SKRIPSI
Diajukan oleh :
20140811024068
Tim Penguji
Ketua Penguji
Juliawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.An
NIP 19710712 200912 2 001 …………………………
Anggota I
Conny Tan,S.Kep.,Ns M.Kep
NIP 19710702 199703 007 …………………………
Anggota II
Qoriah, Ns.,M.Kep
NIP 19801024 200912 2 001 …………………………
Anggota III
Marsi M. Kolotjutju.,S.Kep.,Ns …………………………
Mengetahui
Ketua Prodi Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
ii
PERSETUJUAN UJIAN HASIL PENELITIAN
Pembimbing I Pembimbimg II
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri, disusun berdasarkan pedoman tata cara
penulisan skripsi program studi ilmu keperawatan. Semua sumber baik yang dikutip
Demikian pernytaan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyataan yang tidak benar, saya bersedia bertanggung jawab dan menerima
Pembuat Pernytaan
Lilik Darwiati
20140811024068
iv
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN OLEH :
Lilik Darwiati
20140811024068
Pembimbing I Pembimbimg II
v
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK JAM’MIATUL
MUSLIMIN YAPIS PADANG BULAN PERUMNAS 4
Abstrak
Anak usia prasekolah (4-5 tahun) merupakan usia persiapan anak untuk memasuki
sekolah dasardan berisiko mengalami masalah gizi. Prevalensi PSG kota jayapura gizi
kurang 76%dan gizi lebih 2,8%.Gizi kurang berdampak pada gangguan kognitif,
gangguan kesehatan lainnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan status gizi anak prasekolah di TK Jam,Miatuk Muslimin Yapis
padang Bulan Perumnas 4. Desain penelitian yang digunakan pendekatan cross-
sectional. Teknik yang digunakan yaitu total sampling, dengan responden 52 anak.
Penelitian ini dilaksanakan di di TK Jam,Miatuk Muslimin Yapis padang Bulan
Perumnas 4 pada bulan Mei 2018. Hasil analisis Chi-Square didaptkan ada hubungan
bermakna antara usia ibu dengan status gizi anak ( Pvalue=0,011<α 0,005 ), tidak ada
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin anak, usia anak, pendidikan orangtua,
pendapatan orangtua, pekerjaan orangtua, jumlah anak, pengetahuan orangtua dengan
status gizi anak prasekolah. Disarankan untuk melakukan upaya tentang perbaikan
gizi melalui suatu penelitian.
vi
FACTORS CONNECTED WITH NUTRITION STATUS ON CHILDREN
AGE OF PRASEKOLAH IN TK JAM'MIATUL MUSLIMIN YAPIS PADANG
BULAN PERUMNAS 4
Abstrac
Preschoolers (4-5 years old) are the age of preparing to enter a primary school and are
at risk of developing nutritional problems. Prevalence of PSG of jayapura city of
nutrient less 76% and more nutrition 2,8%. Nutrition has less impact on cognitive
disorder, other health problem. This study aims to analyze factors related to
nutritional status of preschool children in kindergarten Jam, Miatuk Muslimin Yapis
padang Perumnas 4. Design research used cross-sectional approach. The technique
used is total sampling, with respondents 52 children. This research was conducted at
TK Jam, Miatuk Muslimin Yapis Padang Perumnas 4 month in May 2018. The result
of Chi-Square analysis was found to have significant correlation between maternal
age with nutritional status of children (Pvalue = 0,011 <α 0,005), no significant
relationship between the sex of the child, the age of the child, parental education,
parental awareness, parent occupation, number of children, knowledge of parents
with nutritional status of preschooler. It is recommended to make efforts on
improving a research
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
hikmat dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Usia Prasekolah
Di TK Jam’miatul Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4”
Skripsi ini dapat terwujud atas bimbingan, pengarahan atau bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
viii
11. Kepada sahabat saya ja’ambiba Girls ( Unna, Novi, Yulita, Wahyu ) yang
saling mendukung dan memberi motivasi.
12. Rekan – rekan mahasiswa program studi ilmu keperawatan angkatan VIII
yang tidak bisa disebutkan satu - persatu, yang telah menemani hari – hari
penulis selama mengikuti pendidikan hingga terselesainya skripsi ini.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Doa serta
harapan dari penulis kiranya Tuhan yang Maha Esa selalu memberikan dan menyertai
kita dalam menjalankan tugas serta meniti karir hidup ini kedepan.
Penulis
ix
DARTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERSETUJUAN UJIAN HASIL PENELITIAN iii
HALAMAN ORISANILITAS iv
NASKAH PUBLIKASI v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
1.1. Latar Belakang viii
x
BAB IV HASIL PENELITIAN
Distribusi frekuensi karakteristik Anak berdasarkan jenis xii
kelamin
xiii
ambaran karakteristik responden orang tua berdasarkan usia,
pendidikan, ekonomi, pekerjaan, jumlah anggota xiv
keluarga dan pengetahuan orang tua
xv
ubungan antara usia, pendidikan, ekonomi, pekerjaan, jumlah
anggota keluarga dan pengetahuan orang tua 1
3
2
4
4
4
ubungan jenis kelamin dengan status gizi di TK Jam’Miatul
5
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
5
Hubungan usia anak dengan status gizi di TK Jam’Miatul
5
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
5
Hubungan usia orang tua dengan status gizi di TK Jam’Miatul
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
6
Hubungan pendidikan orang tua dengan status gizi di TK
6
Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
6
Hubungan pendapatan dengan status gizi di TK Jam’Miatul
7
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
9
ubungan pekerjaan orang tua dengan status gizi di TK
10
Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
10
Hubungan Jumlah anak dengan status gizi di TK Jam’Miatul
10
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
11
Hubungan pengetahuan dengan status gizi di TK Jam’Miatul
17
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
19
20
20
20
x
21
24
25
25
26
27
28
29
29
29
31
31
33
45
45
45
36
36
37
39
39
39
40
45
45
45
44
46
49
51
52
53
55
56
xi
57
58
60
61
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka teori........................................................................................................
23
Bagan 1.2 Kerangka konsep .......................................................................................................
24
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
LLA Lingkar Lengan Atas
FRS Figure Rating Scale
IMT/U Indeks Massa Tubuh/Umur
WHO World Health Organization
TNI Tentara Nasional Indonesia
PNS Pegawai Negeri Sipil
PSG Pemantauan Status Gizi
FRS Figure Rating Scale
FAO Food and Agriculture Organization
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
UMP Upah Minimum Pegawai
BMI Body Mass Index
m meter
KEP Kekurangan Energi Protein
KEMENKES Kementirian Kesehatan
TK Taman Kanak-kanak
AKG Angka Kecukupan Gizi
Cm centimeter
Kg kilo gram
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Status gizi penting pada anak prasekolah karena di masa ini otak sangat
timbulnya masalah status gizi pada anak pra sekolah adalah akibat pola asuh
anak yang kurang tepat seperti kurang memperhatikan asupan makan anak
karena orang tua yang sibuk bekerja di luar rumah. Pemberian makanan dan
penyusunan menu yang seimbang merupakan hal yang penting agar tidak
memasuki sekolah dasar. Pada usia ini anak belum mampu memilih sendiri
makanan yang baik untuk dikonsumsi. Orang tua sebagai orang terdekat sangat
berperan penting memperhatikan kebiasaan makan yang baik dan asupan nutrisi
yang dibutuhkan. Anak prasekolah adalah anak berusia 4-5 tahun usia tersebut
dunia dengan prevalensi kekurusan sekitar 13,9% jumlah anak yang mengalami
kekurusan sebanyak 93,4 juta orang. Salah satu masalah gizi yang masih tetap
terjadi hingga saat ini yaitu malnutrisi. Malnutrisi menurut WHO merupakan
1
2
kondisi medis yang disebabkan oleh asupan atau pemberian nutrisi yang tidak
benar maupun yang tidak mencukupi, malnutrisi lebih sering dihubungan dengan
asupan nutrisi yang kurang undernutrition (gizi kurang) dan overnutrition (gizi
prevalensi tahun 2010. Kurang gizi pada balita 17,9%. pada anak 13,3%. Pada
tahun 2013 didapatkan status gizi anak umur 5-12 tahun menurut indeks massa
dari 4,0% sangat kurus dan 7,2% kurus. Masalah gemuk pada anak di Indonesia
juga masih tinggi dengan prevalensi 18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat
(Riskesdas,2013)
tahun 2010 diketahui terdapat 3,4% balita gizi buruk, 17,8% gizi kurang, 76%
gizi baik, dan 2,8% gizi lebih.sedangkan Pada tahun 2011, Dinas Kesehatan
Kabupaten Jayapura mencatat kasus gizi buruk sebanyak 37 bayi dan balita.
sedangkan Provinsi Papua berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 untuk berat
badan menurut umur (BB/U) diketahui prevalensi gizi buruk sebesar 6,3% dan
2010); (Hien 2009) terdiri dari: a) inherent factor (usia dan jenis kelamin); b)
3
distal factors (faktor sosial ekonomi: tempat tinggal, etnis, tingkat pendidikan
jamban (latrine), sumber air; faktor ibu: usia ibu ketika melahirkan, Indeks massa
tubuh ibu, jumlah anak). Dan dalam penelitian saya yang saya teliti adalah
inherent factor ( usia dan jenis kelamin), distal factor ( pekerjaan orang
orang. Dan pada saat pengambilan data awal terhadap 5 orang siswa/i didapatkan
hasil perhitungan IMT/U 3 orang dengan BB: 16 kg TB: 110 cm dengan katagori
kurus dan 2 orang dengan BB: 18 kg TB: 110 cm kategori normal, sehingga
Bulan Perumnas 4”
4
1.3.1.Tujuan umum
Perumnas 4
1.3.2.Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik pada anak berdasarkan usia, jenis kelamin,
Bulan Perumnas 4
Bulan Perumnas 4
Perumnas 4
5
Sebagai salah satu sumber informasi mengenai status gizi anak didiknya
sehingga dapat dipantau status gizi secara lebih teratur lagi demi sumber
Anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah usia 3-6
tahun (Potter & Perry, 2009). Pengertian yang sama juga dikemukakan
usia perkembangan anak antara usia 3-6 tahun. Pada usia anak
mengatur diri dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang
yang berlanjut dan stabil terutama kemampuan kognitif serta aktivitas fisik
(Hidayat, 2010). Selain itu anak berada pada fase inisiatif dan rasa bersalah
(inisiative vs guilty) Rasa ingin tahu (courius) dan daya imajinasi anak
sekelilingnya yang tidak diketahui. Selain itu anak dalam usia prasekolah
6
7
belum mampu membedakan hal yang abstrak dan tidak abstrak. Menurut
dimana terjadi sepanjang siklus hidup anak. Anak pada masa prasekolah
(Hidayat, 2009)
a. Perkembangan biologis
yang melambat dan stabil. Dimana pertambahan berat badan 2-3kg pertahun
dengan rata-rata berat badan 14,5 kg pada usia 3 tahun, 16,5 kg pada usia 4
tahun dan 18,5 kg pada usia 5 tahun. Tinggi badan tetap bertambah dengan
badan rata-rata adalah 95 cm dan 103 cm pada usia 4 tahun serta 110 cm
pertumbuhan otot dan tulang masih jauh dari matur sehingga anak mudah
b. Perkembangan kognitif
yang sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut (Wong, et al, 2009).
Pemikiran anak akan lebih kompleks pada usia ini, dimana mengkategorikan
1. Fase pra konseptual (usia 2-4tahun) dimana pada fase ini konsep anak
2. Fase intuitif (4-7 tahun): anak mampu bermasyarakat namun belum dapat
dilakukan.
c. Perkembangan moral
nilai moral dari orang tuanya. Perkembangan moral anak berada pada
diterima untuk bertindak sesuai dengan standar norma yang berlaku serta
d. Perkembangan psikososial
Anak usia prasekolah menurut Hockenberry dan Wilson (2009) sudah siap
sepenuhnya. Konflik akan timbul akibat rasa bersalah, cemas dan takut yang
mulai aktif, permainan bersifat individu, sudah mengerti ruang dan waktu,
umur 8 tahun.
setelah belajar, menunjukkan minat pada hal-hal tertentu, sifat ingin tahu,
10
keadaan sehat dan baik secara fisik atau mental. Serta mampu
prosesnya secara alamiah dengan keasan tubuh yang sehat (Marmi, 2013)
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang
dan lainnya) (Suyanto, 2009). Status gizi dapat pula diartikan sebagai
energi yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh (Marmi, 2013)
gizi, maka anak usia prasekolah yaitu 4-6 tahun termasuk golongan
yang paling mudah terkena kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka
zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar ada beberapa masalah yang
11
berhubungan dengan gizi. Masalah gizi ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu:
tertentu baik secara langsung maupun tidak. Pengukuran status gizi secara
dan biofisik. Sedangkan penilaian secara tidak langsungnya dibagi dalam tiga
cara penilaian yaitu dengan survei konsumsi makanan, statistik vital dan
menggunakan parameter umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit
Kepmenkes 2010, umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh : umur 2 bulan
jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Parameter tinggi badan
penting untuk mengetahui gizi masa lalu dan sekarang jika umur tidak
diketahui secara tepat. Lingkar lengan atas dapat digunakan sebagai salah satu
pilihan untuk menilai status gizi. Namun, parameter ini tidak bisa menjadi
12
pilihan tunggal untuk menilai status gizi karena tidak dapat mewakili
a) BB/U
Berat badan merupakan salah satu parameter yang menggambarkan massa
Oleh karena itu parameter ini sangat labil dan hanya bisa akurat jika tubuh
dalam keadaan normal. Saat kondisi normal, berat badan berkembang selaras
dengan umur. Sedangkan saat kondisi abnormal, berat badan mungkin lebih
lambat maupun lebih cepat dari yang seharusnya (Anggraeni, 2012) Indeks
BB/U lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. Indeks ini dapat digunakan
untuk menilai status gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap
menimbulkan imterpretasi status gizi yang salah jika ternyata yang diukur
status gizi pada balita memerlukan data umur yang akurat, selain itu sering
b) TB/U
c) BB/U
normal, perkembangan berat badan akan searah dengan tinggi badan dengan
kecepatan tertentu. Indeks ini merupakan indeks yang baik untuk menilai
status gizi saat ini. Indeks BB/TB merupakan indeks yang independen
umur dan dapat digunakan untuk membedakan proporsi badan (gemuk, norma
dan kurus). Di sisi lain, indeks ini ternyata tidak dapat memberikan gambaran
apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan
dua alat ukur, waktu yang lama, kesulitan dalam mengukur anak balita serta
d) LLA/U
beberapa keuntungan karena indeks ini merupakan indikator yang baik untuk
menilai KEP berat, alat yang digunakan pun murah, sangat ringan dan dapat
mendeteksi KEP berat saja, sulit menentukan ambang batas, serta sulit
e) IMT
Indonesia BMI biasa disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Anggraeni,
2012). IMT digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa. Rumus
Rumus :
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel ( supervisi epithelial tissues ) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis
secara cepat ( rapid clinical surveys ). Survey ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda klinis-klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih
zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan atau riwayat
penyakit.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu
parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat yang dikonsumsi. Pengumpulan
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
Figure Rating Scale (FRS) atau novel pictorial methode merupakan salah
satu cara pengukuran yang dapat digunakan untuk menilai status gizi berdasarkan
perempuan sehingga bisa didapatkan status gizi seseorang melalui persepsi yang
didapatkan dari gambar pada instrumen (Harris et.al, 2008). Cara ini telah diuji
validitas dan rebilitasnya sehingga dapat menjadi salah satu instrumen untuk
menilai status gizi seseorang tanpa melakukan pengukuran secara langsung. FRS
2010); (Hien 2009) terdiri dari: a) inherent factor (usia dan jenis kelamin); b)
struktur rumah, jenis jamban (latrine), sumber air; faktor ibu: usia ibu ketika
Inherent factor terdiri dari faktor usia dan jenis kelamin anak sebagai
terhadap status gizi dengan kategori kurus (gizi kurang), pendek dan berat
badan kurang (gizi buruk). Hein (2009) melaporkan bahwa ada hubungan
18
antar usia anak dengan risiko tinggi kurang gizi, dimana anak umur 0 bulan
memiliki risiko rendah terjadnya gizi kurang, dan gizi buruk karena
kurang, dan buruk lebih banyak pada anak laki-laki karena pengaruh tekanan
lingkungan.
pengetahuan dan usia ibu). Hien (2009) melaporkan bahwa berat badan
anak yang lahir kurang dari 2500 gram merupakan faktor risiko kurang
pada anak. Sementara ibu dengan pendidikan tinggi akan memiliki status
penyakit sebagai salah satu faktor penyebab kurang gizi. Ada hubungan
keuangan) dan waktu yang dibutuhkan dengan status gizi buruk pada
(latrine), sumber air; faktor ibu: usia ibu ketika melahirkan, Indeks
massa tubuh ibu, jumlah anak). (Miller dan Rodgers, 2009) melaporkan
ada hubungan antara jumlah anak, jumlah orang tua didalam rumah
19
(Miller & Rodgers, 2010). Jumlah orang dewasa dalam rumah tangga
Gizi yang seimbang perlu menjadi perhatian bagi setiap orang tua karena
jika gizi yang masuk dalam tubuh anak tidak seimbang akan menyebabkan
zat gizi mulai dari gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein dan gizi
mikro. Kecukupan energi bagi anak umur 1-3 tahun adalah 1000 Kkal energi dan
25 gram protein. Sedangkan untuk anak umur 4-6 tahun kebutuhan energinya
sebesar 1550 kkal dan 39 gram protein (AKG, 2008). Kecukupan gizi anak umur
2.4. Gizi lebih dan gizi kurang pada Anak Pra sekolah
nafas ketika berjalan ataupun berlari. Anak menjadi tidak kuat dalam
menjalankan aktifitas dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan
sesuatu. Batasan gizi lebih sehingga bisa disebut dengan masalah gizi
mengalami gizi lebih memiliki struktur otot dan rangka yang besar (Uripi,
2004).
energi dan protein dalam tubuh. Tingkat kesehatan pada penderita gizi kurang,
lebih rendah dibandingkan orang sehat. Status gizi kurang akan berdampak
metabolik dalam tubuh. Status gizi kurang selain akan meningkatkan risiko
terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi, karena daya tahan tubuh yang
otot (muscular strength) dan ketepatan gerak otot yang menjadikan kerja
menjadi tidak efisien. Jika seorang dewasa hidup dengan kandungan energi
dari makanannya sebanyak 1800 kalori setiap hari maka akan kehilangan
2003)
2.5. Dampak Gizi Lebih dan Gizi Kurang pada Anak Prasekolah
Berbagai dampak yang dapat ditimbulkan akibat kurang gizi yaitu akan
mental (Adisasmito, 2007; Bank Dunia, 2006 dan Kemenkes, 2010). Anak
dengan overweight (gizi lebih) mampunyai risiko yang cukup besar terhadap
berbagai penyakit. Gizi lebih dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
obesitas.
akibat dari kelebihan asupan yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh .
Orang tua merasa bahwa anak dengan kondisi gemuk malah merasa senang
hidup. Menurut Devi (2012), jika anak mengalami gizi lebih, maka akan
1) Memicu depresi
Anak akan depresi dengan bentuk badannya yang tidak ideal, apalagi
lamban.
kelebihan berat badan harus segera diatasi agar tidak terjadi masalah
4) Diabetes
Tingginya kadar glukosa dalam darah jangka waktu yang lama akan
menyebabkan diabetes
5) Stroke
darah. Menurut WHO, stroke adalah gejala defisit fungsi susunan saraf
6) Osteoartritis
terutama sendi lutut karena sendi ini terbebani oleh berat badan yang
lebih, dengan begini tulang rawan akan semakin menipis dan menjadi
osteoarthritis.
24
Malnutrisi
Overweight
Kurus Sangat
kurus
METODE PENELITIAN
inherent faktor :
usia dan
jenis kelamin
distal factors:
Status Gizi Anak Prasekolah
tingkat pendidikan
ibu, - Kurus
pekerjaan ibu, - Sangat Kurus
- Normal
pendapatan keluarga
- Gemuk
perkapita,
- Sangat gemuk
usia ibu
intermediate factors:
faktor ibu : jumlah anak
Factor
Lingkungan(uk
uran
, = Tidak diteliti
25
26
3.2. Hipotesis
3.2.1. Ada hubungan faktor jenis kelamin anak terhadap status gizi pada anak pra
3.2.2 Ada hubungan faktor usia anak terhadap status gizi pada anak pra sekolah
3.2.3 Ada hubungan faktor usia orangtua terhadap status gizi pada anak pra
3.2.4 Ada hubungan faktor pendidikan orang tua terhadap status gizi pada anak
3.2.5 Ada hubungan faktor pekerjaan orang tua terhadap status gizi pada anak
3.2.6 Ada hubungan faktor pendapatan orang tua terhadap status gizi pada anak
3.2.7 Ada hubungan faktor jumlah anak anggota keluarga orang tua terhadap
3.2.8 Ada hubungan faktor pengetahuan anak terhadap status gizi pada anak pra
pengamatan .
3.4.1. Populasi
3.4.2. Sampel
Menurut Sujarweni (2014) sampel adalah bagian dari sejumlah
bulan Perumnas 4
1. Informed consent
30
lembar persetujuan, serta bersedia untuk direkam dan jika partisipan tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang disajikan.
Sebuah prinsip yang mempunyai arti bahwa setiap tindakan yang dilakukan
pada setiap seseorang tidak menimbulkan secara fisik maupun metal dalam
4.Accountabillity (akunbilitas)
Prinsip ini berhubungan dengan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti ada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai
5.Fidelity
6. .Beneficien
31
7. Veracity ( kejujuran )
Jenis yaitu
dilakukan
5) Peneliti melakukan pengambilan data pada saat hari aktif kegiatan bermain
tujuan .
bagikan
11) Peneliti melakukan proses pengolahan data dalam beberapa tahap yaitu :
a. Editing
b. Coding
c. Processing
program computer
d. Cleanning
kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak.
konsistensi data.
orangtua pengetahuan orang tua, Usia orang tua ) variabel factor status
b. Bivariat
Jika diperoleh < 0,05, maks uji stastistik bermakna, artinya ada hubungan
antara variable independen dan dependen. Dan jika hasil uji menunjukkan
P value > 0,05, maka uji statistic tidak bermakna yang artinya tidak ada
a) ada hubungan faktor jenis kelamin anak terhadap status gizi pada anak
b)ada hubungan faktor usia anak terhadap status gizi pada anak c)ada
hubungan faktor usia orangtua terhadap status gizi pada anak d) ada
hubungan faktor pendidikan orang tua terhadap status gizi pada e) ada
hubungan faktor pekerjaan orang tua terhadap status gizi pada anak f) ada
hubungan faktor pendapatan orang tua terhadap status gizi pada anak g)
ada hubungan faktor jumlah anak anggota keluarga orang tua terhadap
status gizi pada anak h) ada hubungan faktor pengetahuan anak terhadap
HASIL PENELITIAN
yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan tatus gizi anak pra sekolah.
35
36
Usia anak pra sekolah antara 4-6 tahun menjadi salah satu
diperoleh anak pra sekolah usia 4 tahun sebanyak 6 orang (11,5 %), 5
tahun sebanyak 22 orang (42,3 %), 6 tahun sebanyak 24 orang (46,2 %).
Tabel 4.3 Frekuensi dan persentase status gizi pada anak pra sekolah di
TK Jam’Miatul MusliminYapis Padang Bulan Perumnas 4
Status Gizi Frekuensi (n) Persentase (%)
Kurus 5 9,6
Sangat Kurus 1 1,9
Normal 26 50,0
Gemuk 11 21,1
Sangat Gemuk 9 17,3
Total 52 100,0
37
Dari tabel di atas di peroleh bahwa status gizi dengan kategori Kurus
5 orang (9,6%), sangat kurus1 orang (1,9%), normal 26 orang (50,0%), gemuk
Berdasarkan hasil penelitian terlihat pada tabel 4.4 diperoleh usia ibu dari
anak Pra sekolah TK Jam’Miatul Muslimin Yapis usia <30 tahun 25 orang (48,1%),
Total 52 100,0
Tabel 4.5 Frekuensi dan persentase pendidikan orang tua di TK Jam’Miatul
Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
Sumber : Data primer (2018)
38
tinggi 13 orang (25,0%), SD 1 orang (1,9%), SMP 32 orang (61,5%), SMA 6 orang
(11,6%)
Total 52 100,0
Sumber : Data primer (2018)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 Status pekerjaan orang tua sebagai
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 Hasil pendapatan orang tua
Tabel 4.8 Frekuensi dan persentase jumlah anggota anak dalam keluarga
orang tua dari anak di TK Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang
Bulan Perumnas 4
Total 52 100,0
Sumber: Data primer (2018)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 Hasil Jumlah anak diperoleh <3
Total 52 100,0
Sumber: Data Primer (2018)
tabel 1.8.
40
Tabel 4.10 Hubungan jenis kelamin dengan status gizi pada anak pra sekolah
di TK Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4
tahun 2018
Jenis Status gizi Total P
kelamin Value
kurus Sangat normal Gemuk Sangat
Kurus gemuk
N % N % N % N % N % N %
Laki – 2 7,1 1 3,6 13 46,4 5 17,9 7 25,0 28 10
laki 0 0,436
Peremp 3 12,5 0 0 13 54,2 6 25,0 2 8,3 24 10
uan 0
Total 5 9,6 1 1,9 26 50,0 1 21,2 9 17,3 52 10
1 0
Sumber : Primer (2018)
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan
ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan status gizi pada
tabel 4.11
Tabel 4.11 Hubungan usia dengan status gizi pada anak pra sekolah di TK
Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan Perumnas 4 tahun 2018
5%, diperoleh pValue 0,675 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan status gizi pada anak pra sekolah.
Tabel 4.12 Hubungan usia orang tua dengan status gizi anak pra sekolah di TK
Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan perumnas 4
hubungan yang signifikan antara usia orang tua dengan status gizi
Tabel 4.13 Hubungan pendidikan orang tua dengan status gizi anak pra sekolah
di TK Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan perumnas 4
Hasil uji statistik dengan α =5%, diperoleh pendidikan orang tua pValue 0,742
sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan
0
Tabel 4.14 Hubungan pendapatan orang tua dengan status gizi anak pra sekolah
di TK Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan perumnas 4
Tabel 4.15 Hubungan pekerjaan orang tua dengan status gizi anak pra sekolah
di TK Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan perumnas 4
Hasil uji statistik dengan α = 5%, diperoleh pekerjaan orang tua pValue
0,424 sehingga dapat disimpulkan tida ada hubungan yang signifikan antara
pekerjaan orang tua dengan status gizi pada anak pra sekolah.
Tabel 4.16 Hubungan jumlah anak dengan status gizi anak pra sekolah di TK
Jam’Miatul Muslimin Yapis Padang Bulan perumnas 4
44
tua pValue 0,184 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara jumlah anak orang tua dengan status gizi pada anak
pra sekolah.
orang tua pValue 0,801 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
45
signifikan antara pengetahuan orang tua dengan status gizi pada anak pra
sekolah.
BAB V
PEMBAHASAN
Muslimin yapis adalah usia 4-6 tahun 100 % ; Jenis kelamin laki-laki
(tabel 4.2) terlihat bahwa usia peneltian ini adalah usia 4-6 tahun
sebanyak 52 siswa yang terdiri dari usia 4 tahun 6 orang (11,5%), 5 tahun
gender yang didapat sejak lahir yang di bedakan laki-laki dan perempuan.
masa suatu negara pada masa yang akan dating, pertumbuhan anak dimulai
dari bayi, balita, remaja hingga dewasa. Dalam tingkatan itu perlu bagi
gizinya. Kebiasaan makan anak yang baik dari orang tua akan diikuti oleh
anak, dan kebutuhan gizi anak harusnya lebih diperhatikan juga saat anak
mulai memasuki dunia pendidikan play group dan TK. Anak-anak dengan
45
46
dengan anak pra sekolah dan salah satu masalah gizi yang mengenai anak
pra sekolah
(9,6 %) dan sangat kurus 1 orang (1,9%), gemuk 11 orang (21,2%) dan
(Kg)/TB (m). Berat badan adalah salah satu parameter antropometri yang
sangat labil dan dapat memeberikan gambaran masa tubuh. Dalam keadaan
komsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang
yang didapat melihat status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu.
badan, serta relatife kurang sensitif untuk menilai masalah kekurangan gizi
orang tua anak prasekolah adalah >30 tahun 27 orang (51,9%). Menurut
Depkes 2008, usia adalah masa hidup dengan pembulatan kebawah atau
usia pada waktu ulang tahun. Usia orang tua di dapatkna >30 tahun 27
perguruan tinggi 13 orang (25,0 %), SD 1 orang (1,9 %), SMP 6 orang
(11,5 %) , SMA 32 orang (61,5 %). Hasil penelitian ini sejalan dengan
paling tinggi SMA dan semakin tinggi pendidikan ibu semangkin rendah
prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak. Tingkat pendidikan
orang (41,3 %), PNS 8 orang (15,4 %), wiraswasta 23 orang (44,2%).
seimbang dan bergizi pada anaknya, sebab tanpa diberi jaminan makanan
yang bergizi yang benar maka anak akan mengalami gizi kurang.
-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan kehidupan
mempengaruhi status gizi pada anak, jika orang tua memiliki pendapatan
yang lebih besar maka cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan
tua juga tergantung pada jenis pekerjaan sehingga pendapatan orang tua
relatife besar.
jumlah anak < 3 anak sebanyak 37 orang (71,2 %). Karena anak dalam
selain kurang nya kasih sayang juga kebutuhan primer kurang seperti
asupan makanan yang cukup terhadap anaknya. Namun hal tersebut dapat
( Kharomah,2013 ).
anak laki – laki. Penelitian ini selaras dengan penelitian Wati (2007)
status gizi ( sangat gemuk) lebih tinggi pada yang jenis kelamin laki-
ada hubungan bermakna antara jenis kelamin anak dengan status gizi.
karakteristik anak yang ikut memberi peran dalam penentuan status gizi
malnutrisi kurang lebih banyak ditemukan anak anak jenis kelamin laki-
lebih banyak.
badan. Oleh karena itu, pada masa prasekolah wajar jika tidak
hal kebutuhan asupan gizi antara anak laki – laki dan permpuan pada
malnutrisi lebih ( gemuk) pada anak pra sekolah lebih tinggi usia 6
ada hubungan bermakna antara usia anak dengan status gizi. Hasil ini
52
lebih aktif, dan anak lebih senang bermain dengan teman sebayanya.
Bermain memang hak anak dan manfaat bermain untuk anak usia dini
dengan baik. Bila anak terlalu aktif namun tubuhnya tidak mendapat
asupan gizi yang cukup, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan
dan terlihat kurus. sehinggan tidak ada hubungan yang bermakna antara
usia dengan status gizi pada anak karena pada masa ini anak belajar
banyak dari lingkungannya dan pada usia ini anak sudah dapat memilih
( gemuk dan sangat gemuk) lebih tinggi pada usia < 30 tahun status gizi
gemuk 22,2% dan sangat gemuk 18,5 %. Hasil dari Chi square di
usia ibu dengan status gizi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Batikaka,
(2011) melaporkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan pola
asuh anak.
53
memiliki pemahaman yang cukup tentang perawatan anak. Hal ini dapat
keluarga.
lebih (gemuk dan sangat gemuk) lebih tinggi pada ibu yang berumur
<30 tahun ini dapat terjadi karena terkadang umur tidak menjamin
pemahaman ibu serta perilaku makan anak. Dan ada juga ibu yang
remaja masih memilikin tuntutan keinginan atau masih focus pada diri
dalam memberikan makanan yang bergizi pada anak sehari 3 kali sehari
gizi.
bergizi untuk anak dan keluarga sehari-hari. Selain itu, juga karena
gizi. Hal tersebut bahwa pendidikan yang tinggi tidak selalu diikuti
gizi, sehingga dapat terwujudnya pemberian gizi pada anak yang baik
dan teratur.
nutrisi lebih ( gemuk dan sangat gemuk ) pada siswa yang orang tuanya
bermakna anatar status pekerjaan orang tua dengan status gizi. Hal ini
Hal ini karena ibu yang bekerja tidak mempunyai banyak waktu
untuk mencari nafkah akan memiliki biaya hidup yang lebih sedikit
dan sangat gemuk ) lebih tinggi pada orang tua yang berpendapatan
<2.800.000, status gizi gemuk 24,0% dan sangat gemuk 24,0% dan
tercukupi. Tetapi dalam penelitian ini terdapat Status gizi mal nutrisi
lebih (gemuk dan sangat gemuk) ditemukan pada siswa yang orang
yang diinginkann.
( sangat gemuk) didapatkan pada orang tua yang memiliki <3 anak
sebangak 24,3% dan orang tua yang memiliki lebih dari 3 anak
kebutuhan anak yang lebih muda. Selain itu kemungkinan orang tua
hari relatife semakin sulit. Hal ini menyebabkan kualitas pangan yang
masa depan anak akan terjamin dan memperhatikan asupan gizi yang
diberikan.
nutrisi lebih (gemuk dan sangat gemuk) lebih tinggi pada orang tua
gizi.
59
hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi maka hal ini di
yang memiliki pengetahuan baik, belum tentu status gizi baik pula.
terutama untuk anaknya. Selain itu juga orang tua lebih mudah
pengetahuan zat-zat gizi dan bahan makanan yang bergizi belum tentu
jajan dan memilih makanan yang dia inginkan. Sekalipun orang tua tau
makanan yang dipilih oleh anak akan berdampak pada kesehatan anak
pengukuran berat badan pada anak TK, dilakukan tanpa mengurangi berat
keterampilan dasar, perawat menjelaskan apa yang kurang di mengerti oleh klien
menerapkan prinsip dan metode penelitian. Penelitian ini bermanfaat untuk ilmu
tersebut.
61
juga termasuk keperawatan yang cepat, efesien dan efektif menjadi tuntutan
masyarakat modern saat ini, masyarakat menjadi semakin familiar dengan media
menjadi harapan akan layanan kesehatan melalui media informasi canggih sperti
informasi tentang asupan status gizi pada anak. Perawat di anggap sebagai salah
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
6.1.1. Hasil penelitian karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin dan usia anak
6.1.2. Hasil penelitian status gizi terbanyak yaitu berstatus normal 26 orang
6.1.3. Hasil penenlitian karakteristik orang tua menurut usia ibu terbanyak >30
6.1.4. Ada hubungan bermakna antara usia ibu dengan status gizi anak
prasekolah.
6.1.5. Tidak ada hubungan antara jenis kelmain anak,usia anak, pendidikan
pengetahuan orangtua.
64
65
6.2 Saran
6.2.1. Bagi peneliti
lainnya.
gizi dan meneliti lebih dalam pengetahuan orang tua terhadap gizi
seimbang.
Allender, J.A & Sradley, B.W. (2005). Community health nursing. Promoting and
protection the public’s health. (sixth edition). USA. Lippincot Williams &
Wilkins
66
67
Harris, C.V, Bradlyn, A.S, Coffman, J, Gunel, E and Cottrell, L. (2008). BMI-based
body size guides for women and men:development and validation of a novel
pictorialmethod to assess weight-related concepts. International Journal of
Obesity (2008) 32, 336-342.
Harsono, A. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit ed, 2. Jakarta: EGC
Hastono, S.P. (2007).Analisis data kesehatan: Basic data analisis for health research
training. FKM UI. Tidak diterbitkan.
Hidayat, A. (2010). Perkembangan anak dan pertumbuhan anak . Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika. Hal : 53, 140 - 3.
Hockenberry & Wilson. 2009. Perkembangan anak usia prasekolah. Jakrata:pustaka
Kurniasih, D, Hilmansyah, H, Astuti M.P, Imam, Saiful. (2010). Sehat dan Bugar
Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Gramedia
Lesiapeto, M.S., Smuts., SM, Hanekom., Plesisi, J.Du, at al (2010), Risk factors of
poor antropometric status in children under fiveyeraof age living in rural
districs of the Eastern Cape and KwaZulu- Natal Provinces, South Africa,
68
http://docs.google.com/viewer?a=a=v&g=cache:Oa7U-YyBXxkj, diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
Mansur. 2011. Anak usia prasekolah. Jakarta: pustaka
Merisya. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentanga Status Gizi Dengan
Kejadian Obesitas Anak Di SD Islam Al-Azhar 32 Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas
Miller, J.E Dan Rodgers, Y.V. (2009). Mothers’education and Nutritional Status:
New Evidence From Cambodia. Asian Development Review,vol.26.no.1 pp-
131-165. www.adb.org/docomens/periodicals/ADR.../ADR.vol26_Miller.pdf.
diproleh tanggal 20 Januari 2011. Asian Developmnetn Bank.
Miller, J.E Dan Rodgers, Y.V. (2009). Mothers’education and Nutritional Status:
New Evidence From Cambodia. Asian Development Review,vol.26.no.1
pp131-165.
www.adb.org/docomens/periodicals/ADR.../ADR.vol26_Miller.pdf. diproleh
tanggal 20 Januari (2011). Asian Developmnetn Bank.
Muaz, S.S., Hasan M,R., Shahim, S.A., Dev, A et al (2010). Nutritional statues of 1-5
years children of the tea workers in sylhet division,
www.banglajol.infolindex.php/BJC/article_/download1569614457 diperoleh
tanggal 20 Januari 2010. Bangladesh J Child Health 2010; Vol 34 (1) hlm 11-
16.
Muaz, S.S., Hasan M,R., Shahim, S.A., Dev, A et al (2010). Nutritional statues of 1-5
years children of the tea workers in sylhet division,
www.banglajol.infolindex.php/BJC/article_/download1569614457 diperoleh
tanggal 20 Januari 2010. Bangladesh J Child Health 2010; Vol 34 (1) hlm 11-
16.
Nasrullah. 2014 Etika dan Hukum Keperawatan Mahasiswa dan praktik
Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
Nelson, K. E & William, C. M. (2007). Infectious diseases epidemiolody. Theory
and Practice. (Second Edition). Canada. Jones and Bartlett Publisher.
Nelson, K., William, C.M., Graham, N.M.H. (2005). Infectious diseases
epidemiology. Theory & Practice. Canada. Jones and Bartlett Publisher.
Notoadmodjo. S. (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Notoadmojo.S. (2012). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Potter, P.A dan Perry,A.G. (2009). Fundumental of Nursing buku edisi 1
Puspitawati, H., & Setioningsih, S. S. (2011). Fungsi pengasuhan dan interaksi dalam
keluarga terhadap kualitas perkawinan dan kondisi anak pada keluarga. Jurnal
Ilmu Keluaga dan Konsumen
69
WHO. (2006). Community health workers: what do know about them?. The state of
the evidence on programs, activities, costs and impact on health outcomes of
using community health wokkers.
WHO. The growth chart standard [Internet]; (2012). [Cited 2012, February 20];
Available from: http://www.who.int/childgrowth/standards
Widiyaningsih, Ratna. 2006. Hubungan antara Karakteristik Anak dan Orang tua
dengan Konsumsi Makan Pagi pada Anak Usia Pra Sekolah (4-6 Tahun) Di
TK Barunawati II Jakarta Barat Tahun 2006. UIWahyuningsih, U. 2004.
Gambaran Kebiasaan Makan Pada Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun) Di TK
Patra II dan TK Al Wildan. UI
Wong D. L., H. M. (2008). wong's nursing care of infants and children. Mosby
Company,St Louis Missouri.
Wulan Savitri. (2015). Hubungan Body Image, Pola Komsumsi Makanan dan
aktivitas fisik dengan status gizi anak. Jakarta 2015. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
70