Audina (131611133102)

S1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA
2018

i1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kanker Mediastinum” ini tepat waktu.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, makapenulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr.Tintin Sukartini,S.Kep., M.Kep. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Onkologi di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang
memberikan bimbingan dan saran.
2. Teman-teman anggota kelompok 5 Program Studi S1 Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang memberikan kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada
penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami butuhkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita
semua. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Surabaya, 09 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................... ..................... 2
1.1 Latar Belakang................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3
1.4 Manfaat ...........................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................4
2.1 Anatomi Fisiologi Mediastinum......................................................................4
2.2 Konsep Penyakit Ca Ovarium..................................................................4
2.2.1 Definisi...................................................................................................4
2.2.2 Etiologi...................................................................................................5
2.2.3 Patofisiologi...........................................................................................5
2.2.4 WOC......................................................................................................6
2.2.5 Manifestasi Klinis..................................................................................7
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................9
2.2.7 Penatalaksanaan Medis..........................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN Ca
Ovarium……..........................................................................................17
3.1 Pengkajian ................................................................................................ ... 17
3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................19
3.3 Intervensi Keperawatan...................................................................................19
3.4 Implementasi Keperawatan..............................................................................24
3.5 Evaluasi Keperawatan......................................................................................25
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... ....26
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 26
4.2 Saran ............................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ ..27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker Ovarium merupakan suatu kanker yang belum diketahui penyebabnya.
Kanker Ovarium sering ditemukan wanita yang berumur 40-74 tahun. Penyebaran suatu
kanker ovarium bisa menyebar kebagian yang lain, seperti daerah panggul dan perut
melalui getah bening dan melalui peredaran darah untuk menuju ke hepar dan paru-paru.
Karsinoma ovarium adalah jenis epitel yang merupakan penyebab utama
kematian akibat kanker ginekologi di Amerika Serikat. Pada tahun 2003 diperkirakan
terdapat 25.400 kasus kanker dengan 14.300 kematian yang mencangkup kira-kira 5%
dari semua kematian wanita kanker.
Meskipun mayoritas kanker ovarium adalah jenis epithelial, kanker ovarium dapat
juga berasal dari sel yang terdapat di ovarium. Tumor ovarium yang berasal dari sel
germinal yang di klasifikasikan sebagai sex cord stromal terutama tumor ovarium yang
berasal dari stoma ovarium adalah sarcoma. Akan tetapi angka kejadian tumor ovarium
nn epithelial kecil sekali sehingga dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium.
Kanker ovarium jarang ditemukan pada umur dibawah 0 tahun. Angka kejadian
meningkat engan makin tuanya usia 15-16 per 100.000 pada usia 40-44 tahun menjadi
paling tingg dengan angka kematian 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun. Usia median
saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48% penderita berusia 65 tahun.
Pada tahun 2005, masyarakat Amerika memperikirakan bahwa 22.220 kasus baru
kanker ovarium baru akan bisa di diagnosis, dan itu akan membunuh 16.200 wanita.
Hanya 77% kasus yang mempunyai tingkat nilai survival 1 tahun, 44% kasus yang
mempunyai tingkat nilai survival 5 tahun. Dan hanya 19% kasus saja yang di diagnosis
sebelum metastase terjadi. Hal tersebut disebabkan karena ketiadaan deteksi dini penyakit
dan kemajuan penyakit yang cepat. Sehingga menyebabkan angka kematian yang
disebabkan oleh kanker ovarium meningkat.
Karena belum ada metode sreening yang efektif untuk kanker ovarium 70% kasus
ditemukan kasus pada keadaan yang sudah usia lanjut yakni tumor menyebar jauh dari
ovarium. Kebanyakan dari khasus keganasan pada ovarium terdeteksi saat sudah

2
memasuki stadium lanjut sehingga saat diketahui sudah parah. Biasana orang
yangmenderita kanker ovarium tampak kurus dan perut asietas. Karena proses perjalanan
penyakit yang ditimbulkan dari kanker tersebut, sehingga penderita mengalami anorexia
atau nafsu makan menurun karena mual dan muntah. Sedangkan asites sendiri muncul
akibat cairan tumor dan tumor itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apakah definisi dari kanker ovarium?
3. Apa saja etiologi kanker ovarium?
4. Bagaimana patofisiologi kanker ovarium?
5. Apa saja manifestasi klinis kanker ovarium?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien kanker ovarium?
7. Bagaimana penatalaksanaan kanker ovarium?
8. Bagaimana web of caution untuk kanker ovarium?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ovarium?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui definisi kanker ovarium
3. Mengetahui etiologi dari penyakit kanker ovarium
4. Mengatahui patofisiologi penyakit kanker ovarium
5. Mengatahui manifestasi dan pemeriksaan penunjang pada pasien kanker ovarium
6. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien kanker ovarium
7. Mengetahui WOC penyakit kanker ovarium
8. Mengetahui asuhan keperawatan ada pasien kanker ovarium

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Ovarium


Anatomi dan Fisiologi Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan
dan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum,
kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat


ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium.
Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir ke atas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba
terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi
oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan
dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot
yang menjadi satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua
ligamentum berasal dari gubernakulum.
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan
uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus. Setiap bulan folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi yaitu pematangan folikel graaf dan
mengeluarkan ovum. Bila folikel graaf sobek, maka terjadi penggumpalan darah pada

4
ruang folikel. Ovarium mempunyai 3 fumgsi, yaitu : Memproduksi ovum, Memproduksi
hormone estrogen, Memproduksi hormone progesterone.
Ovarium disebut juga indung telur, di dalam ovarium ini terdapat jaringan bulbus
dan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita,
letaknya di dalam pelvis di kiri kanan uterus, membentuk, mengembang serta melepaskan
ovum dan menimbulkan sifat-sifat kewanitaan, misalnya : pelvis yang membesar,
timbulnya siklus menstruasi. Bentuk ovarium bulat telur beratnya 5-6 kg, bagian dalam
ovarium disebut medulla ovary di buat di jaringan ikat, jaringan yang banyak
mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf, bagian luar bernama korteks ovary,
terdiri dari folikelfolikel yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding epithelium dan
berisi ovum.
2.2 Konsep penyakit Ca Ovarium
A. Definisi
Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, mempunyai
kemampuan untuk menginvasi dan bermetastasi. Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel
pada ovarium berubah dan tumbuh tidak terkendali. Banyak jenis tumor yang bisa
berawal di ovarium. Ada tumor yang menyebabkan kanker dan ada pula yang tidak.
Beberapa jenis tumor juga bisa keluar dari ovarium dan menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Wanita mempunyai peluang lebih tinggi menderita kanker ovarium jika berusia
40 tahun ke atas, sulit hamil, belum pernah hamil atau melahirkan. Wanita juga
mempunyai peluang lebih tinggi menderita kanker ovarium jika mengidap kanker
payudara atau kanker usus besar, mempunyai anggota keluarga yang mengidap kanker
payudara atau ovarium, menggunakan hormon estrogen tanpa progesteron setelah masa
menopause selama lebih dari 5 tahun, mempunyai latar belakang Yahudi Eropa Timur.
Tumor ovarium memiliki entitas patologik yang sangat beragam. Keberagaman ini
disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang membentuk ovarium normal yaitu : epitel
penutup (Coelomic) permukaan yang multipoten, sel germinativum yang totipoten dan sel
stroma multipoten. Setiap jenis sel ini menimbulkan beragam tumor pada ovarium.

5
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50- 70 tahun. Kanker
ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui kelenjar getah bening
dan melalui sistem pembuluh darah dapat menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker
ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal
dari banyak kanker primer.
Kanker ovarium berasal dari sel-sel yang menyusun, yaitu sel epithelial, sel
germinal, dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastesis
organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan
sebagai kanker ovarium.
Jenis kanker ovarium meliputi:
1. Disebut tumor epitel, kanker ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi
bagian luar ovarium. Kanker ovarium paling banyak ditemui adalah tumor epitel.
Tumor epithelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, umumnya jenis
tumor yang berasal dari epithelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari
epithelial ovarium (EOC’s : Epithelial Ovarium Carcinomas) merupakan jenis tumor
yang paling sering (85-90%) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kankner
ovarium. Gambaran tumor epithelial yang secara mikroskopis tidak jelas
teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor borderline atautumor yang
berpotensi ganas.
2. Tumor Germinal : Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau
sel telur, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas.
Bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor
sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang

6
di bawah usia 20 tahun. Sebelum era kombinasi kemoterapi, harapan hidupp satu
tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10-19% sekarang ini
90% pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat
dipertahankan.
3. Tumor Stromal : Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium
yang memproduksi hormon esterogen dan progesteron. Jenis tumor ini jarang
ditemukan, bentuk yang didapati berupa tumor techa dan tumor sel sartolileydig
termasuk kanker dengan derajad keganasan yang rendah.

B. Etiologi
Penyebab kanker ovarium hingga kini belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium yaitu :
1. Riwayat kanker payudara
2. Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
3. Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma
4. Menarche dini
5. Diet tinggi lemak
6. Merokok
7. Alkohol
8. Penggunaan bedak talk perineal
9. Nulipara
10. Infertilitas
11. Tidak pernah melahirkan
12. Terapi penggunaan hormone
13. Kontrasepsi oral
C. Patofisiologi
Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga terjadi tumor
primer, di mana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan akan terjadi implantasi.
Implantasi merupakan ciri khas dari tumor ganas ovarium. Gejala yang terjadi pada
kanker ovarium adalah gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume cairan

7
di rongga perut, sedangkan gejala samarnya, yaitu perut sebah, makan sedikit tapi cepat
kenyang, sering kembung, dan nafsu makan menurun.
Manifestasi klinik terutama berupa rasa tidak enak di perut bagian bawah atau
tenesmus. Pada stadium awal dapat timbul acites; dengan cepat kanker tumbuh melapaui
kavum pelvis hingga teraba massa, menstruasi tidak teratur, dapat timubl pendarahan per
vaginam. Tanda dan gejala pada pasien kanker ovarium bervariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal berupa menstruasi yang tidak teratur, ketegangan menstrual yang
meningkat, menoragia, nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman
pada abdomen, dyspepsia, tekanan pada pelvis, sering berkemih, flatulenes, rasa begah
setelah makan makanan kecil, lingkar abdomen yang terus meningkat.

8
D. WOC

9
E. Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala
umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)
c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)
f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada lapisan
rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut)
2. Stadium Lanjut
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)
c. Perut membuncit
d. Kembung dan mual
e. Gangguan nafsu makan
f. Gangguan BAB dan BAK
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang
dilakukan dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan
mengenai sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang
akan dicatat dalam rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium

10
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di
mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau
kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang.
d) Penanda tumor (tumor marker)Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien
penderita kanker ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12.
e) X-ray, merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang
diperiksa tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan
warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna hitam Pencitraan lain.
f) Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan
metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan
oleh tubuh. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja
dengan cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker
(yang berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa
lebih cepat/banyak daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk
mencitrakan bagian dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan
sonogram ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan
abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara
yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh
menggunakan alat fiberoptik.Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya
abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.

G. Penatalaksanaan Medis
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi.Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat

11
diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan.
Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan
melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap
sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna,
sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Metode terapi utama yaitu :
1. Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui insisi perkutan
dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan
hati subdiafragma, satu lagi di resesus posterior kavum pelvis, ujungnya
difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX
dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu
dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu
melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-12 jam
larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah
500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit
perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain intraperitoneal.
2. Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen,
suntikkan obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan
imunomodulator, umumnya digunakan vaksen kuman Serratia
marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam yang
mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons
imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.
3. Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer
atau metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi
argon-helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi
pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.
4. Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga
mencapai arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP)
dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa
ovarium menyusut rata-rata 49%.

2.3 Skrining/Deteksi Dini Ca Ovarium

12
Menurut beberapa literatur menyebutkan bahwa skiring/deteksi dini Ca
Ovarium adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kadar serum CA-125
Pemeriksaan kadar serum CA 125 digunakan untuk mendeteksi
adanya keganasan pada ovarium. Klasifikasi pasien berdasarkan
kategori kada CA-125 dengan nilai titik potong 35 U/ml dan hasil
pemeriksaan histopatologi menunjukkan bahwa pasien mengalami
peningkatan kadar serum CA-125 sebesar >35 U/ml. Sedangkan jika
kadar serum <35 U/ml, tidak terbukti adanya keganasan ovarium.
2. Uji diagnostik mesothelin serum.
Mesothelin 40-kDa (glycosylphosphatidylinositol-linked
glycoprotein), sebuha diferensiasi antigen membran plasma yang
diekspresikan pada tingkat yang cukup tinggi dalam bebereapa
keganadan manusia, termasuk hampir semua mesothelioma dan
adenokarsinoma pankreas, juga pada sekitar 70% dari keganasan
ovarium dan 50% adenokarsinoma paru-paru.mesothelin terdeteksi di
lebih dari 70% Fine Needle Aspiration (FNA) dari pankreas
adenokarsinoma. Mesothelin juga diekspresikan dalam jumlah sedikit
dalam sel mesothelial normal. Gen mesothelin mengkode 69-kDa
polipeptida yang mengandung urutan hidrofobik di ujung karboksil
yang dihapus dan digantikan oleh phosphatidylinsitol. Hough dan
Huang et al., mengamati bahwa mesothelin diekspresikan dalam umlah
sangat berlebihan pada keganasan ovarium sehingga mungkin
berpotensi sebagai penanda tumor untuk karsinoma ovarium atau
bahkan penggunaan dalam evaluasi hasil terapi dan prognosis.
Mesothelin memiliki banyak karakteristik menguntungkan yang
membedakannya dengan penanda tumor potensial lain yang saat ini
sedang dipelajari, yaitu pada stabilitas temporal yang dapat membantu
diagnosis dini pada pasien risiko tinggi. Mesothelin juga terbukti
memiliki sensitivitas dan spesitifitas sebanding terhadap CA-125
untuk diagnosis keganasan ovarium. Hal ini yang menunjukkan

13
potensi tambahan dalam fungsi kombinasi dengan CA-125 pada
pemantauan dan diagnosis pasien dengan keganasan ovarium
3. Immunoradioterapycassay (IRMA) CA-125
Teknik IRMA merupakan salah satu teknik immunocassay yang
menggunakan radionuklida sebagai perunut agar dalam jika keganasan
kecil masih mudah dideteksi. Teknik ini sangat cocok digunakan
dalam penentuan tllmor marker dalam serum yang mempunyai matriks
yang kompleks dan kadarnya yang sangat bervariasi pada orang
normal dan pasien kanker. Teknik assay ini didasarkan pada reaksi
antara antigen (Ag) yang terdapat pada cuplikan / standar dengan
antibodi yang bertanda radioaktif (Ab*) dalam jumlah berlebih
membentuk kompleks antigen-antibodi (Ag-Ab*). Dengan demikian,
semakin tinggi kadar antigen (Ag), maka kompleks antigen-antibodi
yang terbentuk juga semakin tinggi sehingga akan memberikan
cacahan radioaktivitas yang semakin tinggi. Rangkaian produksi kit
IRMA CA-125 harus melewati beberapa tahap pengujian meliputi
optimasi pembuaan masing masing komponen kit, optimasi rancangan
assay, validasi mmetode dan uji klinis secara in-vitro.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa
3.3 Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastase.
Tujuan : Dalam 3x24 jam rasa nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Setelah diberi tindakan keperawatan skala nyeri berkurang.
Intervensi Rasional
Kolaborasi tindakan pembedahan untuk Pembedahan bertujuan untuk
pengangkatan kanker. menghilangkan faktor utama penyebab
nyeri.
Kolaborasi untuk pemberian terapi Menghilangkan rasa nyeri.
analgesic.
Atur posisi senyaman mungkin. Menurunkan tingkat ketegangan pada
daerah nyeri.
Ajarkan dan lakukan teknik relaksasi. Merelaksasikan otot-otot tubuh
Kaji tingkat dan intesitas nyeri. Mengidentifikasi skala dan perkembangan
nyeri.

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan


asites pada diafragma.
Tujuan : Mengembalkan pola nafas klien menjadi normal kembali
Kriteria Hasil :
a) Klien tidak mengeluh sesak
b) RR normal kembali antara 20x/menit
c) Kiln tidak terlihat cemas dan gelisah
Intervensi Rasional
Batasi aktivitas dan mobiliasasi klien. Istirahat dapat mengurangi konsumsi O2
klien.
Mengistirahatkan klien dengan posisi Posisi semifowler menambah ruang

15
semifowler. ekspansi dada.
Longgarkan baju klien. Baju klien yang longgar mempermudah
klien dalam bernafas
Kolaborasi pemberian terapi oksigen. Terapi oksigen dibutuhkan jika klien
membutuhkan O2 lebih.
Tenangkan klien. Jika klien tenang maka konsumsi O2
semakin efisien.

3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
gangguanGI akibat adanya kanker yang bermetastase.
Tujuan : Dalam 2x24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : Mual (-), nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil, penambahan
berat badan progresif
Intervensi Rasional
Pantau masukan makanan setiap hari. Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi
nutrisi.
Dorong pasien untuk makan diet tinggi Kebutuhan jaringan metabolikditingkatkan
kalori kaya protein kaya nutrient, dengan begitu juga cairan (untuk menghilangkan
masukan cairan adekuat. produk sisa).
Dorong penggunaan supplement dan Suplemen dapat memainkan pran penting
makan sering atau lebih sedikit yang dalam mempertahankan kalori dan protein
dibagi-bagi selama sehari. adekuat.
Hindari pemberian makanan terlalu manis, Dapat mentriger respon mual muntah.
berlemak, atau makanan pedas.
Dorong penggunaan teknik relaksasi, Dapat menurunkan rasa mual, penurunan
visualisasi, bimbingan imajenasi, latihan anoreksia, dan memungkinkan pasien
sedang sebelum makan. mengalami peningkatan masukan oral.
Identifikasi pasien yang mengalami mual Mual atau muntah psikogenik terjadi karena
atau muntah yang diantisipasi. perubahan lingkungan pengobatan atau
rutinitas pasien pada hari pengobatan akan

16
lebih efektif.

4. Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
Tujuan : Dalam 2x24 jam klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Kriteria Hasil : berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan
dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya.
Intervensi Rasional
Dengarkan dengan seksama apa keluh Dengan mendengarkan keluh kesah klien
kesah klien. maka akan mengurangi stress klien.
Berikan solusi yang relevan. Solusi relevan sangat dibutuhkan klien.
Berikan informasi tentang kesehatan klien. Informasi tentang keadaan klien sangat
dibutuhkan.
Temani klien dalam memutuskan sesuatu. Klien membutuhkan teman untuk berbagi.
Berikan humor ringan kepada klien. Humor sangat diperlukan klien untuk
mengurangi stress yang dirasakannya.

3.4 Evaluasi
1. Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2. Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya
3. Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4. Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual
5. Mengidentifikasi kepuasan/praktik seksual yang diterima dan beberapa alternative cara
mengeksprsikan keinginan seksusal

17
Daftar Pustaka
Widayati, Puji.et al.2011.Produksi Kit Immunoradiometricassay (IRMA) CA-125
Untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium.Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol.14 No.1
Rarung, Max.2008.Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai
Prediksi Keganasan Ovarium.JKM Vol.8 No.1 Juli 2008 :9-14
Perdana, eri.et al.2015.Perbandingan Uji Diagnostik MesothelinSerum dengan
CA-125 pada Kanker Ovarium Tipe Epitel.Indonesian Journal of Cancer Vo. 9 No.2
April-June 2015

18

Anda mungkin juga menyukai