MIOMI UTERI
DISUSUN OLEH
1. NABILLA SYAHYUDIN
2. NADIATULLUMAH
2022/2023
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas
segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semega selalu tercurah
limpahkan, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi
umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang kami susun dalam bentuk “MAKALAH TENTANG MIOMI UTERI” dengan
selesainya penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetauannya sehingga kami dapat
menyelesaikannya makalh ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.3Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................4
2.1 Definisi Mioma Uteri.............................................................................................................4
2.2 Etiologi..................................................................................................................................4
2.3 Manifestasi Klinis..................................................................................................................7
2.4 Patofisiologi..........................................................................................................................8
2.5 Pemeriksaan Penunjang........................................................................................................9
2.6 Komplikasi...........................................................................................................................10
2.7 Penatalaksaaan..................................................................................................................11
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan Miomi Uteri........................................................................15
BAB III...........................................................................................................................................22
PENUTUP......................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................22
3.2 Saran..................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009). Salah satu masalah kesehatan pada kaum
wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma uteri. Mioma uteri
menempati urutan kedua setelah kanker serviks berdasarkan jumlah angka kejadian
penyakit.
Penelitian Marino (2004) di Italia melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341
wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Penelitian Boynton
(2005) di Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348 wanita usia 25-
137 kasus mioma uteri dari 1.712 kasus ginekologi dengan prevalensi 8%. Penelitian
Teaching Hospital Enugu) melaporkan mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus
ginekologi dengan prevalensi 9.8%. Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di India
terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun
dengan prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun
1
Derajat kesehatan salah satunya didukung dengan kaum wanita yang
berbagai aspek kehidupan. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara
pasti, diduga merupakan penyakit multifaktor karena memiliki banyak faktor dan
mioma uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh dalam
keperawatan yang tepat pada klien dengan mioma uteri serta menjalankan fungsi
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
2
1. Memahami definisi dari Mioma Uteri
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau
jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim. (Lina Mardiana, 2007)
2.2 Etiologi
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri
terjadi terjadi tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat pada “cell Nest” yang
mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
4
karsinogenik, sedangkan yang menjadi pencetus dari terjadinya mioma uteri
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang
berpendapat :
1. Teori stimulasi
1) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot polos miometrium
(otot polos di dalam rahim). Selain itu didapatkan juga adanya faktor
hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi dari hormon
preparat progestin pada pil kombinasi memiliki efek anti estrogen pada
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat
pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
(Prawirohardjo, 2002).
1. Umur :
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan
sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
2. Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma
uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian
mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada
6
2.3 Manifestasi Klinis
yang menjadi penyebab perdarahan ini antara lain adalah: pengaruh ovarium
lebih luas dari pada biasa, atrofi endometrium, dan gangguan kontraksi otot
tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat
d. Perdarahan berkepanjangan
infeksi.
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan
7
hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
perdarahan
2.4 Patofisiologi
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan
pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat
8
juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat
menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat
ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang mengobstruksi atau
menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii. Myoma pada badan uterus
dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya
Menurut Mansjoer (2002), pemeriksaan yang dilakukan pada kasus Mioma Uteri
adalah :
7. Ultrasonografi
9
menetapkan adanya Mioma Uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama
bermanfaat pada uterus yng kecil. Uterus atau massa yang paling besar paling
8. Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya Mioma Uteri submukosa, jika
tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap
terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat
10. Papsmear
/ kista.
2.6 Komplikasi
abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal
ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang
karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
2) Infeksi
3) Abortus
5) Infeksia uteria
7) Retensi plasenta
2.7 Penatalaksaaan
bulan
11
b. anemia, Hb < 89 % tranfusi PRC
3. Radioterapi.
a. Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
12
d. Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rectum.
menopause.
4. Operasi
a. Miomektomi
kemungkinan keganasan.
KERUGIAN:
b) Menyebabkan perlekatan.
c) Residif.
lagi, dan pada penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau
tertentu.
2005).
lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau
kronis.
nyeri hebat dan akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut
14
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring,
disukai apabila janin imatur. Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran
apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteri atau obstruksi
mekanik.
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin,
hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri,
misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif
lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan
pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi
jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang
perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri,
waktu dan durasi serta kualitas nyeri.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis
pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan
penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan
riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan alat
15
kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
4) Riwaya Penyakit Keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga
mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi,
jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan
riwayat penyakit mental.
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang
perlu diketahui adalah
16
17
a. Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab
mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan
mengalami atrofi pada masa menopause.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana
mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan
dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam
jumlah yang besar.
c. Faktor Psikososial
1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-
faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang
dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai
seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien
mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri,
peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau
jenis kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme
pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan
orang lain.
e. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir.
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan
bau.
17
18
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
2) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
a) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
b) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
c) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
d) Telinga : lihat kebersihan telinga.
e) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat
kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil.
f) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
g) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler
dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
h) Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
18
19
19
20
20
21
21
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
2) Mioma intramural
3) Mioma subserosum
adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
22
23
yang berpendapat :
1. Teori stimulasi
bahwa:
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
uteri.
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang
23
24
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat
3. Vaginal Toucher
4. Sitologi
5. Rontgen
6. ECG
7. Ultrasonografi
8. Histeroskopi
24
25
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
1. Penatalaksanaan koservatif
2. Penatalaksanaan operatif
3. Radioterapi.
4. Operasi
1. Pencegahan Primordial
2. Pencegahan Primer
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
3.2 Saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada makalah kami ini
agar dapat lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
26