Anda di halaman 1dari 17

UJIAN TENGAH SEMESTER METODE PENELITIAN KUALITATIF

Tagline Bukan Basa-Basi yang Digunakan Oleh Iklan Rokok Sampoerna A Mild Dalam Membangun Brand Image Produk Rokok Tersebut

Disusun Oleh: Astrini 09/280692/SP/2323

A. LATAR BELAKANG

Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Paul Copley mengungkapkan bahwa advertising is by and large seen as an art the art of persuasion and can be defined as any paid for

communication designed to inform and/ or persuade. Dimana iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk meninformasikan dan atau membujuk. Dari beberapa pengertian diatas, pada dasarnya iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan. Proses pemilihan kata-kata dalam iklan merupakan proses kreatif. Dimana para pembuat iklan harus dapat menciptakan istilah-istilah atau katakata baru yang digunakan dalam pembuatan iklan agar mengena pada emosi pembaca pendengarnya atau merka dapat mengolah dari isu-isu yang berkembang dalam masyarakat untuk menciptakan suatu trend baru, sehingga

kata-kata yang digunakan dalam iklan tersebut dianggap penting dan menimbulkan image tersendiri. A Mild merupakan salah satu brand rokok yang diproduksi oleh Sampoerna, yang begitu tajam mengangkat berbagai isu publik ke dalam iklaniklannya. Setelah mengusung tema How Low Can You Go ditahun 1990-an, A Mild mengangkat tema Bukan Basa-Basi sebagai tagline yang diangkat dalam campaignnya. How Low Can You Go berhasil mereduksi konsumen rokok di

Indonesia. Hal ini terbukti dengan penetrasi produk ini yang mulai berjalan. Lalu positioning How Low Can You Go ini berusaha diperkuat lagi dengan tagline Bukan Basa Basi . Terdapat berbagai macam iklan berisi kata-kata bijak penuh makna yang berada dibawah payung besar Bukan Basa Basi . Seluruh eksekusi dari baliho maupun print ad Bukan Basa Basi tidak

berhubungan sama sekali dengan atribut produk A Mild sendiri. Beberapa yang cukup unik adalah print ad dengan foto simpanse hitam putih dan bertuliskan Siapa Bilang Enak Jadi Manusia. Bukan Basa Basi . Tema lain yang diangkat adalah Mau Hidup Enak, Usaha. Bukan Basa Basi . Masih terdapat banyak eksekusi iklan dengan tagline Bukan Basa-Basi yang membuat audiens iklan, baik merka yang paham marketing dan advertising maupun konsumen awan, bertanya-tanya mengenai arti Bukan Basa Basi . Dari iklan-iklan tersebut, dapat dirasakan bahawa arti dari Bukan Basa-Basi tersebut menandakan bahwa A Mild sebagai sebuah rokok mild memang bukan basa basi. Sehingga dia merupakan produk rokok mild dengan kadar tar dan nikotin yang rendah. Selain itu Bukan Basa-Basi juga menandakan bahwa pesan yang diangkat dalam iklan-iklannya bermakna sebenarnya. Contohnya adalah seperti yang telah diungkapkan diatas, Hidup Enak, Usaha. Bukan Basa Basi . Artinya, Seseorang memang harus berusaha keras dahulu apabila ingin hidup enak.

Pada kenyataannya, seorang awam marketing pun mengerti bahwa makna pertama adalah jauh dari apa yang dipikirkan konsumen. Sehingga yang muncul adalah kesan bahwa Bukan Basa Basi adalah tema iklan yang tidak mempunyai kesinambungan dengan rokok sendiri. Hal ini berdampak positif dalam perkembangannya karena dalam perjalanannya, A Mild tidak hanya dikenal masyarakat sebagai rokok mild yang enak, tetapi A Mild juga dikenal oleh awam sebagai merk yang berjalan di luar kelaziman dalam iklan-iklannya. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti mengenai bagaimana tagline Bukan Basa-Basi oleh iklan rokok A Mild dalam membangun brand image produk rokok tersebut. A. Rumusan Masalah Bagaimana tagline yang digunakan oleh iklan rokok A Mild dalam membangun brand image produk rokok tersebut. B. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi bagaimana tagline yang digunakan oleh iklan rokok A Mild membangun brand image produk rokok tersebut.

C. Kerangka Pemikiran 1. Iklan, Elemen, dan Jenis-jenisnya Iklan mengalami perkembangan dari masa ke masa, dan tanpa disadari iklan menjelma sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Biasanya, iklan memiliki dua elemen yaitu copy dan ilustrasi1. Copy adalah kata-kata baik cetak ataupun lisan yang menyampaikan pesan dengan tujuan membujuk. Sedangkan ilustrasi merupakan gambar baik yang dilukis maupun digambar atau berupa foto. Mayoritas iklan mengandung kombinasi copy dan ilustrasi, besarnya perbandingan tergantung bagaimana keinginan pengiklan yaningin menampilkan pesannya. Terdapat beberapa jenis iklan yang biasanya terdapat dalam periklanan antara lain adalah:

a.Standard Advertising Motif dari jenis ikkan ini adalah untuk menjual dan merancang sesuatu yang dapat memberikan kuntungan dalam penggunaannya oleh pembeli baik itu yang merupakan barang atau jasa. Keputusan sebagai salah satu bentuk pesan dari iklan itu sendiri adalah dimana kita akan mengunakannya, di media mana iklan itu akan dimuat dan seberapa sering iklan itu akan ditayangkan. Biasanya keputusan-keputusan ini dibuat oleh perusahaan atau distributor yang membuat iklan, dimana merka bekerjasama dengan salah satu agen periklanan. Perhitungan waktu dan ruang, lama waktu pengerjaan, timing munculnya iklan, penempatan dan lokasi harus diperhitungkan dalam pembuatan keputusan.

b. Public Service Advertising (Iklan Layanan Masyarakat) Iklan ini bertujuan membantu organisasi dan permasalahan sosial. Waktu dan ruang yang digunakan dalam iklan ini adalah bebas biaya sebagai pelayanan untuk masyarakat, baik itu cetak maupun menggunakan media

www.edu;8080/~taflinge/advant.html

siaran radio. Kebanyakan iklan layanan masyarakat berusaha memberikan sumbangan berupa waktu atau uang untuk perusahaan non profit (tidak mencari keuntungan). Misalnya, sumbangan untuk organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) sebagian besar diterima melalui iklan layanan masyarakat.

c. Social Responsibility Advertising Iklan yang mengajak kita untuk bertindak secara tanggung jawab merupakan pesan yang masuk dalam kategori Social Responsibility Advertising. Iklan-iklan ini kadang disponsori oleh salah satu perusahaan atau suatu organisasi public relation yang mewakili perusahaan tertentu.

d. Counter-Advertising Merupakan salah satu jenis iklan kontroversial karena iklan ini secara langsung menentang suatu produk atau jasa yang jarang terlihat dalam suatu skala nasional. Tetapi industri dan publik melihat hal ini sebagai suatu gebrakan yang signifikan dan perlu diperbincangkan. Iklan jenis ini membuat konsumen akan berpikir lagi dalam membeli produk tersebut. Beberapa counteradvertising yang muncul dipermukaan antara lain adalah: bahaya merokok, bahaya global warming, dan lain-lain.

e. Corrective Advertising Jenis iklan ini biasanya dibuat untuk mengkoreksi suatu berita atau iklan yang beredar dengan beberapa hal yang tidak benar. Dengan adanya pemberitaan seperti ini makan konsumen akan lebih mengerti tentang suatu produk.

f. Advocacy Advertising Sangat erat hubungannya dengan counter-advertising, namun bertjuan untuk mencegah terjadinya beberapa kondisi yang sudah berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat umum.

g. Image Advertising Iklan ini berisi penerimaan akan produk yang baik dan bermutu, moral pekerja yang berkualitas, serta penggambaran bagaimana proses kerja yang dapat menghasilkan suatu produk yang benar-benar dapat dipercaya oleh masyarakat.

h. Municipal Advertising Biasanya digunakan sebagai promosi sebuah kota atau tempat-tempat yang menarik untuk dijadikan tempat tinggal maupun tempat kerja. Jenis iklan ini digunakan untuk mendiskripsikan secara detail tentang apa saja yang terdapat di dalam kota atau tempat tersebut. Jika dilihat dan diamati, iklan-iklan A Mild yang dikemas dalam bentuk baliho dan print ad dengan tagline Bukan Basa-Basi ini merupakan iklan berjenis Social Responsibility Advertising dimana, iklan-iklan yang disajikan, mengajak kita untuk bertindak secara tanggung jawab dan berfikir lebih panjang dan cerdas dalam menanggapi segala sesuatu. Mengapa iklaniklan A Mild tidak termasuk dalam Standard Advertising? Karena iklan-iklan tersebut menawarkan content yang lebih dari sekedar menjual suatu produk. Selain itu, unsur rokok bukan menjadi mayoritas dari content iklan-iklan tersebut.

2. Fungsi dan Pengaruh Tagline Bukan Basa-Basi Dalam Iklan A Mild Seperti yang diungkapkan Laswell, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang mempunyai efek tertentu.2 Dengan berkomunikasi, orang dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan informasi.Sedangkan pesan adalah sesuatu materi yang dimiliki oleh sumber untuk dibagikan kepada orang lain. Bentuknya berupa sebuah gagasan yang diterjemahkan ke dalam simbolsimbol yang dipergunakan untuk menyatakan suatu maksud tertentu.3 Dewasa ini, hampir sebagian besar kehidupan manusia dilakukan dengan kegiatan bekomunikasi. Begitu pula dalam dunia periklanan. Pesanpesan yang ingin disampaikan oleh produsen harus dapat dikemas untuk kemudian di komunikasikan secara menarik. Pesan-pesan tersebut berupa kata-kata, yang mana kata-kata tersebut dalam periklanan baik itu yang ditulis maupun diucapkan memegang peranan penting. Ketika kita memilih untuk menggunakan kata-kata, pertimbangan utama adalah bagaimana dapat memberi kesan dan pengaruh yang besar pada konsumen. Jika kata-kata yang kita pilih tidak berkesan dan tidak dapat mempengaruhi konsumen, maka katakata itu tidaklah ada manfaatnya. Salah satu cara untuk memudahkan masyarakat dalam mengenal dan terpengaruh oleh sebuah merk adalah dengan menggunakan tagline. Tagline merupakan kalimat yang singkat sebagai penutup teks inti yang meyimpulkan secara singkat tujuan dari komunikasi suatu iklan, unsur humor sering kali dimasukkan dalam sebuah tagline. Tagline juga dipakai utuk mengasosiasikan sebuah brand atau perusahaan di benak konsumen. Sebuah tagline harus dibuat dengan memahami produk insight dan consumer insight. Setelah proses
2 3

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Karya, (Bandung:1990), hal 13 Alo Liliweri, Komunikasi Massa dalam Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti, (Bandung:1991), hal 25.

tersebut dilewati munculah product positioning . Tagline yang kuat akan membantu suatu merk dalam meningkatkan awareness, memperkuat strategi positioning dari merk tersebut. Dengan menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah di ingat maka tagline sudah dapat mewakili bagian yang penting dari asosiasi yang ingin dikembangkan oleh suatu produk. Tagline dapat digunakan untuk membantu mengkomunikasikan titik pembeda dari pesaing, dapat berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi maupun agar konsumen tidak bosan. Penggunaan tagline juga harus mudah diingat baik secara ukuran, warna, jenis huruf yang ditampilkan. Melalui tagline konsumen dipikat dan mengingat kembali didalam benaknya terhadap suatu merk tertentu sehingga top of mind nya adalah merk tersebut. Dalam iklannya yang ber-tagline Bukan Basa-Basi , A Mild mencoba menawarkan pesan, yang disampaikan dalam iklan cetak tanpa unsur basabasi. Kata-kata yang disampaikan begitu tajam dalam mengangkat berbagai isu publik ke dalam iklan-iklannya. Contoh dari iklan-iklan tersebut antara lain adalah: Yang Lebih Muda yang Gak Dipercaya , Kalo Gue Dingin Kenapa Lo Yang Panas , Harusnya Gampang, Dibikin Susah , Taat Cuma Kalau Ada Yang Ngliat , Masih Banyak Celah Kok Nyerah , Yang Lemah Kadang Engga Mau Ngalah , dan Siang Dipendam, Malam Balas Dendam . Didalam situasi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang tidak menentu di Indonesia saat ini, hadir fenomena baru yakni munculnya ribuan iklan rokok A Mild. Apabila ditelisik lebih mendalam, masing-masing kalimat yang ditawarkan dalam campaign Bukan Basa-Basi selalu menyimpan arti tersendiri, dan beberapa merupakan sindiran akan fenomena sosial yang terjadi. Sajian iklan yang dihadirkan tidak memperlihatkan adanya hubungan antara pesan-pesan yang disampaikan dengan produk yang dipasarkan, sesuatu yang terlihat janggal dalam dunia iklan pada umumnya. Tampilan iklan A Mild, dikaji dengan pendekatan

linguistik, yaitu teori semiotik, suatu teori yang berasal dari teori kebahasaan. Pesan dalam iklan (baik teks maupun gambar) dapat dibaca sebagai tanda atau sekumpulan tanda. Antara penanda (bentuk) dan petanda (makna) dalam tampilan iklan A Mild terlihat tidak terlihat hubungan yang ideologis dan mapan, namun justru ironis dan terlihat semaunya. Tampilan iklan A Mild tampak memadukan pula aspek-aspek kehidupan yang berkembang di saat itu, sehingga teks (karya post-modern) bukan lagi karya yang menghasilkan makna yang tunggal, melainkan sebuah ruang yang multidimensional yang didalamnya memang tercampur-aduk dan berinteraksi berbagai macam persoalan. Iklan ini mengindikasikan pula penggunaan salah satu bahasa estetika postmodern yaitu parodi. Namun, keunikan yang terkandung dalam iklan-iklan tersebut nyatanya malah menarik minat pasar. Kemasan dari iklan yang ditawarkan oleh A Mild sendiri selalu eye chatching, menarik, dan tepat komposisinya, perlahan seperti membangun sebuah tembok gengsi dimana nantinya konsumen dari A Mild ini sendiri akan mendapatkan prestige dihadapan orang lain ketika ia mengkonsumsi produk A Mild. A Mild berhasil membangun brand image melaluji iklan-iklan dengan tagline Bukan Basa-Basi nya karena secara

otomatis iklan-iklan tersebut mengandung kesan dinamis, berjiwa muda, dan berbeda. Salah satu persoalan yang sentral dalam masalah ini adalah bagaimana cara khalayak dalam mengolah informasi dan menyusunnya dalam sistem kognitif, karena seperti yang telah penulis uraikan tadi bahwa kalimat-kalimat yang disajikan dalam iklan A Mild dengan tagline Bukan Basa-Basi tadi merupakan iklan yang membutuhkan waktu beberapa lama untuk dipahami. Dalam penelitian kali ini peneliti menilai bahwa Teori Elaborasi dapat lebih menggambarkan bagaimana interpretasi dan persuasi yang terjadi kepada

masing-masing

individu,

dalam

hal

ini

konsumen.

Teori

Elaborasi

dikembangkan oleh Richard Petty dan John Ciaoppo teori ini merupakan teori persuasi karena teori ini mencoba untuk memprediksi kapan dan bagaimana seseorang akan atau tidak akan terbujuk oleh sebuah pesan, sehingga pihak yang memproduksi iklan dapat menentukan media planning dan media placement yang tepat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dapat kita lihat, orang tergelitik dengan tampilan gambar dan tulisan iklan A Mild yang berkesan bombastis. Iklan A Mild membuat orang merekareka, bertanya-tanya dan menjawab sendiri sebatas yang dia tahu dan mengerti dari pembacaan iklan itu. Orangpun menjadi penasaran karena iklan tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan langsung antara gambar dengan tulisan atau keterangan gambar, apalagi dengan rokok. Dengan begitu terbukti Teori Elaborasi adalah suatu hal yang penting dalam menentukan cara untuk membangun brand image sehingga dapat mempengaruhi calon konsumen.

3. Isi Pesan Dalam Iklan Diperlukan beberapa hal yang perlu dikaji agar pesan yang dibuat sesuai dengan tujuan komunikasi yang ditetapkan dalam menyampaikan pesan. Harus terdapat strategi dalam menyusun pesan. Dalam menyusun strategi, hal yang paling utama agar pesan dapat benar-benar sampai pada tujuan adalah bahwa pesan harus menarik perhatian konsumen. Beberapa syarat untuk

keberhasilan pesan diajukan Wilbur Scrahmm dalam beberapa hal yaitu: a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu menarik sasaran yang dituju.

b. Menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga kedua pengertian itu bertemu. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi sasaran dan

menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan. d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberi jawaban yang dibutuhkan. Salah satu teks iklan A-Mild,"Susah Jadi Manusia" dapat dibaca sebagai suatu kritik yang sangat berani kepada para perusuh dan penjarah yang pernah menggegerkan Indonesia khususnya Ibu Kota, yang digambarkan dengan gambar simpanse. Perbuatan mereka (perusuh dan penjarah) tidak bisa lagi disamakan dengan perbuatan simpanse-simpanse biasa, tetapi sudah merefleksikan perbuatan monyet besar yang tidak segan-segan memangsa manusia. Dapat ditarik kesimpulkan bahwa pengiklan tidak menyalahkan pihak-pihak tertentu dalam kondisi tersebut, tetapi pengiklan hanya ingin menjelaskan bahwa cita-cita ingin menjadi manusia itu amat sulit direalisasikan. Dibutuhkan otak yang jernih dan cemerlang untuk memilih suatu tindakan. Padat dan penuh makna. Dua sifat tersebut merupakan sifat yang paling tepat dalam menggambarkan Bukan Basa-Basi . Tanpa perencanaan dan penyampaian pesan yang tepat, tentunya tidak akan menghasilkan iklan-iklan tersebut dan memenuhi kebutuhan mengkonsumsi iklan bagi target yang ingin disasar. Dewasa ini, pola hidup masyarakat khususnya Indonesia mudah sekali ditebak. Hal ini memudahkan pembuat iklan dalam menentukan tanda-tanda untuk mempertemukan pertemuan antara maksud serta tujuan dari iklan dan

calon konsumen. Begitupun yang tertuang dalam iklan A Mild khususnya yang bertagline Bukan Basa-Basi . Semua kalimat yang tertuang pada iklan-iklan tersebut merupakan refleksi dari permasalahan-permasalah yang terjadi disekitar masyarakat, sehingga dengan membaca kalimat-kalimat itu, masyarakat akan merasa tersentil, dan tentunya membangkitkan motivasi untuk bertindak, berfikir, dan berperilaku lebih bermutu. Tanpa disadari, halhal tersebut tentu akan memudahkan para calon konsumen untuk menunaikan kewajiban yang harus ia lakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana mestinya. Begitu dalam makna dari tagline sebuah iklan, dimana tagline tersebut dapat mempengaruhi perilaku mengkonsumsi produk dan pola pikir calon konsumen secara mendalam.Tentu saja, hal tersebut harus didukung oleh makna dari isi pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah iklan.

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Sifat dan Pendekatan Penelitian Melalui penelitian ini, penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai suatu fenomena sehingga memiliki sifat menjelaskan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan observasi partisipasi, dimana peneliti tidak ikut ambil bagian dalam objek yang diteliti. Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis isi pesan yang terdapat dalam produk print ad dan baliho sebagai bagian dari output komunikasi4. Dalam menganalisis teks, peneliti melakukan observasi secara tidak langsung, yaitu meneliti dengan pengamatan dan pencatatan pada gejala yang nampak pada
Lawrence R. Frey, Investigating Communication, An Intoduction to Research Method, Prentice-Hall Inc, (New Jersey:1991), hal. 205
4

obyek penelitian yang pelaksananya tidak secara langsung pada saat fenomena terjadi.

2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian, penulis memerlukan kemampuan menggunakan caracara pengumpulan data yang relevan, sehingga teknik pengumpulan data yang tepat akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah dari penelitian ini. Teknik yang digunakan adalah: a. Pengamatan objek Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengamati secara rutin iklan-iklan produk rokok dalam baliho dan print ad. Secara ekonomi, teknik ini tidak memakan biaya yang besar tetapi tidak berpotensi mengurangi tingkat kecermatan dalam mengamati objek penelitian. b. Studi dokumenter dan pustaka Teknik ini merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan yang tertulis yang

berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, data kepustakaan maupun artikel pada situs internet yang akan digunakan sebagai acuan dalam mengkonstruksi kerangka pemikiran dalam proses analisis.

3. Teknik penentuan sampel penelitian Iklan-iklan produk rokok mild dalam baliho dan print ad, akan ditentukan dengan fix sampling. Artinya sampel ditetapkan secara selektif dan pasti, bukan random dan acak. Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk

meneliti bagaimana tagline membangun brand image, maka iklan yang dipilih adalah iklan produk rokok mild yang sedang bersaing.

4. Teknik Analisis Data Proses komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang didalamnya mencakup makna-makna. Hal ini tidak terlepas dari studi media massa yang merupakan suatu studi tentang makna yang diungkapkan oleh tiap individu atau khalayak umum untuk memperoleh suatu pengertian akan pesan yang dimaksud. Pada intinya penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana tagline membangun brand image dalam baliho dan print ad. Bedasarkan inti dari penelitian tersebut, maka penelitian ini tergolong pada penelitian isi pesan. Dengan demikian untuk mengidentifikasi bahasa klaim iklan peneliti akan menggunakan Analisis Isi sebagai teknis analasis data. Dalam analisis ini sangat mementingkan peneletiannya bekerja menggunakan pendekatan yang teorotis. Kunci dari pendekatan teoritis ini menginformasikan analasis isi yang meliputi linguistik dan ilmu kognitif. Pendekatan linguistik untuk analisis isi memfokuskan analisis pada teks ditingkat unit linguistik, yang berbentuk unit klausa tunggal. Pendekatan penentuan dari ilmu kognitif meliputi pembuatan peta keputusan dan modelmodel mental. Pembuatan peta keputusan mewakili hubungan antara ide, kepercayaan, sikap, dan ketersediaan informasi untuk penulis ketika membuat sebuah keputusan di dalam sebuah teks. Hubungan ini dapat dihadirkan sebagai logika, inferemsial, causalm sequential, dan hubungan

matematika.Model mental merupakan kelompok atau jaringan konsep yang saling berhubungan dengan kesadarn atau sub kesadaran persepsi realitas.

Model mental merupakan pendekatan yang lebih spesifik untuk pemetaan karena dapat diurut secara numeric dan dianalisis secara grafik. Konsep tagline dan representasi merupakan dua hal yang penting untuk dipahami. Dalam hal ini adalah mengenai representasi tagline dalam pesan iklan baliho dan print ad Samporna A Mild Bukan Basa-Basi secara

keseluruhan. Agar penelitian ini dapat dikerjakan secara terarah dan sistematis, maka pertanyaan harus diidentifikasi secara tepat karena pertanyaan merupakan sesuatu yang penting, karena dapat menunjukkan dimana kita harus menguraikan dan mengapa. Tanpa berfokus pada suatu pernyataan, maka tipe konsep dan option keterbukaan untuk interpretasi akan tak terbatas dan ini menyebabkan penganalisaan mengalami kesulitan.

Daftar Pustaka

Onong Uchjana Effendy (1990), Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Karya. Alo Liliweri (1991), Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Lawrence R. Frey (1991), Investigating Communication, An Intoduction to Research Method, New Jersey: Prentice-Hall Inc. www.edu;8080/~taflinge/advant.html http://squirrelconsulting.wordpress.com/tag/brand-personality/ http://aidi.blogsome.com/2009/01/10/29/

Anda mungkin juga menyukai