DISUSUN OLEH:
1. Irsan Mustabela : 20022020
2. Karina Rahmadani : 20022021
3. Kurnia Putri Okba : 20022022
4. M Andri Pratama : 20022023
5. Meisy Ananda Saputri : 20022024
6. Melisa Putri Lestari : 20022025
7. Merio Saputra : 20022026
8. Merza Selvia Utari : 20022027
9. Milam Haliza Martha : 20022028
10. Nadia Dwi Puji Lestari : 20022029
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang Asuhan Keperawatan Pada Hiperemesis Gravidarum yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. Penulis sadar bahwa laporan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mual dan muntah yang ringan merupakan hal yang sering terjadi dan
merupakan keadaan yang normal pada awal masa kehamilan. Keluhan mual dan
muntah dapat terjadi pada 80% seluruh kehamilan. Keluhan mual dan muntah
biasanya dimulai pada minggu keempat kehamilan dan berlangsung sampai 20
minggu pertama kehamilan. Meskipun mual dan muntah sangat mengganggu, tetapi
tidaklah berbahaya, apabila tidak mengganggu metabolisme secara signifikan atau
berisiko terhadap ibu dan janin. Penyebab mual dan muntah pada kehamilan masih
belum diketahui secara pasti, mungkin terkait dengan rileksasi otot halus lambung
dan peningkatan kadar esterogen, progesteron, serta human chorionic gonadotrpin
(hCG). Kompilkasi kehamilan akibat mual dan muntah umumnya memiliki hasil
yang beragam dibanding ibu tanpa gejala.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah selama kehamilan yang terus
berlangsung dan sampai menyebabkan penurunan berat badan, ketidakseimbangan
elektrolit, kekurangan gizi, dan ketonuria. Hiperemesis gravidarum biasanya
dimulai pada trimester awal kehamilan, tetapi sekitar 10% ibu dengan masalah ini
tetap menunjukkan gejala selama kehamilan .
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu
memuntahkan segala yang di makan dan diminumnya hingga berat badan ibu
sangat turun, turgor kulit kurang diuresis kurang dan timbul aseton dalam kencing.
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke-9
sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada
minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut
melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis
gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan rawat inap.
(Prof,dr.Ida bagus gde manuaba, 2019)
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Hiperemesis Gravidarum?
2. Apa Anatomi Hiperemesis Gravidarum?
3. Apa Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum?
4. Apa Etiologi Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum?
6. Apa Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum?
7. Apa Komplikasi Hiperemesis Gravidarum?
8. Apa Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
9. Apa Data penunjang diagnostic Hiperemesis Gravidarum?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk Mengetahui Anatomi Hiperemesis Gravidarum
3. Untuk Mengetahui Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum
4. Untuk Mengetahui Etiologi Hiperemesis Gravidarum
5. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum
6. Untuk Mengetahui Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
7. Untuk Mengetahui Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
8. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
9. Untuk Mengetahui Data penunjang diagnostic Hiperemesis Gravidarum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Anatomi
1. Alat Genitalia Wanita Bagian Luar.
(Ivonne A.V Gasper, S.Kep, Ns., 2023)
a. Mons Veneris/Mons Pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian
depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah
dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada
waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir Besar (Labia Mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia
mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua
bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri
dari:
1) Bagian luar. Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
2) Bagian dalam. Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak).
3
c. Bibir Kecil (Labia Minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak di bagian dalam bibir
besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang ke arah bawah klitoris
dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan
mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
letaknya dekat Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti
perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar
paravaginal ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis
laki-laki. Fungsi utama ditoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia
minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra,
kelenjar parauretra (vestibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar
paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin)
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah
robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput Dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah
robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang
dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
4
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah berada
di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak
di antara fourchette dan himen.
2. Alat Genitalia Wanita Bagian Dalam
(Ivonne A.V Gasper, S.Kep, Ns., 2023)
a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas
vagina.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu/buah peer terbalik yang terletak di
pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan
ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.
Panjang tuba fallopi 12 cm diameter 3-8 cm. Dinding tuba terdiri dari
tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon-hormon steroid. Letak:
Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo
pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium.
e. Parametrium
5
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar
ligamentum latum.
2.4 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksis, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia, tetapi beberapa faktor dianggap penyebab hiperemesis gravidarum yaitu
faktor predisposisi (primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda atau
gemeli), ada juga faktor organik yaitu masuknya villi korialis dalam siklus
6
maternal, perubahan metabolik karena hamil dan alergi sebagai salah satu respons
jaringan ibu terhadap anak. (R.Stright, 2019)
Menurut (khayati)terdapat beberapa factor penyebab hyperemesis gravidarum
yaitu:
a. Factor Predisposisi
primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan ganda, estrogen, dan
HCG tinggi, molahidratidosa)
b. Factor Organic
masuknya villy khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolic akibat
hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan
hormon kelamin yang diproduksi selama hamil.
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau
mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di
saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang
dicndapkan
3. Semalaman.
4. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.
5. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil
muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise.
6. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh
perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama
kehamilan.
7
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, pada tingkatan ini,
ibu hamil merasa lemah, nafsu makan ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali permenit, tekanan darah
sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang,
lidah kering dana ta cekung.
b) Hyperemesis Gravidarum tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampat kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, suhu
kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit icterus, berat badan menurun,
hemokosentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa
pernapasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam urine.
c) Hipermesis gravidarum grade III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat, komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul, seperti nystagmus, diplopia,
dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya icterus menunjukan
terjadinya payah hati. Pada tingkat ini juga terjadi prdarahan dari esofagus,
lambung, dan retina.
8
keadaan umum ibu sudah dianggap hiperemesis gravidarum.
mual muntah yang terjadi pada wanita hamil trimester I dapat berlangsung
sampai 4 bulan yang dapat mengganggu keadaan umum ibu hamil sehari-hari
disebut hiperemesis gravidarum, selain itu menyebabkan ibu kekurangan nutrisi
menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin. (Ivonne A.V Gasper, S.Kep,
Ns., 2023)
Keadaan mual muntah yang berlebihan merupakan salah satu hal yang perlu
diwaspadai oleh wanita sedang hamil. Apalagi hal ini jika dapat mengganggu
pekerjaan atau aktivitas sehari-hari ibu hamil. Gangguan ini sering terjadi pada
kehamilan trimester I yaitu kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10
minggu. Sekitar 60-80 % ibu hamil mengalami gangguan mual dan muntah, tetapi
gejala ini lebih berat pada 1 diantara 1000 kehamilan. Mual muntah sendiri terbagi
menjadi 3 fase yaitu:
a Ringan atau tingkat pertama
Merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada
organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh reatching atau muntah.
tingkat pertama adalah apabila muntah-muntah berlebihan dan tidak kunjung
reda, dapat menimbulkan tubuh lemah, nafsu makan berkurang, berat badan
menurun, dan epigastrium yang teras nyeri. Tanda- tanda lain adalah nadi ibu
hamil naik menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
menurun, lidah terlihat kering, dan mata tampak cekung.
b Sedang atau tingkat kedua
Merupakan fase dimana terjadi gerakan nafas spasmodic dengan glottis
tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada diafragma sehingga
menimbulkan tekanan intratoraks yang negative, biasanya si penderita tampak
lebih lebah, berat badan makin menurun, gejala dehidrasi semakin tampak dan
mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dalam bau pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam urin.
c Berat atau tingkat tiga
Tingkat ketiga adalah tingkat yang paling parah,. Ibu dapat kehilangan
9
kesadaran, bahkan dapat mengalami koma, tidak berhenti muntah, frekuensi nadi
kecil, dan cepat, meningkatnya suhu tubuh, dan menurunnya tekanan darah.
2.7 Komplikasi
Salah satu komplikasi akibat kehamilan adalah hiperemesis gravidarum yang
merupakan mual dan muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami
wanita hamil kerena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan. Hiperemesis gravidarum mual muntah yang terjadi
lebih dari 10 kali sehari yang dapat membahayakan kekurangan cairan dan nutrisi,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), atau gangguan elektrolit,
sehingga mengganggu aktivitas seharihari dan membahayakan janin dalam
kandungan.
Komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksi butirik aseton dalam darah.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum. Pengobatan yang baik pada emesis
dapat mencegah terjadi hyperemesis gravidarum. Keadaan muntah berlebihan dan
dehidrasi ringan pada emesis gravidarum sebaiknya segera dilakukan perawatan
sehingga dapat mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum. Gangguan mual dan
muntah diperlukan
tahapan pengobatan sebagai berikut:
a. Terapi Psikologis
1. Ibu hamil diisolasi didalam kamar yang tenang dengan sirkulasi udara
yang cukup baik dapat meringankan hiperemesis gravidarum kerana
perubahan suasana rumah tangga.
10
2. Konseling dan Edukasi (KIE) tentang kehamilan dan cara mengatasi mual.
3. Memberi informasi tentang diit ibu hamil dengan makanan tidak sekaligus
banyak, tetapi dalam porsi sedikit namun sering sehingga dapat
mengurangi keasaman lambung.
4. Pada saat bangun pagi jangan segera berdiri dan berjalan- jalan tetapi duduk
dulu untuk menenangkan diri sehingga beradaptasi dengan perubahan
dinamik sirkulasi dan mengurangi rasa mual dan pusing.
11
(b) Vitamin, terutama vitamin B complex
(c) Voldiamer
(d) Vesperum
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
13
pemenuhan kapasitas vital paru, Keterbatasan ekspansi dada,
Pengaruh muskuler dan neuro terhadap pengembangan paru.
c) Ventilasi alveolar optimal: Alveoli yang terganggu, Penurunan
jumlah alveolus, Kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal.
d) Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru
: Hipoventilasi alveolar, Penebalan alveolar dan membran kapiler,
Rendahnya aliran darah paru terhadap ventilasi, Penurunan
kapasitas oksigen.
e) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral: Aktifitas
ritme otomatis di medula oblongata, Reseptor regulasi kimia
(kemoreseptor).
f) Terhentinya pernafasan sementara : Kekejangan umum, Tangis
anak-anak
14
f) Terhentinya pernafasan sementara: Kekejangan umum, Tangis
anak-anak.
15
5. Kesulitan untuk membuka dan menutup mulut.
6. Prosedur pembedahan pada mulut, rahang dan lidah yang
mempengaruhi pemasukan cairan dan nutrisi.
7. Pertukaran jaringan lunak di mulut: Efek dari kekurangan
nutrisi dan adanya pembatasan asupan, Atropi mukosa mulut
pada orang tua sehingga kemampuan merasakan menurun
dan adanya sensasi terbakar pada mulut.
8. Posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum
tidak mampu membuka mulut.
9. Kondisi gangguan mengunyah: Kondisi gigi dan rahang,
Kondisi otot untuk mengunyah, Nyeri saat mengunyah akibat
lesi pada jaringan lunak dan tulang, Berkurangnya jumlah
saliva, Kebiasaan tidak mengunyah makanan.
4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan ekskresi
a) Perubahan pergerakan bowel dan feces : Konstipasi-diare,
Perubahan kepadatan, warna dan karakteristik faeces, Perubahan
intregitas bowel, fungsi, dan perubahan struktur
b) Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ: Perubahan pola
urinary, Perubahan kualitas dan kuantitas urine, Perubahan
struktur dan fungsi integritas organ.
c) Perubahan pola keringat: Keringat berkurang, Keringat
meningkat.
d) Perasaan dan emosi yang mempengaruhi: Ketidaknyamanan atau
nyeri, Kecemasan atau ansietas akibat gangguan.
e) Tingkah laku selama perawatan: Pergerakan yang sulit, Tidak
nyaman atau nyeri pada saat pergerakan.
f) Lingkungan: Jamban, Sanitari lingkungan, Privasi pada saat
BAB dan BAK, Berbeda setiap individu.
5) Aktivitas dan istirahat
a) Tingkat aktivitas sehari-hari: Pola aktivitas sehari-hari, Jenis,
frekuensi dan lamanya latihan fisik.
16
b) Tingkat kelelahan: Aktivitas yang membuat lelah, Riwayat
sesak nafas.
c) Gangguan pergerakan: Penyebab gangguan pergerakan, Tanda
dan gejala, Efek dan gangguan pergerakan.
d) Pemeriksaan fisik: Tingkat kesadaran, Postur atau bentuk
tubuh, Ekstremitas.
6) Keselamatan dan keamanan
a) Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem sensori
komunikasi pasien seperti adanya perubahan perilaku pasien
karena gangguan sensori komunikasi: Halusinasi, Gangguan
proses piker, Kelesuan, Ilusi, Kebosanan dan tidak bergairah,
Perasaan terasing, Kurangnya konsentrasi, Kurangnya
koordinasi dan keseimbangan.
b) Faktor resiko yang berhubungan dengan keadaan pasien:
Kesadaran menurun, Kelemahan fisik, Imobillisasi, Penggunaan
alat bantu.
17
18
3.3 Intervensi Keperawatan
No PERENCANAAN
DIAGNOSIS
. TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
HASIL
1. Defist Nutrisi SLKI : Status nutrisi SIKI : Defisit nutris 1. Agar dapat tau
Definisi : MANAJEMEN NUTRISI (I. pemberian nutrisi
Asupan nutrisi tidak KH A T 03119) yang baik dan benar.
cukup untuk memenuhi Porsi makan 2 5 1. Observasi 2. Agar bisa
kebutuhan metabolisme yang di Identifikasi status nutrisi mengontrol
habiskan Identifikasi alergi dan keseimbangan nutrisi
Kekuatan otot 2 5 intoleransi makanan pasien.
mengunyah Identifikasi makanan 3.Agar lebih bisa
Kekuatan otot 2 5 yang disukai memonitor asupan
menelan Identifikasi kebutuhan makanan.
serum albumin kalori dan jenis nutrient 4. Agar bisa
Verbalisasi 5 2 Identifikasi perlunya memonitor berat
keinginan penggunaan selang badan klien.
untuk nasogastrik
meningkatkan Monitor asupan makanan 5, Agar monitor hasil
nutrisi Monitor berat badan status gizi klien
19
Pengetahuan 2 5 Monitor hasil membaik.
tentang pilihan pemeriksaan
makanan sehat laboratorium 6. Agar rasa mual
2. Terapeutik dan muntah
Skala Indikator : Lakukan oral hygiene hilang.
1. Sangat berat sebelum makan, jika 7. Agar pasien cepat
2. Berat perlu sembuh
3. Cukup berat Fasilitasi menentukan
4. Ringan pedoman diet (mis.
5. Tidak ada Piramida makanan)
Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
20
Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
21
2 Gangguan Rasa Nyaman SLKI : Status Kenyamanan SIKI : Terapi Relaksasi
Definisi : 1. Observasi 1. untuk mengetahui
Perasaan kurang senang, KH A T Identifikasi penurunan tingkat energy dan
lega dan sempurna dalam Keluhan 2 5 tingkat energi, ketidakmampuan
dimensi fisik, tidak ketidakmampuan berkonsentrasi
psikospirtual, lingkungan nyaman 3 5 berkonsentrasi, atau gejala pasien
dan sosial Gelisah lain yang mengganggu
Kesulitan 3 5 kemampuan kognitif 2. untuk mengetahui
22
Monitor respon terhadap
terapi relaksai
2.Terapeutik 5. Agar pasien tidak
Ciptakan lingkungan yang lelah dan gelisah lagi
tenag dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan 6. Agar pasien segera
suhu ruang nyaman, jika sembuh
memungkinkan
Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
nalgesik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
3.Edukasi
23
Jelaskan tujuan manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
Anjurkan mengambil posisi
nyaman
Anjurkan rileks dan
merasakan sensai relaksasi
Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
24
3. Intoleransi Aktivitas SLKI: Toleransi Aktivitas SIKI: Manajemen Energi
Definisi : 1. Observasi
Ketidakcukupan energi KH A T Identifkasi gangguan fungsi 1. untuk mengetahui
untuk melakukan Kemudahan 3 5 tubuh yang mengakibatkan gangguan fungsi
aktivitas sehari-hari dalam kelelahan tubuh yang
melakukan Monitor kelelahan fisik dan mengakibatkan
aktivitas emosional kelelahan
sehari-hari Monitor pola dan jam tidur 2. Untuk memonitor
Keluhan 3 5 Monitor lokasi dan kelelahan fisik dan
Lemah ketidaknyamanan selama emosinal
Perasaan 2 5 melakukan aktivitas 3. Untuk memonitor
Lemah 2.Terapeutik ketidaknyaman
25
5. Tidak ada Berikan aktivitas distraksi 5. Untuk membuat
yang menyenangkan pasien sembuh
Fasilitas duduk di sisi dengan cepat
tempat tidur, jika tidak 6. Agar pasien senang
dapat berpindah atau
berjalan
3.Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
4.Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
26
asupan makanan
27
3.4 Implementasi Keperawatan
Implemntasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan di susun dan di
tujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang di
harapkan. (Harwijayanti, 2022)
28
BAB IV
KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Soal Kasus
Diana seorang wanita karier usia 30 tahun, baru menikah 5 bulan yang lalu. Sejak 2 bulan ini diana tidak datang haid lagi,
dan merasakan payudaranya menegang serta sering buang air kecil. Diana datang ke puskesmas, dari anamnesa pasien didapatkan
G2P1A0, riwayat menstruasi teratur, mual muntah pada pagi hari, kemudian dilakukan pemeriksaan #isik didapatkan tingt 37,2 C,
dan didapatkan pemerikasaan fisik TFU pertengahan sympisis dan pusat, areola mamae hyperpigmentasi TD 110/70 mmHg Nadi
67 x/menit, / dan pemeriksaan laboratorium rutin, gula darah dan urin. kemudian dokter spesialis puskesmas tersebut melakukan
pemeriksaan USG yang hasilnya sesuai dengan usia kehamilan. Dokter memberikan asam folat dan menganjurkan agar selanjutnya
diana control teratur untuk antenatal care. Dan melakukan senam yang bertujuan untuk menjaga Kesehatan janin.
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 29 September 2023
Ruang /Kelas : Poli Kebidanan
Tanggal pengkajian : 29 September 2023
Jam : 11.30
29
A. Identitas/Biodata
30
- Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut per hari
- Keluhan : Sejak 2 bulan terakhir haid klien tidak datang lagi dan klien meresakan mual muntah
berterusan kepala pusing.
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
c. Genogram
31
d. Riwayat Kehamilan ini
1. P…….G……..A : ………………………………….
2. HPHT : ………………………………….
3. Taksiran Persalinan : ………………………………….
4. Keluhan-keluhan pada:
1) Trimester I : Mual dan Muntah kepala pusing
2) Trimester II : ………………………………….
3) Trimester III : ………………………………….
5. Pergerakan janin pertama kali: ……………………...….................................
6. Keluhan yang dirasakan saat ini ( bila ada jelaskan ) : Pasien mengatakan haid tidak lagi keluar dari 2 bulan yang lalu,pasien
merasakan mual dan muntah terus menerus dan kepala terasa pusing,badan merasa`lelah dan lesu.
7. Perasaan tentang kehamilan ini: Senang
32
4) Kontrasepsi : ………………………………………………….
33
4. Makanan yang tidak disukai : Martabak telur
b. Pola eliminasi
1. BAK
a. Frekuensi :
b. Warna : Kuning jernih
c. Keluhan : Tidak ada
2. BAB
a. Frekuensi : 2x/hari
b. Warna : Kuning
c. Konsistensi : .2x/hari
d. Keluhan : tidak ada
34
b. Waktu : Pagi siang (ketika bangun tidur dan setelah makan siang), Malam (ketika sebelum
tidur malam)
3. Cuci rambut
a. Frekuensi : 3x/hari
b. Shampoo : head and shoulders
35
4. RR : 100
5. BB sekarang : 53 Kg
6. BB seblm hamil : 53 Kg
c. Kepala
1. Bentuk : Simetris
2. Rambut : Hitam
3. Kulit Kepala : Bersih
4. Keluhan : Tidak ada
d. Mata
1. Kelopak mata : Baik
2. Konjungtiva : Baik
3. Sklera : Baik
4. Pupil : Baik
5. Lainnya sebutkan : Baik
e. Hidung
1. Reaksi alergi : Tidak ada
2. Sinus : Tidak ada
3. Lainnya sebutkan : Tidak ada
f. Mulut dan tenggorokan
1. Gigi geligi : Baik
36
2. Kesulitan menelan : Mual dan muntah tidak napsu makan sehingga kesulitan menelan
3. Lainnya sebutkan : Tidak ada
g. Dada dan axila
1. Inspeksi : Baik
2. Palpasi : Baik
3. Auskultasi : Baik
h. Pernafasan
1. Jalan nafas : Baik
2. Suara nafas : Baik
3. Alat pernafasan : Baik
4. Lainnya sebutkan : Tidak ada
i. Sirkulasi jantung
1. Suara jantung : Baik
2. Irama : Baik
3. Kelainan : Tidak ada
j. Abdomen
1. Inspeksi : Baik
2. Palpasi : Baik
a. Leopold 1 : Tidak ada
b. Leopold II : Tidak ada
37
c. Leopold III : Tidak ada
d. Leopold IV : Tidak ada
3. Auskultasi : Baik
k. Genitourinary : Baik
l. Ektremitas
1. Turgor kulit : Elastis
2. Warna kulit : Normal
3. Pergerakan : Kaku
4. Lainnya sebutkan : Lelah dan lesu dalam beraktivitas disebabkan mual dan muntah yang berlebihan dan kepala
pusing
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Tidakada
b. USG : USG Abdomen kehamilan trimester 1
38
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di buktikan dengan merasa
lemah, merasa tidak nyaman setelah aktivitas.
TD : 110/70 mmhg
RR : 23x/menit
Nadi : 67x/menit
2. DS : pasien mengatakan tidak nyaman karena sering mual- mual Gangguan rasa nyaman
DO : pasien tampak lesu, pucat, dan lemah
TD : 110/70 mmHg
39
Nafas : 23x/menit
Nadi : 67x/menit
3. DS : pasien mengatakan Intoleransi aktivitas
TD : 110/70 mmHg
Nafas : 23x/menit
Nadi : 67x/menit
40
4.5 Intervensi Keperawatan
Intervensi
Nama : Ny. D Umur: 30 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Tanggal: 29-9-2023
No. PERENCANAAN
DIAGNOSIS
TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
HASIL
1. Defist Nutrisi SLKI : Status nutrisi SIKI : Defisit nutris Agar dapat tau
Definisi : Identifikasi status pemberian nutrisi
Asupan nutrisi tidak KH A T nutrisi yang baik dan
cukup untuk memenuhi Porsi makan 2 5 Identifikasi makanan benar.
kebutuhan metabolisme yang di yang disukai Agar bisa
habiskan Monitor asupan mengontrol
Kekuatan otot 2 5 makanan keseimbangan
mengunyah Monitor berat badan nutrisi pasien.
Kekuatan otot 2 5 Monitor hasil Agar lebih bisa
menelan pemeriksaan memonitor asupan
serum albumin laboratorium makanan.
Verbalisasi 5 2 Sajikan makanan secara Agar bisa
keinginan menarik dan suhu yang memonitor berat
41
untuk sesuai badan klien.
meningkatkan Berikan makan tinggi
nutrisi serat untuk mencegah Agar monitor hasil
Pengetahuan 2 5 konstipasi status gizi klien
tentang pilihan Kolaborasi dengan ahli membaik.
makanan sehat gizi untuk menentukan Agar rasa mual dan
jumlah kalori dan jenis muntah hilang.
Skala Indikator : nutrient yang Agar pasien cepat
8. Sangat berat dibutuhkan, jika perlu sembuh
9. Berat
10. Cukup berat
11. Ringan
12. Tidak ada
42
psikospirtual, nyaman 3 5 Identifikasi kesediaan, berkonsentrasi
lingkungan dan sosial Gelisah kemampuan, dan pasien
Kesulitan 3 5 penggunaan teknik untuk mengetahui
tidur 2 5 sebelumnya identifikasi
Lelah Periksa ketegangan otot, relaksasi yang
frekuensi nadi, tekanan efektif di gunakan
Skala Indikator : darah, dan suhu sebelum pasien
6. Sangat berat dan sesudah latihan Agar merileks kan
7. Berat Monitor respon terhadap ketegangan otot
8. Cukup berat terapi relaksai pasien
9. Ringan Gunakan pakaian longgar Agar bisa
10. Tidak ada Jelaskan tujuan manfaat, membuat pasien
batasan, dan jenis nyaman dan
relaksasi yang tersedia senang
(mis. musik, meditasi, Agar pasien tidak
napas dalam, relaksasi lelah dan gelisah
otot progresif) lagi
Jelaskan secara rinci Agar pasien
intervensi relaksasi segera sembuh
yang dipilih
43
Anjurkan mengambil
posisi nyaman
Anjurkan rileks dan
merasakan sensai
relaksasi
Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
44
Keluhan 3 5 Sediakan lingkungan Untuk memonitor
Lemah nyaman dan rendah ketidaknyaman
Perasaan 2 5 stimulus (mis. cahaya, melakukan aktivitas
Lemah suara, kunjungan) pasien
Lakukan rentang gerak Untuk membuat
Skala Indikator : pasif dan/atau aktif pasien bersemangat
7. Sangat berat Berikan aktivitas distraksi dan melakukan
8. Berat yang menyenangkan aktivitas kembali
9. Cukup berat Anjurkan tirah baring Untuk membuat
10. Ringan pasien sembuh
11. Tidak ada dengan cepat
Agar pasien senang
45
4.6 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Nama : ny. D Umur : 30 tahun Jenis Kelamin: perempuan Tanggal: 29-09-2023
IMPLEMENTASI INTERVENSI
Hari, Hari,
No Tanggal& Tindakan Keperawatan Dan Respon Tanggal& Evaluasi
Jam Jam
1 04-11-2021 Mengidentifikasi status nutrisi 29-09-2023 S: pasien mengatakan sering mual dan
R: pasien dapat diajak kerjasama muntah, nafsu makan mnurun
Mengidentifikasi makanan yang O :Pasien tampak meringis
disukai Pasien tampak gelisah
R: Pasien dapat di ajak bekerjasama TTV :
Memonitor asupan makanan TD : 110/70 mmHg
46
dan suhu yang sesuai Kekuatan otot 5 2 4
R: pasien dapat bekerjasama mengunyah
Memberikan makan tinggi serat Kekuatan otot 5 2 4
untuk mencegah konstipasi menelan
R: pasien dapat bekerja sama serum
Mengkolaborasi dengan ahli gizi albumin
untuk menentukan jumlah kalori dan Verbalisasi 5 3 4
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika keinginan
perlu untuk
R: pasien dapat bekerjasama meningkatkan
nutrisi
Pengetahuan 5 3 4
tentang
pilihan
makanan
sehat
P :Intervensi dihentikan
Pasien pulang
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah muntah selama kehamilan yang terus
berlangsung dan sampai menyebabkan penurunan berat badan,
ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan gizi, dan ketonuria. Hiperemesis
gravidarum biasanya dimulai pada trimester awal kehamilan, tetapi sekitar 10%
ibu dengan masalah ini tetap menunjukkan gejala selama kehamilan .
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu
memuntahkan segala yang di makan dan diminumnya hingga berat badan ibu
sangat turun, turgor kulit kurang diuresis kurang dan timbul aseton dalam
kencing. Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan
minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan
berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala
berlanjut melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi
hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan
rawat inap.
48
DAFTAR PUSTAKA
49