Anda di halaman 1dari 33

Kangker endometrium

Kelompok 12

AYU ITA SARI A21713006

FRASELA UTAMI A21713015

Dosen Pembimbing : Ns. Putinah, S.Kep., M.Kes.

PRODI ILMU KEPERAWATAN

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/201


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun denang maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat ataupun inspirasi kepada pembaca.

Palembang, April 2019

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ...............................................................................................1
Rumusan Masalah ..........................................................................................2
Tujuan ............................................................................................................2
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Definisi ..........................................................................................................2
Anatomi dan Fisiologi ...................................................................................3
Etiologi ..........................................................................................................6
Patofisiologi ...................................................................................................9
ManifestasiKlinik ........................................................................................11
Patoplow ......................................................................................................12
Komplikasi ...................................................................................................12
Pemeriksaan Medis ......................................................................................13
Penatalaksanaan ...........................................................................................13
Ayat dan Hadist tentang Penyakit ................................................................15
Doa yang dapat Diamalkan ..........................................................................16

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian ....................................................................................................17
Diagnosa.......................................................................................................19
Intervensi .....................................................................................................19
BAB IV UPAYA PENCEGAHAN
Pencegahan Primer ......................................................................................26
Pencegahan Skunder ....................................................................................26
Pencegahan Tersier ......................................................................................27
BAB V TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN ...................................27
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ
rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan
berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut
kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi
kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering
terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan
vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause.
(Whoellan 2009)
Kanker endometrium merupakan salah satu kanker ginekologi
dengan angka kejadian tertinggi, terutama di negara-negara maju. Di
seluruh dunia, setiap tahunnya terdapat 142,000 perempuan terdiagnosis
kanker endometrium dan sebanyak 42.000 perempuan meninggal
karena penyakit ini (Amant, 2005). Di regional Asia Tenggara di mana
Indonesia termasuk di dalamnya, insiden kanker endometrium
mencapai 4,8 persen dari 670.587 kasus kanker pada perempuan.
Sementara kanker payudara sebanyak 30,9%; serviks 19,8% dan
ovarium 6,6% (Schorge JO, 2008).
Di indonesia sendiri, kanker endometrium masih belum akrab di
masyarakat. Jenis kanker yang popular dikalangan wanita kanker
payudara, kanker serviks dan kanker rahim. Meskipun kemungkinan
mortalitas atau angka kematian dari penderita lebih kecil di bandingkan
kanker yang lain, bukan berarti kanker endometrium tidak berbahaya
malah justru kanker endometrium ini sangat ganas dan menjadi masalah
yang serius (Bugar, 2011).
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian, anatomi dan fiosiologi, etiologi, manifestasi klink, patoflow,


komplikasi, pemeriksaan medis, penatalaksaan, ayat dan hadist alquran
tentang penyakit, dan doa yang diamalkan
2 Konsep asuhan keperawatan : pengkajian, diagnosa, intervensi
3 Upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier
4 Trend dan issue keperawatan\

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi
kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan
kepada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan
kita sebagai seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan secara dini
terhadap komplikasi dan penyulit tersebut.

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI

Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang


berasal dari endometrium atau miometrium. Sebagian besarnya
merupakan adenokarsinoma (90%). Karsinoma endometrium
terutama adalah penyakit pada wanita pascamenopause, walaupun
25% kasus terdapat pada wanita yang berusia kurang dari 50 tahun
dan 5% kasus terdapat pada usia dibawah 40 tahun (Patofisiologi,
Konsep klinis Proses-proses Penyakit.hal 1984).
2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI

A. GENITALIA INTERNAL
1. Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum


(serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus,
fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.

1) Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.

2) Corpus uteri

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada


ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam
arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus
uteri berada di atas vesica urinaria.Proporsi ukuran corpus terhadap
isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita (gambar).

3) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum


cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
4) Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,


serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

5) Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba
kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan :
serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.

6) Pars isthmica (proksimal/isthmus)

Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba


pengendali transfer gamet.

7) Pars ampularis (medial/ampula)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /


infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium
tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

8) Mesosalping

Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).


9) Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,


sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan
jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan
medula.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar
epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan
sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel,
progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan
pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari
cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

A. Etiologi
Penyebab pasti kanker endometrium tidak diketahui.
Kebanyakan kasus kanker endometrium dihubungkan dengan
endometrium terpapar stimulasi estrogen secara kronis. Salah satu
fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan
lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang
disuntikkan pada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan
hiperplasia endometrium dan kanker (Brunner and Suddarth:
1999).

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker


endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan
munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan
reaksi konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas
konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan
faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat
badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan
wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25
Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang
mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun.
Menstruation span merupakan metode numerik untuk
menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia
menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia
menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena
kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi
baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah
melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita
kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara).
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor
ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah
melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon.
Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan
meningkatnya resiko kanker endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang
berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan
vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika
hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan
meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml
merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka
kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma
endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian
TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi
dibandingkan dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita
penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan
endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna
daripada populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga
mempengaruhi angka kejadian keganasan endometrium lebih
tinggi daripada di negara-negara yang sedang berkembang.
Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa
lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika
dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan
perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti
dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan
endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan
ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural
ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang
Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu
makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan
Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi
daripada di negara-negara Asia lainnya.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika
terdapat anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun
prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya
tumor sel granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker
endometrium.

B. Patofisiologi
1. Pengaruh estrogen terhadap pertumbuhan sel endometrium.

Pertumbuhan endometrium normal dirangsang oleh esterogen


yang masuk ke dalam sitoplasma dengan cara difusi melalui membran
sel. Reseptor esterogen akan mengikat hormon estergen menjadi ikatan
kompleks yang berfungsi sebagai protein akseptor pada lokus spesifik
dari DNA. Reseptor esterogen mempunyai model dengan struktur
domain oada ligand binding unit dimana bagian yang mengikat
esterogen dan bagian yang berinteraksi dengan DNA serta bagian
moleku lainnya yang berfungsi sebagai regulator. Bagian regulator
(pengaturan terhadap respon esterogen) merupakan bagian yang sensitif
esterogen yang berinteraksi dengan reseptor protein secara spesifik.
Protein homoloh yang dapat berikatan dengan ligand estradio; adalah
asam retinoat dan hormon tiroid. Elemen yang berespon terhadap
esterogen dapat mengenali kompleks ikatan reseptor estradiol baik yang
berikatan dengan agons maupun antagonisnya. Interaksi dengan DNA
berperan penting pada tingkat reseptor. Proses selanjutnya adalah
terjadinya inisiasi sintesis protein untuk proliferasi dan mitosis sel.
Reseptor esterogen (RE) dan reseptor progesteron (RP) adalah dua buah
protein yang disintesis untuk berespon terhadap estradiol. Progesteron
yang membentuk ikatan kompleks dengan reseptor progesteron masuk
ke dalam inti dan berikatan dengan DNA akan berakibat menghambat
produksi RE dan RP sehingga menghambat mutasi dengan
meningkatkan diferesiasi sel. Adanya rangsang esterogen yang lama dan
berlebihan tanpa ada yang menghambat akan merangsang pertumbuhan
endometrium menjadi karsinoma (Amiran, 2013).
2. Esterogen sebagai karsinogen.
Perangsangan esterogen berlebihan yang berikatan dengan
reseptornya akan menginduksi pertumbuhan sel-sel endometrium.
Esterogen merupakan molekul yang sangat kecil sehingga dapat
berdifusi dengan mudah ke dalam sel. Agar esterogen mempunyai efek
di dalam sel, estrogen harus berikatan dengan RE yang merupakan
makromolekul yang diproduksi dan terdapat dalam sitoplasma. Setelah
terbentuk ikatan kompleks antara estrogen dengan RE maka ikatan ini
akan masuk ke dalam inti sel dan akan berikatan menjadi satu bagian
ikata pada dua tempat dalam kromosom, yaitu:
a. Acceptor sites, merupakan kompleks spesifik dari protein kromosom
yang akan dikenali oleh kompleks estrogen-RE dari berikatan
dengan kompleks estrogen-RE dengan afinitas yang tinggi.
b. Non-Acceptor sites, merupakan tempat kedua pada kromatin yang
dapat berikatan kompleks estrogen-RE dengan afinitas rendah.
Setelah kompleks estrogen-RE berikatan pada acceptor sites,
selanjutnya akan berlangsung proses transkripsi yang melibatkan enzim
RNA polimerase pada gene sites. Peningkatan RNA seuler dan sintesis
protein terjadi melaui proses transkripsi dari pesan-pesan ribosom.
Keadaan tidak terkendali ini akan mengakibatkan hipertropi dan
proliferasi organ target spesifik yang berakibat perubahan ke arah
keganasan. Terdapat juga teori mengenai hormon steroid yang dapat
berperan sebagai conditional carcinogen, yang dikakukan dengan
mengatur ekspresi gen. Hormon steroid yang berlebihan sering
menyebakan perubahan abnormal dari suatu gen sehingga sering
menyebabkan perubahan abnormal dari suatu gen sehingga rerjadi
mutasi dan dapat dikatakan hormon tersebut berperan sebagai
karsinogen (Amiran, 2013).

2.3 MANIFESTASI KLINIK


Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah
perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan
perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan
keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan
utama. Gejalanya bisa berupa:
1) Perdarahan rahim yang abnormal
2) Siklus menstruasi yang abnormal
3) Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi)
4) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
5) Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun)
6) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
7) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
8) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
9) Nyeri ketika melakukan hubungan seksual (Isdaryanto: 2010).
2.4 PATOFLOW

KANKER ENDOMETRIUM

Vaskularisasi menurun

Jaringan endometrial
menjadi nekrosis

Iritasi peritonium Usus tertekan kemotrapi

Nyeri saat haid Mual dan muntah

Nyeri akut Ketidak keseimbangan nutrisi Gangguan citra tubuh


kurang dari kebutuhan

2.5 KOMPLIKASI
a. Anemia disebabkan oleh sifat fagositsel tumor ataua danya perdarahan.
b. Obstruksikhususdisebabkan pembesaransel-seltumor yang dapa
tmenekanusus.
c. Depresi sum-sum tulang disebabkan factor penghasi lsel darah merahdari
sum-sum tulang sebagai sistemimun. Sel darah merah berusaha untuk
menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerjasel-seltumor optimal.
d. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat
menyebabkan ruptur
2.7 PEMERIKSAAN MEDIS
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
 Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
 Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
 Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi,
faal hati, faal ginjal, elektrolit.

2.8 PENATALAKSANAAN
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan
pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan
pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah
penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.
1) Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-
ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan
sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan
akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika
ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor,
maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah
ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke
luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani
pengobatan lainnya.

2) Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-
sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-
sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan
terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada
pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien
dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara
medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah
(stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca
operasi.

- Radiasi adjuvan diberikan kepada :


Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau
invasi melebihi setengah miometrium.
Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III.
Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri
(Prawirohardjo, 2006).
Ada 2 jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati
kanker endometrium :
Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk
mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan penderita tidak perlu
dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal tidak ada zat radioaktif yang
dimasukkan ke dalam tubuh.
Radiasi internal (AFL): digunakan sebuah selang kecil yang mengandung
suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama
beberapa hari. Selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di rumah
sakit.

3) Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai
sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
A. Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk :

Membunuh sel-sel kanker.

Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.

B. Jenis kemoterapi:

1) Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan
dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2) Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa
tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
3) Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil
untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol
gejalanya.
4) Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
5) Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.

2..9 AYAT DAN HADITS AL-QURAN TENTANG PEYAKIT

 AYAT
1. Surah al-maidah (ayat 82-91)
2. Surah al-a’raf (ayat 70-81)
3. Surah ar-rad (ayat 16-28)
4. Surah al-anabiyaa’ (ayat 38-50)
5. Surah asy-syu’ara (ayat 185-227)
6. Surah az-zummar (ayat 42-52)
7. Surah ghafir (ayat 67-77)
8. Surah az-zukhuruf (ayat 52-70)
 HADIS
(Sebuah hadits mutafaqun ‘alaih yang berarti disepakati Bukhori
dan Muslim atas keshahihannya berbunyi seperti ini: “Padamkanlah
lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu,
tutuplah rapat – rapat bejana – bejana, tutuplah makanan dan
minuman.”)

2.10 DOA YANG DAPAT DIAMALKAN

AS-ALULLAAHAL KARIIMI RABBAL ‘ARSYIL ‘AZHIIMI AN


YASYFIA MARDHAS SARATHAANI WAYU’AAFIAHUM
WAYAKSYIFA DHURRAHUM YAA RABBAL ‘AALAMIIN

Artinya

Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia Tuhan ‘Arasy yang agung
untuk menyembuhkan orang-orang penderita kanker, memberi kebugaran
kepada mereka, menghilangkan penyakitnya, duhai Tuhan semesta alam
Artinya

Duhai Tuhanku, pada saat ini, turunkanlah penawar bagi setiap orang
yang sakit, jalan keluar bagi yang sedang bingung, rzki-Mu bagi yang
sedang membutuhkan, dan keamaman-Mu bagi kami, negeri kami, dan
negeri-negeri kaum muslimin.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi
; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker
endometrium adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah
menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum
menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak
menyertai keluhan utama.
c. Riwayat menstruasi
 Menarche : Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan
dengan meningkatnya risiko kanker endometrium walaupun
tidak selalu konsisten.
 Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus
haid dan lebih panjang (banyak atau bercak)
d. Riwayat Penyakit yang lalu:
Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh
ibu khususnya penyakit ginekologi,diabetes dan hipertensi.
. e. Riwayat penyakit keluarga
Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium
berisiko pada wanita yang memiliki riwayat genetik.
. f. Riwayat Sosial Budaya
 Status Emosional :
Menggali kondisi emosional ibu yang berkaitan dengan
penyakitnya.
 Tradisi :
Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya
(merokok atau perokok pasif), sirkumsisi.
g. Riwayat penyakit sekarang
Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan dengan
perubahan pola menstruasi (perdarahan banyak), nyeri, adanya keputihan,
keluhan lain yang disebabkan oleh penekanan tumor pada vesika urinaria,
uretra, ureter, rectum, pembuluh darah dan limfe.

. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
a. KU :
b. Tekanan darah : Hipertensi menjadi factor risiko pada wanita
pancamenopause dengan obesitas.
c. Denyut nadi :
d. Pernapasan :
e. Suhu :
f. Berat Badan : Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker
endometrium. Kelebihan 13-22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko
sampai 3 x lipat. Sedangkan kelebihan di atas 23 kg akan meningkatkan
risiko sampai 10x lipat.
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Muka
Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi
b. Dada
Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya penyebaran).
c. Abdomen
Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya masa.
d. Genetalia
Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan, berbau amis atau
busuk, dapat bercampur darah, purulent), perdarahan.
Terdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller, tumor eksofitik
e. Ekstremitas
Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah

3.2 DIAGNOSA

1. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat


kanker endometrium.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat
kemoterapi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
penampilan sekunder akibat kemoterapi

3.3 INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Nyeri kronis Setelah diberikan NIC Label
berhubungan dengan asuhan keperawatan >> Pain
nekrosis jaringan selama … x …jam management
akibat kanker diharapkan nyeri
- Lakukan
endometrium. berkurang atau pengkajian yang
terkontrol, dengan komprehensif
kriteria hasil: terhadap nyeri,
NOC Label >> meliputi lokasi,
Discomfort level karasteristik,
- Klien tidak onset/durasi,
mengeluh nyeri frekuensi,
kualitas,
- Klien tidak intensitas nyeri,
merintih kesakitan serta faktor-
- Klien tidak faktor yang dapat
gelisah memicu nyeri.
- Wajah klien
- Observasi
tampak relaks tanda-tanda non
NOC Label >> Pain verbal atau
level isyarat dari
- Klien tidak ketidaknyamana
melaporkan adanya n.
nyeri - Gunakan
- Klien tidak strategi
merintih ataupun komunikasi
menangis terapeutik dalam
- Klien tidak mengkaji
menunjukkan pengalaman
ekspresi wajah nyeri dan
terhadap nyeri menyampaikan
- RR dalam batas penerimaan
normal (16-20 terhadap respon
kali/menit) klien terhadap
- Nadi dalam batas nyeri.
normal (60-100
- Kaji tanda-
kali/menit) tanda vital klien.
-
NOC Label >> Pain Kaji
control pengetahuan dan
- Klien dapat pengalaman
mengenali onset klien terhadap
nyeri nyeri klien.
- Klien dapat
- Diskusikan
mendeskripsikan bersama klien
faktor-faktor mengenai faktor-
penyebab nyeri faktor yang dapat
- Klien dapat memperburuk
mengontrol nyerinya nyeri klien.
dengan - Evaluasi
menggunakan teknik bersama klien
manajemen nyeri dan tim medis
non farmakologis mengenai
- Klien riwayat
menggunakan keefektifan
analgesik sesuai intervensi nyeri
rekomendasi. yang pernah
- Klien diberikan pada
melaporkan nyeri klien.
terkontrol. - Kontrol
faktor
lingkungan yang
dapat
menyebabkan
ketidaknyamana
n, seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
- Ajarkan
prinsip-prinsip
manajemen nyeri
non farmakologi,
(mis: teknik
terapi musik,
distraksi, guided
imagery, masase
dll).
-
Kolaborasi
dalam
pemberian
analgetik sesuai
indikasi.
2 Nausea berhubungan Setelah diberikan NIC Label >>
dengan iritasi asuhan keperawatn nausea
gastrointestinal akibat selama …x24 jam management
kemoterapi diharapkan nausea - Berikan
pasien teratasi, pasien untuk
dengan criteria memonitor
hasil: pengalaman
NOC Label >> nauseanya
Nausea -
and Ajarkan
Vomiting Control pasien strategi
- Klien menyadari untuk mengatur
onset dari nausea rasa mualnya
secara teratur - Lakukan
- Klien dapat pengkajian
menghindari faktor lengkap rasa
penyebab nausea mual termasuk
dengan baik frekuensi, durasi,
- Klien melakukan tingkat mual, dan
tindakan faktor yang
pencegahan nausea menyebabkan
dengan teratur pasien mual.
- Klien dapat
- Kurangi
melaporkan mual, faktor personal
muntah, dan dapat yang
dapat mengontrol menyebabkan
muntahnya dengan atau
baik meningkatkan
NOC Label >> mual (cemas,
hidrasi takut, kelelahan,
- Status hidrasi: dan kurang
hidrasi kulit informasi)
membran mukosa - Berikan
baik, tidak ada rasa istirahat dan
haus yang abnormal, tidur yang
urin output normal adekuat untuk
mengurangi
mual
- Berikan terapi
farmakologi pada
mual yang tidak
dapat ditoleransi
- Anjurkan
klien
mengurangi
jumlah makanan
yang bisa
menimbulkan
mual.
NIC Label >>
Fluid
Management
- Pencatatan
intake output
secara akurat
- Monitor
status nutrisi
- Monitor
status hidrasi
(Kelembaban
membran
mukosa, vital
sign adekuat)
- Batasi minum
1 jam sebelum, 1
jam sesudah dan
selama makan
3 Gangguan citra Setelah diberikan
tubuh berhubungan asuhan keperawatan
dengan perubahan 3x24 jam
penampilan sekunder diharapkan:
akibat kemoterapi NOC >> Adaptation
to Physical
Disability
- Mengungkapkan
secara verbal untuk
mengatur
ketidakmampuan
(skala 5)
- Mampu
beradaptasi dari
ketebatasan fungsi
tubuh (skala 5)
- Mampu
menggunakan
strategi untuk
mengurangi stress
yang berhubungan
dengan
ketidakmampuan
(skala 5)
- Mampu
menggunakan
sumber komunitas
yang ada (skala 5)
NOC label >> Body
Image
- Mampu
menjelaskan
gambaran internal
diri (skala 5)
- Sikap mampu
menyentuh bagian
tubuh yang
berpengaruh pada
citra tubuh (skala 5)
- Sikap mampu
menggunakan
strategi untuk
pengingkatan fungsi
(skala 5)
- Peningkatan hak
perubahan tubuh
untuk aging (skala
5)
NOC label >>
Coping
- Mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
efektif (skala 5)
- Mampu
mengidentifikasi
pola koping yang
tidak efektif (skala
5)
- Melaporkan
penurunan stress
(skala 5)
- Melaporkan
penurunan perasaan
negative (skala 5)
- Melaporkan
peningkatan
kenyamanan
psikologi (skala 5)

BAB IV
PENCEGAHAN PENYAKIT
1.1 Pencegahan Primer
a. promosi kesehatan
b. sosialisasi kesehatan mengenai kanker rahim
c. program kesehatan masyarakat
d. Konsultasi genetik
e. Pengendalian faktor lingkungan
f. Menerapkan pola hidup sehat
g. Pencegahan khusus
h. Hindari mrokok
i. penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
j. Melakukan aktifitas fisik
k. Mengontrol obesitas dan diabetes
l. Mengonsumsi buah dan sayur
m. Hindari alkohol
n. Tidak berganti-ganti pasangan sex

1.2 Pencegahan Sekunder


a. Diagnosis awal dan pengobatan tepat
b. Tes laboratorium
c. Tes radiologi
d. Tes diagnosis
e. Pemberian obat yang rasional dan efektif
f. Pembatasan kecacatan
g. Radioterapi
h. Terapi hormon atau kemotrapi
i. Tindakan operasi

1.3 Pencegahan Tersier


Melalui rehabilitas
a. Pemulihan trauma setelah melakukan operasi
b. Selalu memberikan support
c. Melakukan konsultasi secara berkala kepada pihak medis dan
psikolog terkait dengan kondisi penderita secara fisik psikologis pasca
operasi.

BAB V
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN
(JURNAL PENELITIAN)
5.1 Pembahasan
diendometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi
mengenai miometrium dan menyebar jauh, juga merupakan Kanker
endometrium adalah tumor ganas epitel primer kanker ginekologi yang
sering terjadi. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker endometrium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kanker endometrium
yang dirawat di RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Jenis penelitian
deskriptif retrospektif, dengan cara mengumpulkan data rekam medik pasien
kanker endometrium. Dari 36 kasus kanker endometrium, didapatkan usia
≥51tahun sebanyak 24 orang (66,67%), meningkat pada wanita multipara
dan obesitas, sebanyak 11 orang (30,56%) mengalami kanker endometrium
pascamenopause. Penyakit penyerta terbanyak yaitu hipertensi berjumlah 13
orang (36,11%). Jenis sel kanker terbanyak yaitu endometrioid
adenokarsinoma berjumlah 19 orang (52,78%). Penanganan yang diberikan
berupa terapi medikamentosa, operasi dan kemoterapi. Stadium terbanyak
yaitu stadium II berjumlah 8 orang ( 22,23%).

Kanker endometrium menempati urutan keempat kanker pada wanita


setelah kanker payudara, kolon, dan paru. Umumnya pasien kanker
endometrium berusia sekitar 60 tahun hal ini dikarenakan 75% kanker
endometrium terjadi selama periode pascamenopause, dengan keluhan
perdarahan pasca menopause. Namun pada 25% kasus kanker endometrium
terjadi sebelum menopause dan sekitar 5% kasus terjadi dibawah 40 tahun.
Di Indonesia sendiri, usia penderita cenderung lebih muda jika
dibandingkan dengan negara Barat dan Eropa, yaitu sebanyak 63,9% pada
usia >50 tahun dan 12,5% pada usia < 40 tahun. Hal ini di pengaruhi oleh
penggunaan TSH yang masih jarang. Penggunaan TSH mempengaruhi
tingginya jumlah penderita kanker endometrium di negara Barat dan Eropa.
Hasil dari penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado, dimana angka kejadian terbanyak yaitu pada usia ≥ 51 tahun, dan
paling sedikit pada usia ≤40 tahun, serta angka kejadian kanker
endometrium terbanyak terjadi pada wanita pascamenopause, sesuai dengan
dalam pustaka yang menyebutkan bahwa kanker endometrium umumnya
terjadi pada wanita berusia sekitar 60 tahun, dan terjadi pada wanita
pascamenopause.
BAB VI
PENUTUP
kesimpulan
Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang
berasal dari endometrium atau miometrium. Sebagian besarnya
merupakan adenokarsinoma (90%). Karsinoma endometrium
terutama adalah penyakit pada wanita pascamenopause, walaupun
25% kasus terdapat pada wanita yang berusia kurang dari 50 tahun
dan 5% kasus terdapat pada usia dibawah 40 tahun (Patofisiologi,
Konsep klinis Proses-proses Penyakit.hal 1984).
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.


EGC
Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai