DENGAN INKONTINENSIA
KELOMPOK 3
ASMAWATI
CATUR BEKTI S
MUHAMMAD JAZULI
SITI ARIFATUS S
YULIANI
LATAR BELAKANG
Inkontinensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang
tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan (Brunner and Suddarth, 2002 )
02 04
Mengetahui etiologi dari Mengetahui maninfestasi klinis &
inkontinensia urin penatalaksanaan inkontinensia
urin.
Perubahan Ginjal pada Lansia
Lansia
• Ginjal berukuran lebih kecil dibanding dengan ginjal pada usia muda.
• Usia 90 tahun beratnya berkurang 20-30% atau 110-150 gram bersamaan dengan
pengurangan ukuran ginjal.
Studi kasus dari McLachlan dan Wasserman
Panjang ginjal berkurang 0,5 cm per dekade setelah mencapai usia 50 tahun. Dengan
bertambahnya usia, banyak jaringan yang hilang dari korteks ginjal, glomerulus dan tubulus.
Jumlah total glomerulus berkurang 30-40% pada usia 80 tahun, dan permukaan glomerulus
berkurang secara progresif setelah 40 tahun, dan yang terpenting adalah terjadi penambahan
dari jumlah jaringan sklerotik.
Pada korteks ginjal, arteri aferen dan eferen cenderung untuk atrofi yang berarti terjadi
pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus. Atrofi arteri aferen dan eferen pada
jukstaglomerulus terjadi tidak simetris sehingga timbul fistel. Jadi ketika aliran darah di korteks
berkurang, aliran di jukstaglomerular akan meningkat. Ini berpengaruh pada konsentrasi urin
yang berkurang pada usia lanjut akibat gangguan pengaturan sistem keseimbangan
Perubahan Aliran Darah Ginjal
pada Lansia
Ginjal menerima sekitar 20% dari aliran darah jantung atau sekitar 1 liter per menit
darah dari 40% hematokrit, plasma ginjal mengalir sekitar 600 ml/menit. Normalnya
20% dari plasma disaring di glomerulus dengan GFR 120 ml/menit atau sekitar 170 liter
per hari.
Penyaringan terjadi di tubular ginjal dengan lebih dari 99% yang terserap kembali
meninggalkan pengeluaran urin terakhir 1-1,5 liter per hari.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, memperlihatkan bahwa aliran darah
ginjal pada usia 80 tahun hanya menjadi sekitar 300 ml/menit. Pengurangan dari aliran
darah ginjal terutama berasal dari korteks. Pengurangan aliran darah ginjal mungkin
sebagai hasil dari kombinasi pengurangan curah jantung dan perubahan dari hilus
besar, arcus aorta dan arteri interlobaris yang berhubungan dengan usia
Perubahan Fungsi Ginjal pada Lansia
Pada lansia banyak fungsi hemostasis dari ginjal yang
berkurang, sehingga merupakan predisposisi untuk terjadinya
gagal ginjal.
Ginjal yang sudah tua tetap memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan fungsi hemostasis,
kecuali bila timbul beberapa penyakit yang dapat merusak
ginjal.
Penurunan fungsi ginjal mulai terjadi pada saat seseorang
mulai memasuki usia 30 tahun dan 60 tahun, fungsi ginjal
menurun sampai 50% yang diakibatkan karena berkurangnya
jumlah nefron dan tidak adanya kemampuan untuk
Perubahan Pengaturan Keseimbangan
Air pada Lansia
A B C
Inkontinensia Inkontinensia Inkontinensia
Dorongan Total Stres
D E
Inkontinensia Inkontinensia
refleks fungsional
ETIOLOGI Inkontinensia Urine
Poliuria, nokturia
Gagal jantung
Pada lansia tidak semua urine dikeluarkan, tetapi Fungsi otak besar yang terganggu dan
residu urine 50 ml atau kurang dianggap mengakibatkan kontraksi kandung kemih.
adekuat. Jumlah yang lebih dari 100 ml Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan
mengindikasikan adanya retensi urine. pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam
Wanita lansia, terjadi penurunan produksi kandung kemih sampai kapasitas berlebihan.
esterogen menyebabkan atrofi jaringan uretra Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan
dan efek akibat melahirkan mengakibatkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin
penurunan pada otot-otot dasar
Pemeriksaan Penunjang
Oxybutinin, Propantteine, Dic
Terapi farmakologi ylomine, flavoxate, Imiprami
Terapi ini dilakukan terhadap
Terapi tumor, batu, divertikulum,
hiperplasia prostat, dan
pembedahan prolaps pelvic (pada wanita)
Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urine
PENGKAJIAN
• Keluhan utama
nokturia, urgence, disuria, poliuria, oliguri, dan staguri.
• Riwayat kesehatan sekarang
Memuat tentang perjalanan penyakit sekarang sejak timbul keluhan, usaha yang telah
dilakukan untuk mengatasi keluhan.
• Riwayat kesehatan yang lalu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan ISK (Infeksi Saluran Kemih) yang
berulang. penyakit kronis yang pernah diderita
• Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada penyakit keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit Inkontinensia Urine, adakah anggota keluarga yang menderita DM,
Hipertensi.
Pemeriksaan Fisik Inkontinensia Urine
B1 (breathing) B2 (blood)
Kaji pernapasan adanya 01 02 Terjadi peningkatan tekanan
gangguan pada pola nafas, darah, biasanya pasien
sianosis karena suplai oksigen bingung dan gelisah
menurun. kaji ekspansi dada,
adakah kelainan pada perkusi
B6 (bone) B3 (brain)
Pemeriksaan kekuatan otot dan 06 03 Kesadaran biasanya
membandingkannya dengan
ekstremitas yang lain, adakah
sadar penuh
nyeri pada persendian
B5 (bowel) B4 (bladder)
Bising usus adakah 05 04 periksa warna, bau, banyaknya
peningkatan atau penurunan, urine biasanya bau menyengat
Adanya nyeri tekan abdomen, karena adanya aktivitas
adanya ketidaknormalan mikroorganisme
perkusi
Diagnosa Keperawatan
Inkontinensia Urine
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan tidak adanya sensasi untuk
berkemih dan kehilangan kemampuan untuk menghambat kontraksi kandung
kemih
01