Disusun Oleh
Kelompok 3
2B D III KEPERAWATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam
semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Asuhan Kperawatan pada gangguan sistem reproduksi ( mioma )” ini
dengan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah suatu bentuk
tanggungjawab kami untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Maternitas”.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, kami hanya
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena
itu, kami senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dalam upaya
evaluasi diri.Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan dalam penyusunan
makalah.kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan hikmah
serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi kami dan
pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................i
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................21
A Kesimpulan ............................................................................................................21
B Saran ......................................................................................................................21
ii
iii
BAB I
( PENDAHULUAN )
A Latar Belakang
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma
atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009). Salah satu masalah kesehatan pada kaum
wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma uteri. Mioma uteri
menempati urutan kedua setelah kanker serviks berdasarkan jumlah angka kejadian
penyakit.
Penelitian Marino (2004) di Italia melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341
wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Penelitian Boynton
(2005) di Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348 wanita usia 25-
42 tahun dengan prevalensi 0,9%. Penelitian Pradhan (2006) di Nepal melaporkan
137 kasus mioma uteri dari 1.712 kasus ginekologi dengan prevalensi 8%. Penelitian
Okizei O (2006) di Nigeria (Departement of Gynecology, University of Nigeria
Teaching Hospital Enugu) melaporkan mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus
ginekologi dengan prevalensi 9.8%. Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di India
(Departement of Obstetric and Gynecology, Kasturba Medical College and Hospital)
terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun
dengan prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun
dengan prevalensi 30%.
Derajat kesehatan salah satunya didukung dengan kaum wanita yang
memperhatikan kesehatan reproduksi karena hal tersebut berdampak pada berbagai
aspek kehidupan. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara pasti, diduga
merupakan penyakit multifaktor karena memiliki banyak faktor dan resikonya
meningkat seiiring dengan bertambahnya usia.
Berdasarkan multifaktor tersebut, kewaspadaan wanita terhadap resiko mioma
uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh dalam menjawab
kebutuhan klien dengan mioma uteri. Yaitu memberikan asuhan keperawatan yang
1
tepat pada klien dengan mioma uteri serta menjalankan fungsi perannya sebagai
health educator.
B Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari Mioma Uteri ?
2. Sebutkan Klasifikasi dari Mioma Uteri ?
3. Apa Etiologi dari Mioma Uteri ?
4. Apa Manifestasi Klinis ?
5. Apa Patofisiologi dari Mioma Uteri ?
6. Apa Pathway dari Mioma Uteri ?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Mioma Uteri ?
C TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan menyusun Asuhan Keperawatan Mioma
Uteri
Tujuan Khusus
1. Memahami Definisi dari Mioma Uteri
2. Memahami Klasifikasi dari Mioma Uteri
3. Memahami Etiologi dari Mioma Uteri
4. Memahami Manifestasi klinis
5. Memahami Patofisiologi dari Mioma Uteri
6. Memahami Pathway dari Mioma Uteri
7. memahami dan menyusun Asuhan Keperawatan Mioma Uteri
D MANFAAT
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar kita bisa mempelajari dan
mengetahu tentang asuhan keperawatan pada gangguan sistem reproduksi.
2
BAB II
( TINJAUAN TEORI )
3
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum uteri. Bila
tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke
dalam vagina yang disebut mioma geburt.
Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan
keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit dihentikan,
sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi. Mioma uteri dapat
tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui serviks
(mioma geburt).
2) Mioma intramural
Berada diantara serabut miometrium. Disebut juga sebagai
mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih kecil, tidak
merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus
berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma
sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak
enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.
3) Mioma subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai
tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan
uterus melalui tangkai. Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam
ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma
yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum sebagai suatu massa.
Perlekatan dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten peredaran
darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai semakin
mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai
massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini
dikenal sebagai mioma jenis parasitik
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol ke
permukaan uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh
diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra
ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada
jaringan lain setelah lepas dari uterus, misalnya ke ligamentum atau
4
omentum dan kemudian bebas disebut wondering / parasitic fibroid.
(Sarwono, 2005).
C Etiologi
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti,
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri
terjadi terjadi tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat pada “cell Nest” yang
selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen. Namun
demikian, beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya
mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
karsinogenik, sedangkan yang menjadi pencetus dari terjadinya mioma uteri
adalah adanya sel yang imatur.
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
a) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
uteri.
5
Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa
neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot polos
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang
terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus
a) Umur :
6
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun,
tahun.
b) Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif
mempengaruhi.
kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor
ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma.
D Manifestasi Klinis
Gejala klinik mioma uteri adalah:
1) Perdarahan tidak normal
7
mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
d. Perdarahan berkepanjangan
infeksi.
8
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
perdarahan
E Patofisiologi
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyakdibanding
miometrium normal. Teori “Cell Nest” atau teori “Genitoblat” membuktikan
dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering
ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder
pada mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena berkurangnya aliran
darah ke mioma uteri. Menurut letaknya, mioma terdiri dari mioma
submukosum, intramuskular dan subserosum.
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal
tersebut diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi
dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh
darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat
besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan
berkembang menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang
dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang
bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang mengobstruksi
9
atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii. Myoma pada badan
uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan
kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
F Pathway
10
BAB III
( ASUHAN KEPERAWATAN )
A PENGKAJIAN
1. Identitas KlieN
Nama : Ny. R
Umur : 39 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : Boja,Kendal
No.reg :-
Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 25 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Wiraswasta
11
2. Riwayat kesehatan
keluhan nyeri perut bagian bawah, sakit saat BAK, gejala itu ada
e) Riwayat obstetric
12
3. Pengkajian pola fungsional
c) Pola eliminasi
kuning, bau khas dan BAK 4-5 x sehari, kuning, bau khas
kuning, bau khas dan BAK merasa sakit saat mengeluarkan urin kemudian
13
e) Pola persepsi dan kognitif
Selama : pasien mengatakan pasien tidur 6-7 jam perhari dan sering
Harga diri : klien tidak merasa rendah diri ataupun minder dengan
keadaan sekarang
14
i) Pola seksual dan Reproduksi
Pasien sudah tidak bisa melakukan hubungan seksual karena sudah tahu
Klien menganut agama islam dan klien selalu menjalankan ibadah sholat
dan berdoa dirumah tapi selama sakit klien hanya bisa berdoa saja.
4. Pemeriksaan fisik
b. TD : 110/70 mmhg
c. N : 88X/menit
d. RR : 20xmenit
e. S : 36 C
f. BB : 44 kg
g. TB : 156 cm
h. Lila : 24 cm
i. Kepala : Masosepal
l. Telinga : tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan dan tidak
15
m. Mulut : mukosa lembab, mulut bersih, gigi caries
o. Dada
Per : sonor
Aus : vesikuler
p. Jantung : IS : simetris
Per : rekak
Aus : regular
Per : tympani
S : skala 6
T : Kurang lebih 10 cm
tangan kanan
16
t. Crt : < 3 detik
u. Turgor : normal
B Data Penunjang
2. Program terapI
NaCL : 12 tp
WB
17
C ANALISA DATA
-Sering memegang
perutnya
2.
DS : pasien
Penekanan daerah Gangguan Eliminasi
mengatakan sering
uterus Urin
kencing sedikit dan
merasa sakit
DO :- pasien saat
berkemih merasa
18
kesakitan
-sering berkemih
D DIAGNOSA KEPERAWATAN
E INTERVENSI KEPERAWATAN
19
kemih kandung kemih
2. Dx Setelah dilakukan 2.Mempertahakan pola
2.Managemen
2 tindakan eliminasi
eliminasi/urine
keperewatan selama 3.Mengetahui masukan dan
3x24jam kutimensia 3.Pantau eliminasi keluaran
urine dengan KH : urine 4.Memenuhi kebtuhan
ciran dan melatih refleksi
-Mempertahankan 4.Ajarkan pasien
kandung kemih
pola berkemih untuk minum 200 ml
pada saat makan dan
-Eliminasi urine
awal pulang
tidak terganggu
F IMPLEMENTASI
Lakukan tindakan sesuai dengan apa yang harus dilakukan pada saat itu dan
G EVALUASI
20
BAB 1V
( PENUTUP )
A Kesimpulan
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma,
fibriomioma atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009). Salah satu masalah
kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma
uteri. Mioma uteri menempati urutan kedua setelah kanker serviks berdasarkan
jumlah angka kejadian penyakit.
B Saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada
makalah kami ini agar dapat lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Reader, Martin & Griffin K. 2003. Keperawatan maternitas kesehatan ibu &
anak. EGC: Jakarta
BKKBN. 2001. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta
22