Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ANAK USIA PRA SEKOLAH”


(3-5 tahun)

OLEH :
Kelompok 8

1. Agnes M. Demetow (20160811024011)


2. Desi Ana sanadi (20150811024080)
3. Ella Imelda Kastera (20160811024093)
4. Insos S. Boerdam (20160811024082)
5. Peberina M. Kalaka (20160811024068)
6. Yemima Imbiri (20160811024084)

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
DAFTAR ISI

 DAFTAR ISI ………………………………………………………….. i

 KATA PENGANTAR ……………………………………………....... ii

 BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..


 Latar Belakang ………………………………………………..
 Rumusan masalah ……………………………………………..
 Tujuan ………………………………………………………….

 BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….


 peran perawat anak
 Tumbuh kembang anak usia pra sekolah (3-5 tahun )
 jumlah nutrisi anak usia pra sekolah (3-5 tahun )
 jumlah tidur atau pola tidur anak usia pra sekolah (3-5 tahun )
 masalah-masalah pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun )
 teknik komunikasi pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun
 jumlah cairan anak usia pra sekolah (3-5 tahun)

 BAB II PENUTUP ………………………………………………………..


 Kesimpulan ………………………………………………………..
 Daftar Pustaka …………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Syalom

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Kelompok mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kelompok mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Komprehensif dengan judul
“Anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun)”.

Kelompok tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kelompok mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kelompok
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jayapura, 03 Desember 2019


B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peran perawat anak?

2. Apa saja Tumbuh kembang anak usia pra sekolah (3-5 tahun)?

3. Berapa jumlah nutrisi anak usia pra sekolah (3-5 tahun)?

4. Berapa jumlah cairan anak usia pra sekolah (3-5 tahun)?

5. Berapa jumlah tidur atau pola tidur anak usia pra sekolah (3-5 tahun )?

6. Apa saja masalah-masalah pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun )?

7. Apa saja teknik komunikasi pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun ) ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui peran perawat anak.

2. Untuk mengetahui Tumbuh kembang anak usia pra sekolah .

3. Untuk mengetahui jumlah nutrisi pada anak usia prasekolah.

4. Untuk mengetahui jumlah cairan pada anak usia prasekolah.

5. Untuk mengetahui pola istirahat tidur pada anak usia prasekolah.

6. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada anak usia prasekolah.

7. Untuk mengetahui bagaimana teknik komunikasi pada anak usia prasekolah


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya
fungsi alat tuabuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan
Wong, 2000). Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang
dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu
organ tubuh.

Percepatan dan perlambatan tersebut merupan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap
organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lainnya.Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran didalam
tingkat sel, organ maupun individu.Sedangkan peristiwa perkembangan pada anak dapat terjadi
pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan
intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari
kemampuan secara symbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, membaca dan lain-lain,
sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku social dilingkungan
anak.

Anak usia 4-5 tahun merupakan bagian dari anak usia dini, usia ini secara umum merupakan
anak dalam rentang masa prasekolah.perkembangan kecerdasan anak usia dini ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat peningkatannya. Hal tersebut merupakan acuan yang
menunjukan betapa pentingnya untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki pada anak
usia prasekolah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Perawat Anak


a. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yang terjadi
mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran
perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.
b. Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
informasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate
keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi
yang akan dilakukan sebelum pasien melakukan operasi
c. Pendidik
Bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada
klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek yang
perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan
tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat
harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan
salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik ( health educator ).
d. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam
perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu, keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku
hidup sehat (perubahan pola interaksi).
e. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan
ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh,
perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak
dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan
dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi.
f. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui
penelitian. Penelitian, pada hakikatnya adalah melakukan evalusai, mengukur
kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakkan orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk
selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi
lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam
rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi
keperawatan.

B. Tumbuh kembang anak usia PraSekolah (3-5 tahun)

Pola Asuh Anak

Di rentang usia 4-5 tahun, kemampuan Si Kecil sudah mulai berkembang pesat. Mulai dari tinggi
badan, berat badan, perubahan fisik, kemampuan berkomunikasi, hingga kemampuan sosial.
Sehingga tidak mengherankan jika di usia ini beberapa orangtua akan memasukkan anaknya ke
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan anak dengan dunia sekolah dan mengajarinya cara
bersosialisasi. Cari tahu yuk pertumbuhan anak sesuai usia 4-5 tahun di sini

 Anak Usia 4 Tahun


 Tinggi dan berat badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia empat tahun adalah
94,1-111,3 sentimeter (perempuan) dan 94,9-111,7 sentimeter (laki-laki). Sedangkan
berat badan idealnya adalah 12,3-21,5 kilogram (perempuan) dan 12,7-21,2 kilogram
(laki-laki).

 Perubahan fisik

Di usia ini, Si Kecil mungkin sudah bisa berjalan, berdiri, dan berlari dengan baik.
Bahkan mungkin saja, ia sudah bisa naik turun tangga tanpa dibantu, memindahkan kursi,
naik sepeda roda tiga, dan aktivitas lainnya. Namun, jangan lupa untuk selalu ada di
sampingnya untuk mengawasi segala aktivitasnya, ya.

 Kemampuan berkomunikasi

Kebanyakan anak sudah bisa berbicara dengan jelas dan memahami percakapan orang
dewasa. Namun, beberapa anak mungkin masih kesulitan untuk mengeja huruf tertentu
seperti “th”, “r”, “ch”, “j”, dan “l”. Seiring perkembangan bahasa yang meningkat, di usia
ini ibu sudah bisa mengajari Si Kecil menulis dan mendongengkan cerita untuk
menambah kosakatanya.

 Kemampuan Sosial

Anak-anak sudah bisa belajar tentang cara bersosialisasi dan konsep berteman yang baik
di usia ini. Jadi, ibu tidak perlu ragu untuk mengajarinya konsep berbagi, bersikap baik
terhadap teman, dan hal-hal lain yang diperlukannya dalam bersosialisasi.)

 Anak Usia 5 Tahun

 Tinggi dan berat badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia lima tahun adalah
99,9-118,9 sentimeter (perempuan) dan 100,7-119,2 sentimeter (laki-laki). Sedangkan
berat badan idealnya adalah 13,7-24,9 kilogram (perempuan) dan 14,1-24,2 kilogram
(laki-laki).

 Perubahan fisik

Kemampuan fisik Si Kecil sudah berkembang sangat baik. Mulai dari kekuatan otot,
keseimbangan, dan koordinasi otot-otot tubuhnya. Perkembangan ini memungkinkan Si
Kecil untuk berlari dengan cepat, berdiri dengan satu kaki, dan aktivitas fisik lainnya. Di
usia ini, beberapa anak juga sudah mulai kehilangan gigi susunya dan digantikan dengan
gigi tetap.

 Kemampuan berkomunikasi
Kebanyakan anak sudah bisa membangun sebuah percakapan dengan teman sebaya atau
orang dewasa di sekitarnya. Bahkan, Si Kecil mungkin sudah bisa menyampaikan
pendapat, mendeskripsikan objek yang dilihat, hingga menceritakan aktivitas yang
dilakukannya. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi Si Kecil,
ibu bisa menanyakan pendapat, perasaan, atau kegiatan hariannya.

 Kemampuan Sosial

Kebanyakan anak sudah bisa bersosialisasi dengan baik di usia ini. Jadi, jangan heran jika
Si Kecil akan senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya, meskipun tak
jarang ia akan menangis karena bertengkar atau berebut mainan. Ini adalah hal yang
wajar. Namun, ibu tetap perlu melerai dan memberitahukannya bahwa bertengkar
bukanlah hal yang baik sehingga ia perlu meminta maaf dan memaafkan temannya.

C. Jumlah Nutrisi Anak Usia PraSekolah (3-5 tahun)


Di usia 4-5 tahun, kerap kali muncul penolakan keras dari anak terhadap sayur. Apalagi
jika ia sudah telanjur mengenal junk-food yang rasanya gurih dan minuman yang manis.
Untuk sementara sayur bisa diganti dengan buah karena kandungan vitaminnya relatif
sama. Bagi anak yang tidak suka buah, jangan menyerah, carilah cara mengolah buah-
buahan dengan kreatif. Bisa dengan dibuat jus, sop buah, atau dengan penyajian unik
sehingga menarik perhatian anak. Pilihlah buah segar dan manis sehingga anak
menyukainya.

Kemampuan bersosialisasi anak 4-5 tahun sudah lebih matang dan ia mulai suka
bermain dengan anak sebayanya. Hal ini mungkin akan membuat anak lebih memilih
bermain daripada makan. Ia juga mulai suka menunda makan, mengikuti selera makan
teman: senang makan yang manis-manis, tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, dan
suka jajan. Padahal di sisi lain asupan nutrisinya harus lebih banyak untuk mendukung
pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya supaya tidak mudah terserang
penyakit.

Agar anak senantiasa sehat, penuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro untuk
anak 4-5 tahun. Begini langkah menghitungnya, seperti dikutip dari klinikgizi.com:

 Tentukan Desirable Body Weight (DBW) atau Berat Badan Ideal. Penentuan berat
badan ideal untuk anak balita (1-5 tahn) secara sederhana dapat menggunakan
rumus BBI = (usia dalam tahun x 2) + 8
 Tentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Makro (karbohidrat, protein,
lemak) dan Mikro (vitamin dan mineral) Per Hari. Caranya:

1. Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus:


a. Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
b. Keb energi usia 1-3 tahun = 100 kalori/kg BBI
Keb energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kg BBI
2. Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari: (10% x
Total Energi Harian) : 4 = x gram
3. Kebutuhan lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu: (20% x Total
Energi Harian): 9 = x gram
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari total (dalam persen) energi harian dikurangi
prosentase protein dan lemak.

Protein merupakan zat gizi makro sumber energi (4 kkal/gram). Protein tak dapat
berfungsi baik dalam tubuh tanpa kecukupan sumber energi lain (karbohidrat dan lemak)
dan zat-zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Sumber protein dari makanan hewani (telur,
ikan, daging, daging unggas, susu dan hasil olahnya) dan dari makanan nabati (kacang-
kacangan seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang tolo, kacang merah, kedelai dan
hasil iolahnya seperti tempe, tahu, oncom dan susu kedelai). Protein tersusun dari asam-
asam amino.

Lemak DHA berperan dalam pembentukan sel saraf otak, melindungi serabut sel
saraf dan pemeliharaan fungsi otak dan indera penglihatan, khususnya retina mata.
Minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D dalam jumlah tinggi. Kuning telur
mengandung kolin yang dapat membantu perkembangan memori.

Contoh perhitungan:

 Balita kita berusia 4 tahun, maka BBI nya adalah: (4 thn x2)+8 = 16 kg
 Kebutuhan kalori: 100 kal/kg BBI, yaitu 90×16 kg = 1440 kalori/hari
 Kebutuhan zat gizi:
 Protein 10% dari total kalori = (10% x 1440 kalori) : 4 = 36 gram
 Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1440 kalori) : 9 = 32 gram
 Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentase protein dan lemak
=(70% x 1440 kalori) : 4 = 252 gram

Di usia ini anak juga butuh kalsium dan fosfor dalam kadar tinggi untuk memperkuat
tulang karena anak harus tumbuh semakin tinggi, termasuk untuk pertumbuhan gigi-
geliginya. Zat gizi mikro yang dibutuhkan antara lain:

 kalsium 500 mg
 zat besi 9 mg
 yodium 120 µ
 zinc/seng 10,3 mg
D. Jumlah cairan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun)

Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia menunjukkan rerata asupan air pada anak
laki-laki dan perempuan usia 4-9 tahun secara berurutan adalah 1387 mL/hari dan 1394
mL/hari, sedangkan asupan air pada anak laki-laki dan perempuan usia 10-17 tahun secara
berurutan adalah 1621 mL/hari dan 1589 mL/hari. Preverensi asupan air selain berasal dari
air putih adalah susu dan derivatnya, minuman ringan (regular soft bevarge), minuman
hangat, dan jus.7 Konsumsi minuman mengandung gula perlu dibatasi karena
mengonsumsinya secara teratur dalam jumlah yang berlebihan berhubungan dengan
terjadinya obesitas.

Penelitian menunjukkan bahwa penurunan 1% massa tubuh akibat kehilangan cairan


dapat menyebabkan dehidrasi, sedangkan kehilangan 8 - 10% cairan tubuh dapat mengancam
jiwa.4,9,10 Dehidrasi ringan dapat menurunkan konsentrasi dan performa anak. Dehidrasi
rentan terjadi pada anak karena anak membutuhkan air lebih banyak dibanding dewasa.
Namun kebutuhan tersebut dapat tidak tercukupi disebabkan beberapa hal, di antaranya
karena anak belum dapat mengungkapkan rasa haus dan mengenali tanda awal rasa haus
terutama saat sedang bermain atau berolahraga sehingga asupan air anak bergantung pada
pengasuh anak.Oleh sebab itu, penting untuk mengenali tanda dan gejala dehidrasi pada
anak.

Kebutuhan air pada anak untuk setiap kilogram berat badannya pun lebih banyak
dibanding orang dewasa. Ada beberapa aspek yang menyebabkan hal tersebut, di antaranya;
luas permukaan tubuh anak relatif lebih besar sehingga kehilangan air melalui kulit lebih
banyak, fungsi konsentrasi air kemih oleh ginjal yang belum sempurna, dan frekuensi nafas
yang lebih cepat.2,3 Air juga sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan.Pertumbuhan
anak menyebabkan perbedaan berat dan tinggi badan, serta perubahan distribusi air dan zat
yang terlarut di dalam tubuh.Perubahan status hidrasi pada anak dapat dipengaruhi oleh
aktivitas fisik,lingkungan, dan pola makan setiap anak. Tubuh berupaya mempertahankan
volume plasma dan kondisi homeostasis untuk mencapai keadaan statushidrasi normal, yaitu
euhidrasi.
Sebagai negara yang terletak pada jalur khatulistiwa, Indonesia memiliki temperatur yang
tinggi sepanjang tahun. Ragam agama, budaya, mitos yang berkembang, dan adat istiadat
memengaruhi asupan air pada anak. Konsensus kebutuhan air pada anak sehat ini disusun
agar terdapat persamaan pengertian dan acuan yang dapat dipakai sebagai pedoman
kecukupan air pada anak sehat di Indonesia.
E. Jumlah tidur atau pola istirahat pada anak usia prasekolah (3-5 tahun)

Anak usia prasekolah, yakni usia 3-5 tahun biasanya sudah jarang memiliki kebiasaan tidur
siang. Mereka mendapatkan istirahat yang cukup pada malam hari sehingga tidak lagi
membutuhkan tidur siang. Jumlah tidur yang dibutuhkan sekitar 11-13 jam sehari.

Anak usia ini kadang mengalami mimpi buruk, ketakutan akan malam hari, dan sulit tidur dalam
beberapa malam. Masalah ini biasanya dialami anak usia 5 tahun.

Tip untuk anak usia prasekolah

1. Pertahankan suatu jadwal tidur yang teratur dan konsisten.


2. Lanjutkan rutinitas waktu tidur setiap malam.
3. Anak harus berada di dalam lingkungan tidur setiap malam. Ruangan tersebut harus
sejuk, hening dan gelap, tanpa televisi.
4. Perhatikan adanya kesulitan bernapas, terjaga di malam hari, masalah tidur kronis, dan
masalah perilaku.

Pastikan anak cukup tidur


Jangan sepelekan kebutuhan tidur anak, karena saat tidur pertumbuhan otak balita (bayi di bawah
5 usia tahun) mencapai puncaknya. Otak juga mengonsolidasi segala memori dan pengetahuan
baru. Tak hanya itu, otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan
tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur. Hal itu disebabkan tubuh balita memproduksi
hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia dalam keadaan terbangun.
Pakar tidur, Jodi Mindell, penulis buku Sleeping Through the Night, mengatakan orangtua kerap
menganggap anak yang susah tidur, baik tidur siang atau tidur malam, sebagai anak yang
memang waktu tidurnya sedikit. Padahal, bisa jadi anak yang susah tidur tersebut mengalami
kekurangan waktu tidur sehingga mereka jadi hiperaktif serta bertingkah berlebihan menjelang
waktu tidur.

Tanda-tanda anak yang mengalami kurang tidur antara lain anak sering mengantuk di mobil, sulit
dibangungkan di pagi hari, serta rewel dan gampang marah di siang hari. Untuk mencegahnya,
bangun pola tidur yang baik bagi anak.

F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah(3-5 tahun)

1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri,
dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga
baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering
membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
4. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan keterampilan
tertentu
5. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui
apakah itu berbahaya atau tidak.
6. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah
dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu
kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol
7. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang
terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi
adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
8. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun,
sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun,
kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya
sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali
memakai pakaian dalamnya sendiri.Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak
berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.Cara terbaik untuk menghindari masalah
pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan anak.

G. Teknik Komunikasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-5thun)


Seperti yang sudah dijelaskan pasien anak merupakan individu yang unik, dalam
melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien anak dibutuhkan teknik khusus agar
hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh
kembang anak.
1. Teknik Verbal
a. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan
kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi
dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping
anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang
mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak
langsung pada pokok pembicaraan.
b. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan
melalui tulisan maupun gambar.
c. Memfasilitasi
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak
atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus
mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang
menunjukkan kesan yang jelek pada anak.
d. Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan
perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan
yang akan disampaikan kepada anak.
e. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan
anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada
saat itu.
f. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
g. Penggunaan skala
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain,
dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
2. Teknik Non Verbal
Teknik komunikasi non verbal dapat digunakan pada anak- anak seperti :
a. Menulis
Menulis adalah suatu alternatif pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda
dan pra remaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa/
menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga meminta untuk membaca beberapa
bagian. Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata.
b. Menggambar
Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi yang berharga melalui
pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa
anak- anak mengungkapakan tentang dirinya. Untuk mengevaluasi sebuah gambar
utamakan/fokuskan pada unsur-unsur sebagai berikut :
 Ukuran dari bentuk badan individu, ini mengekspresikan orang penting
 Urutan bentuk gambar, mengekspresikan prioritas kepentingan
 Posisi anak terhadap anggota keluarga lainnya, mengekspresikan perasaan
anak terhadap status dalam keluaraga atau ikatan keluarga
 Bagian adanya hapusan, bayangan atau gambar silang, mengekspresikan
ambivalen/ pertentangan, keprihatinan atau kecemasan pada hal- hal
tertentu.
 Gerakan gambar keluarga

Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan anak-anak dan


respon emosi, dia akan menggambarkan pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga
yang lainnya. Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak adalah gambar keluarga.

c. Sosiogram
Menggambar tak perlu dibatasi bagi anak- anak, dan jenis gambar yang berguna
bagi anak- anak seusia 5 tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan) atau
lingkungan keluarga. Menggambar suatu lingkaran adalah untuk melambangkan
orang-orang yang hampir mirip dalam kehidupan anak, dan gambar bundaran-
bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban/ kedekatan.
d. Menggambar bersama dalam keluarga
Salah satu teknik yang berguna dan dapat diterapkan pada anak- anak adalah
menggambar bersama dalam keluarga. Menggambar bersama dalam keluarga
merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan
keluarga.
e. Bermain
Bermain merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk berhubungan
dengan anak. Dengan bermain dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh
kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik play sering digunakan untuk
mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk
mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis/ perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

 Adriana, D (2013). Tumbuh kembang & terapi bermain anak.Jakarta : Salemba Medika
 Aquarisnawati,P., Dewi,M., & Windah,R. (2011). Motorik Halus Pada Anak Usia
Prasekolah Ditinjau Dari Bender Gestalt. Jurnal INSAN, Vol. 13 No. 03, Desember 2011,
hal149-156.
 Barasi ME. At A Glance : Ilmu gizi. Jakarta : Erlangga; 2007; 82-3.7.
 Pudjiadi S. Ilmu gizi klinis pada anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001; 49
 Tan, E., Healey, D., Gray, A.R., & Galland,B.C. (2012).Sleep hygiene interventionfor
youth aged 10 to 18 years withproblematic sleep: a before-after pilotstudy. BMC
Pediatrics. 12: 189
 Wong, DL. (200 3). Pedo man Me disKeperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
 Yuniartini, P.E., Widastra, M., & Utami, K.C.(2013).
 Daryo.(2007). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu AnakMengembangkanDisiplin
Diri. Jakarta : RINEKA CIPTA.
 Edisaputra, Ngakan P. S., Natalia, L., &Budiastuti, Nanik. (2013). Pengaruh Terapi
Bermain dengan Tehnik Bercerita terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak
Prasekolah di Bangsal Menur RSUP Dr. Soeradji Titonegoro Klaten.
 Handayani &Puspitasari. (2008). Pengaruh Terapi Bermain terhadap tingkat kooperatif
selama menjalani perawatan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.
Aspek Fisik dan Motorik

Tahapan perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan berikutnya. Seiring dengan
meningkatnya tinggi dan berat badan serta tenaganya, anak akan semakin mudah untuk
mengasah keterampilan fisik dan melakukan eksplorasi tanpa bantuan orang dewasa di
sekitarnya. Fisik juga mempengaruhi motorik, atau keterampilan gerakan tangan dan kaki.
Kemampuan motorik dapat dilihat saat anak bermain. Anak-anak harus bisa melempar,
menendang bola, memanjat, dan berayun dengan mudah. Tahapan lainnya adalah sebagai
berikut:

 Anak bisa berdiri dengan satu kaki selama 9 detik


 Berdiri di atas satu kaki lebih dari 9 detik
 Jungkir balik dan lompat
 Naik turun tangga tanpa bantuan
 Berjalan maju dan mundur dengan mudah
 Mampu mengendarai sepeda roda tiga
 Salin segitiga, lingkaran, persegi, dan bentuk lainnya
 Menggambar bentuk tubuh (kepala, tangan, kaki)
 Dapat menumpuk 10 balok atau lebih
 Mampu menggunakan alat makan, sikat gigi, dan berpakaian tanpa banyak meminta
bantuan orang dewasa

source: http://cdn.newsapi.com.au/image/v1/78d8fbe84b9903facbdf0fb5fe339be8
Aspek Kognitif dan Bahasa

Anak-anak yang mulai sering bertanya, protes atau menjawab apa yang kita katakan pada mereka
merupakan tanpa bahwa kemampuan bahasa dan logika merepa mulai berkembang. Selain itu, si
kecil juga mulai menikmati lagu, bermain sandiwara, melucu dan terkadang juga terasa begitu
menjengkelkan karena ulahnya ini. Tahapan perkembangan kognitif dan bahasa yang seharusnya
mereka miliki sebagai berikut :

 Mampu berbicara lebih jelas dengan menggunakan kalimat yang lebih kompleks
 Menghitung sepuluh atau lebih benda
 Menyebutkan nama, setidaknya empat warna dan tiga bentuk dengan tepat
 Mengenali beberapa huruf dan mungkin bisa menulis namanya
 Lebih baik dalam memahami konsep waktu dan urutan aktivitas sehari-hari, seperti
sarapan pagi, makan siang di sore hari, dan makan malam di malam hari
 Memiliki rentang perhatian yang lebih besar
 Dapat mengikuti perintah dua sampai tiga bagian. Misalnya, "Letakkan bukumu, sikat
gigimu, lalu tidur."
 Mampu mengenali tanda kata yang familiar, seperti "STOP"
 Mampu mengenali alamat dan nomor teleponnya, jika diajarkan

source: http://speechlink.ca/wp-content/uploads/2017/05/Preschoolers850x557.jpg
baca juga

May 26, 2018

SPerkembangan Emosional dan Sosial

Jika sebelumnya anak-anak cenderung egois dan belum bisa berbagi, maka pada usia ini anak-
anak mulai belajar memahami perasaan orang lain, Moms. Selain itu, anak-anak mulai senang
bermain dengan teman sebaya dan membentuk peer group. Berikut tahapan perkembangan aspek
sosial dan emosional:
 Dapat bermain dengan teman sebaya dan menjadi kawan yang menyenangkan
 Mulai mampu berbagi dan bergiliran, mesikpun belum selalu
 Memahami dan mematuhi aturan. namun anak-anak usia ini cenderung suka menuntut
dan tidak mau berkompromi
 Menjadi lebih mandiri
 Mulai belajar mengungkapkan kemarahan secara verbal dan tidak lagi melalui ungkapan
fisik (memukul atau mendorong)

source: http://nedads.com/wp-content/uploads/2017/09/Motion-Skills-In-Child-Physical-
Development.jpg
Moms Harus Waspada Jika Anak Mengalami Hal Ini

Semua anak memang memiliki tahapan perkembangan dengan kecepatannya sendir-sendiri. Ada
anak yang sudah mampu melakukan suatu hal dengan baik, tapi belum bisa optimal dalam hal
lainnya. Jangan khawatir jika si kecil belum memiliki semua tahapan perkembangan di atas,
Moms. Tapi, harus memperhatikan perkembangan bertahap dalam tumbuh kembang anak seiring
bertambahnya usia anak. Jika si kecil memiliki tanda-tanda keterlambatan berikut, segera temui
dokter anak atau ahli tumbuh kembang untuk mengatasinya secepat mungkin :

 Menjadi sangat takut, malu, atau agresif


 Menjadi sangat cemas saat berpisah dari orang tua
 Mudah terganggu dan tidak dapat fokus pada satu tugas lebih dari lima menit
 Tidak ingin bermain dengan anak-anak lain
 Memiliki minat terbatas
 Tidak melakukan kontak mata atau merespons orang lain
 Tidak dapat mengatakan nama lengkapnya
 Jarang berpura-pura atau berkhayal
 Sering tampak sedih dan tidak bahagia dan tidak mengekspresikan berbagai emosi
 Tidak mampu membangun menara dengan menggunakan lebih dari delapan blok
 Mengalami kesulitan memegang krayon
 Mengalami masalah makan, tidur, atau menggunakan kamar mandi
 Mengalami masalah menanggalkan pakaian, tidak bisa menyikat giginya, atau mencuci
dan mengeringkan tangan, tanpa bantuan
 Juga, jika si kecil menolak atau berjuang dengan melakukan hal-hal yang pernah dia
lakukan, beritahu dokter anak. Ini bisa jadi pertanda adanya kelainan perkembangan.

source: https://www.understood.org/~/media/80ea79b6d6d34e4baacb567a72e34ca8.jpg

Anda mungkin juga menyukai