Disusun Oleh
Kelompok 6
ROSMALADEWI P0 1740522016
TA. 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan
sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami
semua dan semoga jerih payah kita mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
COVER
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................2
2.2. Etiologi................................................................................................3
2.4. Patofisiologi........................................................................................4
2.8. Etilogi.................................................................................................8
2.11. Patofisiologi....................................................................................13
2.13. Klasifikasi.......................................................................................14
2.15. Etiologi...........................................................................................16
iii
2.16. Manifestasi Klinis..........................................................................18
2.18. Klasifikasi......................................................................................19
2.19. Patofisiologi...................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................23
3.2 Saran..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
organ reproduksi wanita. Mioma uteri ialah neoplasma jinak yang berasal dari
otot uterus dan jaringan ikat (Mansjoer, dkk., 2009). Mioma sendiri dibagi
menjadi dua bagian yaitu mioma ringan dan mioma ganas, dimana jika sudah
kista dan kanker serviks,. Mioma uteri sendiri berisi gumpalan daging yang
terus tumbuh dan hanya berada pada daerah sekitar rahim maupun dalam
rahim, sedangkan kista umumnya berupa cairan yang akan terus membesar.
Kanker serviks ialah kanker yang berada pada dinding leher rahim dan
dipengaruhi dari faktor usia.. Kasus mioma uteri paling banyak ditemukan
pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Mioma uteri memiliki tingkat
dimana jika dibiarkan dapat membesar menyerupai orang yang sedang hamil.
(Burt & Hendrick, 2018). Wanita penderita mioma uteri umumnya akan
mereka untuk dapat sembuh. Dampak lain dari pengangkatan rahim akibat
mioma uteri selain menopause dini adalah rasa nyeri saat mengangkat beban
1
berat. Dewasa madya merupakan tahap perkembangan yang dimasuki
menunjukkan bahwa kasus mioma uteri terjadi paling sering pada wanita
kemampuan diri agar seorang individu bisa bangkit dari keterpurukan serta
dan tekanan dalam kehidupan serta memahami kondisi diri dan lingkungan.
Penderita kanker serviks, kista dan mioma uteri menjadi masalah serius.
Kanker serviks merupakan salah satu kanker ganas yang hanya diderita oleh
wanita seperti halnya mioma uteri dan kista. Kanker serviks, kista, dan
merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita yang juga dapat
ginekologi yang terbanyak antara lain kanker serviks 237 kasus, mioma uteri
90 kasus, kista ovarium 122 kasus (Data rekam medis RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado). Dari data diatas dapat dilihat bahwa kanker serviks
memiliki kasus tertinggi dengan jumlah 237 kasus dimana kanker serviks
2
1.2 Rumusan Masalah
2. Manifestasi Ca Serviks
3. Patofisiologi Ca Serviks
12. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
terbanyak yang terjadi pada wanita diseluruh dunia dan kanker yang paling
merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks), yaitu
bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina (Hartati dkk.,
2014). Berdasarkan pemaparan tersebut kanker serviks atau yang dikenal juga
dengan sebutan kanker leher rahim merupakan kanker ganas yang tumbuh
2.2 Etiologi
(HPV). Lebih dari 90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang
mengandung DNA virus Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker
servik berhubungan dengan Human Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV
yang tidak aman. Virus HPV menyerang selaput pada mulut dan
4
kerongkongan serta anus dan akan menyebabkan terbentunya sel-sel pra-
perantara virus attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang
genom setelah itu kapsid dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti sel,
(Yanti, 2013).
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami
gejala. Gejala akan muncul setelah kanker menjadi kanker invasif. Secara
umum gejala kanker serviks yang sering timbul (Malehere, 2019) adalah :
dan periode menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya
b. Keputihan
c. Nyeri panggul
5
2.4 Patofisiologi
yang diekspresikan oleh HPV. Protein utama yang terkait dengan karsinogen
adalah E6 dan E7. Bentuk genom HPV sirkuler jika terintegrasi akan menjadi
linier dan terpotong diantara gen E2 dan E1. Integrasi antara genom HPV
2013).
Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan p53 tidak
berfungsi sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53 akan
menghentikan siklus sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu
akan merangsang sel memasuki fase selanjutnya jika E6 berikatan dengan p53
maka sel terus bekerja sehingga sel akan terus membelah dan menjadi
Protein retinoblastoma (pRb) dan gen lain yang menyerupai pRb (p130
dan p107) berfungsi mengkontrol ekspresi sel yang diperantarai oleh E2F.
Ikatan pRb dengan E2F akan menghambat gen yang mengatur sel keluar dari
fase G1, jika pRb berikatan dengan protein E7 dari HPV maka E2F tidak
6
2.5 LANGKAH PENAPISAN/SCREENING CA SERVIKS
yang dilakukan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan
larutan iodoium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna putih
Pengolesan asam asetat 3-5% pada serviks pada epitel abnormal akan
ini muncul oleh karena tingginya tingkat kepadatan inti dan konsentrasi
protein. Wanita dengan lesi acetowhite yang jelas dan berbeda disebut
mereka yang tidak memiliki lesi acetowhite sebagai IVA negatif (Katanga
dkk., 2019).
lesi pra kanker (Malehere, 2019). Upaya pencegahan kanker serviks dibagi
7
a. Pencegahan primer ( Pencegahan dilkuan sebelum terjadi )
tubuh terhadap virus HPV - agar apabila kita terpapar, tubuh kita
Vaksin HPV akan bekerja paling baik jika diberikan sebelum terjadi
berisiko, yaitu pada usia 9-14 tahun. Karena vaksin bukan sebuah
lebih parah. Dalam hal ini, infeksi sudah terjadi - mungkin lesi pra-
8
kanker sudah muncul, karenanya perlu dicegah agar tidak
dijelaskan sebelumnya, yaitu HPV DNA, tes IVA, dan Pap smear.
HPV, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), tes pap smear, pemeriksaan
untuk daerah dengan sumber daya rendah dan diikuti dengan cryotherapy
9
2.14. Myoma Uteri
A. Pengertian
rahim atau di luar rahim yang tidak bersifat ganas. Mioma berasal dari sel
otot polos yang terdapat di rahim dan pada beberapa kasus juga berasal dari
otot polos pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran mioma bervariasi,
B. Penyebab
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang di duga kuat merupakan faktor
1. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar
2. Hormon
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada
10
a. Estrogen
eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopouse dan oleh
b. Progesteron
tumor.
3. Makanan
meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran
11
4. Paritas
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat sel-sel
yang mati diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika
kanker pada usia dini. Jika seorang ibu mengidap kanker payudara,
tidak serta merta semua anak gandisnya akan mengalami hal yang
b. Faktor eksternal
udara, makanan, radiasi dan berasala dari bahan kimia, baik bahan
12
dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya.
dengan kanker hati. Makin sering tubuh terserang virus makin besar
genetik.
Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mencegah mioma, antara lain:
Menjalani pola makan sehat yang tinggi serat dari sayur dan buah, serta
13
D. Manifestasi klinis / Gejala Mioma Uteri
4. Keluarnya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri hebat,
14
Belum pernah hamil sebelumnya (wanita yang sudah pernah memiliki
Kebiasaan merokok.
F. Patofisiologis
Mioma uteri sebagai tumor monoklonal yang tumbuh dari jaringan otot
halus di uterus yaitu pada lapisan miometrium. Tumor ini tergolong dalam
Kejadian yang mencetuskan tumor ini sendiri masih belum diketahui secara
pasti. [1-4]
15
naproxen 500 mg dua kali sehari, bila dibutuhkan.Pada pasien yang
diberikan:
digunakan adalah 1-1.5 gram 3-4 kali sehari (maksimal 4 gram per hari)
Penanganan Etiologis
16
yaitu histerektomi, miomektomi laparaskopik, dan miomektomi
embolisasi arteri uteri dan ablasi mioma uterus juga mulai dikembangkan
untuk pasien yang sudah tidak berharap memiliki anak, atau wanita-wanita
H. Klasifikasi mioma
tumbuh diantara lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah
dengan konsistensi padat. Mioma yaang terletak pada dinding depan uterus
keluhan miksi.
17
2. Mioma Uteri Subserosa
Mioma uteri ini tumbuh keluar dari lapisan uterus yang paling luar yaitu
serosa dan tumbuh ke arah peritonium. Jenis mioma ini bertangkai atau
memiliki dasar lebar. Apa bila mioma tumbuh keluar dinding uterus
Mioma ini terletak di dinding uterus yang paling dalam sehingga menonjol
ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau berdasarkan lebar.
saluran seviks yang disebut mioma geburt. Mioma jenis lain meskipun
tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal
18
2.17. Haemoragia Ante Partum
A. Pengertian
masa kehamilan.
B. Etiologi
1. Plasenta previa
antepartum. Seringkali jumlah darah yang keluar dari jalan lahir tidak
pasien.
19
b. Perdarahan minor – kehilangan darah < 50 mL
syok
klinis syok.
previa:
uteri internum 10
2) Patofisiologi
20
desidua yang tidak memadahi yang mungkin diakibatkan oleh proses
segmen bawah rahim. Plasenta yang terlalu besar dapat tumbuh melebar
ke segmen bawah rahim dan menutupi ostium uteri internum. Pada saat
segmen bawah rahim terbentuk sekitar trisemester III atau lebih awal
Selain itu, laserasi plasenta juga disebabkan oleh serviks yang mendatar
bawah rahim dimulai dari ostium uteri internum. Segmen bawah rahim
akreta dan inkreta. Selain itu segmen bawah rahim dan serviks
21
3) Manajemen Klinis
plasenta previa. Selain itu dapat ditemukan perdarahan tanpa rasa nyeri,
2. Solusio Plasenta
22
Solusio Plasenta biasanya terjadi pada usia kehamilan sekitar 20
Solusio plasenta hanya terjadi pada satu persen ibu hamil, namun, bila
b. Patofisologi
23
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus
uterus dan plasenta belum terganggu, dan tanda serta gejala pun belum
besar, sehingga sebagian dan seluruh plasenta lepas dari dinding uterus.
permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini disebut uterus
24
tidak hanya di uterus tetapi juga pada alat-alat tubuh yang lainnya.
c. Manajemen Klinis
plasenta yang terlepas. Gejala dan tanda klinisnya yang klasik dari
solusio plasenta:
kasus)
2) rasa nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus mirip his partus
prematurus.
3) gejala yang lahir mirip tanda persalinan prematur saja. Oleh karena
pemeriksa.
C. Tata Laksana
Jangan anggap sepele meski darah yang keluar hanya sedikit. Sebab
25
Saat terjadi perdarahan hebat, keselamatan ibu akan selalu menjadi prioritas
utama. Keputusan terkait dengan kelahiran bayi pun harus menunggu sampai
penanganan secepat mungkin oleh dokter. Untuk mengganti darah dan cairan
tubuh yang keluar dari perdarahan, ibu perlu mendapat terapi cairan
dan transfusi darah.
26
Pada tahap selanjutnya, penanganan lebih lanjut sangat bergantung pada
gawat janin, kondisi dan usia kehamilan, serta riwayat kesehatan Anda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mioma Uteri adalah salah satu penyakit yang tumbuh di bagian organ
organ reproduksi wanita dan mioma in sering kali di sangkut pautkan dengan
kista dan kanker serviks, sedangkan Mioma uteri sendiri berisi gumpalan
daging yang terus tumbuh dan hanya berada pada daerah sekitar rahim
maupun dalam rahim, sedangkan kista umumnya berupa cairan yang akan
terus membesar dan Kanker serviks ialah kanker yang berada pada dinding
leher rahim dan termasuk dalam kategori ganas dan mematikan. Mioma uteri
dapat dipengaruhi dari faktor usia.. Kasus mioma uteri paling banyak
27
antepartum, sebagian didiagnosis akibat robekan plasenta atau solusio
3.2 Saran
Previa, dan kepada pemakalah semoga nanti kami bisa menambah refensi-
referensi terbaru.
28
DAFTAR PUSTAKA
Aesculapius
2. Tulandi, G. C., Sri, S., Widya, A. L., Validasi Metode Analisis untuk
178.
Ilmu Semesta.Yogyakarta
29
8. Yanti. (2014). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Nahdlatul Ulama Surabaya, F., Obsgyn Rsud Soetomo Surabaya, S., &
Selatan.
Maternitas. Jakarta:
30