Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

IDENTIFIKASI KEHAMILAN DENGAN KELAINAN

Dosen Pengampu : Martini, S.KM., M.KM

DISUSUN OLEH :

NAMA : HANIA ANJANI

NIM : 2115371083

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


SARJANA TERAPAN KEBIDANAN METRO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya .
Sehingga, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Identifikasi Kehamilan Dengan
Kelainan “ pada tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Kehamilan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 28 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
A. Identifikasi Kehamilan Dengan Kelainan .................................................................... 6
1. Kelaianan Pada Uterus ............................................................................................ 6
2. Kelainan Kardiovaskuler ......................................................................................... 7
3. Kelainan Darah Pada Kehamilan ............................................................................. 8
4. Infeksi Saluran Kemih............................................................................................. 9
5. Diabetes Dalam Kehamilan ..................................................................................... 9
6. Penyakit Menular Seksual ..................................................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................... 12
PENUTUP .......................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 12
SOAL ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga
dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015). Patologi pada
kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi, kelainan atau penyulit yang
menyertai ibu saat kondisi hamil (Sukarni & Wahyu, 2013).

Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu


kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu bahkan setelah
persalinan. Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan akan
dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan
asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat disebabkan
pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan. Hal ini dapat
terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh kehamilannya
maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil yang
diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kelainan pada uterus ?
2. Apa saja kelainan kardiovaskuler yang disebabkan karena kehamilan ?
3. Apa saja kelainan darah pada kehamilan ?
4. Apakah yang dimaksud infeksi saluran kemih ?
5. Apakah yang dimaksud diabetes mellitus dalam kehamilan ?
6. Apa saja penyakit menular seksual pada kehamilan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelainan pada uterus.
2. Untuk mengetahui kelainan kardiovaskuler yang disebabkan karena kehamilan.
3. Untuk mengetahui kelainan darah pada kehamilan.
4. Untuk mengetahui kelainan infeksi saluran kemih.
5. Untuk mengetahui diabetes mellitus pada kehamilan.
6. Untuk mengetahui penyakit menular seksual pada kehamilan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Identifikasi Kehamilan Dengan Kelainan
1. Kelaianan Pada Uterus

a. Perlekatan Intrauterin
Trauma intrauterine akibat kuretase endometrial yang belebihan atau
endometritis pasca abortus adalah penyebab yang paling sering terjadinya
perlekatan (adhesion). Synechiae intrauterine atau sindrom Asherman adalah
kelainan uterus yang didapat yang berhubungan dengan keguguran berulang.
Kelainan yang terjadi dapat berupa perlekatan ringan sampai ablasi seluruh
kavum uteri. Perlekatan ini diduga akan menyebabkan penurunan volume
kavum uteri dan dapat berpengaruh pada pertumbuhan plasenta yang normal
sehingga menyebabkan terjadinya keguguran.

b. Kelainan Pada Kavum Uteri


Kelainan pada kavum uteri seperti leiomiomas dan polip dapat
menyebabkan terjadinya keguguran. Mioma adalah tumor jinak yang paling
sering dijumpai pada perempuan usia reproduksi dengan insidens antara 20-
50%. Tumor ini diklasifikasikan berdasarkan letaknya pada uterus dan disebut
sesuai letaknya sebagai mioma uteri subserosa, intramural, dan submucosa.

Fibroid dikelompokkan sebagai mioma uteri subserosa apabila


letaknya di bawah jaringan serosa dan apabia > 50% tumor menonjol ke luar
dari permukaan serosa. Apabila penonjolan kurang dari 50% dan fibroid
berada di dalam miometrium, disebut sebagai mioma uteri intramural. Fibroid
submukosa menonjol kearah kavum uteri dan terletak di samping
endometrium

Terdapat beberapa hipotesis bagaimana fibroid menyebabkan


terjadinya keguguran berulang. Fibroid sesuai dengan ukuran dan lokasinya
dapat menyebabkan perusakan sebagian atau mengubah permukaan kavum
uteri. Tumor ini juga dapat menyebabkan vaskularisasi yang jelek pada
endometrium yang akan menerima implantasi dan tempat berkembangnya
plasenta. Tumor uterus dan polip juga dapat berperilaku seperti alat
kontrasepsi dalam rahim yang menyebabkan endometritis akut yang
mempengaruhi pergerakan sperma, ovum dan embrio. Sampai dengan saat ini
hanya leiomioma submukosa yang diangkat dengan tindakan bedah agar tidak
menyebabkan gangguan pada kehamilan.

c. Inkompetensi Serviks (Cervical Incompetence)


Diagnosis inkompetensi serviks didasarkan pada adanya
ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan kehamilan. Inkompetensi
serviks sering menyebabkan keguguran pada trimester kedua. Kelainan ini
dapat berhubungan dengan kelainan uterus yang lain seperti septum uterus dan
bikornis, dan jarang berhubungan dengan kelainan uterus. Sebagian besar
kasus merupakan akibat trauma bedah pada serviks pada konisasi, prosedur
eksisi loop electrosurgical, dilatasi berlebihan serviks pada terminasi
kehamilan atau laserasi obstetrik.

2. Kelainan Kardiovaskuler

a. Hipertensi
Kondisi ini dapat terjadi karena adanya proses adaptasi kardiovaskuler
pada ibu hamil. Dalam kehamilan normal pembuluh darah seharusnya
mengalami refrakter terhadap bahan vasopressor. Hal ini terjadi dikarenakan
adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Namun, pada
kondisi hipertensi, daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopressor
hilang dan menyebabkan pembuluh darah sangat peka terhadap bahan
vasopressor yang selanjutnya dapat memicu terjadinya preeklamsi (Hasanah,
2019). Adaptasi kardiovaskular yang terjadi ketika proses implantasi plasenta
juga akan berpengaruh pada kondisi hipertensi (Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi yang terjadi selama kehamilan diklasifikasikan menjadi 4


jenis: preeklamsi – eklamsi, hiperten Preeklampsi/Eklamsi, Hipertensi Kronik,
Hipertensi Kronik dengan Superimpossed Preeklamsi, Hipertensi Gestasional.
Keempat klasifikasi tersebut ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi
yang dan/atau diikuti tanda–tanda penyerta (Hasanah, 2019).

Edema sekarang sudah tidak menjadi gejala dalam penentuan


preeklamsi. Bahkan dengan adanya proteinuria pun, tetap perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan. Preeklamsi tanpa proteinuria dapat terjadi jika kondisi
ibu hamil mengalami hipertensi disertai dengan trombositopenia, gangguan
penglihatan dan fungsi hati, edema paru, dan renal insuffiency. Sedangkan
Eklampsi sendiri merupakan manifestasi berat dari preeklamsi yang berupa
gangguan fase kejang (American College of Obstetricians and Gynecologist,
2013).

Penanganan preeklamsi masih dengan pemberian injeksi magnesium


sulfat (MgSO4). Namun, terkadang pada beberapa pasien terjadi reaksi
keracunan MgSO4 yang bisa menyebabkan reflek tendon negatif dan depresi
pernafasan sehingga dalam prosedur pemberian MgSO4 sendiri harus
memiliki persediaan kalsium glukonat (C12H22CaO14) 10% untuk mengatasi
keracunan MgSO4 (Kemenkes RI, 2014).

b. Peripartum Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan kondisi kronis dimana otot jantung kaku,
menebal dan melemah sehingga jantung bekerja lebih keras dalam memompa
darah dan dapat berisiko gagal jantung. Merupakan kejadian gagal jantung
yang penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara pasti dalam kehamilan.
Peripartum kardiomiopati dapat berkembang diantara bulan terakhir
kehamilan hingga 6 minggu postpartum tanpa adanya gangguan jantung
sebelumnya. Faktor risiko terjadinya peripartum kardiomiopati termasuk ibu
multipara, usia ≥ 30 tahun, kehamilan gemeli dan Preeklamsia (Friel, 2021).

3. Kelainan Darah Pada Kehamilan

a. Anemia
Anemia dalam kehamilan merupakan suatu keadaan di tandai dengan
menurunnya konsentrasi kadar hemoglobin rendah, hematokrit dan jumlah
eritrosit dibawah nilai normal. (Stevens et al., 2013; Stephen et al., 2018).

Anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus,


persalinan premature, perdarahan, pertumbuhan janin terhambat dan dapat
mempengaruhi vaskularisasi plasenta dengan mengganggu angiogenesis pada
kehamilan.
Tabel 1. Kriteria Anemia Berdasarkan Kadar Haemoglobin dalam g/dl

Kriteria Anemia Hasil Laboratorium

Sehat / Tidak Anemia > 11 g/dl

Anemia Ringan 10 – 10,9 g/dl

Anemia Sedang 7 – 9,9 g/dl

Anemia Berat < 7 g/dl

b. Hemofili
Hemofili merupakan penyakit genetis, karena gangguan pembekuan
darah akibat abnormalitas pada kromosom x. Perempuan bersifat resesif. Pada
kondisi normal, faktor pembekuan darah bekerja membekukan pada area
perdarahan. Namun penderita hemofilia, tubuhnya kekurangan faktor
pembekuan darah, sehingga waktu lebih lama untuk menghentikan
perdarahan.

4. Infeksi Saluran Kemih


Risiko ISK meningkat selama kehamilan karena perubahan fisiologis pada
sistem kemih. Pelebaran sistem pelvikalises dan ureter, serta peningkatan refluks
vesikoureteral, disebabkan oleh hormon progesteron dan penyumbatan oleh rahim.
Tekanan kepala janin juga mencegah darah dan getah bening mengalir dari dasar
kandung kemih, membuat daerah tersebut edema dan rentan terhadap trauma.

5. Diabetes Dalam Kehamilan

a. Diabetes Mellitus( DM )
Diabetes mellitus (DM) tergolong penyakit tidak menular merupakan
penyakit karena adanya gangguan metabolisme yang bersifat kronis dimana
terjadi gangguan kerja, sekresi insulin, atau keduanya sehingga menyebabkan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak terganggu (Ahmad and Haque,
2021).
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah suatu kondisi intoleransi
glukosa dengan berbagai tingkat keparahan yang pertama kali muncul pada
trimester kedua atau trimester ketiga kehamilan dan biasanya kadar glukosa
mengalami penurunan setelah persalinan (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020). Definisi DMG ini juga harus dipahami bahwa terdiri dari
DM tipe 2 yang tidak terdiagnosis atau teridentifikasi pada awal kehamilan
(diabetes yang sudah ada sebelumnya) dan DMG yang muncul pada saat
kehamilan.

6. Penyakit Menular Seksual

a. Hepatitis B
Hepatitis merupakan jenis infeksi yang dapat merusak organ hati.
Hepatitis B adalah salah satu penyakit infeksi yang paling biasa terjadi selama
kehamilan. Penyakit ini cukup berbahaya bagi ibu hamil, dan berpotensi
ditularkan dari ibu hamil ke janin. Penyakit ini berisiko baik bagi ibu hamil
maupun janinnya seperti peningkatan kematian, berat lahir rendah dan
kelahiran prematur. Virus hepatitis B dapat menembus plasenta, terjadinya
hepatitis virus in utero mengakibatkan bayi lahir mati atau janin mati saat
periode neonatal.

Penyebaran penyakit hepatitis B dapat terjadi secara cepat melalui


kontak seksual atau kontak darah darah langsung dari penderita hepatitis B.
Ibu hamil dapat terinfeksi hepatitis B bila tinggal serumah dengan penderita
hepatitis B, apalagi bila suaminya terinfeksi maka dapat terjadi proses
penularan melalui hubungan seksual.

b. Sifilis
Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidum yang bersifat akut dan kronis. Sifilis ditandai
dengan lesi primer diikuti dengan erupsi sekunder pada kulit dan selaput lendir
kemudian masuk ke dalam periode laten diikuti dengan lesi pada kulit, lesi
pada tulang, saluran pencernaan, sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskuler.
Lesi primer umumnya timbul 3 minggu setelah terpajan. Lesi biasanya keras
(indurasi), tidak sakit, berbentuk ulcus dengan mengeluarkan eksudat serosa di
tempat masuknya mikroorganisme. Masuknya mikroorganisme ke dalam
darah terjadi sebelum lesi primer muncul, biasanya ditandai dengan terjadinya
pembesaran kelenjar limfe regional, tidak sakit, keras nonfluktuan.

c. HIV / AIDS
Penyakit yang disebabkan oleh Human immunodeficiency virus (HIV)
adalah jenis retrovirus RNA yang mampu membuat DNA dari RNA dengan
pertolongan enzim reverse transcriptase yang kemudian disisipkan ke dalam
DNA sel host/inang sebagai mesin genetik (Nasronuddin, 2017).

Jenis virus ini menyerang sel inang sistem kekebalan tubuh manusia
yaitu sel CD4 yang diproduksi oleh kelenjar limfosit T pada sumsum tulang
belakang manusia. CD4 merupakan jenis sel darah putih atau limfosit yang
bertugas sebagai sistem pertahanan atau kekebalan tubuh manusia.

Virus HIV pada umumnya ditularkan melalui perilaku seks bebas,


berganti pasangan dalam menjalani aktivitas seksual, perilaku seks tidak aman
(tanpa menggunakan alat kontrasepsi) dan perilaku seks menyimpang sesama
jenis yang didukung dengan perilaku seks berganti pasangan. Selain itu, virus
ini dapat ditularkan melalui transfusi darah, transplantasi organ, penggunaan
jarum suntik yang terkontaminasi virus HIV dan ibu hamil ke janin dalam
kandungannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi, kelainan atau
penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil. Kelainan pada ibu hamil perlu
diwaspadai dengan mendeteksi dini kelainan tersebut. Biasanya terjadi kelainan pada :

 Kelainan Uterus
 Kelainan Kardiovaskuler
 Kelainan Darah Dalam Kehamilan
 Infeksi Saluran Kemih
 Diabetes Pada Kehamilan
 Penyakit Menular Seksual.
SOAL

Pilihan Ganda

1. Apa saja kelainan pada uterus yang biasa terjadi pada ibu hamil, kecuali...
A. Perlekatan Intrauterin
B. Kelainan Kavum Uteri
C. Preeklampsia
D. Inkompetensi Serviks
2. Apa saja klasifikasi hipertensi yang terjadi saat kehamilan...
A. Preeklampsia-eklampsia
B. Mual dan muntah
C. Edema
D. Gangguan fungsi hati
3. Faktor resiko yang terjadi pada kardiomiopati, kecuali...
A. Ibu multipara
B. Kehamilan gemeli
C. Sakit kepala
D. Preeklampsia
4. Apakah akibat yang dapat ditimbulkan jika seorang ibu hamil mengalami anemia...
A. Persalinan prematur
B. Gagal jantung
C. Eklampsia
D. Preeklampsia
5. Apakah bakteri yang dapat menyebabkan sifilis...
A. Treponema pallidum
B. Human immunodeficyency virus
C. Escherichia Coli
D. Streptococcus Pneumoniae
6. HIV merupakan kepanjangan dari ...
A. Human immunoicyency virus
B. Human Immunodeficyency Virus
C. Human immonodeficyency virus
D. Humon imnusiasi virus
7. Penyakit HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh ...
A. Manusia
B. Gonta ganti pasangan
C. Narkoba
D. Pasangan serasi
8. Apa saja faktor resiko yang akan terjadi apabila ibu hamil mengalami hepatitis B,
kecuali...
A. Angka Kematian Bayi ( AKB ) meningkat
B. Berat Badan Lahir Rendah
C. Kelahiran premature
D. Janin berkembang baik
9. Apakah penyebab dari perlekatan intrauterin...
A. Kuretase endometrial yang berlebihan
B. Inversio uteri
C. Perdarahan
D. Kavum uteri
10. Berapakah hemoglobin normal pada ibu hamil...
A. 10g/dl
B. 11 g/dl
C. 8-10 g/dl
D. 10-11 g/dl

Kunci Jawaban :

1. C
2. A
3. C
4. A
5. A
6. B
7. B
8. D
9. A
10. A
Essay

1. Jika seorang ibu hamil mengalami Diabetes Mellitus Gestasional ( DGM ). Apakah ada
dampaknya pada janin, jika ada sebutkan!
Jawaban :
Apabila ibu hamil mengalami Diabetes Mellitus Gestasional ( DGM ) dampaknya
terhadap janin, antara lain :
 Lahir lebih cepat dari perkiraan atau premature
 Memiliki berat badan berlebihan, sehingga proses persalinan jadi lebih sulit
 Kondisi hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah ketika baru saja
dilahirkan
 Mengalami gangguan pernapasan
 Berisiko meninggal dalam kandungan
 Setelah lahir, bayi Anda dapat mengalami kegemukan. Seiring dengan
pertambahan usia dapat mengalami diabetes tipe 2.

2. Kenapa anemia dapat terjadi perdarahan pada ibu hamil ?


Jawaban :
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan postpartum karena kadar
Hemogbolbin yang kurang dapat mempengaruhi kerja otot rahim dan mengakibatkan
gangguan kontraksi saat bersalin.

3. Pada keadaan hipertensi, komplikasi apa yang dapat terjadi pada ibu dan janin?
Jawaban :
Jangka panjang Wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki risiko kembali
mengalami hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan komplikasi
kardiovaskular, penyakit ginjal dan timbulnya kanker. Hipertensi pada kehamilan dapat
berkembang menjadi pre-eklampsia, eklampsia dan sindrom HELLP.

4. Apakah bahaya yang dapat terjadi apabila ibu hamil mengalami Penyakit Menular
Seksual ( PMS ) ?
Jawaban :
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang terjadi pada ibu hamil tidak hanya berbahaya
bagi sang ibu, tetapi juga bisa mengganggu janin. PMS bisa menyebabkan janin tidak
berkembang, lahir cacat, gugur, atau lahir prematur. Maka dari itu, pemeriksaan
screening untuk mendeteksi dini adanya PMS pada ibu hamil sangat penting.

5. Apakah penyebab infeksi saluran kemih pada ibu hamil ?


Jawaban :
Infeksi saluran kemih terjadi karena adanya perubahan pada saluran kemih ibu hamil,
karena posisi rahim yang berada tepat di atas saluran kemih. Saat kehamilan semakin
membesar, berat ada janin akan menekan kandung kemih, sehingga bakteri terjebak dan
berkembangbiak di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
American College of Obstetricians and Gynecologist. (2013). Hypertension in Pregnancy.
Washington DC: ACOG.
Ahmad, R. and Haque, M. (2021) ‘Oral Health Messiers: Diabetes Mellitus Relevance’,

Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy, 14, pp. 3001–
3015.
Hasanah, M. (2019). Hubungan Kualitas Tidur Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklampsi di
RSUD Gambiran Kota Kediri. Repository Poltekkes Kemenkes Malang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Tetap Produktif, Cegah dan Atasi
Diabetes Mellitus, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta
Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2014). Kurikulum dan Modul Pelatihan Kegawatdaruratan Obstetri dan
Neonatal bagi Tenaga Pendidik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Marlynda. (2022). Penyakit dan Kelainan dari Kehamilan. Padang : PT. Global Eksekutif
Teknologi.

Maternity, D., Putri, R.D., Aulia, D.L.N. (2017). Asuhan Kebidanan Komunitas Disesuaikan
dengan Rencana Pembelajaran Kebidanan. Yogyakarta : ANDI
Manyonda, I., Sinthamoney, E., & Belli, A. M. (2004). Controversies and challenges in the

modern management of uterine fibroids. BJOG: An International Journal of Obstetrics


& Gynaecology, 111(2), 95–102. https://doi.org/10.1046/J.1471-0528.2003.00002.X
Nasronuddin. (2017). HIV dan AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis dan Sosial. 2nd
Surabaya: Airlangga University Press.
Stephen, G. et al. (2018). Anaemia in Pregnancy: Prevalence, Risk Factors, and Adverse
Perinatal Outcomes in Northern Tanzania. doi: 10.1155/2018/1846280
Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai