MYOMA UTERI
Pembimbing Soliha,S.Kep,.Ns.M.AP,M.Kep
Disusun oleh:
Kelompok I:
Dhiniyah ( 20142010078 )
Kurniawati ( 20142010060 )
2021-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Hidah-
Nyalah Makalah “KEPERAWATAN MATERNITAS” yang membahas ”MYOMA UTERI”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan maka’lah ini kami mengambil referensi atau materi dari
internet dan buku panduan yang terkait dengan materi ini, yang kemudian kami susun dan
rangkum menjadi bentuk yang lebih terperinci.
Jika dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan – kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusunan makalah yang
berikutnya dapat lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB 11 PENDAHULUAN
2.1. Pengertian
2.3. Etiologi
2.4. Patofisiologi
2.7. Penatalaksanaa
2.8. Komplikasi
BAB II PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak Sistem
reproduksi pada wanita terdiri dari beberapa organ yang memiliki fungsinya masing-
masing. Sistem reproduksi. Dalam kenyataanya tidak semua sistem reproduksi pada
manusia khususnya pada wanita normal, ada beberapa gangguan yang menyerang organ
reproduksi dalam sistem reproduksi. Salah satu gangguan pada sistem reproduksi wanita
adalah mioma uteri. (Syaifuddin, 2011)
Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun sarang
mioma, leiomioma dan merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpangnya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi ( 20 –
25 %), kejadiannya lebih tinggi pada usia diatas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %.
Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 - 50 tahun, menunjukkan adanya
hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri belum dilaporkan terjadi
sebelummenarche. dan menopause angka kejadian sekitar 10 %. Di Indonesia angka
kejadian mioma uteri ditemukan 2,39 % - 11,87% dari semua penderita ginekologi yang
dirawat. Di USA wanita kulit hitam 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma uteri
dibandingkan wanita berkulit putih. Sedangkan di Afrika,wanita kulit hitam sedikit sekali
menderita mioma uteri. (Llewellyn,2001)
Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan penderita
tidak menyadari adanya kelainan pada uterusnya. Diperkirakan hanya 20%-50% yang
menimbulkan gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang berlebihan, infertilitas,
abortus berulang, dannyeri akibat penekanan massa tumor. Sampai saat ini penyebab pasti
miomauteri belum dapat diketahui secara pasti, namun dari hasil penelitian diketahui
bahwa pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri distimulasioleh hormon esterogen
dan siklus hormonal (Djuwantono, 2004).
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Setelah d isusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami maslah gangguan system reproduksi mioma uteri.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari mioma uteri.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis mioma uteri.
3. Untuk mengetahui etiologi dari mioma uteri.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari mioma uteri.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala uteri.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk mioma uteri.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari mioma uteri.
8. Untuk mengetahui komplikasi dari mioma uretri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berada pada uterus atau organ rahim.
Masyarakat umumnya menyebut mioma sebagai miom atau tumor otot rahim. Umumnya
mioma uteri terletak pada dinding rahim dan dapat berkembang ke arah dalam atau ke
arah luar.
Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat.
Nama lain : Leimioma Uteri dan Fibroma Uteri (Manuaba, 2001).
Mioma uteri adalah Neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah Fibromioma, Leimioma
ataupun Fibroid (Saifuddin, 1999).
2.3. Etiologi
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui pasti, namun ada 2 teori yang
berpendapat bahwa :
a. Teori stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi mengingat
bahwa:
1. Mioma uteri sering tumbuh lebih cepat pada waktu hamil.
2. Neoplasma ini tidakpernah ditemukan sebelum menarche.
3. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi setelah menopause.
4. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama mioma uteri
b. Teori Cellnest atau genitoblast Terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel otot
imatur yang terdapat pada cellnest yang selanjutnya dapat dirangsang terus-menerus
oleh estrogen. (Prawirohardjo,1996)
2.4. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat
laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam
pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin
terdapat satu mioma, akan tetapi biasanya mioma banyak. Jika ada satu mioma yang
tumbuh intamural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi
padat . bila terletak pada dinding depan uterus, mioma uterus dapat menonjol ke depan
sehingga menekan dan mendorong kandung kemih ke atas sehingga sering menimbulkan
keluhan miksi.
Tetapi, masalah akan timbul jika terjadi : kurangnya pemberian darah pada mioma
uteri yang menyebabkan tumor membesar , sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual.
Selain itu, masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang
berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini dapat mengakibatkan kelemahan fisik,
kondisi tubuh lemah sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu,
dengan perdarahan yang banyak dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan volume
cairan.
b. USG
Terlihat massa pada daerah uterus.
c. Sitologi
Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
d. Rontgen
Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat
tindakanoperasi.
e. ECG
Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan
operasi.
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai.. Pada
mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa
menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara
rutin tiap tiga bulan atau enam bulan.
Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu diangkat adalah dengan
pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan
histerektomi total abdominal.
Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal
Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy ( TAH-BSO ). TAH – BSO adalah
suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus,serviks, kedua tuba falofii dan
ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignant neoplasmatic
desease, leymyoma dan chronic endrometriosis .
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAH-BSO adalah suatu
tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat
uterus, serviks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant neoplastic diseas,
leymiomas dan chronic endometriosis.
2.7. Penatalaksanaan
1. 55% dan semua mioma tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk
apapun, terutama bila :
a. Tanpa keluhan
b. Menjelang menopause
c. Besar mioma < 12 minggu kehamilan
2. Pengobatan Operatif
a. Miomektomi (Enukliasi Mioma) adalah pengambilan sarang mioma
saja tanpa pengangkatan uterus.
b. Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan
tindakan terpilih.
2.8. Komplikasi
a. Pertumbuhan leimiosarkoma
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, tiba-
tiba menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause
b. Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat
melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan
gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagian besar kasus mioma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan
penderita tidak menyadari adanya kelainan pada uterusnya. Diperkirakan hanya 20%-
50% yang menimbulkan gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang
berlebihan, infertilitas, abortus berulang, dannyeri akibat penekanan massa tumor.
Sampai saat ini penyebab pasti miomauteri belum dapat diketahui secara pasti, namun
dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri
distimulasi oleh hormon esterogen dan siklus hormonal.
3.2. Saran
Jika dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan , kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusunan makalah
yang berikutnya dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat menjadi salah satu referensi untuk
perkuliahan Keperawatan Maternitas.
DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com/doc/56567861/Makalah-Mioma-Uteri