Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN PENYULUHAN MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
PENYULUHAN MENGENAI

“MANAJEMEN NYERI DAN NUTRISI PASCA OPERASI”

BIDANG KEGIATAN:
PROMOSI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT UMUM

Diusulkan oleh:
Siti Nur Cahyaningsih, S.Kep 132013143028
Maulidiyah Mahayu N. A, S.Kep 132013143029
Yuniar Rahma Sofro’in, S.Kep 132013143030
Mochammad Nur Cahyono, S,Kep 132013143100
Ardina Nadya W, S.Kep 132013143101

Kelompok 20
Program S1 Profesi Ners 2020

PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020

FLASH SUMMARY

Nama Kegiatan PROMOSI KESEHATAN


“MANAJEMEN NYERI DAN NUTRISI PASCA
OPERASI”

KELOMPOK 20 PROGRAM S1 PROFESI NERS 2020


Deskripsi Kegiatan Promosi kesehatan merupakan metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Kegiatan ini
bertujuan untuk melatih mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dalam memberikan edukasi disertai
dengan penyuluhan tentang manajemen nyeri dan nutrisi pasca
operasi.
Waktu dan Tempat Hari, Tanggal : Jum’at, 30 Oktober 2020
Pelaksanaan Pukul : ONLINE
Kegiatan Tempat : Ruangan Bedah Edelweis RSUD DR Soetomo
Surabaya
Bentuk Kegiatan Penyuluhan tentang Manajemen Nyeri dan Nutrisi Pasca
Operasi
Sasaran Kegiatan Masyarakat umum
I. LATAR BELAKANG
Nyeri adalah gejala subjektif; hanya klien yang dapat mendeskripsikannya.
Salah satu penyebab nyeri adalah tindakan pembedahan atau operasi. Jika nyeri
tidak dikendalikan, hal tersebut memperpanjang proses penyembuhan dengan
menyebabkan komplikasi pernapasan, ekskresi, peredaran darah, dan sistemik
lainnya. Sebagai, akibatnya, beberapa pasien meninggal, kualitas hidup dan pasien
kepuasan menurun, lamanya tinggal di rumah sakit meningkat, dan biaya perawatan
meningkat.
Sedangkan Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan
untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL,
2004). Nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001).

II. TUJUAN
 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit tentang manajemen nyeri dan
nutrisi pasca operasi diharapkan peserta dapat memahami tentang manajemen nyeri
dan nutrisi pasca operasi.
 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
1) Menjelaskan kembali pengertian nyeri
2) Menyebutkan kembali klasifikasi nyeri
3) Menyebutkan kembali penilaian skala nyeri
4) Menyebutkan kembali efek nyeri
5) Menyebutkan cara manajemen nyeri
6) Menjelaskan kembali pengertian nutrisi
7) Menyebutkan kembali pentingya pemenuhan nutrisi pasca operasi
8) Menyebutkan tahapan diet pasca bedah
9) Menyebutkan jenis makanan utuk penyembuhan luka
10) Menyebutkan cara memenuhi nutrisi
11) Menyebutkan tips perawatan pasca operasi

III. MANFAAT
Promosi Kesehatan apabila dilakukan secara kontinyu dan
berkesinambungan akan bermanfaat dalam hal merubah perilaku masyarakat dari
yang kurang baik menjadi lebih baik. Dengan adanya promosi kesehatan ini akan
menimbulkan kebiasaan baik masyarakat agar mengetahui manfaat pentingnya
pengetahuan mengenai manajemen nyeri dan nutrisi pasca operasi.
Sebagaimana tujuan Promosi Kesehatan adalah “Knowledge, Attitude,
Practice” agar tahu, mau dan mampu melaksanakan program kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.  Dalam hal ini jajaran atau praktisi kesehatan dituntut untuk
tidak bosan-bosannya melakukan Promosi Kesehatan kepada masyarakat
dimanapun dan kapanpun.
IV. NAMA DAN BENTUK KEGIATAN
Adapun nama dan bentuk kegiatan sebagai berikut :
Nama Kegiatan : Manajemen Nyeri dan Nutrisi Pasca Operasi
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
Metode
 Ceramah
Media dan alat
 Video
Waktu dan tempat
Hari, Tanggal : Jum’at, 30 Oktober 2020
Pukul : Online
Tempat : Ruangan Bedah Edelweis RSUD Dr Soetomo Surabaya
VI. SASARAN
Adapun peserta yang mengikuti pelaksanaan penyuluhan ini adalah masyarakat
umum.
VII. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Rincian satuan acara penyuluhan secara lengkap terlampir (Lampiran 1)
VIII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun sebagai acuan terselenggaranya kegiatan ini
dengan baik. Semoga segala apa yang kita susun, rencanakan, dan laksanakan dapat
benar terwujud dengan baik sebagai bentuk aplikasi dari usaha nyata. Atas dukungan
dan partisipasi aktif dari segala pihak, kami sampaikan terima kasih.
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL KEGIATAN
“MANAJEMEN NYERI DAN NUTRISI PASCA OPERASI”

Surabaya, 28 Oktober 2020

Ketua PKMRS Sekretaris PKMRS

Moh. Nur Cahyono, S.Kep Maulidiyah M. N. A, S.Kep


NIM. 132013143100 NIM. 132013143029

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Lingga Curnia Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 199012162018083201
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN NYERI DAN NUTRISI PASCA OPERASI

Pokok bahasan: Penyuluhan Manajemen Nyeri Dan Nutrisi Pasca Operasi


Sasaran : Masyarakat umum
Hari, Tanggal : Jum’at, 30 Oktober 2020
Pukul : Online
Tempat : Ruangan Bedah Edelweis RSUD Dr Soetomo Surabaya

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit tentang manajemen nyeri dan nutrisi
pasca operasi diharapkan peserta dapat memahami tentang Manajemen Nyeri Dan
Nutrisi Pasca Operasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
1) Menjelaskan kembali pengertian nyeri
2) Menyebutkan kembali klasifikasi nyeri
3) Menyebutkan kembali penilaian skala nyeri
4) Menyebutkan kembali efek nyeri
5) Menyebutkan cara manajemen nyeri
6) Menjelaskan kembali pengertian nutrisi
7) Menyebutkan kembali pentingya pemenuhan nutrisi pasca operasi
8) Menyebutkan tahapan diet pasca bedah
9) Menyebutkan jenis makanan utuk penyembuhan luka
10) Menyebutkan cara memenuhi nutrisi
11) Menyebutkan tips perawatan pasca operasi

3. Proses Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan peserta Metode Media
kegiatan
Pendahuluan 1 menit 1. Memberi salam Menjawab
2. Menjelaskan cakupan salam,
materi mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan tentang memperhatikan
manajemen nyeri dan
nutrisi pasca operasi

Penyajian 3 menit 1. Menjelaskan Mendengarkan Ceramah Video


pengertian nyeri dan
2. Menjelaskan memperhatikan
klasifikasi nyeri
3. Menjelaskan
penilaian skala
nyeri
4. Menjelaskan efek
nyeri
5. Menjelaskan cara
manajemen nyeri
6. Menjelaskan
pengertian nutrisi
7. Menjelaskan
pentingya
pemenuhan
nutrisi pasca
operasi
8. Menjelaskan
tahapan diet
pasca bedah
9. Menjelaskan
jenis makanan
utuk
penyembuhan
luka
10. Menjelaskan cara
memenuhi nutrisi
11. Menjelaskan tips
perawatan pasca
operasi
Penutup 1 menit 1. menyimpulkan
materi yang diberikan
2. salam penutup

4. Metode
Ceramah
5. Media
Video
6. Kriteria
Evaluasi Proses
 Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
 Peserta memperhatikan selama penyuluhan
Evaluasi hasil
 60% peserta menyaksikan video mampu memahami isi penyuluhan terkait
manajemen nyeri dan nutrisi pasca operasi
A. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian nyeri
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan. Shweder and Sullivan mendefinisikan nyeri sebagai
pengalaman persepsi kompleks yang dapat dipengaruhi oleh faktor situasi, dan
oleh proses fisiologis termasuk emosi, kognitif dan motivasi, dimana semua hal
tersebut bergantung kepada pengaruh budaya, etnis dan bahasa

2. Klasifikasi Nyeri
Menurut onset dan stimulus penyebabnya, terbagi menjadi:
1) Nyeri akut
Disebabkan oleh kerusakan jaringan dan ini menghilang seiring dengan
penyembuhan jaringan. Nyeri akut hilang setelah beberapa jam hingga
beberapa hari (7 hari). Contohnya adalah nyeri karena pembedahan.
2) Nyeri kronik
Bila nyeri menetap selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun,
walaupun kerusakan jaringan telah sembuh.

3. Penilaian Skala Nyeri


Ada empat skala yang digunakan untuk menentukan derajat intesitas nyeri.
1) Eskpresi wajah.
Skala ini digunakan untuk pasien yang mengalami keterbatasan
komunikasi. Misalnya anak-anak, orang tua, pasien jiwa, pasien ganguan
mental atau pasien yeng tidak dapat berbicara dengan bahasa setempat.
2) Verbal Rating Scale (VRS).
Dimana pasien ditanya tentang derajat nyeri. Yaitu nyeri ringan, sedang,
hebat dan sangat hebat.
3) Numerical Rating Scale (NRS) terdiri daripada angka 0-5 atau 0-10 dimana
pasien ditanya tentang intensitas nyerinya dalam bentuk angka.
4) Visual Analog Scale (VAS).
Terdiri dari pada garis lurus sepanjang 100 ml meter dimana pasien
membuat tanda silang pada garis yang mengambarkan itensitas nyerinya.
4. Efek Nyeri
Nyeri yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang membahayakan
diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya. Selain merasakan ketidaknyamanan
dan mengganggu, nyeri akut yang tidak reda dapat mempengaruhi sistem
pulmonary, kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin dan immunologic. Nyeri
kronis juga mempunyai efek yang merugikan, supresi fungsi imun yang berkaitan
dengan nyeri kronis dapat meningkatkan pertumbuhan tumor, juga dapat
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan (Smeltzer, 2001:214).

5. Manajemen nyeri
1. Relaksasi.
Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri non farmakologik yang
paling sering digunakan di Inggris. Metode ini menggunakan pendidikan dan
latihan pernafasan dengan prinsip dapat mengurangi nyeri dengan cara
mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi terhadap nyeri,
relaksasi dapat dilakukan dengan cara ciptakan lingkungan yang tenang,
tentukan posisi yang nyaman, konsentrasi pada suatu obyek atau bayangan
visual, dan melepaskan ketegangan, (Smeltzer,2001: 232)
2. Distraksi.
Distraksi merupakan tindakan yang memfokuskan perhatian pada
sesuatu selain pada nyeri misalnya menonton film. Distraksi diduga dapat
menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sitem kontrol desendens yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak.
Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri (Smeltzer, 2001:232). Asmadi (2008)
mengelompokan beberapa teknik distraksi yang dapat dilakukan antara lain,
bernapas lambat dan berirama secara teratur, menyanyi berirama dan
menghitung ketukannya, mendengarkan music mendorong klien untuk
menghayal (guided imagery) tekniknya sebagai berikut, atur posisi nyaman
pada klien, dengan suara yang lembut mintakan klien untuk memikirkan hal-hal
yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu semua indra, minta
klien untuk tetap fokus pada bayangan yang menyenangkan sambil
merelaksasikan tubuhnya, bila klien tampak relaks perawat tidak perlu
berbicara lagi.
3. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
TENS merupakan salah satu teknik pengendalian nyeri non farmakologik
karena teknik tersebut menyebakan pelepasan endorphin, seperti penggunaan
placebo (substansi Inert). Efek placebo timbul dari produksi alamiah (endogen)
endorfin dalam dalam sistem control desenden. Efek ini merupakan respon
fisiologis sejati yang dapat di putar balik oleh nalokson, suatu antagonis
narkotik (Smeltzer, 2001:216-221).
4. Terapi Kompres
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensivitas
reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat
proses inflamasi. Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran
darah ke suatu area dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan (Smeltzer, 2001:230).
5. Massage (pijatan)
Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dilakukan yaitu, remasan pada
otot bahu, selang seling tangan memijat punggung dengan tekanan pendek,
cepat dan bergantian tangan, petriasi dengan menekan punggung secara
horizontal kemudian pindah tangan dengan arah yang berlawanan dengan
mengguakan gerakan meremas, tekanan menyikat secara halus tekan punggung
dengan menggunakan ujung-ujung jari untuk mengakhiri pijatan (Asmadi,
2008:149-151).

6. Pengertian nutrisi
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting. Nutrisi adalah
substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari system
tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Nutrisi berbeda dengan
makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi adalah
apa yang terkandung dalam makanan tersebut.Jenis-jenis nutrisi antara lain:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,
hydrogen dan oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,
gandum, umbi-umbian, dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam
tumbuhan
b. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan
minyak terdiri atas gabungan gliserol dan asam-asam lemak
c. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien
ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh
dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh
e. Mineral
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim, dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh.
Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan
rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak
dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan
f. Air
Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia.
Kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga air
sangat diperlukan oleh tubuh, terutama bagi mereka yang melakukan
olahraga atau kegiatan berat

7. Pentingnya nutrisi yang tepat bagi klien pasca operasi


Diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
d. Mencegah dan menghentikan perdarahan
.
8. Tahapan diet pasca bedah
1) Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah:
a. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
b. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-
tanda usus mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air
putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan
ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat
gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
2) Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna
atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien
tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi
pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II
diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan
yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan
minuman yang mengandung karbondioksida.
3) Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna
atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan
biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat
memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak
dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
4) Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada:
a. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah
b. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali
makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.

9. Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka


Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka
adalah protein dan vitamin C. Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting
peranannya dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan
penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka
1) Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu,
kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.
2) Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam,
tomat, daun singkong dll.

10. Tata cara pelaksanaan  untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan


untuk penyembuhan luka
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C
2. Bila mual:
a. Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam

11. Tips Perawatan Pascaoperasi


Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan
kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
1) Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2) Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam,
ikan, telor dan sejenisnya.
3) Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4) Usahakan cukup istirahat.
5) Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat
makin bagus.
6) Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
7) Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi
tubuh.
8) Minum obat sesuai anjuran dokter.

Daftar Pustaka

Andres, Jose, Fischer, J, Ivani, Girgio, et.all. Postoperative Pain Management Good
Clinical Pratice. Of European Society of Regional Anasthesia.2005.
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta:Salemba Medika.
Berman. (2009). Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Edisi
5:Jakarta.EGC
Ramsay MA., 2000, Acut Postoperative Pain Manajement, http.//www.bumc.com
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2
.EGC: Jakarta.
Molnar JA, Underdown MJ & Clark WA. Nutrition and chronic wounds. Adv Wound Care
(New Rochelle). 2014; 1 (3): 663-81
Russell L. The importance of patients' nutritional status in wound healing. Br J Nurs. 2011;
10 (6):44-9.
Said Syahrul, dkk. 2012. Gizi dan Penyembuhan Luka. Makassar: Indonesia Academic
Publishing
Waed N. Nutrition support to patients undergoing gastrointestinal surgery. Nutrition
journal. 2003; 2 (1):18-25

Anda mungkin juga menyukai