Kelompok 12
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi
kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan
kepada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan
kita sebagai seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan secara dini
terhadap komplikasi dan penyulit tersebut.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
A. GENITALIA INTERNAL
1. Uterus
1) Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.
2) Corpus uteri
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba
kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan :
serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
8) Mesosalping
A. Etiologi
Penyebab pasti kanker endometrium tidak diketahui.
Kebanyakan kasus kanker endometrium dihubungkan dengan
endometrium terpapar stimulasi estrogen secara kronis. Salah satu
fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan
lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang
disuntikkan pada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan
hiperplasia endometrium dan kanker (Brunner and Suddarth:
1999).
B. Patofisiologi
1. Pengaruh estrogen terhadap pertumbuhan sel endometrium.
KANKER ENDOMETRIUM
Vaskularisasi menurun
Jaringan endometrial
menjadi nekrosis
2.5 KOMPLIKASI
a. Anemia disebabkan oleh sifat fagositsel tumor ataua danya perdarahan.
b. Obstruksikhususdisebabkan pembesaransel-seltumor yang dapa
tmenekanusus.
c. Depresi sum-sum tulang disebabkan factor penghasi lsel darah merahdari
sum-sum tulang sebagai sistemimun. Sel darah merah berusaha untuk
menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerjasel-seltumor optimal.
d. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat
menyebabkan ruptur
2.7 PEMERIKSAAN MEDIS
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi,
faal hati, faal ginjal, elektrolit.
2.8 PENATALAKSANAAN
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan
pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan
pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah
penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.
1) Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-
ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan
sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan
akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika
ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor,
maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah
ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke
luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani
pengobatan lainnya.
2) Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-
sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-
sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan
terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada
pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien
dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara
medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah
(stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca
operasi.
3) Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai
sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
A. Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk :
B. Jenis kemoterapi:
1) Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan
dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2) Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa
tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
3) Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil
untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol
gejalanya.
4) Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
5) Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
AYAT
1. Surah al-maidah (ayat 82-91)
2. Surah al-a’raf (ayat 70-81)
3. Surah ar-rad (ayat 16-28)
4. Surah al-anabiyaa’ (ayat 38-50)
5. Surah asy-syu’ara (ayat 185-227)
6. Surah az-zummar (ayat 42-52)
7. Surah ghafir (ayat 67-77)
8. Surah az-zukhuruf (ayat 52-70)
HADIS
(Sebuah hadits mutafaqun ‘alaih yang berarti disepakati Bukhori
dan Muslim atas keshahihannya berbunyi seperti ini: “Padamkanlah
lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu,
tutuplah rapat – rapat bejana – bejana, tutuplah makanan dan
minuman.”)
Artinya
Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia Tuhan ‘Arasy yang agung
untuk menyembuhkan orang-orang penderita kanker, memberi kebugaran
kepada mereka, menghilangkan penyakitnya, duhai Tuhan semesta alam
Artinya
Duhai Tuhanku, pada saat ini, turunkanlah penawar bagi setiap orang
yang sakit, jalan keluar bagi yang sedang bingung, rzki-Mu bagi yang
sedang membutuhkan, dan keamaman-Mu bagi kami, negeri kami, dan
negeri-negeri kaum muslimin.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi
; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker
endometrium adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah
menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum
menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak
menyertai keluhan utama.
c. Riwayat menstruasi
Menarche : Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan
dengan meningkatnya risiko kanker endometrium walaupun
tidak selalu konsisten.
Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus
haid dan lebih panjang (banyak atau bercak)
d. Riwayat Penyakit yang lalu:
Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh
ibu khususnya penyakit ginekologi,diabetes dan hipertensi.
. e. Riwayat penyakit keluarga
Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium
berisiko pada wanita yang memiliki riwayat genetik.
. f. Riwayat Sosial Budaya
Status Emosional :
Menggali kondisi emosional ibu yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Tradisi :
Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya
(merokok atau perokok pasif), sirkumsisi.
g. Riwayat penyakit sekarang
Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan dengan
perubahan pola menstruasi (perdarahan banyak), nyeri, adanya keputihan,
keluhan lain yang disebabkan oleh penekanan tumor pada vesika urinaria,
uretra, ureter, rectum, pembuluh darah dan limfe.
. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
a. KU :
b. Tekanan darah : Hipertensi menjadi factor risiko pada wanita
pancamenopause dengan obesitas.
c. Denyut nadi :
d. Pernapasan :
e. Suhu :
f. Berat Badan : Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker
endometrium. Kelebihan 13-22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko
sampai 3 x lipat. Sedangkan kelebihan di atas 23 kg akan meningkatkan
risiko sampai 10x lipat.
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Muka
Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi
b. Dada
Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya penyebaran).
c. Abdomen
Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya masa.
d. Genetalia
Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan, berbau amis atau
busuk, dapat bercampur darah, purulent), perdarahan.
Terdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller, tumor eksofitik
e. Ekstremitas
Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah
3.2 DIAGNOSA
3.3 INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Nyeri kronis Setelah diberikan NIC Label
berhubungan dengan asuhan keperawatan >> Pain
nekrosis jaringan selama … x …jam management
akibat kanker diharapkan nyeri
- Lakukan
endometrium. berkurang atau pengkajian yang
terkontrol, dengan komprehensif
kriteria hasil: terhadap nyeri,
NOC Label >> meliputi lokasi,
Discomfort level karasteristik,
- Klien tidak onset/durasi,
mengeluh nyeri frekuensi,
kualitas,
- Klien tidak intensitas nyeri,
merintih kesakitan serta faktor-
- Klien tidak faktor yang dapat
gelisah memicu nyeri.
- Wajah klien
- Observasi
tampak relaks tanda-tanda non
NOC Label >> Pain verbal atau
level isyarat dari
- Klien tidak ketidaknyamana
melaporkan adanya n.
nyeri - Gunakan
- Klien tidak strategi
merintih ataupun komunikasi
menangis terapeutik dalam
- Klien tidak mengkaji
menunjukkan pengalaman
ekspresi wajah nyeri dan
terhadap nyeri menyampaikan
- RR dalam batas penerimaan
normal (16-20 terhadap respon
kali/menit) klien terhadap
- Nadi dalam batas nyeri.
normal (60-100
- Kaji tanda-
kali/menit) tanda vital klien.
-
NOC Label >> Pain Kaji
control pengetahuan dan
- Klien dapat pengalaman
mengenali onset klien terhadap
nyeri nyeri klien.
- Klien dapat
- Diskusikan
mendeskripsikan bersama klien
faktor-faktor mengenai faktor-
penyebab nyeri faktor yang dapat
- Klien dapat memperburuk
mengontrol nyerinya nyeri klien.
dengan - Evaluasi
menggunakan teknik bersama klien
manajemen nyeri dan tim medis
non farmakologis mengenai
- Klien riwayat
menggunakan keefektifan
analgesik sesuai intervensi nyeri
rekomendasi. yang pernah
- Klien diberikan pada
melaporkan nyeri klien.
terkontrol. - Kontrol
faktor
lingkungan yang
dapat
menyebabkan
ketidaknyamana
n, seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
- Ajarkan
prinsip-prinsip
manajemen nyeri
non farmakologi,
(mis: teknik
terapi musik,
distraksi, guided
imagery, masase
dll).
-
Kolaborasi
dalam
pemberian
analgetik sesuai
indikasi.
2 Nausea berhubungan Setelah diberikan NIC Label >>
dengan iritasi asuhan keperawatn nausea
gastrointestinal akibat selama …x24 jam management
kemoterapi diharapkan nausea - Berikan
pasien teratasi, pasien untuk
dengan criteria memonitor
hasil: pengalaman
NOC Label >> nauseanya
Nausea -
and Ajarkan
Vomiting Control pasien strategi
- Klien menyadari untuk mengatur
onset dari nausea rasa mualnya
secara teratur - Lakukan
- Klien dapat pengkajian
menghindari faktor lengkap rasa
penyebab nausea mual termasuk
dengan baik frekuensi, durasi,
- Klien melakukan tingkat mual, dan
tindakan faktor yang
pencegahan nausea menyebabkan
dengan teratur pasien mual.
- Klien dapat
- Kurangi
melaporkan mual, faktor personal
muntah, dan dapat yang
dapat mengontrol menyebabkan
muntahnya dengan atau
baik meningkatkan
NOC Label >> mual (cemas,
hidrasi takut, kelelahan,
- Status hidrasi: dan kurang
hidrasi kulit informasi)
membran mukosa - Berikan
baik, tidak ada rasa istirahat dan
haus yang abnormal, tidur yang
urin output normal adekuat untuk
mengurangi
mual
- Berikan terapi
farmakologi pada
mual yang tidak
dapat ditoleransi
- Anjurkan
klien
mengurangi
jumlah makanan
yang bisa
menimbulkan
mual.
NIC Label >>
Fluid
Management
- Pencatatan
intake output
secara akurat
- Monitor
status nutrisi
- Monitor
status hidrasi
(Kelembaban
membran
mukosa, vital
sign adekuat)
- Batasi minum
1 jam sebelum, 1
jam sesudah dan
selama makan
3 Gangguan citra Setelah diberikan
tubuh berhubungan asuhan keperawatan
dengan perubahan 3x24 jam
penampilan sekunder diharapkan:
akibat kemoterapi NOC >> Adaptation
to Physical
Disability
- Mengungkapkan
secara verbal untuk
mengatur
ketidakmampuan
(skala 5)
- Mampu
beradaptasi dari
ketebatasan fungsi
tubuh (skala 5)
- Mampu
menggunakan
strategi untuk
mengurangi stress
yang berhubungan
dengan
ketidakmampuan
(skala 5)
- Mampu
menggunakan
sumber komunitas
yang ada (skala 5)
NOC label >> Body
Image
- Mampu
menjelaskan
gambaran internal
diri (skala 5)
- Sikap mampu
menyentuh bagian
tubuh yang
berpengaruh pada
citra tubuh (skala 5)
- Sikap mampu
menggunakan
strategi untuk
pengingkatan fungsi
(skala 5)
- Peningkatan hak
perubahan tubuh
untuk aging (skala
5)
NOC label >>
Coping
- Mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
efektif (skala 5)
- Mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
tidak efektif (skala
5)
- Melaporkan
penurunan stress
(skala 5)
- Melaporkan
penurunan perasaan
negative (skala 5)
- Melaporkan
peningkatan
kenyamanan
psikologi (skala 5)
BAB IV
PENCEGAHAN PENYAKIT
1.1 Pencegahan Primer
a. promosi kesehatan
b. sosialisasi kesehatan mengenai kanker rahim
c. program kesehatan masyarakat
d. Konsultasi genetik
e. Pengendalian faktor lingkungan
f. Menerapkan pola hidup sehat
g. Pencegahan khusus
h. Hindari mrokok
i. penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
j. Melakukan aktifitas fisik
k. Mengontrol obesitas dan diabetes
l. Mengonsumsi buah dan sayur
m. Hindari alkohol
n. Tidak berganti-ganti pasangan sex
BAB V
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN
(JURNAL PENELITIAN)
5.1 Pembahasan
diendometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi
mengenai miometrium dan menyebar jauh, juga merupakan Kanker
endometrium adalah tumor ganas epitel primer kanker ginekologi yang
sering terjadi. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker endometrium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kanker endometrium
yang dirawat di RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Jenis penelitian
deskriptif retrospektif, dengan cara mengumpulkan data rekam medik pasien
kanker endometrium. Dari 36 kasus kanker endometrium, didapatkan usia
≥51tahun sebanyak 24 orang (66,67%), meningkat pada wanita multipara
dan obesitas, sebanyak 11 orang (30,56%) mengalami kanker endometrium
pascamenopause. Penyakit penyerta terbanyak yaitu hipertensi berjumlah 13
orang (36,11%). Jenis sel kanker terbanyak yaitu endometrioid
adenokarsinoma berjumlah 19 orang (52,78%). Penanganan yang diberikan
berupa terapi medikamentosa, operasi dan kemoterapi. Stadium terbanyak
yaitu stadium II berjumlah 8 orang ( 22,23%).