Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH SEMINAR

KEPERAWATAN MATERNITAS
“ Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Abortus Inkomplit ”

DI SUSUN OLEH:
1. Amalia Dwi Yanty (21220002)
2. Anisa Putri Andini (21220004)
3. Cindy Nurfitriani (21220011)
4. Bagus Dian Saputra (21220010)
5. Dina Ulyarati (21220015)
6. Gisella Rara Aliande Azhari (21220021)
7. Jimmi Anggara (21220028)
8. Marhama (21220036)
9. Rizki Renata Amelia (21220061)

Dosen Pembimbing:
Miskiyah Tamar, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas
segala rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
seminar ini. Makalah ini akan membahas tentang “ Asuhan Keperawatan pada
Ny.A dengan Abortus Inkomplit ”.
Walaupun kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah yang kami
buat. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak
untuk perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermaanfaat bagi yang
membaca khususnya mahasiswa/i IKesT Muhammadiyah Palembang .

Palembang, November 2020

Penulis

DAFTAR ISI
ii
Halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................1
C. Manfaat.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit.............................................................................. 3
B. Konsep Keperawatan........................................................................11
BAB III TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian........................................................................................14
B. Analisa Data.....................................................................................20
C. Prioritas Masalah .............................................................................22
D. Diagnosa Keperawatan....................................................................22
E. Intervensi Keperawatan....................................................................23
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................32
B. Saran.................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup masih
terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium
(Millenium Development Goals/MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per
empat jumlah perempuan yang meninggal selama kehamilan pada tahun
2015. Tantangan global saat ini untuk pencapaian sasaran MDGs tahun
2015, dimana angka kematian ibu sebesar 102/100.000 kelahiran. Namun
saat ini di Indonesia baru mencapai 228/100.000 kelahiran. (Pudiastuti,
2011).
Komplikasi yang mengancam jiwa ibu sebanyak 126.440 (20%
dari jumlah ibu hamil), dan komplikasi yang baru ditangani sebanyak
75,28%, hal ini disebabkan karena masalah persalinan, perdarahan
(Abortus), Hiperemesis Gravidarum, perdarahan pervaginam, hipertensi
dalam kehamilan (preeklampsia dan eklampsia), kehamilan lewat waktu,
dan ketuban pecah dini. (Manuaba, 2008).
Bahaya abortus inkomplit ini kebanyakan akan mengalami
perdarahan, infeksi, syok hemoragik sampai syok endoseptik bahkan
sampai kematian karena seseorang yang mengalami abortus kebanyakan
akan mengalami perdarahan yang hebat sehingga terjadi syok
hipovolemik, dan apabila tidak segera ditangani atau dengan penanganan
yang salah dan kurang tepat bisa mengakibatkan kematian. (Nugroho,
2010).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dari makalah ini diharapkan mahasiswa/i dapat mengerti dan
memahami mengenai Asuhan Keperawatan Maternitas pada Pasien
dengan Abortus Inkomplit.
b. Tujuan Khusus

1
1. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami tentang Konsep
Penyakit dari Abortus Inkomplit.
2. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami mengenai Asuhan
Keperawatan Maternitas pada Pasien dengan Abortus Inkomplit.

C. Manfaat
Dari makalah ini, diharapkan dapat menjadi sebagai sumber
wawasan tambahan bagi masyarakat terutama bagi mahasiswa/i IKesT
Muhammadiyah Palembang.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit
1) Definisi
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang tertinggal di dalam
uterus.
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum.Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak
sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak berhenti sebelum
sisa hasil konsepsi dikeluarkan.

2) Etiologi
Mekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak
selalu tampak jelas. Kematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas
pada ovum atau zigotatau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang-
kadang mungkin juga disebabkan oleh penyakit dari ayahnya.
a. Faktor Genetik
Lima puluh persen sampai tujuh puluh persen abortus spontan terutama
abortus rekuren disebabkan oleh kelainan genetik. Kelainan genetik
menjadi penyebab 70% 6 minggu pertama, 50% sebelum 10 minggu,
dan 5% setelah 12 minggu. Kelainan ini dapat disebabkan faktor
maternal maupun paternal.Gamet jantan berkontribusi pada 50%
material genomik embrio.Mekanisme yang dapt berkontribusi
menyebabkan kelainan genetik adalah kelainan kromosom sperma,
kondensasi kromatin abnormal, fragmentasi DNA, peningkatan
apoptosis, dan morfologi sperma yang abormal.Sekitar 42% struktur
vili korionik abnormal akibat gangguan genetik.

3
b. Gangguan Plasenta
Mayoritas kasus abortus berkaitan dengan kelainan genetik maupun
kelainan perkembangan plasenta terutama pada vili korionik yang
berperan sebagai unit fungsional plasenta dalam hal transpor oksigen
dan nutrisi pada fetus. Penelitian histologi Haque, et al. pada 128 sisa
konsepsi abortus, ditunjukkan bahwa 97% menunjukkan vili plasenta
berkurang, 83% vili mengalami fibrosis stroma, 75% mengalami
degenerasi fibroid, dan 75% mengalami pengurangan pembuluh darah.
Inflamasi dan gangguan genetik dapat menyebabkan aktivasi proliferasi
mesenkim dan edema stroma vili. Keadaan ini akan berlanjut
membentuk sisterna dan digantikan dengan jaringan fibroid. Pada
abortus, pendarahan yang merembes melalui desidua akan membentuk
lapisan di sekeliling vili korionik. Kemudian, material pecah dan
merangsang degenerasi fibrinoid.
c. Kelainan Uterus
Kelainan uterus dapat dibagi menjadi kelainan akuisita dan kelainan
yang timbul dalam proses perkembangan janin. Cacat uterus akuisita
yang berkaitan dengan abortus adalah leiomioma dan perlekatan
intrauteri.Miomektomi sering mengakibatkan jaringan parut uterus yang
dapat mengalami ruptur pada kehamilan berikutnya, sebelum atau
selama persalinan. Perlekatan intrauteri (sinekia atau sindrom
Ashennan) paling sering terjadi akibat tindakan kuretase pada abortus
yang terinfeksi atau pada missed abortus atau mungkin pula akibat
komplikasi postpartum. Keadaan tersebut disebabkan oleh destruksi
endometrium yang sangat luas.Selanjutnya keadaan ini mengakibatkan
amenore dan abortus habitualis yang diyakini terjadi akibat
endometrium yang kurang memadai untuk mendukung implatansi hasil
pembuahan.
Inkomptensi serviks adalah ketidakmampuan serviks untuk
mempertahankan suatu kehamilan oleh karena defek fungsi maupun
struktur pada serviks. Inkompetensi serviks biasanya menyebabkan
abortus pada trimester kedua dengan insidensi 0,5-8%. Keadaan ini juga

4
dapat menyebabkan hilangnya barrier mekanik yang memisahkan
kehamilan dari flora bakteri vagina dan kebanyakan
asimptomatik.Serviks merupakan barier mekanik yang memisahkan
kehamilan dari flora bakteri vagina.
d. Kelainan Endokrin
- Defek Fase Luteal dan Defisiensi Progesteron
Defek fase luteal disebut juga defisiensi progesteron merupakan
suatu keadaan dimana korpus luteum mengalami kerusakan
sehingga produksi progesteron tidak cukup dan mengakibatkan
kurang berkembangnya dinding endometrium.
- Sindrom ovarium polikistik, hipersekresi LH, dan
hiperandrogenemia
Sindrom ovarium polikistik terkait dengan infertilitas dan
abortus.Dua mekanisme yang mungkin menyebabkan hal tersebut
terjadi adalah peningkatan hormon LH dan efek langsung
hiperinsulinemia terhadap fungsi ovarium.
- Faktor Endokrin Sistemik seperti DM atau hipotiroid.
- Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut
dari korpus luteum atau plasenta mempunyai hubungan dengan
kenaikan insiden abortus. Karena progesteron berfungsi
mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara teoritis
akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan dengan demikian
turut berperan dalam peristiwa kematiannya.
e. Kelainan Imunologi
Sekitar 15% dari 1000 wanita dengan abortus habitualis memiliki faktor
autoimun.Faktor autoimun misal SLE, APS, antikoagulan lupus,
antibodi antikardiolipin.Insidensi berkisar 1-5% tetapi risikonya
mencapai 70%.Selain itu, faktor alloimun dapat mempengaruhi melalui
HLA.Bila kadar atau reseptor leptin menurun, terjadi aktivasi sitrokin
proinflamasi, dan terjadi peningkatan risiko abortus. Mekanismenya
berhubungan dengan timbal balik aktif reseptor di vili dan ekstravili
tropoblas.

5
f. Infeksi
Berbagai macam infeksi dapat menyebabkan abortus pada manusia,
tetapi hal ini tidakumum terjadi.Organisme seperti Treponema
pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae,
Streptococcus agalactina, virus herpes simpleks, sitomegalovirus,
Listeria monocytogenes dicurigai berperan sebagai penyebab
abortus.Toxoplasma juga disebutkan dapat menyebabkan
abortus.Isolasi Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum dari
4 traktus genetalia sebagaian wanita yang mengalami abortus telah
menghasilkan hipotesis yang menyatakan bahwa infeksi mikoplasma
yang menyangkut traktus genetalia dapat menyebabkan abortus.Dari
kedua organisme tersebut, Ureaplasma Urealyticum merupakan
penyebab utama.
g. Penyakit Kronik
Pada awal kehamilan, penyakit-penyakit kronis yang melemahkan
keadaan ibu misalnya penyakit tuberkulosis atau karsinomatosis jarang
menyebabkan abortus.Hipertensi jarang disertai dengan abortus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, tetapi keadaan ini dapat menyebabkan
kematian janin dan persalinan prematur.Pada saat ini, hanya malnutrisi
umum sangat berat yang paling besar kemungkinanya menjadi
predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus.
h. Trauma
Sekitar 7% wanita mengalami trauma selama kehamilan tetapi banyak
kasus yang tidak dilaporkan.Pada umumnya, mekanisme trauma yang
paling banyak adalah jatuh sendiri dan kesengajaan. Keadaan ini akan
menyebabkan abrupsio plasenta, pendarahan fetomaternal, rupture uteri,
trauma janin langsung.

3) Faktor Resiko
Faktor risiko abortus yaitu:
a) Bertambahnya usia ibu.

6
Abortus meningkat dengan pertambahan umursetelah usia 30 tahun.
Risiko berkisar 13,3% pada usia 12-19 tahun; 11,1% pada usia 20-24
tahun; 11,9% pada usia 25-29 tahun; 15% pada usia 30-34 tahun; 24,6%
pada usia 35-39%; 51% usia 40-44 tahun; 93,4% pada usia 45 tahun ke
atas. Baru-baru ini peningkatan usia ayah dianggap sebagai suatu faktor
risiko terjadinya abortus. Suatu penelitian yang dilakukan di Eropa
melaporkan bahwa risiko abortus tertinggi ditemukan pada pasangan
dimana usia wanita ≥35 tahun dan pria ≥40 tahun (Tien, 2007).
b) Riwayat reproduksi abortus. Risiko pasien dengan riwayat abortus untuk
kehamilan berikutnya ditentukan dari frekuensi riwayatnya. Pada pasien
yang baru mengalami riwayat 1 kali berisiko 19%, 2 kali berisiko 24%, 3
kali berisiko 30%, dan 4 kali berrisiko 40%.
c) Kebiasaan orang tua
- Merokok dihubungkan dengan peningkatan risiko abortus. Risiko
abortus meningkat 1,2-1,4 kali lebih besar untuk setiap 10 batang
rokok yang dikonsumsi setiap hari. Asap rokok mengandung banyak
ROS (Reactive Oxygen Spesies) yang akan mendestruksi organel
seluler melalui kerusakan mitrokondria, nukleus, dan membran sel.
Selain itu, secara tidak langsung ROS (Reactive Oxygen Spesies) akan
menyebabkan kerusakan sperma. Hal ini menyebabkan fragmentasi
DNA rantai tunggal maupun ganda sperma.
- Konsumsi alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan. Tingkat
aborsi spontan dua kali lebih tinggi pada wanita yang minum alkohol
2x/minggu dan tiga kali lebih tinggi pada wanita yang mengkonsumsi
alkohol setiap hari.
- Kafein dosis rendah tidak mempunyai hubungan dengan abortus.
Akan tetapi pada wanita yang mengkonsumsi 5 cangkir (500mg
kafein) kopi setiap hari menunjukkan tingkat abortus yang sedikit
lebih tinggi.
- Radiasi juga dapat menyebabkan abortus pada dosis yang cukup.
Akan tetapi, jumlah dosis yang dapat menyebabkan abortus pada
manusia tidak diketahui secara pasti.

7
- Alat kontrasepsi dalam rahim yang gagal mencegah kehamilan
menyebabkan risiko abortus, khususnya abortus septik meningkat.

4) Patofisiologi
Proses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun
sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun
medisinalis. Proses terjadinya berawal dari pendarahan pada desidua
basalis yang menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya. Selanjutnya
sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding uterus. Hasil
konsepsi yang terlepas menjadi benda asing terhadap uterus sehingga
akan dikeluarkan langsung atau bertahan beberapa waktu.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi korialies belum menembus desidua
secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 minggu sampai 14 minggu
villi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu umumnya yang mula-mula
dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul kemudian oleh
plasenta yang telah lengkap terbentuk.

5) Manifestasi Klinis
Gejala umum yang merupakan keluhan utama berupa perdarahan
pervaginam derajat sedang sampai berat disertai dengan kram pada perut
bagian bawah, bahkan sampai ke punggung. Janin kemungkinan sudah
keluar bersama-sama plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu
ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan
plasenta akan terpisah. Bila plasenta, seluruhnya atau sebagian tetap
tertinggal dalam uterus, maka pendarahan cepat atau lambat akan terjadi
dan memberikan gejala utama abortus inkomplet.
Sedangkan pada abortus dalam usia kehamilan yang lebih lanjut,
sering pendarahan berlangsung amat banyak dan kadang-kadang masif
sehingga terjadi hipovolemik berat.

8
6) Komplikasi
- Perdarahan : perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.
Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya
- Perforasi : perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada
uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau
kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukaan
alat-alat lain.
- Syok : syok pada abortus bisa terjadi dikarenakan perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat.
- Infeksi : sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh
bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia
eksterna yaitu staphylococcus sp, streptococcus, gram negatif enteric
bacilli, dll. Organisme-organisme yang paling sering bertanggung
jawab terhadap infeksi pasca abortus adalah E.coli, streptococcus non
hemolitikus, dll. Bakteri lain yang kadang dijumpai dapat berpotensi
berbahasa adalah streptococcus pyogenes dikarenakan dapat
membentuk gas.

7) Penatalaksanaan
Terlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien dan
diperiksa apakah ada tanda-tanda syok. Penatalaksanaan abortus spontan
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan maupun medis.
Teknik pembedahan dapat dilakukan dengan pengosongan isi uterus baik
dengan cara kuretase maupun aspirasi vakum. Induksi abortus dengan
tindakan medis menggunakan preparat antara lain : oksitosin intravenus,
larutan hiperosmotik intraamnion seperti larutan salin 20% atau urea 30%,
prostaglandin E2, F2a dan analog prostaglandin yang dapat berupa injeksi
intraamnion, injeksi ekstraokuler, insersi vagina, injeksi parenteral maupun

9
per oral, antiprogesteron - RU 486 (mefepriston), atau berbagai kombinasi
tindakan tersebut diatas.
Pada kasus-kasus abortus inkomplit, dilatasi serviks sebelum
tindakan kuretase sering tidak diperlukan. Pada banyak kasus, jaringan
plasenta yang tertinggal terletak secara longgar dalam kanalis servikalis
dan dapat diangkat dari ostium eksterna yang sudah terbuka dengan
memakai forsep ovum atau forsep cincin. Bila plasenta seluruhnya atau
sebagian tetap tertinggal di dalam uterus, induksi medis ataupun tindakan
kuretase untuk mengevakuasi jaringan tersebut diperlukan untuk mencegah
terjadinya perdarahan lanjut. Perdarahan pada abortus inkomplit kadang-
kadang cukup berat, tetapi jarang berakibat fatal. Evakuasi jaringan sisa di
dalam uterus untukmenghentikan perdarahan dilakukan dengan cara:
a) Evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika
pendarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskular atau
misoprostol 400 mcg per oral.
b) Evakuasi hasil konsepsi dengan:
- Aspirasi Vakum merupakan metode evakuasi yang terpilih.
- Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi vakum
manual tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskular (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol
400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).

8) Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa dan anomali kongenital.

10
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada
atau tidak gangguan glandula thyroidea.
5. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat
perdarahan.

B. Konsep Keperawatan
1) Pengkajian
a) Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ;
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
b) Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya
perdarahan pervaginam berulang pervaginam berulang
Riwayat kesehatan ,
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah
dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana
tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang
pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi ,
masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-
penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram
dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit
turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya
dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya
Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
c) Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
d) Pemeriksaan fisik, meliputi :

11
Inspeksi 
Hal yang diinspeksi antara lain :
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi
terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan
kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan
ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
Palpasi 
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal
Perkusi 
Auskultasi 
e) Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi,
pap smear. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien
tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan
kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.

2) Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
dalam jumlah berlebih
2. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan
kontraksi uterus
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian diri sendiri dan janin

12
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

1) Skenario Kasus
Ny “A” berusia 30 tahun. Klien datang ke RSU masuk ke ruang
Ponek pada tanggal 5 Oktober 2020. Klien mengatakan hamil ±16 minggu
dan keluar darah diri jalan lahir sejak ± 3 minggu yang lalu. Awalnya sedikit
kemudian bertambah banyak sejak ± 1 minggu yang lalu klien merasakan
nyeri pada perut bagian bawah. Pada saat pengkajian mengalami perdarahan
pervagina sebanyak ±100cc. CRT <3 dtk. HPHT : 13-1-19 (20-09-19). Klien
mengatakan masih perdarahan, Klien menggunakan pembalut yang terdapat
darah, Klien tampak lemah. Tingkat kesadaran klien composmentis dengan
Glasgow coma scale (GCS) : 15 (E4V5M6). Klien tampak cemas dan gelisah,
wajah tampak meringis, Mengeluarkann banyak keringat dan pusat, Skala
nyeri 7 (0-10). Klien mengakatakan khawatir dengan kondisi yang dihadapi,
Klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes militus, hipertiroid.
Klien memiliki riwayat pembedahan yaitu caesarea pada tahun 2015. Tanda
Vital: TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit, Suhu : 36ºC,
BB : 68 kg, TB :150 cm. Klien mengeluh lemas, Klien mengatakan dapat
merubah posisi ditempat tidur,tetapi belum mampu untuk berjalan karena
klien mengalami keletihan. Klien mengalami kesulitan untuk tidur.Klien
semalam hanya tidur 4-5 jam saja. Klien mengatakan kehamilan yang
terencana, ekspresi wajah klien tampak meringis. Riwayat KB : suntik selama
3 tahun. Klien melaporkan nyeri pada abdomen bagian bawah. Klien tampak
tegang, gelisah, suara bergetar, merasa sedih, dan tidak menerima
kehilangan.Klien mengatakan tidak nyaman pada bagian vagina karena
terpasang pembalut yang lebab dipenuhi darah. Klien dibantu oleh keluarga
untuk melakukan perawatan diri seperti mandi, berpakaian, dan pergi ke
toilet. Kulit teraba dingin, elastic, dan tidak ada sianosis.Terdapat luka bekas
operasi pada bagian abdomen.Klien memiliki riwayat jatuh dari motor.Klien
mengalami perdarahan pervagia, darah yang keluar ± 100 cc, klien tampak
lemah.

13
2) Pengkajian

A. IDENTITAS/BIODATA
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. B
Umur : 30 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku/Bangsa : Palembang Suku/Bangsa : Palembang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Kertapati Alamat : Kertapati
Tanggal MRS : 27 April 2019 Pukul : 19.00
Tanggal Pengkajian : 28 April 2019
No.Register : 21220021
Ruangan : Ponek

B. RIWAYAT KESEHATAN
1.Keluhan utama
 Saat masuk RS : klien mengeluh keluar darah dari
jalan lahir sejak 3 minggu yang lalu
 Saat Pengkajian : klien mengeluh nyeri pada perut
bagian bawah disertai dengan perdarahan yang semakin banyak
sejak 1 minggu yang lalu
Masalah keperawatan: Nyeri Akut
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan
 HPHT : 13 Januari 2019
 Taksiran partus : 20 September 2019
 ANC
 Frekuensi : 4 kali
 Tempat : Puskesmas
 Keluhan :
Trimester I : Tidak Ada Keluhan
Trismester II : Adanya Perdarahan melalui jalan lahir
Trimester III : -
 Imunisasi : () Ada (- )Tidak Ada
Imunisasi minggu I : Tetanus
Imunisasi minggu II: Tetanus
14
b. Riwayat Persalinan
IBU
 Tanggal persalinan: - waktu : -
 Tempat Persalinan : - ditolong oleh : -
 Jenis Peralinan : (-) Spontan Presentasi kepala
(-) Vacum
(-) Forcep
(-) Operasi Sectio Cesarea
 Perdarahan : Jumlah 100cc
 Plasenta
Dilahirkan dengan : () Spontan
(-) Bantuan
 Keadaan plasenta : (-) lengkap
() Tidak lengkap
Sisa plasenta: () Ada (-)Tidak Ada
Ukuran diameter : 20 cm
Berat 350 gram
Kelainan : Abortus Inkomplit
 Ketuban
Warna : () Jernih (-)Keruh

Bau : (-) Ya ()Tidak

 Catatan waktu persalinan


Kala I :................Jam,.......................Menit
Kala II :................Jam,.......................Menit
Kala III :................Jam,.......................Menit
Kala IV :................Jam,.......................Menit

BAYI
 Jenis Kelamin : (-) laki-laki (-)Perempuan
 BBL :............ gram
 PB :............cm
 APGAR SCORE : 1 Menit ......... 5 Menit:.........
 Anus :( ) Ada ( )Tidak Ada
 Masa Gestrasi :  16 Minggu
 Cacat Bawaan : (-) Ada (-)Tidak
Ada
Masalah keperawatan:

15
3. Pengkajian Post Partum
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaaran : Composmentis
c. Riwayat Keluarga Berencana: () Ya (-) Tidak
d. Jenis (Sebutkan) : KB suntik
e. Aspek Psikososial Kultural
a. Konsep Diri (fase taking in – taking on)
 Ideal diri: klien mengatakan ingin sembuh dan hamil normal
 Gambaran diri: klien mengatakan ia menerima keadaannya
 Identitas diri: klien mengatakan dirinya perempuan
 Harga diri: klien mengatakan keluarganya masih menerima
keadaannya
 Peran diri: klien menyadari perannya sebagai istri
Keterangan (Jelaskan):
 Fase taking in: klien merasakan nyeri dan tidak nyaman akibat
dari perdarahan yang dialaminya saat ini
 Fase taking on: klien masih belum menerima keadaan yang
dialaminya saat ini
 Letting go : klien merasa kehilangan akan anaknya
Masalah keperawatan: berduka/kecemasan
b. Penerimaan bayi oleh:
 Ibu: klien sangat menunggu kelahiran anaknya
 Suami, keluarga dan lingkungan: suami dan keluarga klien
sangat senang dengan kehamilannya saat ini
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah
c. Pengalaman melahirkan dan perawatan anak sebelumnya (letting
go): klien mampu meneruma tanggung jawab dan perannya sebagai
ibu
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah
d. Koping terhadap masalah: klien mengatakan khawatir dengan
kondisi yang dihadapinya saat ini
Masalah keperawatan: Ansietas
e. Faktor Sosial dan Keterikatan kekeluargaan
 Tipe keluarga: Keluarga Inti
 Hubungan pasien dengan kepala keluarga: Baik
 Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga: musyawarah
 Kegiatan yang dilakukan dimasyarakat: klien mengatakan sering
mengikuti kegiatan di masyarakat seperti pengajian dan kerja
bakti

16
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah
f. Faktor nilai budaya dan gaya hidup
 Bahasa yang digunakan: bahasa daerah palembang
 Kebiasaan membersihkan diri: saat ini klien dibantu oleh
keluarga untuk melakukan perawatan diri
 Kebiasaan makan: klien biasanya makan 3 kali sehari
 Makan pantangan yang berkaitan dengan kondisi sakit: tidak ada
 Sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan: televisi dan handphone
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah
g. Persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari: klien
mengatakan kondisinya saat ini membuat dirinya tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari
h. Faktor ekonomi
 Sumber biaya pengobatan: mandiri
i. Faktor pendidikan
 Tingkat pendidikan keluarga: Sarjana
 Jenis pendidikan: Sarjana Pendidikan

f. Aspek Psikospiritual
Komponen mental, emosional dan spiritual :
 Konsep diri : klien mengetahui kondisinya saat ini yang tidak
sehat dan berharap untuk segera sembuh
 Kepuasan sexualitas : baik
 Praktek keagamaan: klien dan suami sering beribadah secara
berjamaah
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah

g. Kebutuhan Dasar Khusus


1) Pola Nutrisi
 Frekuensi makan:
 Nafsu makan : () baik (-) tidak nafsu makan, alasan: -
 Jenis makanan rumah : Nasi dan Lauk Pauk
 Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: Tidak Ada

2) Pola Eliminasi:
Pola Personal Hygiene :klien saat ini melakukan perawatan diri
dibantu oleh keluarga
Pola Istirahat dan Tidur : klien mengeluh susah tidur
Pola aktifitas dan latihan : klien mengeluh belum mampu untuk
berjalan karena keletihan
Masalah keperawatan: Intoleransi Aktivitas dan Gangguan Pola
Tidur

4. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital

17
 Tekanan darah : 90/70 mmHg
 Denyut Nadi : 80 x/mnt
 Pernafasan : 22 x/mnt
 Suhu : 36oC
 BB Hamil : 65 Kg
BB sekarang : 68 Kg
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah
a) Wajah
Oedema : (-) Ada () Tidak Ada
Konjungtiva : () Anemis (-) Tidak Anemis
Sklera : () Tidak Ikterik (-) Ikterik
b) Leher
Pembesaran Kelenjar Tiroid : (-) Ada () Tidak Ada
c) Dada
- Payudara
Kesan Umum : Tidak ada masalah
Bentuk Payudara : () Simetris (-) Tidak Simetris
Puting Susu : () Menonjol (-) Tidak Menonjol
Hiperpigmentasi : () Ya (-) Tidak
Colostrum : (-) Keluar () Tidak Keluar
Kebersihan : () Cukup (-) Kurang
Kelainan : (-) Payudara bengkak
(-) Puting susu lecet
(-) Peradangan payudara (mastitis)
(-) lain-lain
Data Tambahan : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
d) Abdomen
Bekas Luka/Operasi : () Ada (-) Tidak Ada
Keadaan Luka Operasi : () Kering (-) Basah
(-) Ada Pus () Tidak Ada Pus
Striae Gravidarum : () Ada (-) Tidak Ada

18
Palpasi Uterus
Tinggi Fundus Uteri : 11 cm
Kontraksi Uterus : (-) Baik () Jelek
Konsistensi uterus : (-) Keras () lembut
Diastasis Rectus Abdominis : Tidak Ada
Ukuran : 1cm dibawah umbilikus
Auskultasi abdomen
Bising usus : () < 15 x/mnt (-)> 15 x/mnt
Data Tambahan : Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah

e) Genatalia
- Vulva dan vagina
Varises : (-) Ada ()Tidak Ada
Luka : (-) Ada ()Tidak Ada
Kemerahan : (-) Ada ()Tidak Ada
Nyeri : () Ya (-)Tidak
Kebersihan : () Cukup (-)Kurang
- Perineum
Bekas luka/luka parut : (-) Ada ()Tidak Ada
- Keadaan luka operasi : (-) Kering (-) Basah
(-) Ada Pus (-) Tidak ada Pus
- Lain-Lain : Tidak Ada
- REEDA Sign : Tidak Ada
Keadaan : terdapat perdarahan pervaginam
Kebersihan : Cukup
- Lochea
Jenis Lochea : Rubra
Warna : Merah Kehitaman
Jumlah :  100 cc
Sifat Pengeluaran : (-) Menetes () Merembes
Bau : () Amis (-) Busuk
Data Tambahan : Klien tampak lemah dan mengatakan
tidak nyaman pada bagian vagina karena
terpasang pembalut yang lembab dipenuhi
darah, klien juga mengeluh nyeri pada
abdomen bagian bawah
Masalah keperawatan : Nyeri Akut

f) Eliminasi
Berapa jam setelah postpartum
BAB :
- Frekuensi : 1 x/hari
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Kecoklatan
- Keluhan : Tidak Ada

19
- Hemoroid : (-) Ya () Tidak
BAK
- Frekuensi : 8 kali/hari
- Warna : Jernih
- Keluhan : Tidak Ada Keluhan
Data Tambahan : Klien mengalami perdarahan pervaginam
dengan jumlah darah yang keluar  100 cc,
klien tampak lemah, banyak mengeluarkan
keringat, klien merasa keletihan.
Masalah keperawatan :Kekurangan Volume Cairan

g) Ekstermitas
Oedema tangan / jari : (-) Ada ()Tidak Ada
Oedema Kaki : (-) Ada ()Tidak Ada
Varises Tungkai : (-) Ada ()Tidak Ada
Tromboplebitis : (-) Ada ()Tidak Ada
Data Tambahan : Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah

C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin : Hb : 11,3 mg/dl
Gula Darah Sewaktu : 102 mg/dl
Kimia darah : HbsAg : Negatif
Data Tambahan : Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah

3) Analisa Data
Data Etiologi Problem
DS: Perdarahan Pervaginam Nyeri Akut
-Klien mengatakan hamil 16 minggu 
-klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir Hasil konsepsi terlepas dari
sejak 3 minggu yang lalu. uterus
-klien mengatakan keluar darah semakin banyak 
sejak seminggu yang lalu Abortus Inkomplit
-klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah 
DO: Hasil konsepsi keluar
-Pengkajian Nyeri 
P: adanya perdarahan pervaginam Kontraksi uterus
Q: nyeri terasa seperti tertekan 
R: nyeri di abdomen bagian bawah Nyeri pada abdomen bagian
S: Skala Nyeri 7 bawah
T: nyeri terasa ketika perdarahan keluar 
-klien mengalami perdarahan pervagina sebanyak Nyeri
±100cc 
-klien tampak lemah Nyeri Akut
-kesadaran komposmentis

20
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6)
-Klien tampak cemas dan gelisah
-wajah klien tampak meringis
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit,
RR : 22 x/menit, Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB
:150 cm.
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl,
Gula darah sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg :
Negatif
DS: Abortus Inkomplit
-klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir 
sejak 3 minggu yang lalu. Hasil Konsepsi Keluar
-klien mengatakan keluar darah semakin banyak 
sejak seminggu yang lalu Perdarahan
-klien mengatakan masih perdarahan dan klien 
menggunakan pembalut terdapat darah Kekurangan Volume Cairan
-klien mengatakan tidak nyaman pada bagian
vagina karena terpasang pembalut yang
lembab dipenuhi darah
DO:
-klien mengalami perdarahan pervagina sebanyak
±100cc Kekurangan Volume
-CRT < 3 detik Cairan
-HPHT : 13 Januari 2019 TP: 20 September 2019
-klien tampak lemah
-kesadaran komposmentis
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6)
-wajah klien tampak meringis
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit,
RR : 22 x/menit, Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB
:150 cm.
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl,
Gula darah sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg :
Negatif
DS: Abortus Inkomplit
-klien mengatakan dapat merubah posisi ditempat 
tidur retapi belum mampu untuk berjalan Hasil konsepsi keluar
karena klien mengalami keletihan 
-klien mengatakan dibantu oleh keluarga untuk Perdarahan
perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, 
dan toilet. Kontraksi Uterus
DO: 
-klien tampak lemah Kesulitan untuk beraktivitas
-kesadaran komposmentis 
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6) Intoleransi Aktivitas Intoleransi Aktivitas
-Klien tampak cemas dan gelisah
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit,
RR : 22 x/menit, Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB
:150 cm.
-klien tampak tegang, gelisah, suara bergetar,
merasa sedih, dan tidak menerima kehilangan
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl,
Gula darah sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg :
Negatif

21
DS: Perdarahan pervaginam
-klien mengatakan mengalami sulit untuk tidur 
-klien mengatakan khawatir dengan kondisi yang Hasil konsepsi terlepas dari
dihadapi uterus
DO: 
-klien tampak lemah Abortus Inkomplit
-kesadaran komposmentis 
-Klien tampak cemas dan gelisah Merasa kehilangan
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat  Ansietas
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, Cemas
RR : 22 x/menit, Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB 
:150 cm. Ansietas
-klien tampak tegang, gelisah, suara bergetas,
merasa sedih, dan tidak menerima kehilangan
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl,
Gula darah sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg :
Negatif
DS: Abortus Inkomplit
-klien mengatakan mengalami sulit untuk tidur 
-klien mengatakan hanya tidur semalam 4-5 jam Hasil konsepsi keluar
saja 
DO: Perdarahan
-klien tampak lemah 
-kesadaran komposmentis Kontraksi Uterus
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6) 
-Klien tampak cemas dan gelisah Nyeri pada abdomen bagian Gangguan Pola Tidur
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat bawah
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, 
RR : 22 x/menit, Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB Kesulitan untuk beristirahat
:150 cm. 
-klien tampak tegang, gelisah, suara bergetas, Gangguan Pola Tidur
merasa sedih, dan tidak menerima kehilangan
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl,
Gula darah sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg :
Negatif

4) Masalah Keperawatan
- Nyeri Akut
- Kekurangan Volume Cairan
- Intoleransi Aktivitas
- Ansietas
- Gangguan Pola Tidur
5) Diagnosa Keperawatan
- Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cedera Biologis
- Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan Cairan Aktif
- Ansietas berhubungan dengan Ancaman pada Status terkini
- Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Tirah Baring
- Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Hambatan Lingkungan

22
6) Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis, ditandai dengan: Label: Tingkat Nyeri Label: Manajemen Nyeri
DS: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
-Klien mengatakan hamil 16 minggu selama 3x24 jam diharapkan adanya Aktivitas-Aktivitas
-klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak 3 minggu penurunan tingkat nyeri dengan kriteria 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif meliputi
yang lalu. hasil: lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas,
-klien mengatakan keluar darah semakin banyak sejak seminggu - Nyeri yang dilaporkan berkurang intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
yang lalu - Ekspresi wajah membaik 2. Kolaborasi dengan pemberian analgesik, sesuai
-klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah - Dapat beristirahat kebutuhan
DO: - Berkeringat berlebihan dapat 3. Evaluasi pengetahuan dan kepercayaan klien
-Pengkajian Nyeri berkurang mengenai nyeri
P: adanya perdarahan pervaginam - Ketegangan otot berkurang 4. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Q: nyeri terasa seperti tertekan 5. Dorong klien untuk memonitor nyeri dan
R: nyeri di abdomen bagian bawah melaporkan ketika nyeri terjadi
S: Skala Nyeri 7 6. Ajarkan klien penggunaan teknik nonfarmakologi
T: nyeri terasa ketika perdarahan keluar seperti teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
-klien mengalami perdarahan pervagina sebanyak ±100cc untuk mengontrol nyeri
-kesadaran komposmentis
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6)
-Klien tampak cemas dan gelisah
-wajah klien tampak meringis
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit,
Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB :150 cm.
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl, Gula darah
sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg : Negatif
Kekurangan Volume Cairan b.d Kehilangan Cairan Aktif, Label: Keseimbangan Cairan Label: Manajemen Cairan
ditandai dengan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
DS: selama 3x24 jam diharapkan keseimbangan Aktivitas-aktivitas
-klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak 3 minggu cairan dapat kembali seperti normal, 1. jaga intake dan output cairan
yang lalu. dengan kriteria hasil: 2. berikan terapi intravena, sesuai yang ditentukan

23
-klien mengatakan keluar darah semakin banyak sejak seminggu - keseimbangan intake dan output 3. monitor adanya tanda-tanda dehidrasi
yang lalu dalam 24 jam 4. monitor tanda-tanda vital
-klien mengatakan masih perdarahan dan klien menggunakan - tanda-tanda vital dalam batas normal 5. dukung klien untuk meningkatkan asupan oral
pembalut terdapat darah - kebutuhan cairan dapat tercukupi 6. timbang berat badan klien setiap hasi dan monitor
-klien mengatakan tidak nyaman pada bagian vagina karena - tidak ada tanda-tanda syok status klien
terpasang pembalut yang lembab dipenuhi darah
DO:
-klien mengalami perdarahan pervagina sebanyak ±100cc
-CRT < 3 detik
-HPHT : 13 Januari 2019 TP: 20 September 2019
-klien tampak lemah
-kesadaran komposmentis
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6)
-wajah klien tampak meringis
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit,
Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB :150 cm.
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl, Gula darah
sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg : Negatif
Ansietas b.d Ancaman pada status terkini, ditandai dengan: Label: Tingkat Kecemasan Label: Pengurangan Kecemasan
DS: Setelah diberikan tindakan keperawatan
-klien mengatakan mengalami sulit untuk tidur selama 3x24 jam diharapkan tingkat Aktivitas-aktivitas
-klien mengatakan khawatir dengan kondisi yang dihadapi kecemasan dapat berkurang, dengan 1. gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
DO: kriteria hasil: 2. jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang
-klien tampak lemah - klien dapat beristirahat mungkin akan dirasakan selama prosedur dilakukan
-kesadaran komposmentis - wajah tampak segar 3. pahami situasi krisis yang terjadi pada perspepktif
-Klien tampak cemas dan gelisah - klien tampak tenang klien
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat - rasa cemas yang disampaikan secara 4. berikan informasi faktual terkait diagnosis,
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit, lisan berkurang perawatan, dan prognosis
Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB :150 cm. - klien menerima kondisinya saat ini 5. dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan
-klien tampak tegang, gelisah, suara bergetas, merasa sedih, dan cara yang tepat
tidak menerima kehilangan 6. ajarkan klien untuk mengontrol kecemasan dengan
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl, Gula darah teknik relaksasi nafas dalam, teknik distraksi, dll.
sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg : Negatif

24
Intoleransi Aktivitas b.d Tirah Baring ditandai dengan: Label: Toleransi terhadap Aktivitas Label:Manajemen Energi
DS: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
-klien mengatakan dapat merubah posisi ditempat tidur retapi selama 3x24 jam diharapkan toleransi klien Aktivitas-Aktivitas
belum mampu untuk berjalan karena klien mengalami terhadap aktivitas dalam normal, ditandai 1. anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan
keletihan dengan kriteria hasil: secara verbal mengenai keterbatasan yag dialami
-klien mengatakan dibantu oleh keluarga untuk perawatan diri, - klien dapat beraktivitas secara mandiri 2. tentukan persepsi klien mengenai penyebab kelelahan
seperti mandi, berpakaian, dan toilet. - klien dapat berjalan secara mandiri 3. perbaiki defisit fisiologis sebagai prioritas utama
DO: - kekuatan otot tubuh kembali normal 4. monitor intake/asupan nutrisi untuk sumber energi
-klien tampak lemah - klien tampak segar yang adekuat
-kesadaran komposmentis 5. tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
-tingkat kesadaran GCS 15 (E4V5M6) dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
-Klien tampak cemas dan gelisah 6. tentukan intervensi untuk mengurangi kelelahan baik
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat secara farmakologis maupun non farmakologis,
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit, secara tepat
Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB :150 cm. 7. kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami klien
-klien tampak tegang, gelisah, suara bergetar, merasa sedih, dan yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif,
tidak menerima kehilangan pemantauan diri dan pengaturan aktivitas pasien.
-data laboratorium: Hemoglobin : 11,3 mg/dl, Gula darah
sewaktu : 102 mg/dl, HbsAg : Negatif
Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan, ditandai Label: Tingkat Kelelahan Label : Peningkatan Tidur
dengan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
DS: selama 3x24 jam diharapkan adanya Aktivitas-aktivitas
-klien mengatakan mengalami sulit untuk tidur perubahan tingkat kelelahan, ditandai 1. identifikasi pola tidur klien
-klien mengatakan hanya tidur semalam 4-5 jam saja dengan kriteria hasil: 2. jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
DO: - keletihan dapat teratasi kehamilan kepada klien
-kesadaran komposmentis - klien tampak segar 3. berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk
-Klien tampak cemas dan gelisah - klien mampu beristirahat meningkatkan kualitas tidur
-klien tampak banyak mengeluarkan keringat - durasi tidur tercukupi 4. ajarkan klien bagaimana melakukan relaksasi otot
-TTV : TD : 90/70 Mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR : 22 x/menit, atau bentuk nonfarmakologi laiinya untuk
Suhu : 36ºC, BB : 68 kg, TB :150 cm. memancing tidur
-klien tampak tegang, gelisah, suara bergetar, merasa sedih, dan 5. ajarkan klien dan keluarga mengenai faktor yang
tidak menerima kehilangan berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur

25
7) Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal/ Tindakan Respon Ttd
Keperawatan Waktu Keperawatan
Nyeri Akut b.d Agen Cedera 29 April 2019/ Lakukan pengkajian nyeri komprehensif meliputi Pengkajian Nyeri
Biologis 14.00 WIB lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, P: adanya perdarahan pervaginam
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus Q: nyeri terasa seperti tertekan
R: nyeri di abdomen bagian bawah
S: Skala Nyeri 7
T: nyeri terasa ketika perdarahan keluar
Kolaborasi dengan pemberian analgesik, sesuai Ibu telah diberikan obat analgesik melalui intravena
kebutuhan
Evaluasi pengetahuan dan kepercayaan klien Ibu mengetahui penyebab dari nyeri yang dialaminya
mengenai nyeri dan berharap untuk segera sembuh
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman Ibu merasa lingkungan cukup tenang dan nyaman

Dorong klien untuk memonitor nyeri dan Ibu dapat melaporkan kapan nyeri terjadi
melaporkan ketika nyeri terjadi

Ajarkan klien penggunaan teknik nonfarmakologi Ibu memahami cara mengontrol nyeri dengan teknik
seperti teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi relaksasi dan distraksi
untuk mengontrol nyeri
Kekurangan Volume Cairan b.d 29 April 2019/ jaga intake dan output cairan Intake cairan klien meningkat dengan pemasangan
Kehilangan Cairan Aktif 09.00 WIB berikan terapi intravena, sesuai yang ditentukan cairan intravena

monitor adanya tanda-tanda dehidrasi Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, klien
masih tampak lemah
monitor tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHg, S: 36,5C, N: 90 x/menit, RR: 16
x/menit
dukung klien untuk meningkatkan asupan oral Klien mengerti dan meningkatkan asupan cairan
melalui oral

26
timbang berat badan klien setiap hasi dan monitor BB sblm sakit :70 kg
status klien BB saat sakit : 68 kg
Ansietas b.d Ancaman pada 29 April 2019 gunakan pendekatan yang tenang dan Ibu tampak mendengarkan penjelasan dan membina
status terkini 10.00 WIB menyakinkan hubungan saling percaya dengan baik

jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang Ibu tampak mengerti dan memahami yang
mungkin akan dirasakan selama prosedur dijelaskan perawat
dilakukan

pahami situasi krisis yang terjadi pada perspepktif Ibu menjelaskan perasaannya yang khawatir akan
klien kondisinya saat ini

berikan informasi faktual terkait diagnosis, Ibu mendengarkan dan mengatakan memahami
perawatan, dan prognosis semua yang dijelaskan perawat
dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan
cara yang tepat
ajarkan klien untuk mengontrol kecemasan dengan Ibu tampak mengerti dan mampu mempraktekkan
teknik relaksasi nafas dalam, teknik distraksi, dll. teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan
Intoleransi Aktivitas b.d Tirah 29 April 2019 anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan Ibu dapat mengungkapkan perasaannya yang saat ini
Baring 12.00 WIB secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami belum mampu untuk berjalan dikarenakan masih
merasa keletihan
tentukan persepsi klien mengenai penyebab Ibu mengetahui penyebab kelelahannya dikarenakan
kelelahan adanya perdarahan pervaginam
Pemenuhan cairan melalui intravena telah terpasang
perbaiki defisit fisiologis sebagai prioritas utama Asupan nutrisi sebagai energi sudah cukup membaik

monitor intake/asupan nutrisi untuk sumber energi Ibu mampu menentukan aktivitas yang dilakukan
yang adekuat saat ini

tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang Intervensi untuk mengurangi kelelahan pada ibu
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan hamil dapat diberikan tirah baring dikarenakan
adanya perdarahan pervaginam yang dialami
tentukan intervensi untuk mengurangi kelelahan
baik secara farmakologis maupun non

27
farmakologis, secara tepat
kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami klien ibu hamil mengatakan tidak nyaman dengan
yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif, kondisinya saat ini dan merasa keletihan untuk
pemantauan diri dan pengaturan aktivitas pasien. beraktivitas
Gangguan Pola Tidur b.d 29 April 2019 identifikasi pola tidur klien Klien mengatakan hanya dapat tidur 4-5 jam dalam
Hambatan Lingkungan 13.00 WIB sehari
jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama Klien mendengarkan dan mengerti apa yang
kehamilan kepada klien dijelaskan perawat

berikan lingkungan yang tenang dan nyaman Klien mengatakan sudah nyaman dengan lingkungan
untuk meningkatkan kualitas tidur namun masih belum bisa beristirahat dikarenakan
adanya nyeri pada bagian abdomen bawah
ajarkan klien bagaimana melakukan relaksasi otot Klien tampak mengerti dan mampu mempraktikkan
atau bentuk nonfarmakologi laiinya untuk cara relaksasi otot
memancing tidur
ajarkan klien dan keluarga mengenai faktor yang Keluarga klien memahami apa yang dijelaskan oleh
berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur perawat

28
8) Evaluasi Keperawatan/ Catatan Perkembangan
Tanggal/ Diagnosa Evaluasi TTD
Waktu Keperawatan
29 April 2019/ Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis S:
19.00 Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada abdomen bagian bawah
O:
Klien tampak meringis
Skala nyeri 5
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi Dilanjutkan
Perawat:
- Berikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
- Ajarkan klien untuk mengontrol nyeri
- Berikan terapi analgesik, sesuai dengan kebutuhan
Klien:
- Latih cara mengontrol Nyeri
- Pahami faktor penyebab terjadinya nyeri
29 April 2019/ Kekurangan Volume Cairan b.d Kehilangan S:
19.00 Cairan Aktif Klien mengatakan masih mengalami perdarahan pervaginam
O:
Klien tampak lemah
Turgot kulit elastis
Mukosa bibir lembab
Tanda-Tanda Vital dalam batas normal
A:
Masalah Teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Perawat:
- Monitor tanda dan gejala dehidrasi

29
- Jaga keseimbangan cairan ibu hamil
29 April 2019/ Ansietas b.d Ancaman pada status terkini S:
19.00 Klien mengatakan masih khawatir dengan kondisinya saat ini dan merasa
kehilangan akan terjadinya perdarahan ini
O:
Klien tampak gelisah
Klien tampak cemas
Klien mampu mempraktekkan kembali cara mengontrol kecemasan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Perawat:
- Berikan informasi faktual terkait kondisi klien saat ini
- Identifikasi penyebab terjadinya kecemasan
Klien:
- Latih cara mengontrol kecemasan
29 April 2019/ Intoleransi Aktivitas b.d Tirah Baring S:
19.00 Klien mengatakan masih belum bisa melakukan aktivitas sehari-hari
seperti semula dikarenakan merasa keletihan
O:
Klien tampak lemah
Perawatan diri klien masih dibantu dengan keluarga
Klien masih belum mampu berjalan secara mandiri
A:
Masalah Belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Perawat:
- Berikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
Klien:
- Menentukan aktivitas yang dapat dilakukan saat tirah baring
29 April 2019/ Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan S:
19.00 Lingkungan Klien mengatakan sudah mampu memulai tidur namun sering terbangun

30
karena nyeri yang dialami
O:
Klien tampak segar
Pola tidur klien belum tercukupi
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Perawat:
- Perbaiki defisit fisiologis sebagai penyebab gangguan pola tidur
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk meningkatkan
kualitas tidur

31
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang tertinggal di dalam
uterus. Pada kasus Ny.A dengan Abortus Inkomplit ditandai dengan
terjadinya perdarahan pervaginam secara terus menerus selama kurang
lebih 4 minggu. Pada kasus Ny.A didapatkan beberapa diagnosa
keperawatan yang dapat muncul yaitu nyeri akut, kekurangan volume
cairan, ansietas atau kecemasan, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola
tidur. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien tersebut
yaitu mengontrol nyeri, memenuhi kebutuhan cairan, mengontrol tingkat
kecemasan, memenuhi kebutuhan aktivitas, dan pola tidur yang tercukupi.

B. Saran
Setelah melihat pembahasan dan memahami mengenai Abortus
Inkomplit diharapkan kita semua harus menyadari betapa pentingnya
kesehatan kehamilan dan persalinan pada ibu hamil. Diharapkan juga bagi
mahasiswa/i dapat meningkatkan pengetahuan mengenai keperawatan
maternitas dengan Abortus Inkomplit.

32
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Salemba Medika
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogyakarta: Nuha Medik
Herdman dkk, 2015. “NANDA Internasional Inc. Diagnosa Keperawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10”. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Gloria dkk, 2013. “Nursing Intervention Classification (NIC), 6th edition.”
Jakarta : CV. Mocomedia.
Moorhead dkk, 2013. “Nursing Outcome Classification (NOC), 5th edition.”
Jakarta : CV. Mocomedia.

33

Anda mungkin juga menyukai