DISUSUN OLEH :
2314901021
DOSEN PEMBIMBING :
HAMONANGAN DAMANIK,S.Kep.,Ns.,M.Kep
PRECEPTOR KLINIK :
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa, atas berkat
dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus ini dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Tahun 2023”. Laporan kasus ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan State I
Imelda Medan.
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti
1. dr. H.Raja Imran Ritonga, M.Sc., selaku ketua Yayasan Universitas Imelda
Medan.
2. Dr. dr. Imelda Liana. Ritonga, S.Kp., M.Pd., MN., selaku Rektor Universitas
Imelda Medan.
3. dr. Hedy Tan, MARs., MOG., Sp.OG., selaku Direktur RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan.
4. Sarida Surya Manurung, S.Kep., Ns., M.Kes.,M. Kep selaku Wakil rektor I
Medan.
6. Mira Indrayani, SST., MKM., selaku Wakil rektor III Universitas Imelda Medan.
i
7. Edisyahputra Ritonga,S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Ketua Program Studi
10. Seluruh staf Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Imelda
11. Seluruh staf RSU IPI Medan yang telah membantu dan mendukung penulis
Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam pembuatan dan penyusunannya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dan kebaikan dalam penulisan laporan
kasus ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 45
4.2 Saran............................................................................................... 45
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
GE (gastro enteritis) adalah buang air besar dengan konsistensi encer / cair
dengan frekwensi lebih sering dari bisanya yaitu lebih dari tiga kali dalam sehari
yang dapat disertai lendir / darah atau tidak yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung 3 – 5 hari dan bisa juga berlangsung kurang dari dua minggu
masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang
Sebagian besar factor diare di sebabkan oleh factor infeksi. Banyak dampak yang
dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain, pengeluaran toksin yang dapat
keseimbangan asam basa. Dengan demikian, dari beberapa factor di atas akan
menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda. Manifestasi atau tanda dan gejala diare
pada orang dewasa biasanya di tandai dengan Konsistensi feces cair (diare) dan
frekuensi defekasi semakin sering, muntah (umumnya tidak lama) , demam (mungkin
ada, mungkin tidak), kram abdomen, membrane mukosa kering, berat badan
menurun. Selama proses terjadi diare tanda dan gejalanya juga lain lagi seperti kulit
sekitar anus biasanya akan mengalami iritasi atau lecet akibat seringnya defekasi.
1
Maka sangat di butuhkan perhatian dan perawatan yang maksimal pada pasien
dewasa di Rumah Sakit. Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan
kasus. Di Amerika serikat di perkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih
dari 250.000pasien dirawat di rumah sakit tiap tahun (1,5% merupakan pasien
pertahun disebabkan oleh Gastroenteritis atau diare akut, dimana 80% dari kematian
ini mengenai anak – anak dibawah umur 5 tahun. Di Amerika Serikat, diperkirakan
200 – 300 juta episode gastroenteritis akut timbul tiap tahunnya, mengakibatkan 73
juga dokter memeriksa pasien yang bersangkutan, 1,8 juta perawatan di rumah sakit
dan 3.100 kematian. Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan 5.051 kasus diare
sepanjang tahun 2005 lalu di 12 provinsi. Jumlah ini meningkat derastis dibandingkan
dengan jumlah pasien diare pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.436 orang. Di
awal tahun 2006, tercatat 2.159 orang di Jakarta yang dirawat di rumah sakit akibat
Dari latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan Cairan Elektrolit di Ruang Tulip Rsu
2
1.3. Tujuan Penulisan
(IPI) Medan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
adalah pengeluaran feces yang tidak normal dan berbentuk cair / encer dengan
frekwensi lebih banyak dari biasanya dalam sehari > 3x. Definisi lain GE adalah
buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml /
24 jam.
GE akut sering dengan tanda dan gejala klinis lainnya seperti gelisah, suhu
tubuh meningkat, dehidrasi, nafsu makan menurun, BB menurun, mata dan ubun –
ubun cekung (terutama pada balita) keadaan ini merupakan gejala GE infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit perut. Perubahan gut flora (bacteri usus)
dan toksin dari clostridium difficile (bakteri gram positif anaerob dalam usus besar).
2.1.2. Etiologi
Menurut Hasan dan alatas (2010) Etiologi dari GE di sebabkan oleh beberapa
4
c) Infeksi Parasit : Cacing (Ascariasis, Trichuris, Oxyuris), Protozoa (Entamoeba
Broncopneumonia.
3. Faktor Malabsorbsi :
asam, sakit daerah perut. Jika sering terkena GE seperti ini, maka bisa
b) Malabsorbsi Lemak. Lemak terdapat dalam makanan yaitu yang disebut dengan
sehingga lemak tidak dapat diproses akibat tidak ada lipase karena kerusakan
dinding usus sehingga terjadi GE. GE pada kasus ini fecesnya berlemak.
c) Malabsorbsi Protein. GE yang terjadi akibat mukosa usus tidak dapat menyerap
protein
4. Faktor makanan : Makanan yang sudah basi, Alergi makanan tertentu, makanan
5
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek ,elastisitas kulit menurun
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa mulut dan bibir kering).
3. Kram abdominal.
5. Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas capat) 6 Urine menurun
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai GE. Pada anak -
anak GE dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, menangis tanpa
mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung
mengantuk, tidak responsive, mata cekung, serta turgor kulit jelek. Sedangkan
dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan, badan lemas dan tidak bertenaga,
2.1.4. Komplikasi
perubahan elektrokardiogram).
3. Hiponatermi
4. Syok Hipovolemik
5. Asidosis Dehidrasi
6
1. Riwayat alergi pada obat – obatan atau makanan
Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar gula juga ada
intoleransi gula, biakkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
2.1.6. Penatalaksanaan
pemberian cairan :
gula, sari buah segar, air teh, kuah sup, ASI dll.
campuran gula dan garam yang disebut larutan rehidrasi oral (LRO). LRO ini
7
4. Penatalaksanaan keperawatan antara lain :
enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaran dan sarung tangan bila
2.2.1. Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Cairan adalah volume air bisa berupa
kelebihan atau kekurangan air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah
terminology guna perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuhyang normal.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan internal. Sedangkan elektrolit adalah
4. Transport hormone
8
6. Mempertahankan tekanan hidrostatikdalam sistem kardiovaskuler
meliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh
ini bervariasi antara individu sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut.
Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dati total berat badan. Pada bayi dan
anak-anak, prosentase ini relative lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia.
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. Dua pertiga bagian
(67%) dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan sepertiganya
(33%) berada di luar sel (cairan ekstrasel/ CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau
plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan, dan cairan
intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua
kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati cairan tubuh, yaitu cairan
transel. Namun, volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak,
cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan
ekstrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam
cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan
adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel
dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume
9
Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen,
maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi
keseimbangan kembali.
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit
menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
2. Hipervolemi
10
Perpindahan cairan interstisial ke plasma. Gejala: sesak napas, peningkatan
dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab,
Elektrolit
1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki
jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak
juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka
yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat
terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada
2. Aktivitas
11
cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan
3. Iklim
tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan
pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari
(insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi,
Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,
mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehari melalui keringat.
Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan
sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang
yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
5. Stress
12
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar
sel atau jaringan yang rusak (mlism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa
is., Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat
saluran gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan
cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam
tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak
dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam
13
(missalnya gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine
kurang dari 40ml/24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24
jam).
6. Tindakan Medis
7. Pengobatan
kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
8. Pembedahan
beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan
atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obat anastesia
(Situmorang, 2010).
14
2.3. Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1. Pengkajian
psikal assesment. Kaji data menurut Ambarwati Fitri Respati dan Nasution Nita
(2012) adalah :
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua,pekerjaan dan
No telpon
2. Keluhan utama Buang air besar (Bab) lebih dari 3 kali sehari, Bab < 4 kali dan
cair (GE tanpa dehidrasi), Bab 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang), atau
Bab > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE berlangsung < 14 hari maka GE
tersebut adalah GE akut, sementara apabila langsung selama 14 hari atau lebih
adalah GE persisten.
a. Keadaan umum klien. suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan menuru
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya
e. Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
15
f. Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi.
4. Riwayat kesehatan
berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang baru menderita
pada pasien.
c. Riwayat penyakit yang terjadi sebelum, selama, atau setelah GE. Informasi
diperlukan untuk melihat tanda dan gejala infeksi lain yang menyebabkan GE.
b. Perasaan haus. Pada pasien yang GE tanpa dehidrasi tidak merasa haus
(minum biasa). Pada dehidrasi ringan/sedang pasen merasa haus dan ingin
minum banyak. Sedangkan pada dehidrasi berat, sudah malas minum atau
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
16
b. Kulit Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan turgor,
yaitu dengan cara mencubit daerah perut atau tangan menggunakan kedua
ujung jari (buka kedua kuku). Apabila turgor kembali dengan cepat (Kurang
dengan lambat (cubit kembali dalam waktu 2 detik), ini berarti GE dengan
c. Kepala Pada klien dewasa tidak di temukan tanda – tanda tapi pada anak
cekung kedalam.
1) Inspeksi : melihat permukaan abdomen simetris atau tidak dan tanda lain
4) Palpasi : Ada tidak nyeri tekan epigastrium kadang juga terjadi distensi perut
17
tepat pula. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada klien yang mengalami GE,
yaitu:
kultur
Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (ph, Clini Test) dan lemak
Diagnosa keperawatan yang biasa terjadi pada pasen dengan GE dalah yaitu :
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
a) Monitor TTV
18
d) Kolaborasi dengan medis
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
c) Monitor BB klien
d) Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat anti mual dan muntah
Rasional : Frekwensi Bab klien 1x perhari padat tidak encer dan tidak keras.
c) Kompres hangat
19
Tujuan : Hipertermi teratasi
c) Memonitor TTV
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
20
4. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder
berlebihan dengan in put yang kurang. Kriteria hasil yang telah di tetapakan
dalam tinjauan pustaka sebagai berikut klien tidak menunjukan tanda – tanda
dehidrasi ditandai denga mata tidak cekung, turgor baik, mukosa bibir basah.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungann dengan mual dan
muntah. Kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam tinjauan pustaka yaitu klien
frekwensi defekasi dari biasanya. Kriteria yang telah ditentukan tinjauan pustaka
yaitu frekwensi defekasi kembali normal ditandai dengan feces padat tapi lunak.
Kriteria hasil yang telah di tentukan tinjauan pustaka yaitu proses peningkatan
suhu tubuh dan proses infeksi tidak terjadi ditandai dengan suhu tubuh 36 – 37
c.
21
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
bahasa Indonesia, pekerjaan Ibu Rumah Tangga di kota Medan, diagnosa medis: GE
alamat: Jl. Umar Komplek Taman Mustafa Indah, No.B-24, Kel.Glugur Darat 1, Kec.
Medan Timur. Identitas Penanggung jawab Nama: Ny. F, alamat: Jl. Umar Komplek
Taman Mustafa Indah, No.B-24, Kel.Glugur Darat 1, Kec. Medan Timur, pekerjaan:
Pasien masuk IGD Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan pada
tanggal 12 Oktober 2023 dengan keluhan BAB lebih kurang 6x/hari dengan
konsistensi lembek, mual dan muntah lebih kurang 10x/hari dialami 3 hari ini, nyeri
ulu hati, keadaan umum lemah. Di IGD dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: Td:
150/80 mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 80 x/menit, Temp: 36,8 0 C, BB: 58 kg, TB: 160
cm, IMT: 22,6, skala nyeri: 6. Terapi/obat yang telah diberikan: IVFD NaCl 0,9% 10
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 13 Oktober 2023 di ruang rawat inap
tulip, Keluhan utama: Pasien mengatakan mual, badan lemas, mukosa kering, BAB
dengan konsistensi lembek, nyeri ulu hati dengan skala: 6 (sedang), TTV: Td: 135/60
mmHg, RR: 20 x/menit, HR: 84 x/menit, Temp: 35,4 0 C. Riwayat kesehatan pasien,
pasien mengatakan sudah pernah di rawat di Rumah sakit dengan keluhan yang sama,
mual, muntah dan BAB encer. Pasien mengatakan merasakan mual dan muntah saat
22
mencium bau makanan. BB sebelum masuk rumah sakit: 56 kg. Riwayat kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum dirumah sakit klien mengatakan jarang
makan, hanya menghabiskan makanan 1-2 sendok dengan menu makan: nasi, ikan,
sayur dan buah-buahan dan minum air putih 5 gelas perhari. Selama dirumah sakit
klien mengatakan ia makan 3 – 4 sendok dari porsi yang disajikan, mual, Pasien
mengatakan badanya terasa lemas tak bertenaga. Pola eliminasi, klien mengatakan
sebelum masuk rumah sakit buang air besar (BAB) 5 x sehari, konsistensi feses
lembek. Buang air kecil (BAK) terpasang kateter. Pola aktivitas, klien mengatakan
dalam sehari-hari pekerjaannya adalah ibu rumah tangga, pasien mengatakan hanya
novadium 2 x/hari.
Hasil Laboratorium
ELEKTROLIT
Elektrolit lengkap
23
No Data Etiologi Problem
- TD : 135/68
- HR : 84
- T : 36,30C
- Natrium : 112
- Chlorida : 80
Output :
˗ Urine 900cc
˗ BAB 200cc
Input :
24
˗ Infuse NaCL 3% 500cc
˗ Minum 900cc
˗ Inj. Ondansetron 2 cc
Am x BB = 280
IWL : 10 x 56 = 560
Data Objektif :
25
˗ Skala nyeri 6
1. defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kehilangan volume cairan secara aktif ditandai dengan menurunnya kadar
3. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi usus akibat diare ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri dibagian ulu hati, pasien terlihat meringis, skala nyeri 6
Keperawatan
26
berat badan, urin 6. Berikan asupan cairan
tanda dehidrasi,
mukosa lembab,
berlebih
pernapasan dalam
batas normal
27
2. Mampu berpindah dilakukan
kekurangan dalam
beraktivitas
5. Sediakan penguatan
beraktivitas
intoleransi aktiftas
hasil :
1. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
2. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
28
3.5 Implementasi dan Evaluasi
Keperwatan
cairan dan ˗ Pantau intake urin dan output (Nacl masih terasa lemas
29
dapat meningkatkan elektrolit ˗ BAB pasien lembek
- TD : 135/68
- HR : 84
- T : 36,30C
- Urin 900 cc
Assessment :
30
˗ Monitor intake dan output (Nacl 3% Klien mengatakan badanya masih
500cc, haluaran urin dan BAB 600cc lemas, mual, pasien mengatakan BAB
˗ TD : 127/70mmhg
˗ HR : 81x/i
˗ T : 36,0C
31
˗ Urin 8 jam 600cc
Assessment :
Planning :
Lanjutkan intervensi
˗ Kolaborasikan pemeberian
cairan melalui IV
˗ anjur berkurang
32
˗ Kolaborasikan pemberian cairan Objektif :
˗ TD : 138/77
˗ HR :79
˗ T : 36,40C
Assessment :
Planning :
Intervensi di lanjutkan
pasien
33
˗ Monitor haluaran urin
Objektif :
˗ TD : 127/69
˗ HR : 79
˗ T :36,30C
˗ Urin 300 cc
Assessment :
Masalah teratasi
Planning :
34
Intervensi dihentikan
melakukan aktifitas
35
- TD : 135/68
- HR : 84
- T : 36,30C
Assessment :
Planning :
Intervensi dilanjutkan
melakukan aktifitas
36
meningkatkan pergerakan
Objektif:
terlihat lemah
37
di tempat tidur
duduk
˗ TD : 127/70mmhg
˗ HR : 81x/i
˗ T : 36,0C
Assesment:
Planning:
Lanjutkan intevensi
melakukan pergerakan
melakukan aktifitas
38
pergerakan
Objektis:
lemah
keluarga
˗ TD : 138/77
39
˗ HR :79
˗ T : 36,40C
Assesment:
Planning:
pergerakan
˗ Bantu klien membuat jadwal latihan Pasien sudah tidak tampak lemah,
40
Objektif:
tidak lemas
˗ TD : 127/69
˗ HR : 79
˗ T :36,30C
Assessment :
Masalah teratasi
Planning :
41
Intervensi dihentikan
˗ Identifikasi respon nyeri non verbal Pasien mengatakan nyeri dibagian ulu
Assessment :
Planning :
42
verbal
memperberat dan
memperingan nyeri
˗ Identifikasi respon nyeri non verbal Pasien mengatakan nyeri ulu hati
˗ Skala nyeri 4
Assessment :
Planning :
43
˗ Identifikasi skala nyeri
verbal
˗ Identifikasi respon nyeri non verbal Paien mengatkan nyeri sudah hilang
Objektif :
Assessment :
Maslah teratasi
44
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
perut pengeluaran feces yang tidak normal dan berbentuk cair / encer dengan
frekwensi lebih banyak dari biasanya dalam sehari > 3x. GE adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya. hal ini dapat mengakibatkan
mata dan ubun – ubun cekung Asuhan keperawatan dasar profesi yang dapat kita
4.2. Saran
45