S DENGAN DIAGNOSA
G2P0A1 DAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RSU IMELDA MEDAN
TAHUN 2019
Dosen Pembimbing :
CI Ruangan Melati :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
1) APRITA MUSTIANA
2) CUT KHAIRUNNISA
3) DEWI PUSPA RAHAYU
4) ELVI VERA TAMI
5) IDAWATI SITUMEANG
6) INDAH LESTARI
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua karna atas limpahan
berkah dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
TAHUN 2019.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah PRAKTEK KLINIK , yang telah membimbing kami, dan kepada teman-
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
dalam hal pembuatan, penyusunan, ataupun materi yang disajikan belum lengkap.
Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang dapat mendorong kami untuk
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Pre
eklampsia berat terjadi pada umur kehamilan 20 minggu lebih. Dikatakan pre
eklampsia berat, bila disertai tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, oligouria,
urin kurang dari 40 cc/24 jam, proteinuria lebih dari 3gr/liter, adanya gangguan
selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium dan terdapat edema paru
Mengutip catatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, tahun 2013
di Jatim terdapat angka kematian ibu melahirkan mencapai 474 kasus, meningkat
dibanding tahun 2012 yang 450 kasus. Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 juga menunjukkan, penyebab langsung Angka Kematian Ibu
dominan, yakni 34,88% penyebab kematian ibu di Jawa Timur (Depkes Jatim,
1
2012). Selain itu, tahun 2014 terjadi peningkatan kasus preeklampsia di RSUD
seluruh kehamilan. Di RSUP Dr. Sardjito, angka kematian ibu karena pre
sakit di Indonesia, pre eklampsia telah menggeser pendarahan dan infeksi sebagai
penyebab utama kematian ibu,” ujar dr. Diah saat mengikuti ujian terbuka
UGM.
Begitu banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre eklampsia berat
tidak dapat ditangani dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian ibu
bidan dalam megontrol ibu hamil dengan baik di daerahnya. Dengan disusunnya
makalah ini, semoga akan lebih menyadarkan kita untuk lebih memperhatikan ibu
hamil dengan masalah pre eklampsi berat sehingga dapat menurunkan derajat
kecacatan ibu dan janin bahkan menyebabkan kematian. Makalah ini bermanfaat
1.2. Tujuan
2
1.2.5. Mahasiswa dapat memahami pencegahan pre eklampsia berat
1.4. Manfaat
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan apa itu pre eklampsia berat
pada ibu hamil dan apa saja yang akan terjadi pada ibu nifas jika ibu mengalami
pre eklampsia berat. Serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
3
1.4.2. Bagi Institut
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
Untuk menambah dan dapat dijadikan bahan kajian bagi Rumah Sakit.
4
BAB 2
TINJUAN TEORI
2.1.1. Definisi
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011). Sedangkan
dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga
diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pre eklampsia berat adalah komplikasi yang
terjadi pada saat kehamilan dengan ciri yang khas yaitu disertai dengan hipertensi
≥160/110 mmHg dan atau disertai dengan adanya protein urine positif 2 dan atau
5
2.1.2. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban
yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini
yaitu :
1. Spasmus arteriola
muncul secara mendadak, terasa nyeri dan terjadi tanpa sadar (bukan karena
keinginan kita).
juga disebut sebagai edema. Penumpukan cairan biasa terjadi dalam system
peredaran darah atau didalam jaringan atau rongga tubuh sehingga menyebabkan
3. Koagulasi intravaskuler
darah kecil tubuh. Pembekuan darah ini dapat mengurangi atau menghambat
aliran darah melalui pembuluh darah, yang dapat merusak organ tubuh.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsia
ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,
6
melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. (Ilmu
Kebidanan : 2005).
Faktor pertama adalah genetik, jika ibu atau mertua kita memiliki riwayat
kondisi plasenta yang tidak tertanam dengan baik, kekurangan oksigen atau ada
kehamilan. Kekurangan kalsium pada tubuh ibu hamil yang dapat menyebabkan
ikan, vitamin D dan faktor makanan lainnya juga berperan sebagai penyebab pre
eklampsia.
masa tubuh yang tinggi berkaitan dengan diabetes, tekanan darah tinggi serta
7
2.1.3. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami pre-
3. trombosit <100.000/mm3,
7. skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat,
2. gagal jantung,
4. pembekuan darah,
5. sindrom HELLP,
7. ibu dan atau keduanya bila pre-eklamsi tidak segera ditangani dengan
8
2.1.4. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi
berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air
dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
Pada pre eklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai
dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat
9
perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
1. Perubahan kardiovaskuler
diketahui penyebabnya. jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada
penderita pre eklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau penderita
dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi
Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak mununjukkan perubahan yang nyata pada
pre eklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya
10
a. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain
itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain
yang menunjukkan pada pre eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia
adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adaanya
b. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia
pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan
(Trijatmo,2005).
c. Uterus
oksigen terjadi gawat janin. Pada pre eklampsia dan eklampsia sering terjadi
partus prematur.
d. Paru-paru
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena aspirasi
11
2.1.5. Pencegahan
tanda dini pre eklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan
semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya pre eklampsia dengan
istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti
dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah
lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan
perlu dianjurkan. Mengenal secara dini pre eklampsia dan segera merawat
12
3. Kegemukan
4. Kehamilan ganda, Pre eklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang
atau lupus.
2.1.7. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
1. Perawatan aktif
a) Pada ibu
13
b) Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine
c) Hasil laboratorium
trombositopenia).
2. Pengobatan medicinal pasien pre eklampsi berat (dilakukan dirumah sakit dan
atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah sakit dengan berbaring
miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patella
setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dangan infus RL
diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
mg/IM.
3. Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg atau
MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang
umumnya.
dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press disesuaikan dengan
tekanan darah.
14
5. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai
antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C dapat dibantu dengan
antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara
IV perhari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi
8. Pengobatan Obstetrik
15
2.1.8. Komplikasi
a) Atonia uteri
c) Ablasi retina
d) Gagal jantung
b) Prematuritas
c) Kematian janin
d) Solusio plasenta
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
RESUME :
Ny. S mengatakan hamil anak ke-2 abortus 1 kali, rujukan dari klinik, tekanan
darah tinggi, kepala pusing, mules-mules mau melahirkan, keluar lendir dari jalan
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA
17
B. ANAMNESA
abortus 1 kali, rujukan dari klinik, tekanan darah tinggi, kepala pusing,
4. Riwayat Penyakit
18
e. Riwayat operasi : Ibu mengatakan sudah pernah abortus
kompletus
5. Riwayat menstruasi
HPHT : 22-10-2019
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : teratur
12
1 Hamil 1 Abortus
Minggu
a. HPHT : 22-10-2018
c. Keluhan pada
19
2. Trimester 2 : Ibu mengatakan merasa pusing dan mual
muntah
d. ANC
c. Jenis persalinan : SC
e. Plasenta
1. Ukuran : 500 gr
f. Perineum
20
2. Dijahit : ada
g. Perdarahan
j. Keadaan bayi
1. PB/BB : 48 cm / 3070 gr
2. Anus : ada
11. Riwayat Kesehatan
21
Ginjal : tidak ada
2. Perilaku kesehatan
Jumlah : 1 x
2. Tanda vital
22
Denyut nadi : 90x / menit
3. Lila : 24 cm
TB : 162 cm
BB (sebelum hamil) : 55 kg
BB (selama hamil) : 68 kg
4. Pemeriksaan Obstetri
1) Inspeksi
Dada : simetris : ya
23
Reflex patella kanan : ada
2) Palpasi Uterus
TFU : 36 cm
Kontraksi : ada
Letak : membujur
Presentasi : kepala
3) Auskultasi
4) Genetalia (Inspeksi)
24
D. UJI DIAGNOSTIK
Haemotokrit : 34,7 %
Protein urine : +
DX : Ny. S mengatakan hamil anak ke-2 abortus 1 kali, rujukan dari klinik,
tekanan darah tinggi, kepala pusing, mulas-mulas mau melahirkan, keluar lender
25
Palpasi Uterus
TBBJ : 3565 gr
Masalah : Ibu cemas dengan proses persalinan dan dengan keadaan
kondisi ibu.
Meliputi :
26
3. Menganjurkan ibu untuklebih banyak istirahat
5. Beri KIE kepada ibu tentang kehamilan dan masalah yang berhubungan
Memberikan obat :
1. Pasang infuse dengan cairan Dex 5% dengan kecepatan 15-20 tetes / menit
banyak bekerja
suplemen Ca dan Mg
normal
7. Memberi semangat pada ibu, agar ibu tidak terlalu cemas pada saat proses
27
VII. EVALUASI
tidak lagi merasa lelah serta bengkak pada tangan, kaki dan muka sudah
mulai berkurang.
kesehatan / bidan, dan ibu tidak cemas lagi dengan kehamilan dan
keadaannya.
28
DATA PERKEMBANGAN
S : flatus (-), mual (-), pusing (+), oyong (+), pandangan kabur (+), nyeri
- nadi : 78 x/mnt
- pernapasan : 24 x/mnt
- temperatur : 36,5 C
- Tramadol 3x1
- Pct 3x2
29
4. pantau pengeluaran urine
S : flatus (+), pusing (-), oyong (-), mual (-), BAK (+), keadaan umum
membaik.
- pernapasan : 21 x/mnt
- suhu : 36,5 C
- Beritahu pada ibu agar istirahat yang cukup dan rawat luka operasi
30
- Beritahu pada ibu untuk mengganti perban luka operasi di
kesehatan terdekat
31
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga
diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat
4.2. Saran
untuk lebih memperhatikan ibu hamil dengan masalah pre eklampsi berat
sehingga dapat menurunkan derajat kecacatan ibu dan janin bahkan menyebabkan
kematian. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-
tanda dini pre eklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan
32
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid II. Jakarta: EGC.
Saifuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
33