Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN MIOMA UTERI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas


Dengan dosen pembimbing Ibu Sumirah Budi Pertami,S.Kp.,M.Kep

Oleh
Khilda Habsyiyyah (P17220192024)
Farhah Nahdia Kamilah (P17220193026)
Sumikatul Zannah (P17220193030)
Risky Rahma Sari Putri (P17220193031)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN LAWANG
2020
2
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah diperiksan dan disetujui untuk dipresentasikan pada


tanggal………

Pembimbing

Sumirah Budi Pertami,S.Kp.,M.Kep


NIP 197610242001122001
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas
berkatnya limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Mioma Uteri” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , Oleh
karena itu, kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami untuk membuat
makalah yang lebih baik selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan
menambah ilmu bagi pembaca.

Malang, 09 November 2020

Penulis

DAFTAR ISI
ii

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2Tujuan Penulisan........................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................2

BAB 2 TINJAUAN MEDIS


2.1 Konsep Medis
A.Pengertian Mioma Uteri....................................................3
B.Tanda dan Gejala Mioma Uteri.........................................3
C.Patofisiologi Mioma Uteri.................................................4
D.Komplikasi mioma Uteri...................................................5
E.Pemeriksaan Penunjang Mioma Uteri...............................5
F.Penatalaksanaan Mioma Uteri...........................................6
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................6

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN REPRODUKSI (KASUS


FIKTIF)...............................................................................................12

BAB 4 PEMBAHASAN
A.Pengkajian.......................................................................33
B. Diagnosis........................................................................34
C.Perencanaan.....................................................................36
D.Implementasi...................................................................37
E.Evaluasi............................................................................37

BAB 5 KESIMPULAN.......................................................................38
iii

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................42
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 LATAR BELAKANG

Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot
rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma belum pernah ditemukan sebelum
terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma
yang masih tumbuh (Guyton, 2002). Mioma uteri sering ditemukan pada wanita
usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70
% dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita
yang menderita mioma uteri asimptomatik. Diperkirakan insiden mioma uteri
sekitar 20%- 30% dari seluruh wanita (Baziad, 2003). Berdasarkan otopsi, Novak
menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada
wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak.
Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20
tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun . Mioma uteri ini lebih sering
didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur. Faktor keturunan juga
memegang peran (Prawirohardjo, 2008).
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang
efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi
mioma uteri itu sendiri. Walaupun jarang menyebabkan mortalitas, namun
morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma
uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diperkirakan
dapat menyebabkan kesuburan rendah (Bailliere, 2006). Perdarahan uterus yang
abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi dan paling penting.
Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita dengan mioma
uteri mungkin akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur dan tidak
teratur. Menorrhagia dan atau metorrhagia sering terjadi pada penderita mioma
uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia defesiensi besi
(Hadibroto, 2005).

1
1.2 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengerti yang dimaksud dengan Mioma Uteri


2. Mahasiswa memahami tanda dan gejala klinis Mioma Uteri
3. Mahasiswa memahami Bagaimana Patofisiologi Mioma Uteri
4. Mahasiswa mengetahui Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita
Mioma Uteri
5. Mahasiswa mengetahui Bagaimana Pemeriksaan penunjang pada penderita
Mioma Uteri
6. Mahasiswa mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan medis terapi pada
penderita Mioma Uteri
7. Mahasiswa mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan pada penderita
Mioma Uteri

1.3 MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan


pembelajaran maupun sumber referensi khususnya mengenai penyakit Mioma
Uteri sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOSEP MEDIS
A. PENGERTIAN

Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat sehingga disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.
(Mansjoer, 2001) Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan
ikatnya. (www. Infomedika.Htm,2004)

Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa Mioma Uteri adalah suatu
pertumbuhan jinak dari otot – otot polos, tumor jinak otot rahim, disertai jaringan
ikat, neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis tumor uterus
yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai ukuran basar,
biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada
usia 35 tahun. Sedangkan miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja
tanpa pengangkutan uterus, miomektomi dilakukan dengan pertimbangan jika
diharapkan pada proses selanjutnya penderita masih menginginkan keturunan.
Apabila miomektomi dikerjakan karena alasan keinginan memperoleh keturunan,
maka kemungkinan akan terjadinya kehamilan setelah miomektomi berkisar ±
30% sampai 50%. (Sarwono, 2005)

B. TANDA DAN GEJALA

Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik
uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa mereka
mengandung satu tumor dalam uterus. gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma
uteri (cervikal, intramural,submucous) digolongkan sebagai berikut :

a. Perdarahan tidak normal.

1.     Hipermenorea, perdarahan banyak saat menstruasi karena meluasnya


permukaan endometrium dalam proses menstruasi atau gangguan kontraksi otot
rahim
4

2.     Perdarahan berkepanjangan.
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,
pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi

b. Penekanan rahim yang membesar.

  Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terasa berat di


abdomen  bagian bawah, sukar miksi atau defekasi, dan terasa nyeri karena
tertekannya saraf.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses


saling   memengaruhi. Kehamilan dapat mengalami keguguran, persalinan
prematur, gangguan saat proses persalinan, tertutupnya saluran indung telur yang
menimbulkan infertilitas, pada kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta
dan perdarahan.   (Manuaba, 2010, hal. 87 - 89)

C. PATOFISIOLOGI

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan
lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun
semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam
uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika
ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini
tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan
uterus,uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong
kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi Tetapi
masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri
yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual.
Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus
yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak
5

dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan
seseorang mengalami kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151)
D. KOMPLIKASI
1. Degenerasi Ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari
seluruh mioma, serta merupakan 50 – 75% dari semuai sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang
telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam monopause.

2. Torsi (Putaran Tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan


sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom
abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal
ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang
mioma dalam rongga peritoneum. (Winkjosastro, 2009, hal. 340)

3. Nekrosis dan Infeksi Pada mioma submukosum,

yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat melalui kanalis


servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada kemungkinan gangguan
sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder. (Prawiroharjo, 1996: 297)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.     Laporoskopi : untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor


2.     USG abdominal dan transvaginal
3.     Biopsi : untuk mengetahui adanya keganasan
4.     Dilatasi serviks dan kuretase akan mendeteksi adanya fibroid subserous.
(Kapita Selekta, 1999)
6

F. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi
hanya diobservasi tiap 3 – 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan
lisut setelah menopause
2. Radioterapi

tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami monopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat
kontraindikasi untuk tindakan operatif
3. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu

4. Pengobatan Operatif
a. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma
submukosum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.
Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor
bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh
anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50%.
b. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan
tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per
vaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor
angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan
mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan
dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi
supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam
mengangkat uterus keseluruhannya. (Wiknjosastro, 2009, hal. 345)

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
 Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
7

 Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan


dengan keluarga, pekerjaan, alamat.

2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma
uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid
 Riwayat penyakit sekarang Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita
mioma saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan,
manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang
perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu
dan durasi serta kualitas nyeri.
 Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah
diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri,
tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi,
tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan
alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga Tanyakan kepada keluarga apakah ada
anggota keluarga mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus,
hipertensi, jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar
dan riwayat penyakit mental.
 Riwayat Obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma
uteri yang perlu diketahui adalah
 Keadaan haid Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab
mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami
atrofi pada masa menopause.
 Riwayat kehamilan dan persalinan Kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa
hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan
dalam jumlah yang besar.
8

3. Faktor Psikososial
 Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktorfaktor
budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien
mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang
pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
 Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran
diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap
orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai
pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien
mioma uteri dengan orang lain.
 Pola Kebiasaan sehari-hari Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami
mioma uteri yang harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan
perubahan nafsu makan yang terjadi.
 Pola eliminasi Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB
terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna,
dan bau.
 Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain Tanyakan jenis kegiatan dalam
pekerjaannya, jenis olahraga dan frekwensinya, tanyakan kegiatan
perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi
 Pola Istirahat dan Tidur Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma
uteri saat siang dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur.

4.Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
 Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
 Pemeriksaan Fisik Head to toe
 Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
 Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
 Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan
konka nasal/tidak.
 Telinga : lihat kebersihan telinga.
9

 Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga
mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
 Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan
kelenjar getah bening/tidak.
 Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan
sirkulasi, ketiak dan abdomen.
 Abdomen Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
 Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas
dan bawah pasien mioma uteri
 Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar
siklus menstruasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri b/d trauma pembedahan.
b. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak,
penurunan Hb, prosedur invasif dan atau penigkatan pemajangan
lingkungan, pecah ketuban lama.
d. Pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran uterus yang
menekan rektum.
e. Kurang pengetahuan b/d kurang interpretasi.
f. Perubahan eliminasi urine b/dtrauma/diversi mekanis.
(Marlyn E. Dongoes, 2001).

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut teori Doengoes, perencanaan pada kasus post operasi Myoma Uteri
adalah sebagai berikut:

A. Nyeri b/d trauma pembedahan.


1. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
10

2. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab


ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.
3. Kaji TTV
4. Ubah posisi klien. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan
relaksasi
5. Berikan analgesic
 Sedangkan pada kasus rencana tindakan keperawatan yang diberikan
yaitu:
1. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
2. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab
ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.
3. Kaji TTV
4. Ubah posisi klien. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan
relaksasi dan Adapun rencana tindakan keperawatan yang terdapat
dalam teori namun tidak dialakukan pada kasus yaitu:
Berikan analgesic. Rencana keperawatan ini tidak dilakukan karena
waktu pemberian obat klien hanya per 12 jam.

B. Intoleransi aktivitas b/d nyeri


1. Kaji tingkat intileransi aktivitas klien
2. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
3. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
4. Dekatkan alat-alat kebutuhan klien
5. Biarkan klien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri (makan,
menyisir)
6. Semua rencana keperawatan diterapkan dalam tindakan keperawatan

C. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan.


1. Tinjauan ulang Hb/Ht pranatal; perhatikan adanya kondisi yang
mempredisposisikan klien pada infeksi pascaoperasi.
2. Kaji status nutrisi klien.
3. Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan.
11

4. Bersihkan luka dan ganti balutan bila basah


5. Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan,
edema, nyeri, eksudat, atau gangguan penyatuan .
6. Semua rencana keperawatan diterapkan dalam tindakan keperawatan

 D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang


telah ditetapkan, kegiatan dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data
lanjutan, mengobservası respon kilen. selama dan sesudah pelaksanaan tindakan
dan menilai data yang baru. Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal
Int. Pertama , ketrampilan kognitif. Ketramplian Kognitif mencangkup
pengetahuan keperawatan yang menyeluruh perawat harus mengetahui alasan
untuk setiap Intervensi terapeutik, memahami respon fisiologıs dan psikologis
normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan
pemulangan klien, dan mengenali askep-askep promotif kesehatan klien dan
kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan Interpersonal, Ketrampilan ini penting
untuk tindakan keperawatan yang efektif.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan


perbandingan sistematis dan rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan
untuk melakukan pengkajian ulang.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GANNGUAN REPRODUKSI (KASUS
FIKTIF) FORMAT PENGKAJIAN TERLAMPIR

Tanggal Pengkajian :
Ruang / RS :
Tanggal Masuk : 04 November 2020
Tanggal Pengkajian : 04 November 2020
Jam Masuk : 08.00 WIB
Jam Pengkajian : 14.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit Pasuruan
A. DATA UMUM KLIEN
1. Nama klien : Ny.A
2. Usia : 30 thn
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : Kawin
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Pendidikan terakhir : SMA
7. Nama suami : Tn. S
8. Umur :40 thn
9. Agama : Islam
10. Pekerjaan : Karyawan Swasta
11. Pendidikan terakhir : SMA
12. Alamat : Jalan Margo Taruno RT.06 RW.01 Kota Pasuruan

B. ANAMNESA
1. Diagnosa Medis : Mioma Uteri
2. Keluhan Utama : Nyeri pada daerah abdomen bekas luka operasi
3. Keluhan saat Pengkajian : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut tepat pada
bekas luka operasi
4. Riwayat penyakit sekarang

12
Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 04 November 2020 pukul 09.00
dengan keluhan adanya myoma uteri pada alat reproduksi dan dilakukan

13
14

pembedahan. Saat dikaji klien masih berbaring lemah di tempat tidur, klien
mengeluh nyeri pada daerah abdomen bekas luka operasi. Klien mengatakan nyeri
saat bergerak dan berkurang saat klien istirahat. Klien nampak takut bergerak,
skala nyeri sedang (4–6). Daerah penyebarannya disekitar abdomen, saat dikaji
klien Nampak pucat, nyeri tekan pada daerah bekas operasi, nampak verban pada
daerah abdomen + 15 cm, klien mengatakan kebutuhan ADL dibantu keluarga dan
perawat, nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga, ekspresi wajah klien
nampak meringis, klien nampak lemah. Nampak jahitan pada abdomen bekas luka
operasi.

5. Riwayat penyakit /kesehatan yang lalu :


6. Riwayat kesehatan keluarga :
7. Riwayat menstruasi
a.Menarchea : Umur 15 th
b.Siklus : Normal
c.Jumlah :…………………………………………….
d.Lamanya : 5-7 hari
e.Keteraturan : Teratur
f.Dismenorhea : Tidak ada
g. Masalah khusus : Tidak ada
8.Riwayat perkawinan: Kawin
a.Dengan suami : Tn.S
b.Lama perkawinan : 7thn
9. Riwayat KB : 1) Klien tidak pernah menjadi akseptor KB
2) Rencana yang akan datang: klien akan KB yaitu
suntik 3 bulan

8. Pola aktivitas sehari-hari(ACTIVITY DAILY LIVING)


a. Pola makan & minum
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis : 4 sehat 5 sempurna
Porsi : 1 Piring setiap makan
15

Keluhan/Pantangan : Tidak Ada

b. Pola Istirahat
Tidur siang : 3 jam
Tidur malam : 8 jam
Keluhan : Tidak ada

c. Pola eliminasi
BAK 3-4 kali/hari, konsisten: baik , warna: Kuning
BAB 2 kali/hari, warna : Kecoklatan , lendir darah: Tidak Ada

d. Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Ganti pakaian dan pakaian dalam : 2 kali sehari

e. Aktifitas
Pekerjaan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
Keluhan : Klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
Hubungan seksual : 2-3 kali/minggu

f. Kebiasaan hidup
Merokok : Tidak Ada
Minum-minuman keras :Tidak Ada
Konsumsi obat terlarang : Tidak Ada
Minum jamu : Tidak Ada
11. Riwayat psikososial : Tidak Ada

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Klien tampak lemah
2. Tanda vital ( TD/ND/ RR/ Suhu ) :
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/m
16

S : 36 oC
P : 20 x/m

3. Pemeriksaan kepala leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,


arteri karotis teraba kuat
4. Pemeriksaan integument : Normal
5. Dada dan thorax : Normal
6. Payudara : Simetris kanan dan kiri, puting susu
menonjol berbentuk
7. Abdomen : Bentuk dada mengikuti gerakan napas,
tampak luka operasi tertutup verband dengan panjang ±15 cm, luka nampak masih
basah, tidak ada tanda – tanda REEDA seperti : kemerahan, tidak bengkak, tidak
Nampak adanya bintik – bintik merah pada luka, tidak ada PUS
8. Genetalia : Normal
9. Ektremitas : Tidak ada alergi, tidak radang dan oedema
10. Pemeriksaan neurologis :
11. Pemeriksaan penunjang/Lab/Thorax : Nilai Normal
 Hb : 11,9 g/dl (L. 13 – 16 gr% P. 12 - 14 gr%)
 WBC : 10,83 x 103 /l (5000 – 10.000/mm3)
 RBC : 3.40 x 106 /l (L. 4,5 – 5,5 P. 4.0 - 5.0)
 Urine : Albumine dan reduksi negative
12.Terapi/pengobatan/penatalaksaan…
17

DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny .A No. RM :001122
Ruang : Mawar 01 Dx. Medis: Mioma Uteri
DATA SUBJEKTIF DATA SUBJEKTIF
1. Klien mengatakan nyeri pada 1. Klien nampak lemah
daerah bekas operasi 2. Ekspresi wajah klien nampak
2. Klien mengatakan nyeri saat meringis
bergerak 3. Klien nampak pucat
3. Klien mengatakan kebutuhan 4. Klien nampak takut bergerak
ADL dibantu oleh keluarga dan 5. Nampak aktivitas klien dibantu oleh
perawat keluarganya
6. Nampak verband pada daerah
abdomen ± 15 cm
7. Nyeri tekan pada daerah bekas
operasi
8. Skala nyeri sedang 4-6
9. Tidak ada tanda – tanda infeksi
10. Hb: 11,9 g/dl
11. WBC: 10,83 x 103 /L

ANALISA DATA
18

Nama Pasien : Ny.A No. RM : 001122


Ruang : Mawar 01 Dx. Medis : Myoma Uteri
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Tindakan pembedahan Nyeri
Klien mengatakan 
nyeri pada daerah Terputusnya kontinuitas

bekas operasi jaringan



Klien mengatakan
Pelepasan mediator kimia
nyeri saat bergerak
(bradikinin, histamin,
DO :
prostaglandin)
Ekspresi wajah 
klien Merangsang ujung syaraf
nampak meringis nociceptor
Nyeri tekan pada 
daerah bekas Syaraf afferent

operasi
Thalamus
Nampak verband

pada
Pusat nyeri : cortex cerebri
daerah abdomen ± 
20 Syaraf efferent
cm ↓
Skala nyeri sedang Nyeri
(4-6)

2 Intoleransi
DS :
aktivitas
19

 Klien
mengatakan
Luka operasi
nyeri saat

bergerak
Retraksi luka saat beraktifitas
 Klien

mengatakan
Nyeri saat beraktifitas
kebutuhanADL

dibantu oleh
Ketidaknyamanan
keluarga dan

perawat
Respon klien takut bergerak
DO :

 Klien nampak
Intoleransi aktivitas
lemah
 Klien nampak
takut bergerak
Nampak aktivitas
klien dibantu oleh
3 keluarganya tinggi infeksi

Post operasi
Faktor Resiko : ↓
Tampak verband Luka operasi abdomen
pada daerah ↓
abdomen + 20 cm. Port the entry
- Hb: 11,9 g/dl mikroorganisme
- WBC: 10,83 x ↓
103 /l Sirkulasi darah

Keseluruh tubuh

Penurunan daya tahan tubuh
20


Resiko tinggi terhadap
infeksi

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.A
No. RM : 001122
21

Ruang : Mawar 01
Dx. Medis : Myoma Uteri

No Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi


1 Nyeri b/d trauma pembedahan 04- 11- 2020 05-11-2020

Intolensi aktivitas b/d nyeri


2 04- 11- 2020 05-11-2020

Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan/ kulit


3 rusak, penurunan Hb, prosedur invasif dan 04- 11- 2020 05-11-2020
atau peningkatan pemajanan
Lingkungan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.A No. RM : 001122


Ruang : Mawar 01 Dx. Medis : Myoma Uteri

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA TT


TGL INTERVENSI RASIONAL
DX KEPERAWATAN STANDART D
04/1 1 Nyeri b/d Setelah dilakukan intervensi  Observasi adanya nyeri dan  Memudahkantindaka
1/20 trauma selama 1x24 jam Nyeri teratasi tingkat nyeri. n keperawatan
20 pembedahan dengan kriteria hasil :  Berikan informasi dan  Meningkatkan kiki
ditandai  Nyeri berkurang Ekspresi petunjuk antisipasi pemecahan
dengan Klien wajah tidak meringis mengenai penyebab masalah,membantu
mengatakan ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri
nyeri pada intervensi yang tepat. berkenaan dengan
daerah bekas  Kaji TTV ansietas
operasi  Ubah posisi  Sebagai pedoman
klienAnjurkan untuk tindakan
penggunaan teknik selanjutnya
pernapasan dan relaksasi  Merilekskan otot, dan
 Berikan analgesik mengalihkan
perhatian dari sensasi
nyeri
 Analgesi ikontrol
pasien memberikan
penghilangan nyeri
cepat.

 Untuk mengetahui
2 Intoleransi aktivitas Seteh dilakukan intervensi selama  Kaji tingkat intileransi tingkat kemampuan Hil
b/d nyeri ditandai 1x24 jam Klien dapat beraktivitas aktivitas klien klien da
dengan Klien dengan krtiteria hasil :  Bantu dalam aktivitas  Menghemat energi
mengatakan nyeri Klien dapat beraktivitas sehari – perawatan diri sesuai pasien dan mencegah
saat bergerak hari keperluan kelelahan.
Dan Klien  Libatkan keluarga dalam  Agar keluarga dapat
mengatakan memenuhi kebutuhan membantu dalam
kebutuhan ADL sehari- hari kebutuhan sehari-hari
dibantu oleh  Dekatkan alat-alat  Membantu dan
keluarga dan kebutuhan klien memudahkan dalam
perawat  Biarkan klien untuk memenuhi kebutuhan
menggunakan lengan untuk klien
kebersihan diri (makan,  Peningkatan
menyisir) sirkulasi
membantu
 Berikan HE tentang cara meminimalkan
mobilisasi yang baik oedema
dan
 mempertaha uatan
 Untuk mengurangi
bahaya imobilisas

 Tinjauan ulang Hb/Ht


3 Resiko tinggi Setelah dilakukan intervensi selama pranatal; perhatikan adanya  Anemia, diabetes, dan
infeksi b/d trauma 1x24 jam Tidak ada kondisi yang persalinan yang lama
jaringan/ kulit rusak, infeksi dengan kriteria mempredisposisikan klien (khususnya pada
penurunan Hb, hasil : pada infeksi pascaoperasi pecah ketuban)
prosedur invasif dan  Bebas dari infeksi  Kaji status nutrisi klien. sebelum kelahiran
atau peningkatan  Dan tidak demam  Inspeksi balutan abdominal sesaria meningkatkan
pemajanan terhadap eksudat atau risiko infeksi dan
lingkungan ditandai rembesan. pelambatan
dengan  Bersihkan luka dan ganti penyembuhan.
Faktor Resiko : balutan bila basa  Klien yang berat
 Inspeksi insisi terhadap badannya 20% di
Tampak verband proses penyembuhan, bawah berat normal,
pada daerah perhatikan atau yang anemia atau
abdomen + 20 cm. kemerahan, edema, nyeri, malnutrisi, lebih
Hb: 11,9 g/dl eksudat, atau gangguan rentan terhadap
penyatuan . infeksi dan dapat
WBC: 10,83 x memerlukan diet
103 /l khusus.
 Balutan steril
menutupi luka pada
24 jam pertama
membantu
melindungi luka
 dari cedera atau
hematoma, angguan
penyatuan jahitan.
 Lingkungan
lembab
merupakan media
paling baik untuk
pertumbuhan bakteri;
bakteri dapat
berpindah melalui
aliran kapiler melalui
balutan basah ke luka.
 Tanda-tanda ini
menandakan infeksi
luka biasanya
disebabkan oleh
streptokokus,
stapilokokus,atau
spesies Pseudomonas.
CATATAN TINDAKAN ( IMPLEMENTASI)

Nama Pasien : Ny.A


No. RM : 001122
Ruang : Mawar 01
Dx. Medis : Myoma Uteri

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN


TGL PARAF
KEPERAWATAN DAN HASIL
04/11/2020 Nyeri b/d  Observasi adanya nyeri
trauma dan tingkat nyeri. Kiki
pembedahan  Berikan informasi dan
ditandai petunjuk antisipasi
dengan Klien mengenai penyebab
mengatakan ketidaknyamanan dan
nyeri pada intervensi yang tepat.
daerah bekas  Kaji TTV
operasi  Ubah posisi
klienAnjurkan
penggunaan teknik
pernapasan dan relaksasi
 Berikan analgesik
Hasil :
Klien mengatakan bahwa ia
setelah melakukan apa yang di
perintahkan oleh perawat, rasa
nyeri pada bekas operasi sudah
meredah (Nyeri : Tingkat 1)

Intoleransi aktivitas
b/d nyeri ditandai
dengan Klien  Kaji tingkat intileransi
mengatakan nyeri aktivitas klien
saat bergerak  Bantu dalam aktivitas
Dan Klien perawatan diri sesuai Hilda
mengatakan keperluan
kebutuhan ADL  Libatkan keluarga dalam
dibantu oleh memenuhi kebutuhan
keluarga dan sehari- hari
perawat  Dekatkan alat-alat
kebutuhan klien
 Biarkan klien
untuk
menggunakan lengan
untuk kebersihan diri
(makan, menyisir)
 Berikan HE tentang cara
mobilisasi yang baik

Hasil :
Setelah melakukan tindakan
tersebut klien tampak mulai bisa
beraktifitas sendiri tanpa
bantuan keluarga seperti makan,
minum, dan menyir rambut

Resiko tinggi
infeksi b/d trauma
jaringan/ kulit
 Tinjauan ulang Hb/Ht
rusak, penurunan
pranatal; perhatikan
Hb, prosedur
adanya kondisi yang
invasif dan atau mempredisposisikan
peningkatan klien pada infeksi
pemajanan pascaoperasi
lingkungan  Kaji status nutrisi klien.
ditandai dengan  Inspeksi balutan
Faktor Resiko : abdominal terhadap Mika
eksudat atau rembesan.
Tampak verband  Bersihkan luka dan ganti
pada daerah balutan bila basa
abdomen + 20 cm.  Inspeksi insisi terhadap
Hb: 11,9 g/dl proses penyembuhan,
perhatikan
WBC: 10,83 x kemerahan, edema,
103 /l nyeri, eksudat, atau
gangguan penyatuan .

Hasil :
 Hb 14,9 g/dl
 Verband pada abdomen
normal
 Jaringan kulit normal
 Suhu 36°c

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny.A
No. RM : 001122
Ruang : Mawar 01
Dx. Medis : Myoma Uteri

DIAGNOSA EVALUASI / SOAP


TGL PARAF
KEP.
05/11/2020 Nyeri b/d S :
trauma o Klien mengatakan setelah melakukan apa
pembedahan yang di perintahkan oleh perawat, ia Kiki
ditandai merasakan nyeri pada bekas operasi
dengan Klien meredah
mengatakan O:
nyeri pada  Wajah klien tampak tidak
daerah bekas. menahan rasa sakit seperti awal
masuk rumah sakit
 Tingkat nyeri pada klien (1)
A:
o  Masalah Nyeri yang berhubungan dengan
trauma pembedahan ditandai dengan
Klien mengatakan nyeri pada daerah
bekas sudah teratasi.
P:
o  Intervensi dihentikan
o   

Intoleransi S:
aktivitas b/do  Keluarga klien mengatakan bahwa klien Hilda
nyeri sudah bisa beraktifitas sendiri
ditandai O:
dengan Klien Klien tanpak sudah bisa makan,minum
mengatakan dan sisir rambut sendiri tanpa bantuan
nyeri saat
bergerak dari krluarga
Dan Klien A :
mengatakan Masalah Intoleransi aktivitas b/d nyeri
kebutuhan ditandai dengan Klien mengatakan nyeri
ADL dibantu saat bergerak
oleh keluarga Dan Klien mengatakan kebutuhan ADL
dan perawat dibantu oleh keluarga dan perawat sudah
teratasi 
P:
Intervensi dihentikan

Resiko tinggi S :
infeksi b/d Tidak dikaji
trauma O: Mika
jaringan/  Hb 14,9 g/dl
kulit rusak,  Verband pada abdomen normal
penurunan  Jaringan kulit normal Intake
Hb, prosedur makanan lewat mulut klien
invasif dan menunjukkan sepenuhnya adekuat
atau  Pertumbuhan klien menunjukkan
peningkatan sebagaian besar adekuat
pemajanan  Suhu 36°c
lingkungan A:
ditandai Masalah Resiko tinggi infeksi b/d trauma
dengan jaringan/ kulit rusak, penurunan Hb,
Faktor prosedur invasif dan atau peningkatan
Resiko : pemajanan lingkungan sudah teratasi
Tampak P:
verband pada
 intervensi di hentikan
daerah
abdomen +
20 cm.
Hb: 11,9 g/dl

WBC: 10,83
x 103 /l
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada klien Ny.A dengan post


operasi Myoma Uteri harike-3 di ruang perawatan Mawar 01 RS.Pasuruan tanggal
04 November 2020 s.d 05 November 2020, penulis menemukan kesenjangan
antara teori dan kasus. Untuk memudahkan memahami kesenjangan tersebut,
maka penulis akan membahasnya sebagai berikut:
A. Pengkajian
Beberapa kesenjangan yang didapatkan antara teori dan hasil praktekyang
penulis lakukan yaitu :
a. Integritas Ego
Menurut teori Doengoes, dapat menunjukkan labilitas emosional
dari gembira sampai ketakutan, marah atau menarik diri. Pada kasus
tidak ditemukan sebab respon tubuh seseorang terhadap stress itu
berbeda, hal ini dibuktikan dari data pengkajian klien tampak tenang
dan bersabar menerima keadaannya sekarang.
b. Eliminasi
Menurut teori Doengoes, kateter urinarius mungkin terpasang,
urine jernih, bising usus tidak ada, samar atau jelas. Pada kasus tidak
ditemukan terpasang kateter urinarius.
c.Makanan/Cairan
Menurut teori Doengoes, abdomen lunak dan tidak ada distensi
pada awal. Pada kasus ditemukan abdomen sudah tidak lunak lagi dan
tidak ada distensi abdomen karena pada saat pengkajian klien
mengatakan nafsu makannya baik.
d. Neurosensori
Menurut teori Doengoes, kerusakan gerakan dan sensasi dibawah
tingkat anastesi spinal epidural. Pada kasus ditemukan klien dalam
keadaan sudah sadar (composmentis), klien sudah tidak dibawah
pengaruh anastesi spinal epidural.
e. Nyeri/Ketidaknyamanan

33
34

Menurut teori Doengoes, mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari


berbagai sumber, misalnya: trauma bedah/insisi, nyeri penyerta,
distensi kandung kemih/abdomen, efek-efek anastesi, mulut kering.
Pada kasus juga ditemukan klien mengeluh nyeri karena trauma
bedah/insisi pada saat bergerak.
f. Keamanan
Menurut teori Doengoes, balutan abdomen terdapat sedikit noda
atau kering dan utuh, jalur parenteral bila digunakan paten dan insisi
bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan. Pada kasus juga ditemukan
nyeri tekan pada abdomen karena adanya luka operasi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan menurut Marlyn E. Doengoes pada klien post
operasi yaitu:
2. Nyeri b/d trauma pembedahan.
3. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
4. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak,
penurunan Hb, prosedur invasif dan atau penigkatan pemajangan
lingkungan, pecah ketuban lama.
5. Diagnosa Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan
pembesaran uterus yang menekan rektum.
6. Kurang pengetahuan b/d kurang interpretasi.
7. Perubahan eliminasi urine b/d trauma/diversi mekanis.

Sedangkan pada kasus ditemukan diagnosa keperawatan pada Ny.A adalah


sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan
2. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
3. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan Berdasarkan Teori ditemukan 6
diagnosa keperawatan, sedangkan pada kasus ditemukan 3 diagnosa
keperawatan. Adapun kesenjangannya sebagai berikut:
35

1. Resiko tinggi terhadap cedera


Menurut teori Bobak M. Irene, kelemahan fisik timbul akibat efek
anastesi sehingga pada saat ibu masih di bawah pengaruh anastesi
maka resiko tinggi terhadap cedera dapat terjadi. Diagnosa ini tidak
muncul pada kasus karena melihat situasi dan kondisi klien tidak
ditemukan kelemahan fisik yang dapat menimbulkan cedera pada
klien. Kesadaran composmentis sehingga klien dapat mengontrol
dirinya.
2. Kurang pengetahuan
Menurut teori Bobak M. Irene, kurang pengetahuan biasanya
disebabkan karena ibu tidak mendapat penjelasan terlebih dahulu dari
perawat, dokter, maupun tim kesehatan lainnya tentang tindakan
pembedahan. Diagnosa ini tidak muncul pada kasus berhubung karena
klien mengatakan sudah mendapat penjelasan dari dokter tentang
tindakan operasi.
3. Perubahan eliminasi
Menurut teori Bobak M. Irene, kombinasi trauma akibat kelahiran,
peningkatan kapasitas kandung kemih setelah operasi, dan efek
konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun.
Penuruan berkemih dapat menyebabkan distensi kandung kemih yang
biasanya akan pulih kembali dalam 5 sampai 7 hari setelah operasi.
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus karena setelah efek anastesi
hilang klien dapat BAK dengan lancar. Efek anastesi hilang ±8 jam
post operasi sedangkan pengkajian dilakukan pada hari ke 3 post
operasi.

C. Perencanaan
1. Menurut teori Doengoes, perencanaan pada kasus post operasi Myoma
Uteri
adalah sebagai berikut:
A Nyeri b/d trauma pembedahan.
2. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
36

3. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab


ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.
4. Kaji TTV
5. Ubah posisi klien. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi
dan
6. Berikan analgesic

 Sedangkan pada kasus rencana tindakan keperawatan yang diberikan


yaitu:
a. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
b. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab
ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.
c. Kaji TTV
d. Ubah posisi klien. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan
relaksasi dan Adapun rencana tindakan keperawatan yang terdapat
dalam teori namun tidak dialakukan pada kasus yaitu:
a. Berikan analgesic. Rencana keperawatan ini tidak dilakukan karena
waktu
pemberian obat klien hanya per 12 jam.

B. Intoleransi aktivitas b/d nyeri


1. Kaji tingkat intileransi aktivitas klien
2. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
3. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
4. Dekatkan alat-alat kebutuhan klien
5. Biarkan klien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri (makan,
menyisir)
6. Semua rencana keperawatan diterapkan dalam tindakan keperawatan

C. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan.


1. Tinjauan ulang Hb/Ht pranatal; perhatikan adanya kondisi yang
mempredisposisikan klien pada infeksi pascaoperasi.
37

2. Kaji status nutrisi klien.


3. Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan.
4. Bersihkan luka dan ganti balutan bila basah
5. Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan,
edema, nyeri, eksudat, atau gangguan penyatuan .
6. Semua rencana keperawatan diterapkan dalam tindakan keperawatan
D. Implementasi
Dari ketiga diagnosa yang ada, semua intervensi yang ada pada tinjauan
kasus telah dilaksanakan. Tidak ada hambatan yang dirasakan penulis pada
pelaksanaan sebab klien dan keluarga mau bekerjasama dan kooperatif dalam
pemberian tindakan keperawatan tetapi untuk kelengkapan alat masih kurang,
namun hal ini dapat teratasi walaupun hanya menggunakan alat yang terbatas
yang tersedia di rumah sakit atau di ruang perawatan tersebut dan dalam
pemberian tindakan tetap melaksanakan prinsip teknik antiseptik sesuai dengan
teori.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang
mana meliputi pencapaian tujuan keperawatan :.
a. Nyeri b/d trauma pembedahan
Teratasi pada tanggal 05 November 2020. Hal ini dapat dilihat
dari klien yang mengatakan tidak merasakan nyeri lagi pada
bekas operasi
b. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
Teratasi pada tanggal 05 november 2020. Hal ini dapat dilihat
dari aktivitas klien yang dilakukan secara mandiri seperti BAB
dan makan
c. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan.
Teratasi pada tanggal 05 November 2020. Hal ini dapat dilihat
dari data tidak nampak adanya tanda – tanda REEDA, luka
nampak agak kering, suhu 36 ºC.
38
BAB V
Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak pada dinding Rahim yang berasal dari
sel jaringan fibro, Mioma sendiri memiliki beberapa jenis yang di bedakan
berdasarkan lokasi tumbuhnya yakni mioma submukosa yang terjadi pada lapisan
bawah endometrium dan menonjol kedalam tepatnya di kavum uteri, mioma
intramural terletak pada myometrium dan dapat menyebabkan pembesaran uterus
dan benjolan dan mioma subserosa mioma ini tumbuh di bawah lapisan serosa
uterus dan dapat bertumbuh kearah keluar juga bertangkai.
Penyebab pasti terjadinya mioma sendiri belum diketahui sampai saat ini
hanya saja ada beberapa factor yang menyebutkan seperti factor predisposisi
bahwa umur, genetic, fungsi ovarium dan paritas menjadi salah satu factor yang
mungkin bisa menimbulkan mioma uteri. Tanda dan gejala pada mioma uteri
kadang tidak dirasakan oleh penderita serta tidak sadar bahwa penderita
mengandung satu tumor pada uterus, namun biasanya juga ditandai dengan
adanya perdarahan, dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan selama
kehamilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pada mioma uteri adalah
dilakukanya pengangkatan uterus dan pengambilan sarang mioma.
Pada penderita mioma uteri salah satu diagnosa keperawatan yang sering
dirasakan pasien adalah nyeri berhubungan dengan adanya injuri agen biologis
seperti neoplasma serta cedera fisik seperti dilakukanya tindakan pembedahan.

39
40

DAFTAR PUSTAKA
https://sulisnursingcenter.blogspot.com/2018/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

1.     Anwar, Mochamad. 2011. Ilmu Kandungan, Ed. 3, Cet. 1. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2.     Dutton, L.A., Jessica E.D., Meredith B. 2011. Rujukan Cepat
Kebidanan.Jakarta: EGC.
3.     Manuaba, I.A.C., Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus
Gde     Manuaba. 2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB Untuk Pendidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta: EGC.
4.     Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra, dkk. 2009. Buku
Ajar  Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
5.     Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan, Ed. 2, Cet. 7. Jakarta: PT 
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
6.  Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
7.    Judith M. Wilkinson. 2007. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with
NIC Intervention and NOC Outcomes.
8.   Gloria bulchek, howard butcher,dkk. 2016. Nursing interventions
Classification, Ed. 6
9.   Sue Moorhead, Marion Jhonson, dkk.2016. Nursing Outcomes Classification,
Ed. 5

Anda mungkin juga menyukai