Oleh
Khilda Habsyiyyah (P17220192024)
Farhah Nahdia Kamilah (P17220193026)
Sumikatul Zannah (P17220193030)
Risky Rahma Sari Putri (P17220193031)
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas
berkatnya limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Mioma Uteri” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , Oleh
karena itu, kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami untuk membuat
makalah yang lebih baik selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan
menambah ilmu bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2Tujuan Penulisan........................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................2
BAB 4 PEMBAHASAN
A.Pengkajian.......................................................................33
B. Diagnosis........................................................................34
C.Perencanaan.....................................................................36
D.Implementasi...................................................................37
E.Evaluasi............................................................................37
BAB 5 KESIMPULAN.......................................................................38
iii
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................42
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot
rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Mioma belum pernah ditemukan sebelum
terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma
yang masih tumbuh (Guyton, 2002). Mioma uteri sering ditemukan pada wanita
usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70
% dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita
yang menderita mioma uteri asimptomatik. Diperkirakan insiden mioma uteri
sekitar 20%- 30% dari seluruh wanita (Baziad, 2003). Berdasarkan otopsi, Novak
menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada
wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak.
Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20
tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun . Mioma uteri ini lebih sering
didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur. Faktor keturunan juga
memegang peran (Prawirohardjo, 2008).
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang
efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi
mioma uteri itu sendiri. Walaupun jarang menyebabkan mortalitas, namun
morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma
uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diperkirakan
dapat menyebabkan kesuburan rendah (Bailliere, 2006). Perdarahan uterus yang
abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi dan paling penting.
Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita dengan mioma
uteri mungkin akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur dan tidak
teratur. Menorrhagia dan atau metorrhagia sering terjadi pada penderita mioma
uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia defesiensi besi
(Hadibroto, 2005).
1
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat sehingga disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.
(Mansjoer, 2001) Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan
ikatnya. (www. Infomedika.Htm,2004)
Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa Mioma Uteri adalah suatu
pertumbuhan jinak dari otot – otot polos, tumor jinak otot rahim, disertai jaringan
ikat, neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis tumor uterus
yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai ukuran basar,
biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada
usia 35 tahun. Sedangkan miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja
tanpa pengangkutan uterus, miomektomi dilakukan dengan pertimbangan jika
diharapkan pada proses selanjutnya penderita masih menginginkan keturunan.
Apabila miomektomi dikerjakan karena alasan keinginan memperoleh keturunan,
maka kemungkinan akan terjadinya kehamilan setelah miomektomi berkisar ±
30% sampai 50%. (Sarwono, 2005)
Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik
uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa mereka
mengandung satu tumor dalam uterus. gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma
uteri (cervikal, intramural,submucous) digolongkan sebagai berikut :
2. Perdarahan berkepanjangan.
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,
pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi
C. PATOFISIOLOGI
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan
lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun
semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam
uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika
ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini
tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan
uterus,uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong
kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi Tetapi
masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri
yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual.
Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus
yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak
5
dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan
seseorang mengalami kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151)
D. KOMPLIKASI
1. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari
seluruh mioma, serta merupakan 50 – 75% dari semuai sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang
telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam monopause.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi
hanya diobservasi tiap 3 – 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan
lisut setelah menopause
2. Radioterapi
tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami monopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat
kontraindikasi untuk tindakan operatif
3. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu
4. Pengobatan Operatif
a. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma
submukosum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.
Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor
bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh
anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50%.
b. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan
tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per
vaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor
angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan
mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan
dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi
supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam
mengangkat uterus keseluruhannya. (Wiknjosastro, 2009, hal. 345)
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma
uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid
Riwayat penyakit sekarang Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita
mioma saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan,
manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang
perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu
dan durasi serta kualitas nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah
diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri,
tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi,
tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan
alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga Tanyakan kepada keluarga apakah ada
anggota keluarga mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus,
hipertensi, jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar
dan riwayat penyakit mental.
Riwayat Obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma
uteri yang perlu diketahui adalah
Keadaan haid Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab
mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami
atrofi pada masa menopause.
Riwayat kehamilan dan persalinan Kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa
hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan
dalam jumlah yang besar.
8
3. Faktor Psikososial
Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktorfaktor
budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien
mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang
pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran
diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap
orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai
pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien
mioma uteri dengan orang lain.
Pola Kebiasaan sehari-hari Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami
mioma uteri yang harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan
perubahan nafsu makan yang terjadi.
Pola eliminasi Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB
terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna,
dan bau.
Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain Tanyakan jenis kegiatan dalam
pekerjaannya, jenis olahraga dan frekwensinya, tanyakan kegiatan
perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi
Pola Istirahat dan Tidur Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma
uteri saat siang dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
4.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
Pemeriksaan Fisik Head to toe
Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan
konka nasal/tidak.
Telinga : lihat kebersihan telinga.
9
Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga
mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan
kelenjar getah bening/tidak.
Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan
sirkulasi, ketiak dan abdomen.
Abdomen Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas
dan bawah pasien mioma uteri
Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar
siklus menstruasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri b/d trauma pembedahan.
b. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak,
penurunan Hb, prosedur invasif dan atau penigkatan pemajangan
lingkungan, pecah ketuban lama.
d. Pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran uterus yang
menekan rektum.
e. Kurang pengetahuan b/d kurang interpretasi.
f. Perubahan eliminasi urine b/dtrauma/diversi mekanis.
(Marlyn E. Dongoes, 2001).
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut teori Doengoes, perencanaan pada kasus post operasi Myoma Uteri
adalah sebagai berikut:
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal Pengkajian :
Ruang / RS :
Tanggal Masuk : 04 November 2020
Tanggal Pengkajian : 04 November 2020
Jam Masuk : 08.00 WIB
Jam Pengkajian : 14.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit Pasuruan
A. DATA UMUM KLIEN
1. Nama klien : Ny.A
2. Usia : 30 thn
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : Kawin
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Pendidikan terakhir : SMA
7. Nama suami : Tn. S
8. Umur :40 thn
9. Agama : Islam
10. Pekerjaan : Karyawan Swasta
11. Pendidikan terakhir : SMA
12. Alamat : Jalan Margo Taruno RT.06 RW.01 Kota Pasuruan
B. ANAMNESA
1. Diagnosa Medis : Mioma Uteri
2. Keluhan Utama : Nyeri pada daerah abdomen bekas luka operasi
3. Keluhan saat Pengkajian : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut tepat pada
bekas luka operasi
4. Riwayat penyakit sekarang
12
Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 04 November 2020 pukul 09.00
dengan keluhan adanya myoma uteri pada alat reproduksi dan dilakukan
13
14
pembedahan. Saat dikaji klien masih berbaring lemah di tempat tidur, klien
mengeluh nyeri pada daerah abdomen bekas luka operasi. Klien mengatakan nyeri
saat bergerak dan berkurang saat klien istirahat. Klien nampak takut bergerak,
skala nyeri sedang (4–6). Daerah penyebarannya disekitar abdomen, saat dikaji
klien Nampak pucat, nyeri tekan pada daerah bekas operasi, nampak verban pada
daerah abdomen + 15 cm, klien mengatakan kebutuhan ADL dibantu keluarga dan
perawat, nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga, ekspresi wajah klien
nampak meringis, klien nampak lemah. Nampak jahitan pada abdomen bekas luka
operasi.
b. Pola Istirahat
Tidur siang : 3 jam
Tidur malam : 8 jam
Keluhan : Tidak ada
c. Pola eliminasi
BAK 3-4 kali/hari, konsisten: baik , warna: Kuning
BAB 2 kali/hari, warna : Kecoklatan , lendir darah: Tidak Ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Ganti pakaian dan pakaian dalam : 2 kali sehari
e. Aktifitas
Pekerjaan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
Keluhan : Klien mengatakan nyeri saat beraktifitas
Hubungan seksual : 2-3 kali/minggu
f. Kebiasaan hidup
Merokok : Tidak Ada
Minum-minuman keras :Tidak Ada
Konsumsi obat terlarang : Tidak Ada
Minum jamu : Tidak Ada
11. Riwayat psikososial : Tidak Ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Klien tampak lemah
2. Tanda vital ( TD/ND/ RR/ Suhu ) :
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/m
16
S : 36 oC
P : 20 x/m
DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny .A No. RM :001122
Ruang : Mawar 01 Dx. Medis: Mioma Uteri
DATA SUBJEKTIF DATA SUBJEKTIF
1. Klien mengatakan nyeri pada 1. Klien nampak lemah
daerah bekas operasi 2. Ekspresi wajah klien nampak
2. Klien mengatakan nyeri saat meringis
bergerak 3. Klien nampak pucat
3. Klien mengatakan kebutuhan 4. Klien nampak takut bergerak
ADL dibantu oleh keluarga dan 5. Nampak aktivitas klien dibantu oleh
perawat keluarganya
6. Nampak verband pada daerah
abdomen ± 15 cm
7. Nyeri tekan pada daerah bekas
operasi
8. Skala nyeri sedang 4-6
9. Tidak ada tanda – tanda infeksi
10. Hb: 11,9 g/dl
11. WBC: 10,83 x 103 /L
ANALISA DATA
18
2 Intoleransi
DS :
aktivitas
19
Klien
mengatakan
Luka operasi
nyeri saat
↓
bergerak
Retraksi luka saat beraktifitas
Klien
↓
mengatakan
Nyeri saat beraktifitas
kebutuhanADL
↓
dibantu oleh
Ketidaknyamanan
keluarga dan
↓
perawat
Respon klien takut bergerak
DO :
↓
Klien nampak
Intoleransi aktivitas
lemah
Klien nampak
takut bergerak
Nampak aktivitas
klien dibantu oleh
3 keluarganya tinggi infeksi
Post operasi
Faktor Resiko : ↓
Tampak verband Luka operasi abdomen
pada daerah ↓
abdomen + 20 cm. Port the entry
- Hb: 11,9 g/dl mikroorganisme
- WBC: 10,83 x ↓
103 /l Sirkulasi darah
↓
Keseluruh tubuh
↓
Penurunan daya tahan tubuh
20
↓
Resiko tinggi terhadap
infeksi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.A
No. RM : 001122
21
Ruang : Mawar 01
Dx. Medis : Myoma Uteri
Untuk mengetahui
2 Intoleransi aktivitas Seteh dilakukan intervensi selama Kaji tingkat intileransi tingkat kemampuan Hil
b/d nyeri ditandai 1x24 jam Klien dapat beraktivitas aktivitas klien klien da
dengan Klien dengan krtiteria hasil : Bantu dalam aktivitas Menghemat energi
mengatakan nyeri Klien dapat beraktivitas sehari – perawatan diri sesuai pasien dan mencegah
saat bergerak hari keperluan kelelahan.
Dan Klien Libatkan keluarga dalam Agar keluarga dapat
mengatakan memenuhi kebutuhan membantu dalam
kebutuhan ADL sehari- hari kebutuhan sehari-hari
dibantu oleh Dekatkan alat-alat Membantu dan
keluarga dan kebutuhan klien memudahkan dalam
perawat Biarkan klien untuk memenuhi kebutuhan
menggunakan lengan untuk klien
kebersihan diri (makan, Peningkatan
menyisir) sirkulasi
membantu
Berikan HE tentang cara meminimalkan
mobilisasi yang baik oedema
dan
mempertaha uatan
Untuk mengurangi
bahaya imobilisas
Intoleransi aktivitas
b/d nyeri ditandai
dengan Klien Kaji tingkat intileransi
mengatakan nyeri aktivitas klien
saat bergerak Bantu dalam aktivitas
Dan Klien perawatan diri sesuai Hilda
mengatakan keperluan
kebutuhan ADL Libatkan keluarga dalam
dibantu oleh memenuhi kebutuhan
keluarga dan sehari- hari
perawat Dekatkan alat-alat
kebutuhan klien
Biarkan klien
untuk
menggunakan lengan
untuk kebersihan diri
(makan, menyisir)
Berikan HE tentang cara
mobilisasi yang baik
Hasil :
Setelah melakukan tindakan
tersebut klien tampak mulai bisa
beraktifitas sendiri tanpa
bantuan keluarga seperti makan,
minum, dan menyir rambut
Resiko tinggi
infeksi b/d trauma
jaringan/ kulit
Tinjauan ulang Hb/Ht
rusak, penurunan
pranatal; perhatikan
Hb, prosedur
adanya kondisi yang
invasif dan atau mempredisposisikan
peningkatan klien pada infeksi
pemajanan pascaoperasi
lingkungan Kaji status nutrisi klien.
ditandai dengan Inspeksi balutan
Faktor Resiko : abdominal terhadap Mika
eksudat atau rembesan.
Tampak verband Bersihkan luka dan ganti
pada daerah balutan bila basa
abdomen + 20 cm. Inspeksi insisi terhadap
Hb: 11,9 g/dl proses penyembuhan,
perhatikan
WBC: 10,83 x kemerahan, edema,
103 /l nyeri, eksudat, atau
gangguan penyatuan .
Hasil :
Hb 14,9 g/dl
Verband pada abdomen
normal
Jaringan kulit normal
Suhu 36°c
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny.A
No. RM : 001122
Ruang : Mawar 01
Dx. Medis : Myoma Uteri
Intoleransi S:
aktivitas b/do Keluarga klien mengatakan bahwa klien Hilda
nyeri sudah bisa beraktifitas sendiri
ditandai O:
dengan Klien Klien tanpak sudah bisa makan,minum
mengatakan dan sisir rambut sendiri tanpa bantuan
nyeri saat
bergerak dari krluarga
Dan Klien A :
mengatakan Masalah Intoleransi aktivitas b/d nyeri
kebutuhan ditandai dengan Klien mengatakan nyeri
ADL dibantu saat bergerak
oleh keluarga Dan Klien mengatakan kebutuhan ADL
dan perawat dibantu oleh keluarga dan perawat sudah
teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Resiko tinggi S :
infeksi b/d Tidak dikaji
trauma O: Mika
jaringan/ Hb 14,9 g/dl
kulit rusak, Verband pada abdomen normal
penurunan Jaringan kulit normal Intake
Hb, prosedur makanan lewat mulut klien
invasif dan menunjukkan sepenuhnya adekuat
atau Pertumbuhan klien menunjukkan
peningkatan sebagaian besar adekuat
pemajanan Suhu 36°c
lingkungan A:
ditandai Masalah Resiko tinggi infeksi b/d trauma
dengan jaringan/ kulit rusak, penurunan Hb,
Faktor prosedur invasif dan atau peningkatan
Resiko : pemajanan lingkungan sudah teratasi
Tampak P:
verband pada
intervensi di hentikan
daerah
abdomen +
20 cm.
Hb: 11,9 g/dl
WBC: 10,83
x 103 /l
BAB IV
PEMBAHASAN
33
34
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan menurut Marlyn E. Doengoes pada klien post
operasi yaitu:
2. Nyeri b/d trauma pembedahan.
3. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
4. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d trauma jaringan atau kulit rusak,
penurunan Hb, prosedur invasif dan atau penigkatan pemajangan
lingkungan, pecah ketuban lama.
5. Diagnosa Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan
pembesaran uterus yang menekan rektum.
6. Kurang pengetahuan b/d kurang interpretasi.
7. Perubahan eliminasi urine b/d trauma/diversi mekanis.
C. Perencanaan
1. Menurut teori Doengoes, perencanaan pada kasus post operasi Myoma
Uteri
adalah sebagai berikut:
A Nyeri b/d trauma pembedahan.
2. Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
36
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang
mana meliputi pencapaian tujuan keperawatan :.
a. Nyeri b/d trauma pembedahan
Teratasi pada tanggal 05 November 2020. Hal ini dapat dilihat
dari klien yang mengatakan tidak merasakan nyeri lagi pada
bekas operasi
b. Intoleransi aktivitas b/d nyeri
Teratasi pada tanggal 05 november 2020. Hal ini dapat dilihat
dari aktivitas klien yang dilakukan secara mandiri seperti BAB
dan makan
c. Resiko tinggi infeksi b/d trauma jaringan.
Teratasi pada tanggal 05 November 2020. Hal ini dapat dilihat
dari data tidak nampak adanya tanda – tanda REEDA, luka
nampak agak kering, suhu 36 ºC.
38
BAB V
Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak pada dinding Rahim yang berasal dari
sel jaringan fibro, Mioma sendiri memiliki beberapa jenis yang di bedakan
berdasarkan lokasi tumbuhnya yakni mioma submukosa yang terjadi pada lapisan
bawah endometrium dan menonjol kedalam tepatnya di kavum uteri, mioma
intramural terletak pada myometrium dan dapat menyebabkan pembesaran uterus
dan benjolan dan mioma subserosa mioma ini tumbuh di bawah lapisan serosa
uterus dan dapat bertumbuh kearah keluar juga bertangkai.
Penyebab pasti terjadinya mioma sendiri belum diketahui sampai saat ini
hanya saja ada beberapa factor yang menyebutkan seperti factor predisposisi
bahwa umur, genetic, fungsi ovarium dan paritas menjadi salah satu factor yang
mungkin bisa menimbulkan mioma uteri. Tanda dan gejala pada mioma uteri
kadang tidak dirasakan oleh penderita serta tidak sadar bahwa penderita
mengandung satu tumor pada uterus, namun biasanya juga ditandai dengan
adanya perdarahan, dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan selama
kehamilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pada mioma uteri adalah
dilakukanya pengangkatan uterus dan pengambilan sarang mioma.
Pada penderita mioma uteri salah satu diagnosa keperawatan yang sering
dirasakan pasien adalah nyeri berhubungan dengan adanya injuri agen biologis
seperti neoplasma serta cedera fisik seperti dilakukanya tindakan pembedahan.
39
40
DAFTAR PUSTAKA
https://sulisnursingcenter.blogspot.com/2018/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html