Anda di halaman 1dari 53

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH:
1. Irsan Mustabela : 20022020
2. Karina Rahmadani : 20022021
3. Kurnia Putri Okba : 20022022
4. M Andri Pratama : 20022023
5. Meisy Ananda Saputri : 20022024
6. Melisa Putri Lestari : 20022025
7. Merio Saputra : 20022026
8. Merza Selvia Utari : 20022027
9. Milam Haliza Martha : 20022028
10. Nadia Dwi Puji Lestari : 20022029

Dosen Pembimbing : Renny Triwijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Laporan ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang Asuhan Keperawatan Pada Hiperemesis Gravidarum yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. Penulis sadar bahwa laporan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Palembang, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi Hiperemesis Gravidarum..................................................3
2.2 Anatomi Hiperemesis Gravidarum.................................................3
2.3 Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum.........................................5
2.4 Etiologi Hiperemesis Gravidarum..................................................6
2.5 Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum..................................7
2.6 Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum..............................................8
2.7 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum.............................................9
2.8 Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.....................................10
2.9 Data penunjang diagnostic Hiperemesis Gravidarum.....................12

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian.......................................................................................13
3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................17
3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................18
3.4 Implementasi...................................................................................26
3.5 Evaluasi...........................................................................................26

BAB IV KASUS DAN PEMBAHASAN


4.1 Soal Kasus .....................................................................................27
4.2 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Antenatal......................27
4.3 Diagnosa Keperawatan...................................................................36
4.4 Analisa Masalah..............................................................................37
4.5 Intervensi Keperawatan..................................................................39
4.6 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan......................................44

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mual dan muntah yang ringan merupakan hal yang sering terjadi dan
merupakan keadaan yang normal pada awal masa kehamilan. Keluhan mual dan
muntah dapat terjadi pada 80% seluruh kehamilan. Keluhan mual dan muntah
biasanya dimulai pada minggu keempat kehamilan dan berlangsung sampai 20
minggu pertama kehamilan. Meskipun mual dan muntah sangat mengganggu, tetapi
tidaklah berbahaya, apabila tidak mengganggu metabolisme secara signifikan atau
berisiko terhadap ibu dan janin. Penyebab mual dan muntah pada kehamilan masih
belum diketahui secara pasti, mungkin terkait dengan rileksasi otot halus lambung
dan peningkatan kadar esterogen, progesteron, serta human chorionic gonadotrpin
(hCG). Kompilkasi kehamilan akibat mual dan muntah umumnya memiliki hasil
yang beragam dibanding ibu tanpa gejala.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah selama kehamilan yang terus
berlangsung dan sampai menyebabkan penurunan berat badan, ketidakseimbangan
elektrolit, kekurangan gizi, dan ketonuria. Hiperemesis gravidarum biasanya
dimulai pada trimester awal kehamilan, tetapi sekitar 10% ibu dengan masalah ini
tetap menunjukkan gejala selama kehamilan .
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu
memuntahkan segala yang di makan dan diminumnya hingga berat badan ibu
sangat turun, turgor kulit kurang diuresis kurang dan timbul aseton dalam kencing.
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke-9
sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada
minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut
melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis
gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan rawat inap.
(Prof,dr.Ida bagus gde manuaba, 2019)

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Hiperemesis Gravidarum?
2. Apa Anatomi Hiperemesis Gravidarum?
3. Apa Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum?
4. Apa Etiologi Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum?
6. Apa Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum?
7. Apa Komplikasi Hiperemesis Gravidarum?
8. Apa Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
9. Apa Data penunjang diagnostic Hiperemesis Gravidarum?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk Mengetahui Anatomi Hiperemesis Gravidarum
3. Untuk Mengetahui Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum
4. Untuk Mengetahui Etiologi Hiperemesis Gravidarum
5. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum
6. Untuk Mengetahui Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
7. Untuk Mengetahui Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
8. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
9. Untuk Mengetahui Data penunjang diagnostic Hiperemesis Gravidarum

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, yang terjadi akibat dari dehidrasi. Hiperemesis gravidarum adalah
mual dan muntah yang berlebihan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata. asetonuria, dan kekurangan
nutrisi. Mual dan muntah ringan dapat terjadi antara minggu ke-5 dan minggu ke-
12 yang dialami 50-80% wanita hamil, dan hiperemesis gravidarum terjadi hanya
pada rata-rata 1-2% kehamilan. (Bahrah,S.ST., 2022)

2.2 Anatomi
1. Alat Genitalia Wanita Bagian Luar.
(Ivonne A.V Gasper, S.Kep, Ns., 2023)
a. Mons Veneris/Mons Pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian
depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah
dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada
waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir Besar (Labia Mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia
mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua
bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri
dari:
1) Bagian luar. Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
2) Bagian dalam. Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak).

3
c. Bibir Kecil (Labia Minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak di bagian dalam bibir
besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang ke arah bawah klitoris
dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan
mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
letaknya dekat Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti
perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar
paravaginal ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis
laki-laki. Fungsi utama ditoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia
minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra,
kelenjar parauretra (vestibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar
paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin)
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah
robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput Dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah
robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang
dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi.

4
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah berada
di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak
di antara fourchette dan himen.
2. Alat Genitalia Wanita Bagian Dalam
(Ivonne A.V Gasper, S.Kep, Ns., 2023)
a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas
vagina.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu/buah peer terbalik yang terletak di
pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan
ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.
Panjang tuba fallopi 12 cm diameter 3-8 cm. Dinding tuba terdiri dari
tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon-hormon steroid. Letak:
Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo
pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium.

e. Parametrium

5
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar
ligamentum latum.

2.3 Patofisiologis Hiperemisis Gravidarum


Perasaan mual muntah akibat kadar hormone estrogen meningkat, mual dan
muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, penurunan
klorin urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi, yang mengurangi perfusi darah ke
jaringan dan menyebabkan tertimbunnya asam aseton asenk, hidroksi, butirik dan
aseton dalam darah, kekurangan cairan atau kehilangan cairan karena mual dan
muntah yang menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang membuat frekuensi muntah berlebihan.
(Prof,dr.Ida bagus gde manuaba, 2019)
Menurut Manjoer,perasaan mual di akibatkan karena kadar estrogen meningkat:
Mual dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi terus-menerus.
1. Penurunan klorida urine.
2. Terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
3. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak
tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya ketosis.
4. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.
5. Selaput lender esofagus dan lambung dapat robek (Sindrom Malloryweiss)
sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.

2.4 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksis, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia, tetapi beberapa faktor dianggap penyebab hiperemesis gravidarum yaitu
faktor predisposisi (primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda atau
gemeli), ada juga faktor organik yaitu masuknya villi korialis dalam siklus

6
maternal, perubahan metabolik karena hamil dan alergi sebagai salah satu respons
jaringan ibu terhadap anak. (R.Stright, 2019)
Menurut (khayati)terdapat beberapa factor penyebab hyperemesis gravidarum
yaitu:
a. Factor Predisposisi
primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan ganda, estrogen, dan
HCG tinggi, molahidratidosa)
b. Factor Organic
masuknya villy khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolic akibat
hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan
hormon kelamin yang diproduksi selama hamil.
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau
mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di
saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang
dicndapkan
3. Semalaman.
4. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.
5. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil
muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise.
6. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh
perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama
kehamilan.

2.5 Manipestasi klinis


Secara umum hyperemesis gravidarum dapat dibagi kedalam tiga tingkatan
menurut berat ringannya gejala sebegai berikut:
a) Hyperemesis gravidarum grade 1

7
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, pada tingkatan ini,
ibu hamil merasa lemah, nafsu makan ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali permenit, tekanan darah
sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang,
lidah kering dana ta cekung.
b) Hyperemesis Gravidarum tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampat kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, suhu
kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit icterus, berat badan menurun,
hemokosentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa
pernapasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam urine.
c) Hipermesis gravidarum grade III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat, komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul, seperti nystagmus, diplopia,
dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya icterus menunjukan
terjadinya payah hati. Pada tingkat ini juga terjadi prdarahan dari esofagus,
lambung, dan retina.

2.6 Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum


Mual adalah perasaan yang tidak menyenangkan terkait merasa sakit atau
mendorong untuk muntah bisa disertai berkeringat, bertambahnya air liur dan
kontraksi ritnis otot-otot dinding perut. Ratnawati (2018) mual adalah suatu
kondisi dimana ibu merasa mempunyai perasaan menekan dan tidak nyaman
sebelum muntah. Gejala ini kan timbul jika terlalu banyak makan, menghirup
aroma yang menjijikan atau tidak disukai, efek dari obat-obatan seperti antibiotik
dan pereda nyeri khususnya trimester awal, sampai saat ini tidak ada kesepakatan
mengenai batasan seberapa banyak mual dan muntah berpengaruh terhadap

8
keadaan umum ibu sudah dianggap hiperemesis gravidarum.
mual muntah yang terjadi pada wanita hamil trimester I dapat berlangsung
sampai 4 bulan yang dapat mengganggu keadaan umum ibu hamil sehari-hari
disebut hiperemesis gravidarum, selain itu menyebabkan ibu kekurangan nutrisi
menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin. (Ivonne A.V Gasper, S.Kep,
Ns., 2023)
Keadaan mual muntah yang berlebihan merupakan salah satu hal yang perlu
diwaspadai oleh wanita sedang hamil. Apalagi hal ini jika dapat mengganggu
pekerjaan atau aktivitas sehari-hari ibu hamil. Gangguan ini sering terjadi pada
kehamilan trimester I yaitu kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10
minggu. Sekitar 60-80 % ibu hamil mengalami gangguan mual dan muntah, tetapi
gejala ini lebih berat pada 1 diantara 1000 kehamilan. Mual muntah sendiri terbagi
menjadi 3 fase yaitu:
a Ringan atau tingkat pertama
Merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada
organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh reatching atau muntah.
tingkat pertama adalah apabila muntah-muntah berlebihan dan tidak kunjung
reda, dapat menimbulkan tubuh lemah, nafsu makan berkurang, berat badan
menurun, dan epigastrium yang teras nyeri. Tanda- tanda lain adalah nadi ibu
hamil naik menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
menurun, lidah terlihat kering, dan mata tampak cekung.
b Sedang atau tingkat kedua
Merupakan fase dimana terjadi gerakan nafas spasmodic dengan glottis
tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada diafragma sehingga
menimbulkan tekanan intratoraks yang negative, biasanya si penderita tampak
lebih lebah, berat badan makin menurun, gejala dehidrasi semakin tampak dan
mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dalam bau pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam urin.
c Berat atau tingkat tiga
Tingkat ketiga adalah tingkat yang paling parah,. Ibu dapat kehilangan

9
kesadaran, bahkan dapat mengalami koma, tidak berhenti muntah, frekuensi nadi
kecil, dan cepat, meningkatnya suhu tubuh, dan menurunnya tekanan darah.

2.7 Komplikasi
Salah satu komplikasi akibat kehamilan adalah hiperemesis gravidarum yang
merupakan mual dan muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami
wanita hamil kerena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan. Hiperemesis gravidarum mual muntah yang terjadi
lebih dari 10 kali sehari yang dapat membahayakan kekurangan cairan dan nutrisi,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), atau gangguan elektrolit,
sehingga mengganggu aktivitas seharihari dan membahayakan janin dalam
kandungan.
Komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksi butirik aseton dalam darah.

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum. Pengobatan yang baik pada emesis
dapat mencegah terjadi hyperemesis gravidarum. Keadaan muntah berlebihan dan
dehidrasi ringan pada emesis gravidarum sebaiknya segera dilakukan perawatan
sehingga dapat mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum. Gangguan mual dan
muntah diperlukan
tahapan pengobatan sebagai berikut:
a. Terapi Psikologis
1. Ibu hamil diisolasi didalam kamar yang tenang dengan sirkulasi udara
yang cukup baik dapat meringankan hiperemesis gravidarum kerana
perubahan suasana rumah tangga.

10
2. Konseling dan Edukasi (KIE) tentang kehamilan dan cara mengatasi mual.
3. Memberi informasi tentang diit ibu hamil dengan makanan tidak sekaligus
banyak, tetapi dalam porsi sedikit namun sering sehingga dapat
mengurangi keasaman lambung.
4. Pada saat bangun pagi jangan segera berdiri dan berjalan- jalan tetapi duduk
dulu untuk menenangkan diri sehingga beradaptasi dengan perubahan
dinamik sirkulasi dan mengurangi rasa mual dan pusing.

b. Pemberian cairan pengganti


Untuk mengimbangi hilangnya cairan dan elektrolit dapat segera
dilakukan sebagai berikut:
1) Larutan glukosa-dektrosa 5-10% diberikan sekitar 3.000 cc/24jam untuk
keperluan:
a) Rehidrasi sehingga turgor kulit cepat kembali.
b) Meningkatkan deuresis dan membuang benda keton memalui urin.
c) Glukosa sendiri dibutuhkan untuk metabolisme umum dan menghindari
kerusakan liver lebih lanjut.
d) Glukosa yang dipecah menjadi energi diharapkan dapat mengurangi
e) pembentukan badan keton.
2) Larutan ringer laktat atau ringer dekstrosa, diperlukan untuk
keseimbangan elektrolit.
Hari pertama untuk mengutangi muntah dapat dilakukan dengan puasa dan
diikuti dengan membasahi mulut dan tenggorokan. Jika muntah berkurang,
ibu hamil dapat mulai dengan cairan makanan sebagai berikut:
Larutan isotonis yang mengandung elektrolit dengan berbagai rasa
dapat diberikan untuk keseimbangan elektrolit
(1) Terapi Obat
Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum adalah sebagai berikut:
(a) Ondancetron

11
(b) Vitamin, terutama vitamin B complex
(c) Voldiamer
(d) Vesperum

2.9 Data Penunjang Diagnostik


Pemeriksaan penunjang penting untuk dilakukan untuk menegakkan diagnosa
medis hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan diagnosa yang lain dengan
tanda dan gejala yang mirip. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Urinalisis.
Urinalisis untuk memeriksa ketonuria dan berat jenis, selain hitung darah
lengkap dan evaluasielektrolit. Peningkatan hemoglobin atau hematocrit
dapat terjadi karena hemokonsentrasi akibat dehidrasi. Dehidrasi yang
signifikan dapat menyebabkan cedera ginjal akut yang dibuktikan dengan
peningkatan kreatinin serum, nitrogen urea darah, dan penurunan filtrasi
glomerulus. Demikian juga peningkatan kalium, kalsium, magnesium,
natrium, dan bikarbonat dapat dipengaruhi oleh muntah yang berkepanjangan
dan penurunan asupan cairan oral.
b. Tes tiroid, lipase, dan tes fungsi hati
Pemeriksaan tiroid, enzim lipase dan fungsi hati berkaitan dengan penyakit
hepatitis, keracunan obat, hipertiroid hingga pankreatitis yang juga biasanya
memiliki tanda mual dan muntah.
c. Ultrasonografi (USG)
USG dilakukan untuk memastikan kehamilan ganda, kehamilan ektopik, dan
penyakit trofoblas gestasional. Pemeriksaan USG dilakukan tergantung pada
riwayat pasien dan evaluasi obstetrik sebelumnya.
d. Magnetic resonance imaging (MRI)
digunakan untuk menilai diagnosis alternatif, seperti radang usus buntu atau
apendisitis.
e. Pemeriksaan radiologi menggunakan sinar X
dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis alternatif seperti batu ginjal.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

3.1 Pengkajian Keperawatan


Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan
atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis,
social dan spiritual, yaitu:
a. Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan
pengobatan, faktor sistem keluarga); Pola hidup; Faktor lingkungan.
b. Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan
berdasarkan self care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian
kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat
ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total
Care.
c. Pengembangan model keperawatan Orem dengan masalah fisiologis yang
terdiri dari pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit, gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan
kebutuhan eliminasi/pergerakan .
Secara rinci pengembangan model keperawatan dengan masalah
fisiologis adalah sebagai berikut:
1) Pemenuhan kebutuhan Oksigen/Udara
a) Saluran Pernafasan: Sumbatan pada saluran pernafasan oleh
benda asing, Kelainan pada saluran pernafasan daaan peningkatan
resistensi jalan pernafasan.
b) Pengembangan kapasitas vital paru: Restraksi paru. Penurunan
pengembangan paru, Perubahan jaringan paru terhadap

13
pemenuhan kapasitas vital paru, Keterbatasan ekspansi dada,
Pengaruh muskuler dan neuro terhadap pengembangan paru.
c) Ventilasi alveolar optimal: Alveoli yang terganggu, Penurunan
jumlah alveolus, Kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal.
d) Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru
: Hipoventilasi alveolar, Penebalan alveolar dan membran kapiler,
Rendahnya aliran darah paru terhadap ventilasi, Penurunan
kapasitas oksigen.
e) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral: Aktifitas
ritme otomatis di medula oblongata, Reseptor regulasi kimia
(kemoreseptor).
f) Terhentinya pernafasan sementara : Kekejangan umum, Tangis
anak-anak

2) Pemenuhan kebutuhan Oksigen/Udara


a) Saluran Pernafasan: Sumbatan pada saluran pernafasan oleh
benda asing, Kelainan pada saluran pernafasan daaan peningkatan
resistensi jalan pernafasan.
b) Pengembangan kapasitas vital paru: Restraksi paru. Penurunan
pengembangan paru, Perubahan jaringan paru terhadap
pemenuhan kapasitas vital paru, Keterbatasan ekspansi dada,
Pengaruh muskuler dan neuro terhadap pengembangan paru.
c) Ventilasi alveolar optimal: Alveoli yang terganggu, Penurunan
jumlah alveolus, Kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal.
d) Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru
Hipoventilasi alveolar, Penebalan alveolar dan membran kapiler,
Rendahnya aliran darah paru terhadap ventilasi, Penurunan
kapasitas oksigen.
e) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral: Aktifitas
ritme otomatis di medula oblongata, Reseptor regulasi kimia
(kemoreseptor).

14
f) Terhentinya pernafasan sementara: Kekejangan umum, Tangis
anak-anak.

g) Tidak ada respirasi : Apneu yang muncul pada bayi normal,


Apneu dengan pasien preterm, Apneu pada 24 jam pertama,
Apneu pada penyakit kardiorespiratori, Apneu akibat gangguan
metabolic.
h) Distres respiratori : Ansietas, Histeria dan gangguan emosional,
Patologi pada jantung dan paru, Pernafasan periodik pada bayi
preterm, Dispneu dan sianosis pada bayi baru lahir, Penurunan
respiratory rate dan kapasitas vital (kakeksia dan malnutrisi).
i) Peningkatan kerja pernafasan: Injuri.

3) Pemenuhan kebutuhan air/cairan dan makanan/nutrisi


a) Keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan cairan :
Kemampuan/ketidakmampuan, kegagalan mengkomunikasikan
kebutuhannya, Kondisi pemasukan/input asupan nutrisi.
b) Jenis makanan dan cairan yang tidak disukai dan mempengaruhi:
Yang berbeda dengan kebiasaan, Yang berbeda dari standar,
Yang bnertentangan dengan kondisi individu.
c) Kondisi internal dan eksternal pemasukan makanan dan cairan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan (Kondisi fisik, Stimulasi fisik,
Perilaku yang tidak biasa, Kondisi lingkungan yang
mempengaruhi asupan), Manfaat asupan cairan makanan.
d) Kondisi natural terkait dengan asupan cairan dan makanan ke
dalam mulut
1. Status / tingkat perkembangan.
2. Abnormalitas pada mulut dan wajah.
3. Obstruksi-inflamasi dan lesi pada mulut.
4. Pengeluaran sekresi dari mulut dan hidung.

15
5. Kesulitan untuk membuka dan menutup mulut.
6. Prosedur pembedahan pada mulut, rahang dan lidah yang
mempengaruhi pemasukan cairan dan nutrisi.
7. Pertukaran jaringan lunak di mulut: Efek dari kekurangan
nutrisi dan adanya pembatasan asupan, Atropi mukosa mulut
pada orang tua sehingga kemampuan merasakan menurun
dan adanya sensasi terbakar pada mulut.
8. Posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum
tidak mampu membuka mulut.
9. Kondisi gangguan mengunyah: Kondisi gigi dan rahang,
Kondisi otot untuk mengunyah, Nyeri saat mengunyah akibat
lesi pada jaringan lunak dan tulang, Berkurangnya jumlah
saliva, Kebiasaan tidak mengunyah makanan.
4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan ekskresi
a) Perubahan pergerakan bowel dan feces : Konstipasi-diare,
Perubahan kepadatan, warna dan karakteristik faeces, Perubahan
intregitas bowel, fungsi, dan perubahan struktur
b) Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ: Perubahan pola
urinary, Perubahan kualitas dan kuantitas urine, Perubahan
struktur dan fungsi integritas organ.
c) Perubahan pola keringat: Keringat berkurang, Keringat
meningkat.
d) Perasaan dan emosi yang mempengaruhi: Ketidaknyamanan atau
nyeri, Kecemasan atau ansietas akibat gangguan.
e) Tingkah laku selama perawatan: Pergerakan yang sulit, Tidak
nyaman atau nyeri pada saat pergerakan.
f) Lingkungan: Jamban, Sanitari lingkungan, Privasi pada saat
BAB dan BAK, Berbeda setiap individu.
5) Aktivitas dan istirahat
a) Tingkat aktivitas sehari-hari: Pola aktivitas sehari-hari, Jenis,
frekuensi dan lamanya latihan fisik.

16
b) Tingkat kelelahan: Aktivitas yang membuat lelah, Riwayat
sesak nafas.
c) Gangguan pergerakan: Penyebab gangguan pergerakan, Tanda
dan gejala, Efek dan gangguan pergerakan.
d) Pemeriksaan fisik: Tingkat kesadaran, Postur atau bentuk
tubuh, Ekstremitas.
6) Keselamatan dan keamanan
a) Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem sensori
komunikasi pasien seperti adanya perubahan perilaku pasien
karena gangguan sensori komunikasi: Halusinasi, Gangguan
proses piker, Kelesuan, Ilusi, Kebosanan dan tidak bergairah,
Perasaan terasing, Kurangnya konsentrasi, Kurangnya
koordinasi dan keseimbangan.
b) Faktor resiko yang berhubungan dengan keadaan pasien:
Kesadaran menurun, Kelemahan fisik, Imobillisasi, Penggunaan
alat bantu.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan,ketidakmampuan mencerna makanan, Peningkatan kebutuhan
metabolism di buktikan dengan Berat badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal, nafsu makan menurun,otot pengunyah lemah,otot menelan
lemah.
2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Gejala penyakit, kurang
pengendalian situasional/lingkungan, Gangguan stimulus lingkungan di
buktikan dengan mengeluh tidak nyaman, gelisah, Mengeluh mual, Mengeluh
lelah.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen di buktikan dengan merasa lemah, merasa tidak
nyaman setelah aktivitas.

17
18
3.3 Intervensi Keperawatan
No PERENCANAAN
DIAGNOSIS
. TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
HASIL
1. Defist Nutrisi SLKI : Status nutrisi SIKI : Defisit nutris 1. Agar dapat tau
Definisi : MANAJEMEN NUTRISI (I. pemberian nutrisi
Asupan nutrisi tidak KH A T 03119) yang baik dan benar.
cukup untuk memenuhi Porsi makan 2 5 1. Observasi 2. Agar bisa
kebutuhan metabolisme yang di  Identifikasi status nutrisi mengontrol
habiskan  Identifikasi alergi dan keseimbangan nutrisi
Kekuatan otot 2 5 intoleransi makanan pasien.
mengunyah  Identifikasi makanan 3.Agar lebih bisa
Kekuatan otot 2 5 yang disukai memonitor asupan
menelan  Identifikasi kebutuhan makanan.
serum albumin kalori dan jenis nutrient 4. Agar bisa
Verbalisasi 5 2  Identifikasi perlunya memonitor berat
keinginan penggunaan selang badan klien.
untuk nasogastrik
meningkatkan  Monitor asupan makanan 5, Agar monitor hasil
nutrisi  Monitor berat badan status gizi klien

19
Pengetahuan 2 5  Monitor hasil membaik.
tentang pilihan pemeriksaan
makanan sehat laboratorium 6. Agar rasa mual
2. Terapeutik dan muntah
Skala Indikator :  Lakukan oral hygiene hilang.
1. Sangat berat sebelum makan, jika 7. Agar pasien cepat
2. Berat perlu sembuh
3. Cukup berat  Fasilitasi menentukan
4. Ringan pedoman diet (mis.
5. Tidak ada Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu

20
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

21
2 Gangguan Rasa Nyaman SLKI : Status Kenyamanan SIKI : Terapi Relaksasi
Definisi : 1. Observasi 1. untuk mengetahui
Perasaan kurang senang, KH A T  Identifikasi penurunan tingkat energy dan
lega dan sempurna dalam  Keluhan 2 5 tingkat energi, ketidakmampuan
dimensi fisik, tidak ketidakmampuan berkonsentrasi
psikospirtual, lingkungan nyaman 3 5 berkonsentrasi, atau gejala pasien
dan sosial  Gelisah lain yang mengganggu
 Kesulitan 3 5 kemampuan kognitif 2. untuk mengetahui

tidur 2 5  Identifikasiteknik relaksai identifikasi relaksasi

 Lelah yang pernah efektif yang efektif di


digunakan gunakan pasien

Skala Indikator :  Identifikasi kesediaan,


1. Sangat berat kemampuan, dan 3. Agar merileks kan

2. Berat penggunaan teknik ketegangan otot

3. Cukup berat sebelumnya pasien

4. Ringan  Periksa ketegangan otot,


5. Tidak ada frekuensi nadi, tekanan 4. Agar bisa membuat

darah, dan suhu sebelum pasien nyaman dan

dan sesudah latihan senang

22
 Monitor respon terhadap
terapi relaksai
2.Terapeutik 5. Agar pasien tidak
 Ciptakan lingkungan yang lelah dan gelisah lagi
tenag dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan 6. Agar pasien segera
suhu ruang nyaman, jika sembuh
memungkinkan
 Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
nalgesik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
3.Edukasi

23
 Jelaskan tujuan manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
 Anjurkan mengambil posisi
nyaman
 Anjurkan rileks dan
merasakan sensai relaksasi
 Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)

24
3. Intoleransi Aktivitas SLKI: Toleransi Aktivitas SIKI: Manajemen Energi
Definisi : 1. Observasi
Ketidakcukupan energi KH A T  Identifkasi gangguan fungsi 1. untuk mengetahui
untuk melakukan Kemudahan 3 5 tubuh yang mengakibatkan gangguan fungsi
aktivitas sehari-hari dalam kelelahan tubuh yang
melakukan  Monitor kelelahan fisik dan mengakibatkan
aktivitas emosional kelelahan
sehari-hari  Monitor pola dan jam tidur 2. Untuk memonitor
Keluhan 3 5  Monitor lokasi dan kelelahan fisik dan
Lemah ketidaknyamanan selama emosinal
Perasaan 2 5 melakukan aktivitas 3. Untuk memonitor
Lemah 2.Terapeutik ketidaknyaman

 Sediakan lingkungan melakukan aktivitas


Skala Indikator : nyaman dan rendah pasien
1. Sangat berat stimulus (mis. cahaya, 4. Untuk membuat
2. Berat suara, kunjungan) pasien bersemangat
3. Cukup berat  Lakukan rentang gerak dan melakukan
4. Ringan pasif dan/atau aktif aktivitas kembali

25
5. Tidak ada  Berikan aktivitas distraksi 5. Untuk membuat
yang menyenangkan pasien sembuh
 Fasilitas duduk di sisi dengan cepat
tempat tidur, jika tidak 6. Agar pasien senang
dapat berpindah atau
berjalan
3.Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
4.Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan

26
asupan makanan

27
3.4 Implementasi Keperawatan
Implemntasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan di susun dan di
tujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang di
harapkan. (Harwijayanti, 2022)

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi Keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari semua tindakan keperawatan yang telah
diberikan. Evaluasi yang dilakukan penulis berdasarkan kondisi klien dan dibuat
sesuai masalah yang ada dalam evaluasi yaitu dengan menggunakan SOAP
(Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Perencanaan). (Agung setiyadi, 2023)

28
BAB IV
KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Soal Kasus
Diana seorang wanita karier usia 30 tahun, baru menikah 5 bulan yang lalu. Sejak 2 bulan ini diana tidak datang haid lagi,
dan merasakan payudaranya menegang serta sering buang air kecil. Diana datang ke puskesmas, dari anamnesa pasien didapatkan
G2P1A0, riwayat menstruasi teratur, mual muntah pada pagi hari, kemudian dilakukan pemeriksaan #isik didapatkan tingt 37,2 C,
dan didapatkan pemerikasaan fisik TFU pertengahan sympisis dan pusat, areola mamae hyperpigmentasi TD 110/70 mmHg Nadi
67 x/menit, / dan pemeriksaan laboratorium rutin, gula darah dan urin. kemudian dokter spesialis puskesmas tersebut melakukan
pemeriksaan USG yang hasilnya sesuai dengan usia kehamilan. Dokter memberikan asam folat dan menganjurkan agar selanjutnya
diana control teratur untuk antenatal care. Dan melakukan senam yang bertujuan untuk menjaga Kesehatan janin.

4.2 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Antenatal

I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 29 September 2023
Ruang /Kelas : Poli Kebidanan
Tanggal pengkajian : 29 September 2023
Jam : 11.30

29
A. Identitas/Biodata

Nama : Diana Nama Suami : Hardianto


Umur : 30 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wanita Karir Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sungki, Kecamatan Kertapati Alamat : Sungki, Kecamatan Kertapati

Tanggal MRS : 29 September 2023


Tanggal Pengkajian : 29 September 2023
No.Register :
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi :
- Haid Pertama : Umur 15 tahun
- Teratur/tidak teratur : Teratur
- Siklus : 28 .hari
- Lamanya : 5-7 hari

30
- Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut per hari
- Keluhan : Sejak 2 bulan terakhir haid klien tidak datang lagi dan klien meresakan mual muntah
berterusan kepala pusing.
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Usia Komplikasi Bayi Nifas


Jenis Tempat
No Umur Kehamila Penolong BB/PB
Persalinan Persalinan Ibu Bayi Keadaan Lactasi Keadaan
n JK
1

c. Genogram

31
d. Riwayat Kehamilan ini

1. P…….G……..A : ………………………………….
2. HPHT : ………………………………….
3. Taksiran Persalinan : ………………………………….
4. Keluhan-keluhan pada:
1) Trimester I : Mual dan Muntah kepala pusing
2) Trimester II : ………………………………….
3) Trimester III : ………………………………….
5. Pergerakan janin pertama kali: ……………………...….................................

6. Keluhan yang dirasakan saat ini ( bila ada jelaskan ) : Pasien mengatakan haid tidak lagi keluar dari 2 bulan yang lalu,pasien
merasakan mual dan muntah terus menerus dan kepala terasa pusing,badan merasa`lelah dan lesu.
7. Perasaan tentang kehamilan ini: Senang

e. Rencana Perawatan Bayi : Rutin Kontrol pada dokter RS


f. Kesanggupan dan pengetahuan ibu tentang : Ibu sanggup dan senang jika ibu hamil
1) Persalinan : Normal
2) Breast Care : ……………………………………………………
3) Menyusui dengan benar : ………………………………………

32
4) Kontrasepsi : ………………………………………………….

g. Riwayat Keluarga Berencana : Pasien mengatakan ingin mempunyai anak 2


h. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami ibu : Tidak ada
2) Pengobatan yang didapat : Belum Pernah
3) Keluhan selama hamil : Perasaan mul dan muntah
Trimester I : ……………………………………………………..
Trimester II : ……………………………………………………..
Trimester III : …………………………………………………….
4) Riwyat penyakit keluarga : Tidak ada

2) Riwayat Lingkungan : Baik


3) Aspek Psikososial kultural : Baik
4) Kebutuhan Dasar Khusus
a. Pola Nutrisi
1. Frekuensi makan : 3x sehari
2. Nafsu Makan : Menurun disebabkan mual dan muntah
3. Jenis makanan : Nasi sayur dan buah

33
4. Makanan yang tidak disukai : Martabak telur

b. Pola eliminasi
1. BAK
a. Frekuensi :
b. Warna : Kuning jernih
c. Keluhan : Tidak ada
2. BAB
a. Frekuensi : 2x/hari
b. Warna : Kuning
c. Konsistensi : .2x/hari
d. Keluhan : tidak ada

c. Pola personal Hygiene


1. Mandi
a. Frekuensi : 2x/hari
b. Sabun : Sabun mandi lux
2. Oral hygiene
a. Frekuensi : 3xhari

34
b. Waktu : Pagi siang (ketika bangun tidur dan setelah makan siang), Malam (ketika sebelum
tidur malam)
3. Cuci rambut
a. Frekuensi : 3x/hari
b. Shampoo : head and shoulders

d. Pola istirahat dan tidur


1. Lama Tidur : 6 Jam
2. Kebiasaan sebelum tidur : Nonton tv dan main hp
3. Keluhan : Kesulitan tidur disebabkan gelisah adanya rasa mual dan muntah
kepala pusing

e. Pola Aktivitas dan latihan : Senam bersih-bersih rumah


f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : Memasak berberes-beres dirumah kerja
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital :
1. Tekanan Darah : 110/70
2. Nadi : 67
3. Suhu : 37,2 Derajat Celcius

35
4. RR : 100
5. BB sekarang : 53 Kg
6. BB seblm hamil : 53 Kg
c. Kepala
1. Bentuk : Simetris
2. Rambut : Hitam
3. Kulit Kepala : Bersih
4. Keluhan : Tidak ada
d. Mata
1. Kelopak mata : Baik
2. Konjungtiva : Baik
3. Sklera : Baik
4. Pupil : Baik
5. Lainnya sebutkan : Baik
e. Hidung
1. Reaksi alergi : Tidak ada
2. Sinus : Tidak ada
3. Lainnya sebutkan : Tidak ada
f. Mulut dan tenggorokan
1. Gigi geligi : Baik

36
2. Kesulitan menelan : Mual dan muntah tidak napsu makan sehingga kesulitan menelan
3. Lainnya sebutkan : Tidak ada
g. Dada dan axila
1. Inspeksi : Baik
2. Palpasi : Baik
3. Auskultasi : Baik
h. Pernafasan
1. Jalan nafas : Baik
2. Suara nafas : Baik
3. Alat pernafasan : Baik
4. Lainnya sebutkan : Tidak ada
i. Sirkulasi jantung
1. Suara jantung : Baik
2. Irama : Baik
3. Kelainan : Tidak ada
j. Abdomen
1. Inspeksi : Baik
2. Palpasi : Baik
a. Leopold 1 : Tidak ada
b. Leopold II : Tidak ada

37
c. Leopold III : Tidak ada
d. Leopold IV : Tidak ada
3. Auskultasi : Baik
k. Genitourinary : Baik
l. Ektremitas
1. Turgor kulit : Elastis
2. Warna kulit : Normal
3. Pergerakan : Kaku
4. Lainnya sebutkan : Lelah dan lesu dalam beraktivitas disebabkan mual dan muntah yang berlebihan dan kepala
pusing
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Tidakada
b. USG : USG Abdomen kehamilan trimester 1

4.3 Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan,ketidakmampuan mencerna makanan, Peningkatan
kebutuhan metabolism di buktikan dengan Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, nafsu makan
menurun,otot pengunyah lemah,otot menelan lemah.
2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Gejala penyakit, kurang pengendalian situasional/lingkungan, Gangguan stimulus
lingkungan di buktikan dengan mengeluh tidak nyaman, gelisah, Mengeluh mual, Mengeluh lelah.

38
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di buktikan dengan merasa
lemah, merasa tidak nyaman setelah aktivitas.

4.4 Analisa Masalah


Umur : 30 Tahun No. RM :
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1. DS : Defisit nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan menurun muial, dan muntah

DO:- pasien tampak gelisah, lesu dan pucat


BB SEKARANG : 53 Kg

TD : 110/70 mmhg
RR : 23x/menit
Nadi : 67x/menit

2. DS : pasien mengatakan tidak nyaman karena sering mual- mual Gangguan rasa nyaman
DO : pasien tampak lesu, pucat, dan lemah
TD : 110/70 mmHg

39
Nafas : 23x/menit
Nadi : 67x/menit
3. DS : pasien mengatakan Intoleransi aktivitas

DO : pasien tampak lemah, dan gelisah

TD : 110/70 mmHg
Nafas : 23x/menit
Nadi : 67x/menit

40
4.5 Intervensi Keperawatan
Intervensi
Nama : Ny. D Umur: 30 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Tanggal: 29-9-2023
No. PERENCANAAN
DIAGNOSIS
TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
HASIL
1. Defist Nutrisi SLKI : Status nutrisi SIKI : Defisit nutris  Agar dapat tau
Definisi :  Identifikasi status pemberian nutrisi
Asupan nutrisi tidak KH A T nutrisi yang baik dan
cukup untuk memenuhi Porsi makan 2 5  Identifikasi makanan benar.
kebutuhan metabolisme yang di yang disukai  Agar bisa
habiskan  Monitor asupan mengontrol
Kekuatan otot 2 5 makanan keseimbangan
mengunyah  Monitor berat badan nutrisi pasien.
Kekuatan otot 2 5  Monitor hasil  Agar lebih bisa
menelan pemeriksaan memonitor asupan
serum albumin laboratorium makanan.
Verbalisasi 5 2  Sajikan makanan secara  Agar bisa
keinginan menarik dan suhu yang memonitor berat

41
untuk sesuai badan klien.
meningkatkan  Berikan makan tinggi
nutrisi serat untuk mencegah  Agar monitor hasil
Pengetahuan 2 5 konstipasi status gizi klien
tentang pilihan  Kolaborasi dengan ahli membaik.
makanan sehat gizi untuk menentukan  Agar rasa mual dan
jumlah kalori dan jenis muntah hilang.
Skala Indikator : nutrient yang  Agar pasien cepat
8. Sangat berat dibutuhkan, jika perlu sembuh
9. Berat
10. Cukup berat
11. Ringan
12. Tidak ada

2 Gangguan Rasa Nyaman SLKI : Status Kenyamanan SIKI : Terapi Relaksasi


Definisi :
Perasaan kurang senang, KH A T  Identifikasi teknik  untuk mengetahui
lega dan sempurna  Keluhan 2 5 relaksai yang pernah tingkat energy dan
dalam dimensi fisik, tidak efektif digunakan ketidakmampuan

42
psikospirtual, nyaman 3 5  Identifikasi kesediaan, berkonsentrasi
lingkungan dan sosial  Gelisah kemampuan, dan pasien
 Kesulitan 3 5 penggunaan teknik  untuk mengetahui
tidur 2 5 sebelumnya identifikasi
 Lelah  Periksa ketegangan otot, relaksasi yang
frekuensi nadi, tekanan efektif di gunakan
Skala Indikator : darah, dan suhu sebelum pasien
6. Sangat berat dan sesudah latihan  Agar merileks kan
7. Berat  Monitor respon terhadap ketegangan otot
8. Cukup berat terapi relaksai pasien
9. Ringan  Gunakan pakaian longgar  Agar bisa
10. Tidak ada  Jelaskan tujuan manfaat, membuat pasien
batasan, dan jenis nyaman dan
relaksasi yang tersedia senang
(mis. musik, meditasi,  Agar pasien tidak
napas dalam, relaksasi lelah dan gelisah
otot progresif) lagi
 Jelaskan secara rinci  Agar pasien
intervensi relaksasi segera sembuh
yang dipilih

43
 Anjurkan mengambil
posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan
merasakan sensai
relaksasi
 Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih

3. Intoleransi Aktivitas SLKI: Toleransi Aktivitas SIKI: Manajemen Energi


Definisi :  Identifkasi gangguan  untuk mengetahui
Ketidakcukupan energi fungsi tubuh yang gangguan fungsi
untuk melakukan KH A T mengakibatkan kelelahan tubuh yang
aktivitas sehari-hari Kemudahan 3 5 Monitor pola dan jam mengakibatkan
dalam tidur kelelahan
melakukan  Monitor lokasi dan  Untuk memonitor
aktivitas ketidaknyamanan selama kelelahan fisik dan
sehari-hari melakukan aktivitas emosinal

44
Keluhan 3 5  Sediakan lingkungan  Untuk memonitor
Lemah nyaman dan rendah ketidaknyaman
Perasaan 2 5 stimulus (mis. cahaya, melakukan aktivitas
Lemah suara, kunjungan) pasien
 Lakukan rentang gerak  Untuk membuat
Skala Indikator : pasif dan/atau aktif pasien bersemangat
7. Sangat berat  Berikan aktivitas distraksi dan melakukan
8. Berat yang menyenangkan aktivitas kembali
9. Cukup berat  Anjurkan tirah baring  Untuk membuat
10. Ringan pasien sembuh
11. Tidak ada dengan cepat
 Agar pasien senang

45
4.6 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Nama : ny. D Umur : 30 tahun Jenis Kelamin: perempuan Tanggal: 29-09-2023
IMPLEMENTASI INTERVENSI
Hari, Hari,
No Tanggal& Tindakan Keperawatan Dan Respon Tanggal& Evaluasi
Jam Jam
1 04-11-2021  Mengidentifikasi status nutrisi 29-09-2023 S: pasien mengatakan sering mual dan
R: pasien dapat diajak kerjasama muntah, nafsu makan mnurun
 Mengidentifikasi makanan yang O :Pasien tampak meringis
disukai Pasien tampak gelisah
R: Pasien dapat di ajak bekerjasama TTV :
 Memonitor asupan makanan TD : 110/70 mmHg

R: pasien dapat bekerja sama N = 67x/m

 Memonitor berat badan RR = 23x/menit

R: pasien dapat bekerjasama A:

 Memonitor hasil pemeriksaan KH A T H

laboratorium  Porsi makan 5 2 4

R: pasien dapat bekerjasama yang di

 Menyajikan makanan secara menarik habiskan

46
dan suhu yang sesuai  Kekuatan otot 5 2 4
R: pasien dapat bekerjasama mengunyah
 Memberikan makan tinggi serat  Kekuatan otot 5 2 4
untuk mencegah konstipasi menelan
R: pasien dapat bekerja sama serum
 Mengkolaborasi dengan ahli gizi albumin
untuk menentukan jumlah kalori dan  Verbalisasi 5 3 4
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika keinginan
perlu untuk
R: pasien dapat bekerjasama meningkatkan
nutrisi
 Pengetahuan 5 3 4
tentang
pilihan
makanan
sehat
P :Intervensi dihentikan
Pasien pulang

47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah muntah selama kehamilan yang terus
berlangsung dan sampai menyebabkan penurunan berat badan,
ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan gizi, dan ketonuria. Hiperemesis
gravidarum biasanya dimulai pada trimester awal kehamilan, tetapi sekitar 10%
ibu dengan masalah ini tetap menunjukkan gejala selama kehamilan .
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu
memuntahkan segala yang di makan dan diminumnya hingga berat badan ibu
sangat turun, turgor kulit kurang diuresis kurang dan timbul aseton dalam
kencing. Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan
minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan
berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala
berlanjut melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi
hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan
rawat inap.

48
DAFTAR PUSTAKA

Agung setiyadi, H. mufarokhah. (2023). Manajemen keperawatan.


Bahrah,S.ST., M. T. K. (2022). Manfaat ginger (jahe) sebagai terapi nonfarmalogis.
Harwijayanti, B. putri. (2022). Keperawatan Keluarga.
Ivonne A.V Gasper, S.Kep, Ns., M. K. (2023). Bunga Rampai Keperawatan Maternitas.
Prof,dr.Ida bagus gde manuaba, S. O. (2019). Kepaniteraan klinik obstetri &
ginekologi.
R.Stright, B. (2019). Keperawatan ibu-bayi baru lahir.

49

Anda mungkin juga menyukai