Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Advance Reproductive
Biology di Program Studi Profesi Kebidanan
Disusun:
Kelompok 4
Intan Nurul Hudaya
Rymma Nuril Aziz
Sri Wahyuni Rahayu
Wulansari Iga Pawestri
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan Ridho-Nya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah tentang “Kelainan Pada Sistem
Reproduksi Wanita”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Advance Reproductive Biology. Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang kami hadapi, namun berkat dukungan dan dorongan
serta semangat dari orang-orang terdekat, sehingga kami mampu
menyelesaikannya dengan tepat waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hj. Ani Radiati R, S.Pd., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kota Tasikmalaya.
2. Nunung Mulyani, APP, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Program Studi
Kebidanan Tasikmalaya.
3. Wiwin Mintasih P, SSiT, M.Kes, selaku Dosen Mata kuliah Advance
Reproductive Biology.
4. Orang Tua dan adik serta seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil.
5. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
terbatasnya pengetahuan kami, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi kami dan juga pembaca
sekalian.
Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Tasikmalaya, September 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan........................................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak,
begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara
kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan memiliki sistem
reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba fallopi, uterus
dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat
produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk
seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai
ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau
rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina
merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna.
Beberapa penderita kelainan kongenital tidak memerlukan tindakan
pembedahan. Kelainan kengenital merupakan penyebab kedua terbanyak
pada kasus-kasus amenorhoe primer setelah disgenesis gonad.
Tindakan yang tepat serta motivasi yang cermat dari para tenaga
kesehatan untuk menetukan bentuk dan terapi yang diberikan pada penderita
dan keluarganya sangat penting dalam usaha pencapaian keberhasilan
pengobatan yang diberikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam – macam pertumbuhan jaringan abnormal pada organ
reproduksi wanita?
2. Bagaimana etiologi pertumbuhan jaringan abnormal pada organ
reproduksi wanita?
3. Bagaimana patofisiologi pertumbuhan jaringan abnormal pada organ
reproduksi wanita?
C. Tujuan
1. Mengetahui macam – macam pertumbuhan jaringan abnormal pada
organ reproduksi wanita.
2. Mengetahui etiologi pertumbuhan jaringan abnormal pada organ
reproduksi wanita.
3. Mengetahui patofisiologi pertumbuhan jaringan abnormal pada organ
reproduksi wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vulva
1. Duplikasi vulva
Duplikasi vulva jarang sekali ditemukan. Bila ada biasanya
ditemukan pula kelainan-kelainan lain yang lebi berat, sehingga bagi itu
tidak dapat hidup.
2. Hypoplasia vulva
Ditemukan bersamaan dengan genetalia interna yang juga kurang
berkembang pada keadaan hipoestrogenisme, infantilisme, dan lain-lain.
Biasanya ciri-ciri seks sekunder juga tidak berkembang.
3. Kelainan perineum
Pada kloaka persisten karena septum urogenital tidak tumbuh, bayi
tidak mempunyai lubang anus atau anus bermuara dalam sinus
urogenitaslis, dan terdapat satu lubang darimana keluar air kencing dan
fesis.
4. Atresia Labium Minus
Kelainan kongenital ini disebabkan karna membrane urogenitalis
tidak menghilang. Dibagian depan vulva dibelakang klitoris ada lubang
untuk pengeluaran air kencing dan darah haid. Koitus walaupun sukar
masih dapat dilaksanakan, malahan dapat terjadi helamilan. Pada partus
hanya dapat diperlakukan sayatan di garis tengah yang cukup panjang
untuk melahirkan janin.
Kelainan tersebut (atresia labia minora) dapat terjadi pula sesudah
partus. Dalam hal ini radang menyebabkan kedua labium minus melekat,
dengan masih ada kemungkinan penderita dapat berkencing. Pengobatan
terdiri atas melepaskan perlekatan dan menjahit luka-luka yang timbul.
5. Hymen Impervorata
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi
dapat juga terjadiakibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi
cedera atau infeksi. Secaraembriologi, hymen merupakan sambungan
antara bulbus sinovaginal dengan sinusurogenital, berbentuk membrane
mukosa yang tipis. Hymen berasal dari endodermepitel sinus urogenital,
dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalamiperforasi
selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan antara
lumenvagina dan vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane
irregular dengan berbagaijenis ketebalan yang menutupi sebagian
orifisium vagina, terletak mulai dari dindingbawah uretra sampai ke fossa
navikularis.
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten
dari membranurogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive
streak yang abnormal terbagimenjadi bagian urogenital dari membran
cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolposyang berasal dari jaringan
fibrous dan jaringan lunak antara labium minora sulitdibedakan dengan
tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karenakegagalan
perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk
danlubang vagina hanya berupa lekukan kloaka. Pokorny & Kozinetz
(1988) menerangkan bahwa secara anatomi, hymen pada wanita usia
prepubertas (anak-anak) dengan masalah organ genitalia, dijumpai
konfigurasiberupa hymen fimbrae, sirkumferensial danposterior ring.
a. Patofisiologi
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu
akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
yang dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan
pada neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang
disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera
diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi,
maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan
kumpulan dari sekresi serviks.
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan
hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging ) akibat
meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan
haid tidak keluar. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah
haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis,
sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri
(Hematometra).Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari
kavum uteri juga dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan
hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada
fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya
sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk
hematoperitoneum. Gejala yang paling sering terjadi akibat over
distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri
pelvis dan sakit di punggung bagian belakang.
Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang
distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih.
Rasa sakit pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air
kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia over flow, selain
itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan
gangguan defekasi. Gejala teraba massa di daerah supra pubik
karena terjadinya pembesaran uterus,hematometra, distensi kandung
kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan
peritonitis. Rock dkk (1997) mengamati 13 pasien hymen
imperforata, 10 pasien diantaranya mengalami distensi uterus dan
vagina yang luas, setelah diamati sampai usia dewasa,seluruh pasien
mengalami endometriosis pelvik, diduga akibat menstruasi
retrograde yang terjadi ke dalam rongga abdolmen, saat hymen
imperforata belum tertangani
6. Hipertrofi labium minus
Hipertrofi labia minora merupakan kondisi dimana terjadi
disproporsi dari ukuran labia minora relative dari ukuran labia mayora.
Etiologi hipertrofi labia minora bervariasi dan mungkin multifactor.
Beberapa wanita lahir dengan labia minora yang menonjol. Pada
beberapa wanita, hipertrofi labia minora. Belum ada standar baku dalam
menentukan drajat hiprtrofi labia minora, berikut ini adalah
pembagiannya:
a. Tidak ada hipertrofi : labia minora tertutup dalam labia mayora
b. Ringan sedang, labia minora melebihi 1-3 cm dari permukaan labia
mayora
c. Berat, labia minora melebihi >3cm dari permukaan labia mayora
B. Vagina
1. Atresia Vagina
Atresia vagina adalah adanya gangguan dalam pembentukan saluran
vagina. Septum yang terbentuk ada pada posisi horizontal. Septum dapat
ditemukan pada bagian proksimal vagina. Dapat juga ditemukan septum di
bawah dan pada sebelah atas hymen/selaput dara. (Prawirohardjo, 2011)
a. Patofisiologi
Jika penutupan terjadi secara menyeluruh biasanya akan menyebabkan
gangguan. Jika penutupan tidak menyeluruh, maka biasanya tidak
menimbulkan kesulitan, kecuali pada kala II persalinan
2. Septum Vagina
Septum vagina adalah sekat di vagina dapat ditemukan di bagian
atas vagina, septum vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal
atau vertical yang dapat terjadi sepanjang vagina sehingga dapat
menghalangi jalannya persalinan. Septum vagina terjadi karena adanya
gangguan fusi pada duktus mulleri, kelainan ini biasanya tidak
menimbulkan keluhan, menstruasi normal saat hubungan sekseual dapat
terjadi disparini. Tindakan septektomi dapat mengatasi masalah tersebut.
Septum vagina yang vertical dapat menghalangi penurunan dan kesulitan
menilai pembukaan. Bila kepala sudah turun mencapai hodge III,
septumvertikal dapat digunting sehingga persalinan berlangsung dengan
aman. Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena
separuh vagina yang harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar
sewaktu kelapa lahir. Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang-
kadang menghambat turunya kepala. Struktur vagina yang kongenital
menghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh perut
akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia. Dalam keadaan demikian,
tindakan persalinan dengan operasi merupakan pilihan utama.
Penyebab system vagina timbul karena embriologis perkembangan
duktus mulleri. Bentuk yang paling parah adalah tidak terbentuknya
saluran reproduksi yaitu vagina, uterus dan tuba fallopi. Bentuk kelainan
penyatuan yang paling parah terjadi ketika duktus mulleri gagal bersatu
disepanjang garis, menyebabkan pembentukan dua vagina.
3. Kista Vagina
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling
sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan adapula yang
berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun
bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput
semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan
normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar kebagian tubuh lain. Itulah
sebabnya tumor jinak relative mudah diangkat dengan jalan pembedahan,
dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-
neoplastik dan neoplastic. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan
biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 samapai 3 bulan. Sementara
kita neoplastic umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung
pada ukuran dan sifatnya.
Etiologi dari kista vagina Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang
berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena
suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen
ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker
Patofisiologi tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi
yang sederhana dari epitel germinal sampai ke invaginasi disertai
permukaan ruangan kista yang luas terjadi pembentukan papil-papil
kearah dalam tumor kistik.
2) Uterus bikornis
Etiologinya Uterus bikornis unikolis adalah uterus yang memiliki
satu serviks akan tetapi terdapat 2 tanduk masing-masing dengan 1
kavum uteru dan 1 tuba dan 1 ovarium. Kelainan ini terjadi pada
10% dari kejadian kelainan duktus Mulleri, sebagai akibat dari fusi
yang tidak sempurna kornu uterus setinggi fundus, sehingga terdapat
dua cavum uteri yang saling berhubungan dan satu serviks.
Belahan sagital uterus yang dimulai dari luar uterus sampai
mencapai ostium uteri internum disebut uterus bikornis
kompletus, sedangkan yang kurang dari itu disebut sebagai uterus
bikornis parsialis.
Patofisiologinya Wanita yang mempunyai kelainan uterus bikornis
dapat dapat hamil namun mengalami resiko abortus spontan dan
persalinan premature. Secara umum kejadian abortus spontan
antara 32%, persalinan premature 21%, dan kemungkinan
kehidupan janin 60%. Intervensi bedah yang dianjurkan adalah
metroplasti Strassman apabila diperlukan pada kasus dengan
kehilangan kehamilan dan persalinan premature berulang.
3) Uterus didelfis
Etiologinya Uterus bikornis bikollis atau uterus didelphys adalah
uterus dengan dua bagian terpisah yang jelas dan sering ditemukan
bersaman dengan adanya dua vagina atau satu vagina dengan sekat.
Patofisiologinya Wanita dengan Rahim ganda mampu hamil dan
melahirkan, namun terkadang rentan mengalami ketidaksuburan,
keguguran, melahirkan premature dan kelainan bentuk ginjal.
Intervensi bedah belum terbukti secara ilmiah, namun septum pada
vagina akan menyebabkan kesulitan dalam hubungan seksual serta
persalinan melalui jalan lahir. Teknik bedah yang digunakan
adalah metode metroplasti Strassman.
A. Kesimpulan
Kelainan kongenital alat-alat genital dapat disebabkan oleh faktor lingkungan,
seperti keadan endrometrium yang mempengaruhi nutrisi mudligah, penyakit
metabolic, penyakit virus, akibat obat-obat teratogenic, dan lain-lain yang
terdapat dalam masa kehamilan. Sebagian besar dari kelainan ini tidak
mengikutsertakan ovarium atau genetalia eksternal, sehingga banyak diantaranya
tidak menapkan diri sebelum menarche atau sebelum perkawinan.
Disamping itu terdapat kelainan-kelainan yang berasal dari kelainan
kromosom, khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal. Dan kelainan
ini sering kali menimbulkan masalah interseks. Pada seorang interseks bias
terdapat bahwa jenis gonadnya tidak sesuai dengan kromosom seksnya, atau
dengan morfologi genetalia internal, dan morfologi genetalian ekternal.
Kelainan-kelainan kongenital berupa gangguan dalam organogenesis
system reproduksi pada janin yang genic normal, dan kelainan-kelainan
kongenital pada system reproduksi karna keadaan kromosom yang tidak
normal atau karna pengaruh hormonal, diantaranya pada bagian vulva,
vagina, uterus dan tuba falopi.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya
dan pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA