KESEHATAN REPRODUKSI
MYOMA UTERI
DISUSUN OLEH :
DEWI WAHYUNINGRUM 2022206203182P
JASSYA AYU RINITA 2022206203124P
RUDIYANTO 2022206203115P
YERIMIA ADI SAPUTRA.S 2022206203118P
AGIT BALA PUTRA 2022206203165P
FALKUTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PROGRAN STUDI SI KEPERAWATAN KONVERSI
TAHUNAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul
” Myoma Uteri”
Adapun tulisan ini masih jauh dari sempurna dan perlu kajian yang lebih
dalam lagi. Kami membuka diri jika ada saran dan kritik yang ditujukan pada
tulisan ini.
Kami juga sangat berterima kasih kepada teman-teman yang ikut
membantu dalam meyelesaikan tugas makalah kelompok ini, semoga kita semua
senantiasa dilimpahkan rahmat-Nya dan selalu dalam lindungan-Nya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Umum............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi Uterus ...........................................................................................3
2.2 Definisi Myoma Uteri..................................................................................4
2.3 Klasifikasi....................................................................................................5
2.4 Etiologi........................................................................................................6
2.5 Manifestasi Klinis........................................................................................9
2.6 Patofisiologi...............................................................................................11
2.7 Pathway.....................................................................................................12
2.8 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................13
2.9 Komplikasi.................................................................................................14
2.10 Penatalaksanaan.......................................................................................15
2.11 Pencegahan...............................................................................................19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian..................................................................................................21
3.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................23
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan..................................................................24
3.4 Implementasi..............................................................................................29
3.5 Evaluasi.....................................................................................................30
BAB 1V PENUTUP
4..1 Kesimpulan..............................................................................................31
4.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
TINJAUAN TEORI
2) Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan. Korpus uteri
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
janin.
lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang paling
kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang ada di tempat itu dan
yang terbuka.
ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral
bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan.
Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni ligamentum yang
sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri
jaringan ikat.
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma,
fibriomioma atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan
istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim
(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.
(Lina Mardiana, 2007)
2.3 KLASIFIKASI
dan tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka
tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt.
geburt).
2) Mioma intramural
gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor
3) Mioma subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan
saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui
sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik
Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah
2.4 ETIOLOGI
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri
terjadi terjadi tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat pada “cell Nest” yang
mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
- Tak pernah dijumpai sebelum menstruasi
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang
berpendapat :
1. Teori stimulasi
1) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada
yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus
yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu:
- Umur :
tahun.
- Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif
mempengaruhi.
kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor
ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma.
infeksi.
nyeri panggul.
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
perdarahan
2.6 PATOFISIOLOGI
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan
pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat
juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah
dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan terjadi infeksi
atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi
akibat dari myoma yang mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus
atau tuba falofii. Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara
spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi
lahir sulit.
2.7 PATHWAY
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. Ultrasonografi
bermanfaat pada uterus yng kecil. Uterus atau massa yang paling besar
diangkat.
mioma, tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa
gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal.
2.9 KOMPLIKASI
1. Perdarahan sampai terjadi anemia
gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu
sendiri
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
- Infeksi
- Abortus
- Infeksia uteria
- Retensi plasenta
2.10 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu :
1. Penatalaksanaan koservatif sebagai berikut :
a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan
3. Radioterapi.
a. Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
menopause.
4. Operasi
a. Miomektomi
keganasan.
Kerugian:
- Menyebabkan perlekatan.
- Residif.
2001).
ooforektomi
(Callahan, 2005).
akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang
2.11 PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primordial
atau sebelum terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan
dan buah.
2. Pencegahan Primer
kelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain itu
kadar estrogen .
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam
masa pemulihannya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1.1.1 Data Subjektif
a. Biodata
Umur 35-45 tahun mempunyai resiko terkena mioma uteri (20%) dan jarang
terjadi setelah menopause, karena pada menopause estrogen menurun, suku
bangsa kulit hitam lebih banyak beresiko terkena mioma daripada kulit putih
(Wiknjosastro, 2006:338-339). Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, pendidikan, dan pekerjaan, no rekam medic,dll.
b. Keluhan utama
Pada mioma yang sering dirasakan oleh penderita adanya perdarahan dapat
berupa hipermenorrhoe, menorrhagia atau metrorrhagia, nyeri perut bagian
bawah, teraba tumor di bagian bawah dan gangguan BAK (polakisuria, disuria
dan retensio uria), gangguan BAB (obstipasi/tenesmus dan adanya oedem
pada tungkai akibat penekanan oleh mioma) (Sastrawinata, 1996:158-159).
Adanya perdarahan tidak teratur, pusing, cepat lelah, sukar BAK/BAB serta
terasa nyeri (Manuaba, 1998:410).
c. Riwayat kesehatan
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
perdarahan (hypermenorrhoe, menorrhagia, metrorrhagia) yang lama dan terus
menerus kadang-kadang disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah dan
riwayat kontak berdarah dan dyspareunia (Hamilton, 1995:18-19).
tambahan.
naik atau turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2
detik.
Bladder (B4):
- Hematuria.
Bowel (B5):
Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada
1. USG
Pemeriksaan USG menghasilkan gambaran yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun perbesaran uterus
2. Histeroskopi
Terlihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta
bertangkai
3. MRI
Mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan
dari miometrium normal.
Kriteria hasil: pasien mengatakan dapat menerima diri pada situasi dan
Intervensi:
mengasimilasikan informasi
seksualitas
sensitif
kehilangan
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme sekunder
terhadap luka post operasi, pemasangan infuse dan DC.
Kriteria Hasil : Memperlihatkan pengetahuan tentang faktor resiko yang
berkaitan dengan infeksi dan melakukan tibdakan pencegahan yang tepat
untuk mencegah infeksi.
Intervensi :
Kaji tanda-tanda infeksi.
Rasional: Semakin cepat tanda infeksi ditemukan/terdeteksi, dan semakin
cepat ditangani maka semakin tinggi kemungkinan infeksi dapat diatasi.
Monitor tanda-tanda vital.
Rasional:Sebagai tanda petunjuk adanya/terjadinya infeksi.
Lakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik.
Rasional:Melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik
dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi.
Lakukan dressing (seharusnya redressing) infuse.
Rasional: Untuk menjaga kebersihan daerah pemasangan infuse.
Berikan perawatan kebersihan daerah vagina dan kateter.
Rasional: Mikroorganisme dapat masuk melewati suatu lubang dan
bersarang di tempat tersebut sehingga perlu dibersihkan daerah-derah yang
mempunyai potensi untuk hidupnya mikroorganisme.
Kolaborasi medis tentang pemberian obat untuk mencegah
infeksi/antibiotik.
Rasional: Untuk mencegah timbulnya infeksi.
3.4 IMPLEMENTASI
Merupakan tahap ketiga dalam proses asuhan kebidanan yang merupakan
perwujudan dari rincian tindakan yang telah disuusun dalam tahap perencanaan.
Implementasi akan dilaksanakan pada kasus nyata sesuai dengan situasi dan
kondisi klien (Depkes RI, 1995:11)
3.5 EVALUASI
Merupakan hasil tahap akhir dengan proses asuhan kebidanan untuk
menilai tentang kriteria hasil yang dicapai apakah dengan rencana atau tidak.
Dalam evaluasi dilakukan dengan SOAP.
S : Data subyektif yang didapatkan dari keluhan klien
O : Data obyektif yang didapatkan dari hasil pemikiran oleh petugas
yang terkait.
A : Assesment berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif
yang menunjukkan tingkat keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan atau pun masalah yang baru muncul
P : Perencanaan merupakan perencanaan lanjut tindakan yang sudah
dicapai dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah
dicapai. (Depkes RI, 1995:11)
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mioma uteri atau juga dikenal dengan leiomioma uteri atau fibromioma
uteri fibroid adalah tumor jinak rahim yang paling sering didapatkan pada wanita.
Pengecilan tumor sementara menggunakan obat- obatan GnRH analog dapat
dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup
(premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini
dihentikan.
4.2 SARAN
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama